Wanita Itu Mutiara ...
Bagaimana perasaan seorang pria jika dikelilingi banyak wanita? Jika
pertanyaan itu disodorkan kepada saya, maka ungkapan ?bangga?
nampaknya cukup mewakili perasaan saya. Saya senang setiap hari
dikelilingi wanita cantik, shalihah pula. Dan tentu pada saat itu saya
semakin merasa menjadi ?pangeran?. Ups, jangan curiga dulu, karena
wanita-wanita cantik nan shalihah yang saya maksud adalah istri dan dua
anak saya yang keduanya ?kebetulan? wanita. Insya Allah.
Tidak hanya itu, sebelum saya menikah, saya juga lebih banyak disentuh
oleh wanita, yakni ibu karena semenjak usia enam tahun saya memilih
untuk ikut ibu saat ia bercerai dengan ayah. Sebuah naluri kedekatan
anak terhadap ibunya yang tidak sekedar karena telah menghisap ratusan
liter air susu ibunya, melainkan juga ikatan bathin yang tak bisa
terpisahkan dari kehangatan yang senantiasa diberikan seorang ibu
terhadap anaknya.
Karena itulah, dalam hidup saya tidak ingin berbuat sesuatu yang
sekiranya dapat mengecewakan dan melukai seorang wanita. Namun
sikap yang tepat dan bijak harus diberikan seorang pria mengingat wanita
itu terbuat dari tulang rusuk yang bengkok, yang apabila terdapat
kesalahan padanya, pria harus berhati-hati meluruskannya. Terlalu keras
akan mematahkannya, dibiarkan juga salah karena akan tetap pada
kebengkokannya. Meski demikian, tidak sedikit pria harus membiarkan
wanita kecewa demi meluruskan kesalahan itu, toh setiap pria yang
melakukan itu pun sangat yakin bahwa kekecewaan itu hanya sesaat
kerena selanjutnya akan berbuah manis.
Wanita itu ibarat bunga, yang jika kasar dalam memperlakukannya akan
merusak keindahannya, menodai kesempurnaannya sehingga
menjadikannya layu tak berseri. Ia ibarat selembar sutra yang mudah
robek oleh terpaan badai, terombang-ambing oleh hempasan angin dan
basah kuyup meski oleh setitik air. Oleh karenanya, jangan biarkan
hatinya robek terluka karena ucapan yang menyakitkan karena hatinya
begitu lembut, jangan pula membiarkannya sendirian menantang hidup
karena sesungguhnya ia hadir dari kesendirian dengan menawarkan
setangkup ketenangan dan ketentraman. Sebaiknya tidak sekali-kali
membuatnya menangis oleh sikap yang mengecewakan, karena biasanya
tangis itu tetap membekas di hati meski airnya tak lagi membasahi
kelopak matanya.Wanita itu mutiara. Orang perlu menyelam jauh ke dasarnya untuk
mendapatkan kecantikan sesungguhnya. Karenanya, melihat dengan
tanpa membuka tabir hatinya niscaya hanya semu sesaat yang seringkali
mampu mengelabui mata. Orang perlu berjuang menyusur ombak,
menahan arus dan menantang semua bahayanya untuk bisa meraihnya.
Dan tentu untuk itu, orang harus memiliki bekal yang cukup sehingga
layak dan pantas mendapatkan mutiara indah itu.
Wanita itu separuh dari jiwa yang hilang. Maka orang harus mencarinya
dengan seksama, memilihnya dengan teliti, melihat dengan hati-hati
sebelum menjadikannya pasangan jiwa. Karena jika salah, ia tidak akan
menjadi sepasang jiwa yang bisa menghasilkan bunga-bunga cinta,
melainkan noktah merah menyemai pertikaian. Ia tak akan bisa
menyamakan langkah, selalu bertolak pandang sehingga tak memberikan
kenyamanan dan keserasian. Ia tak mungkin menjadi satu hati meski
seluruh daya dikerahkan untuk melakukannya. Dan yang jelas ia tak bisa
menjadi cermin diri disaat lengah atau larut.
Wanita memiliki kekuatan luar biasa yang tak pernah dipunyai lawan
jenisnya dengan lebih baik. Yakni kekuatan cinta, empati dan kesetiaan.
Dengan cintanya ia menguatkan langkah orang-orang yang bersamanya,
empatinya membangkitkan mereka yang jatuh dan kesetiaannya tak
lekang oleh waktu, tak lebur oleh perubahan.
Dan wanita adalah sumber kehidupan. Yang mempertaruhkan hidupnya
untuk sebuah kehidupan baru, yang dari dadanya dialirkan air susu yang
menghidupkan. Sehingga semua pengorbanannya itu layak
menempatkannya pada kemuliaan surga, juga keagungan penghormatan.
Tidak berlebihan pula jika Rasulullah menjadi seorang wanita (Fathimah)
sebagai orang pertama yang kelak mendampinginya di surga.
Untung saya bukan penyanyi ngetop yang menjadikan wanita dan
cintanya sebatas syair lagu demi meraup keuntungan. Sehingga yang
tampak dimata hanyalah wanita sebatas bunga-bunga penghias yang bisa
dicampakkan ketika tak lagi menyenangkan. Kebetulan saya juga bukan
bintang sinetron yang kerap diagung-agungkan wanita. Karena kalau saya
jadi mereka, tentu ?kebanggaan? saya dikelilingi wanita cantik bisa
berbeda makna dengan kebanggaan saya sebagai seorang yang bukan
siapa-siapa.Bagusnya juga wanita-wanita yang mendekati dan mengelilingi saya
bukanlah mereka yang rela diperlakukan tidak seperti bunga, bukan
selayaknya mutiara dan tak selembut sutra. Bukan wanita yang
mencampakkan dirinya sendiri dalam kubangan kehinaan berselimut
kemewahan dan tuntutan zaman. Tidak seperti wanita yang rela diinjak-
injak kehormatannya, tak menghiraukan jerit hatinya sendiri, atau bahkan
pertentangan bathinnya. Juga bukan wanita yang membunuh nuraninya
sendiri sehingga tak menjadikan mereka wanita yang pantas
mendapatkan penghormatan, bahkan oleh buah hatinya sendiri.
Dan sudah pasti, selain tak ada wanita-wanita macam itu yang akan
mendekati lelaki bukan siapa-siapa seperti saya ini, saya pun tentu tidak
akan betah berlama-lama berdekatan dengan mereka, apalagi bangga.
Semoga ?
Bagaimana perasaan seorang pria jika dikelilingi banyak wanita? Jika
pertanyaan itu disodorkan kepada saya, maka ungkapan ?bangga?
nampaknya cukup mewakili perasaan saya. Saya senang setiap hari
dikelilingi wanita cantik, shalihah pula. Dan tentu pada saat itu saya
semakin merasa menjadi ?pangeran?. Ups, jangan curiga dulu, karena
wanita-wanita cantik nan shalihah yang saya maksud adalah istri dan dua
anak saya yang keduanya ?kebetulan? wanita. Insya Allah.
Tidak hanya itu, sebelum saya menikah, saya juga lebih banyak disentuh
oleh wanita, yakni ibu karena semenjak usia enam tahun saya memilih
untuk ikut ibu saat ia bercerai dengan ayah. Sebuah naluri kedekatan
anak terhadap ibunya yang tidak sekedar karena telah menghisap ratusan
liter air susu ibunya, melainkan juga ikatan bathin yang tak bisa
terpisahkan dari kehangatan yang senantiasa diberikan seorang ibu
terhadap anaknya.
Karena itulah, dalam hidup saya tidak ingin berbuat sesuatu yang
sekiranya dapat mengecewakan dan melukai seorang wanita. Namun
sikap yang tepat dan bijak harus diberikan seorang pria mengingat wanita
itu terbuat dari tulang rusuk yang bengkok, yang apabila terdapat
kesalahan padanya, pria harus berhati-hati meluruskannya. Terlalu keras
akan mematahkannya, dibiarkan juga salah karena akan tetap pada
kebengkokannya. Meski demikian, tidak sedikit pria harus membiarkan
wanita kecewa demi meluruskan kesalahan itu, toh setiap pria yang
melakukan itu pun sangat yakin bahwa kekecewaan itu hanya sesaat
kerena selanjutnya akan berbuah manis.
Wanita itu ibarat bunga, yang jika kasar dalam memperlakukannya akan
merusak keindahannya, menodai kesempurnaannya sehingga
menjadikannya layu tak berseri. Ia ibarat selembar sutra yang mudah
robek oleh terpaan badai, terombang-ambing oleh hempasan angin dan
basah kuyup meski oleh setitik air. Oleh karenanya, jangan biarkan
hatinya robek terluka karena ucapan yang menyakitkan karena hatinya
begitu lembut, jangan pula membiarkannya sendirian menantang hidup
karena sesungguhnya ia hadir dari kesendirian dengan menawarkan
setangkup ketenangan dan ketentraman. Sebaiknya tidak sekali-kali
membuatnya menangis oleh sikap yang mengecewakan, karena biasanya
tangis itu tetap membekas di hati meski airnya tak lagi membasahi
kelopak matanya.Wanita itu mutiara. Orang perlu menyelam jauh ke dasarnya untuk
mendapatkan kecantikan sesungguhnya. Karenanya, melihat dengan
tanpa membuka tabir hatinya niscaya hanya semu sesaat yang seringkali
mampu mengelabui mata. Orang perlu berjuang menyusur ombak,
menahan arus dan menantang semua bahayanya untuk bisa meraihnya.
Dan tentu untuk itu, orang harus memiliki bekal yang cukup sehingga
layak dan pantas mendapatkan mutiara indah itu.
Wanita itu separuh dari jiwa yang hilang. Maka orang harus mencarinya
dengan seksama, memilihnya dengan teliti, melihat dengan hati-hati
sebelum menjadikannya pasangan jiwa. Karena jika salah, ia tidak akan
menjadi sepasang jiwa yang bisa menghasilkan bunga-bunga cinta,
melainkan noktah merah menyemai pertikaian. Ia tak akan bisa
menyamakan langkah, selalu bertolak pandang sehingga tak memberikan
kenyamanan dan keserasian. Ia tak mungkin menjadi satu hati meski
seluruh daya dikerahkan untuk melakukannya. Dan yang jelas ia tak bisa
menjadi cermin diri disaat lengah atau larut.
Wanita memiliki kekuatan luar biasa yang tak pernah dipunyai lawan
jenisnya dengan lebih baik. Yakni kekuatan cinta, empati dan kesetiaan.
Dengan cintanya ia menguatkan langkah orang-orang yang bersamanya,
empatinya membangkitkan mereka yang jatuh dan kesetiaannya tak
lekang oleh waktu, tak lebur oleh perubahan.
Dan wanita adalah sumber kehidupan. Yang mempertaruhkan hidupnya
untuk sebuah kehidupan baru, yang dari dadanya dialirkan air susu yang
menghidupkan. Sehingga semua pengorbanannya itu layak
menempatkannya pada kemuliaan surga, juga keagungan penghormatan.
Tidak berlebihan pula jika Rasulullah menjadi seorang wanita (Fathimah)
sebagai orang pertama yang kelak mendampinginya di surga.
Untung saya bukan penyanyi ngetop yang menjadikan wanita dan
cintanya sebatas syair lagu demi meraup keuntungan. Sehingga yang
tampak dimata hanyalah wanita sebatas bunga-bunga penghias yang bisa
dicampakkan ketika tak lagi menyenangkan. Kebetulan saya juga bukan
bintang sinetron yang kerap diagung-agungkan wanita. Karena kalau saya
jadi mereka, tentu ?kebanggaan? saya dikelilingi wanita cantik bisa
berbeda makna dengan kebanggaan saya sebagai seorang yang bukan
siapa-siapa.Bagusnya juga wanita-wanita yang mendekati dan mengelilingi saya
bukanlah mereka yang rela diperlakukan tidak seperti bunga, bukan
selayaknya mutiara dan tak selembut sutra. Bukan wanita yang
mencampakkan dirinya sendiri dalam kubangan kehinaan berselimut
kemewahan dan tuntutan zaman. Tidak seperti wanita yang rela diinjak-
injak kehormatannya, tak menghiraukan jerit hatinya sendiri, atau bahkan
pertentangan bathinnya. Juga bukan wanita yang membunuh nuraninya
sendiri sehingga tak menjadikan mereka wanita yang pantas
mendapatkan penghormatan, bahkan oleh buah hatinya sendiri.
Dan sudah pasti, selain tak ada wanita-wanita macam itu yang akan
mendekati lelaki bukan siapa-siapa seperti saya ini, saya pun tentu tidak
akan betah berlama-lama berdekatan dengan mereka, apalagi bangga.
Semoga ?
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as