Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    estetika eksistensi

    ratri
    ratri
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 281
    Join date : 01.04.10
    Age : 37
    Lokasi : di hati si admin

    estetika eksistensi Empty estetika eksistensi

    Post by ratri Wed May 26, 2010 4:10 pm

    APRESIASI ESTETIKA EKSISTENSIAL


    (Suatu Wacana Humanisme
    Substantif)



    Oleh : M. Chazienul Ulum





    Hegemoni kebudayaan monopolistik agaknya telah merasuki
    relung kehidupan manusia. Kultur
    tersebut dikultuskan dan terasa begitu menindas kreativitas. Narasi kehidupan dikisahkan dalam pelbagai
    media, terutama melalui saluran elektronik.
    Universalitas seolah menjadi satu-satunya postulat yang musti ‘diimani’
    oleh nyaris semua orang. Keunikan dalam
    pandangan umum terkadang dianggap sebagai suatu keganjilan.


    Gerak kehidupan yang ada telah diformat sedemikian rupa
    sesuai dengan preferensi massa. Sebagian
    doktrin picisan yang taklid dan tidak mencerahkan agaknya juga mencemari
    pelataran kehidupan sehingga direnggut ke dalam kondisi stagnan, hambar,
    monoton dan …memilukan !


    Sindrom
    alienasi diciptakan dari keputusasaan personal dalam menghadapi realitas. Tuntutan massa mewujud menjadi ‘godzilla’
    yang membombardir zone personalitas individu. Kesadaran kolektif mampu mendustai dan
    mencelakai kapasitasnya. Padahal mereka
    memiliki potensi untuk beraksi lebih daripada yang mereka prediksikan.



    Inferioritas,
    kepicikan eksistensial dan over permissive tertanam dan terus
    bersemi. ‘Patologi’ ini mampu membuat
    mereka bersikukuh bahwa transformasi personal dan sosial menjadi suatu hal yang
    muskil untuk dilancarkan. Kesadaran kolektif
    pun terbentuk : “Kehidupan ini begitu menjemukan. Kita cuma bisa bertahan, tak lebih.”



    Apakah
    demikian berkaratnya kesadaran kita sehingga kita terpaksa hanya berikhtiar ala
    kadarnya ?









    Madat Peradaban


    Kapitalisme
    dan pembangunanisme (developmentalism) yang juga berasal dari indung
    telur kapitalisme. Pemerintah secara
    sistematis telah menjustifikasi kriminalitas kemanusiaan atas nama pembangunan
    dan menggusur rakyat dari rumahnya sendiri melalui stigmatisasi penghambat
    pembangunan. Pembangunan yang
    dikampanyekan pemerintah tidak seharusnya dimanifestasikan sebagai
    reduksionisme atas humanitas.



    Pada
    prinsipnya, aksi personal dan sosial membutuhkan kearifan intelektual, pengukuhan
    integritas dan independensi
    , berhaluan progresif dan keberanian
    mendobrak stagnasi
    . Eksplanasinya
    sebagai berikut :



    Pertama, kearifan intelektual berarti
    mengisyaratkan akuntabilitas sosial.
    Intelektualitas mencerminkan keluwesan menggoreskan gurat pemikiran
    dalam rajutan komposisi ide, namun tidak meninggalkan hal yang prinsipal.



    Kedua, pengukuhan integritas akan melestarikan
    kesejatian dan kesahihan pemikiran (orisinalitas). Sedangkan independensi berarti lepas dari
    kooptasi uniformitas pola pikir yang memberangus potensi nalar dan daya kritis
    kita.



    Ketiga, berhaluan progresif akan memperluas
    cakrawala pandang pada keberadaan kosmos, baik mikro maupun makro.



    Keempat, keberanian mendobrak stagnasi. Secara filosofis kita meyakini bahwa seorang
    pecundang menjemput ajal berkali-kali atau minimal merasa dirinya telah
    mati. Sedangkan seorang pemberani hanya
    mengenal satu kematian. Baginya,
    kematian adalah ketika kehadiran dan ketidakhadirannya bermakna sama, tidak
    memberi kemaslahatan yang berarti bagi sesama.
    Dalam konteks ini stagnasi (dan kevakuman nurani) adalah bentuk lain
    dari kematian. Untuk itulah sebagai
    pedamba kehidupan mau tak mau kita harus berani memekikkan satu kata : “Lawan
    !”





    Ekspektasi Estetika Eksistensial




    Kerinduan
    akan ‘rona atomik’ hendaknya menjadi ekspektasi eksistensial yang melebur dalam
    keharmonisan kosmik. Kejernihan dan
    kelembutan estetika eksistensial menyuguhkan persepsi pelangi yang beragam
    puspa melalui pemaknaan nilai.



    ‘Pisau
    kehidupan’ tidaklah menikam kita. Hanya
    saja kita yang acapkali tidak memuliakan hidup sehingga muncullah kepribadian
    neurotis menyelimuti diri kita.
    Sesungguhnya ‘pisau kehidupan’ merupakan alat untuk mengupas dan mencari
    hakikat eksistensial dan esensi kemanusiaan kita.



    Dengan
    menemukan esensi diri, seseorang menjumpai wujud khas yang ia miliki. M. Iqbal dan Sayyid Quthb berpandangan/memandang
    bahwa finalitas problem otentisitas membutuhkan transformasi individual dan
    sosial. Hal ini dapat ditempuh lewat
    pemulihan eksistensi diri dari bahaya kepasifan, stagnasi, ritualisme dan
    dominasi asing maupun dengan berupaya mendorong kelompok untuk beraksi dan
    mengidentifikasi alasan rasional bagi kelompok untuk melakukan revolusi.



    Tujuan
    dari perjuangan manusia hari ini adalah untuk merebut kembali otonomi
    pribadinya yang telah sekarat digilas arogansi peradaban. Tirani massa yang dicekokkan terutama melalui
    media elektronik (TV) membawa implikasi pada marjinalisasi eksistensialis. Kita dirangsang untuk bermimpi menggapai gaya
    hidup borjuis yang membuat kita terlena serta melupakan keberadaan kaum
    tertindas. Eksistensi nurani digilas
    oleh roda kapital.






    Tugas
    kita adalah menciptakan orde kehidupan yang progresif dan dinamis. Kejumudan (stagnasi) akan kreativitas dalam
    menyelami samudera kehidupan hakiki justru akan mengundang kegundahan
    (frustasi). Coba kita dengarkan
    kemolekan alunan biola Contradanza-nya Vanessa Mae yang penuh gairah (passionfull).



    Perubah
    sejarah kerap berasal dari para pemberontak yang memiliki keteguhan
    eksistensial. Mereka menorehkan kuas
    peradaban di saat sesamanya terpuruk dalam kubangan kehidupan keseharian yang
    mekanistik. Hidup berarti melakukan
    proses pembelajaran dan eksperimentasi sosial.



    Pemberontakan
    adalah sah dan dapat dibenarkan jika dianggap telah mengalami kevakuman
    filosofis yang mengarah pada patologi sosial.
    Pada suatu kondisi tertentu, kita perlu menggagas dan menggalang misi
    pemberontakan serta mengganyang kecarutmarutan . di sinilah pentingnya dekonstruksi senyampang
    berorientasi pada upaya untuk rekonstruksi sosial. Dan kita yang biasanya sudah ‘sakaratul
    maut
    ’ apatisnya senantiasa melantangkan revolusi sebagai jawabannya.





    So why don’t you stand up and be beautiful




    Black, white, red, gold and brown


    We’re stuck in this world


    Nowhere to go


    Turn it around


    What are you so afraid of


    Show as what your made of


    Be yourself and be beautiful


    Why don’t you stand up and say “I’m beautiful”


    (Marillion)

      Waktu sekarang Sun Nov 24, 2024 8:16 pm