MANAJEMEN PERS MAHASISWA
Oleh : Rudi Astriyono *)
I.I Latar Belakang
Pers Kampus Mahasiswa (PKM) dalam hal ini dipahami sebagai aktivitas Ekstrakurikuker kampus, sebenarnya dalam esensinya
tidaklah berbeda jauh dengan keberadaan pers media massa umumnya. Dalam materi manajemen pers mahasiswa ini, satu hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah memahami latar belakang keberadaan pers mahasiswa di tanah
air. Eksistensi atau keberadaan pers mahasiswa di tanah air awalnya diilhami oleh semangat dan nilai historis pergerakan nasional wartawan Indonesia dalam menyuarakan gagasan-gagasan nasionalisme kemerdekaan. Dalam peranan
yang lebih nyata, pergerakan nasional juga didorong oleh semangat dan kesadaran kritis kaum terpelajar ketika itu.
Dalam era orde baru terutama semenjak menguatnya konsolidasi kekuasaannya di masa Soeharto sejak tahun 1974 - 1998,
hampir dipastikan perkembangan pers di Indonesia di bawah kontrol pemerintahan. Depolitisasi terhadap peran politik masyarakat dan terutama pers diberlakukan secara represif oleh pemerintahan orde baru. Melalui seperangkat
peraturan yuridis (SIUPP), pers Nasional jika ingin hidup diharuskan mengikuti aturan yang telah diberlakukan. Begitupun yang berlaku pada pers mahasiswa yang berada pada lingkungan perguruan tinggi. Melalui kepanjangan tanganya
(Dirjen Dikti dan Deppen), pers mahasiswa digolongkan sebagai penerbitan khusus yang dilarang menyajikan berita-berita kritis dan diharuskan menampilkan wacana-wacana akademis.
Dari fenomena tersebut pers mahasiswa pada fase gerakannya di era 90-an banyak melakukan teroboson-terobosan guna
mecoba melampaui aturan yuridis yang ada, walaupun tantangan yang dihadapi olehnya adalah tidak ringan termasuk juga pembredelan pers. Kondisi pers nasional yang cenderung mengarah pada industrialisasi, menyebabkan pers nasional
tidak dapat leluasa memberitakan fenomena dan opini yang kritis di masa orde baru terhadap kesenjangan yang telah terjadi. Di saat itulah peran kontrol pers mahasiswa dapat secara efektif dilakukan. Memang resiko yang dihadapi
adalah pembekuan dan pembredelan medianya. Namun perjuangan menegakkan kebenaran informasi tidaklah berhenti, pers mahasiswa masih dengan tegar melakukan peran kontrolnya. (sehingga saat itu pers mahasiswa dikenal sebagai
pers alternatif.)
ERA REFORMASI
Ketika kini negara telah membuka kran demokrasi,
pers nasional tumbuh subur bagai jamur di musim kering. Kebebasan menyuarakan opini masyarakat ditandai dengan banyaknya muncul media massa baru. Pers mahasiswa di kampus dihadapkan pada kondisi real bahwa mereka dihadapkan
pada kendala tidaklah memiliki modal dan alat produksi yang memadai seperti halnya yang dimiliki oleh perusahaan pers media umum. Sementara itu realitas yang berkembang adalah pers umum sekarang sudah memiliki kebebasan serta
berani memberitakan opini-opini kritis serta fakta-fakta yang komprehensif. Hal ini dapat terjadi karena kran demokrasi telah terbuka selebar-lebarnya terutama guna menjawab semangat reformasi yang didengungkan sebelumnya.
Sehingga dalam hal ini perlu adanya strategi baru bagi pers mahasiswa untuk dapat tetap survive dan eksis menjawab tantangan dan realitas di atas. Walaupun pada perkembangannya dewasa ini, keduanya (baca : pers kampus - pers
umum) telah mengalami berbagai pergeseran orientasi dalam visi dan misi kelembagaan, yang pada akhirnya berpengaruh pada pembentukan karakter .
MANAJEMEN PERS MAHASISWA
Berbicara
mengenai persoalan manajemen pers mahasiswa, tak ubahnya sebenarnya mengupas persoalan manajemen penerbitan pers pada umumnya. Istilah Manajemen yang dikenal dalam ilmu perekonomian secara etimologi berarti : metode organisasi ataupun sebuah institusi dalam mengatur
berbagai sumber daya (manusia ataupun benda) guna mencapai tujuan yang diinginkan. Pengaturan sumber daya ini disesuaikan dengan efisiensi (pemanfaatan) dan efektifitas (berdaya guna/ketepatan) terhadap pola kerja dan produk
yang telah ditentukan. Sementara itu pola pengaturan sumber daya ini setidaknya mengacu pada bentuk struktur dalam keorganisasian pers mahasiswa yang dia antaranya adalah :
1. STRUKTUR ORGANISASI : adalah parameter kebutuhan struktur kepengurusan organisasi yang telah ditentukan dalam sebuah kebijakan tertinggi organisasi. Struktur organisasi menyebutkan sebuah fungsi-fungsi yang harus dijalankan,
yang kemudian Dalam perkembangan kekinian struktur organisasi khususnya bagi lembaga pers mahasiswa masuk dalam kegiatan intrakurikuler kampus (untuk keterangan lebih lanjut lihat keterangan bagan dan penjelasan pada forum
pelatihan). Dalam manifestasi yang lebih nyata struktur organisasi pers mahasiswa merupakan eksplorasi pembidangan kerja-kerja pers yang ditentukan.
2. STRUKTUR KEWENANGAN : adalah parameter pelimpahan tanggungjawab dan pelaksanaan kepengurusan dalam menjalankan fungsi-fungsi ataupun tugas-tugas yang telah ditentukan dan ditetapkan mekanisme musyawarah tertinggi organisasi
pers mahasiswa.
3. POLA HUBUNGAN : Adalah parameter hubungan kerja-kerja keorganisasian dalam setiap fungsi , bidang-bidang kerja yang telah terstruktur dalam kepengurusan organisasi pers mahasiswa.
4. MEKANISME KEORGANISASIAN : adalah sebuah metode umum dan khusus yang digunakan sebagai kerangka acuan kinerja organisasi pers mahasiswa dalam melakukan fungsi-fungsi struktur dan pembidangan kerja baik secara konseptual ataupun
tehnis. Hal-hal yang umum dan perlu diketahui dalam model kerja mekanisme keorganisasian pers mahasiswa di antaranya adalah :
a. MEKANISME PENGAMBILAN KEBIJAKAN
b. MEKANISME KONSOLIDASI
c. MEKANISME TRANSFORMASI
d. MEKANISME REGENERASI
e. MEKANISME EVALUASI
(
dalam keterangan lebih lanjut akan dibahas dalam forum pelatihan nanti)
MODEL ORGANISASI/INSITUSI PERS MAHASISWA
A. Model Pers Mahasiswa yang berbentuk Struktur Multi Fungsional
Model struktur organisasi pers mahasiswa semacam di bawah ini pada awalnya mengacu pada bentuk unit kegiatan kemahasiswaan secara umum. Seperti diketahui mekanisme unit kegiatan kemahasiswaan di
berbagai kampus di tanah air ditetapkan dalam surat keputusan medteri pendidikan yang memasukkan semua kegiatan mahasiswa dalam subsitem universitas. (Baca NKK/BKK 1974 - 1978).
a.
b. Ketua Umum : Penanggungjawab tertinggi roda organisasi
c. Sekretaris Umum : Penanggungjawab kesekretariatan serta berfungsi sebagai humas organisasi
d. Bendahara Umum : mengurusi alokasi perencanan anggaran organisasi
e. Bidang Penerbitan : Bidang ini memiliki konsentrasi dan mengembangn tangungjawab dalam proyeksi penerbitan media serta berkompeten pada
wilayah kerja keredaksionalan. Pada realitasnya bidang ini menjadi tulang punggung dari sebuah organisasi pers mahasiswa.
f. Bidang Usaha : mengurusi proyek penggalian sumber dana/periklanan
g. Bidang Penelitian & Pengembangan
Bidang ini kerap menjadi think tank dari sebuah organisasi pers mahasiswa yang
berkompeten dan memiliki tanggungjjawab untuk menjalankan bidang kerja keroganisasian secara ionternal dan eksternal. Beberapa hal kerja yang dilakukanya adalah : pengembangan sumber daya manusia, kaderisasi, Pendidikan,
pengembangan riset dan pengadaan pusat data dan informasi, pengembangan kerjasama eksternal kelembagaan dan jaringan network
h. Bidang-bidang lain
B. Model Pers Mahasiswa
yang berbentuk Struktur Fungsional Media/ Redaksi Penerbitan Media
Pada prinsipnya model organisasi ini bertumpu pada proyeksi kerja kejurnalistikan secara ansich semata. Bidang garap yang lebuh nyata adalah mengembangkan kualitas media penerbitan serta kulitas
jurnalis sebagai anggota di dalamnya. Sehingga dapat dikatakan kalau struktur semacam ini lebih tepat dapat secara mandiri didirikan di luar struktur unit Kegiatan Kemahasiswaan (UKM), walaupun kenyataannya struktur semacam
ini dipakai pada beberapa UKM pers di berbagai kampus di tanah air.
Diantaranya struktur tersebut adalah sebagai berikut :
a)
b) Pemimpin Umum
c) Pemimpin Redaksi : pemegang kewenangan tinggi kebijakan redaksional. Dalam menjalankan tugsanya seorang pemimpin redaksi didampingi oleh
sekumpulan orang-orang yang memiliki kapasitas yang hampir sama dan tergabung dalam dewan redaksi.
d) Sekretaris Redaksi : sebagai pendamping pimred dalam menjalankan tertib administrasi keredaksionalan.
e) Redaktur Pelaksana : adalah pemegang kewenangan dalam menjalankan koordinasi staf redaksi atau reporter pada level kerja keredaksionalan secara tehnis kerja kongkret di lapangan.
f) Redaktur Ahli/Redaktur Khusus : adalag personal yang diberikan ruang kewenangan sebagi konsultan redaksi dalam melakukan reserve jurnalistik terhadap produk penerbitan.
g) Reporter / Staf Redaksi : adalah staf atau tenaga keredaksionalan yang memiliki tugas menjalankan reportase, pemnggalian data yang dikoordinasi oleh redpel sebelumnya.
h) Divisi Usaha : - Sirkulasi
i) Periklanan
j) Divisi Litbang (idem)
( Untuk lebih jelasnya akan disampaikan dalam forum kali ini)
Viva Pers Mahasiswa
Makalah ini disampaikan pada saat : forum Pendidikan Dan Pelatihan Jurnalistik Dasar yang diselenggarakan
Oleh Lembaga Pers Mahasiswa PLANTARUM – Fakultas Pertanian Universitas Jember, pada tanggal 4 Mei 2002.
Makalah ini disarikan dari beberapa referensi dan paper Diklat Jurnalistik antara lain :
a) Sugiharto, Strategi Manajemen Redaksional (Menuju Pers Mahasiswa Pers Laternatif), 1994. Sugiharto adalah mantan Pemimpin Redaksi Tabloid Mahasiswa SAS (fakultas Sastra Universitas Jember) Tabloid ini mengalami pembredelan dari birokrat kampus pada 7 November 1994, dikarenakan
adanya stigma subversif yang dikenakan kepada redaksi. Tabloid SAS edisi no.42/November/1994 sempat memuat wawancara dengan mantan napol pulau buru (Pramudya Ananta Toer) yang akhirnya menjadi polemik dan kontroversi di
kalangan kampus saat itu (1994) yang berlanjut dengan pembredelan media tersebut.
REFERENSI YANG BISA DIGUNAKAN BAGI PENGUATAN WACANA MANAJEMEN REDAKSIONAL ANTARA LAIN:
* Ana Nadya Abror Pers Mahasiswa dan Permasalahan Operasionalisasinya, (Jakarta, 1992)
* Drs. R.A. Santoso Sastropoetro, Komunikasi Sosial (Remadja (RK) Karya, Jakarta) 1987
* Rasw Siregar, Bahasa Indonesia Jurnalistik (Pustaka Grafika, Jakarta) 1987
*) Penyaji adalah mantan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas
Jember – Jurusan Ilmu Sejarah yang juga mantan pegiat pers mahasiswa :
PENGALAMAN ORGANISASI
Tahun 1996 – 1997 :
Sebagai staf Advokasi Lembaga Pers Mahasiswa Sastra – Fak. Sastra Universitas Jember.
Tahun 1997 – 1999 : Sebagai
Litbang redaksi Majalah Mahasiswa Tegalboto – Unit Kegiatan Pers Kampus Mahasiswa Universitas Jember.
Tahun 1997 – Mei 200 : Sempat aktif sebagai koordinator
Umum Perhimpunan Pers Mahasiswa Jember dan sebagai Koordintor Litbang Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia Wilayah Jawa Timur.
Oleh : Rudi Astriyono *)
I.I Latar Belakang
Pers Kampus Mahasiswa (PKM) dalam hal ini dipahami sebagai aktivitas Ekstrakurikuker kampus, sebenarnya dalam esensinya
tidaklah berbeda jauh dengan keberadaan pers media massa umumnya. Dalam materi manajemen pers mahasiswa ini, satu hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah memahami latar belakang keberadaan pers mahasiswa di tanah
air. Eksistensi atau keberadaan pers mahasiswa di tanah air awalnya diilhami oleh semangat dan nilai historis pergerakan nasional wartawan Indonesia dalam menyuarakan gagasan-gagasan nasionalisme kemerdekaan. Dalam peranan
yang lebih nyata, pergerakan nasional juga didorong oleh semangat dan kesadaran kritis kaum terpelajar ketika itu.
Dalam era orde baru terutama semenjak menguatnya konsolidasi kekuasaannya di masa Soeharto sejak tahun 1974 - 1998,
hampir dipastikan perkembangan pers di Indonesia di bawah kontrol pemerintahan. Depolitisasi terhadap peran politik masyarakat dan terutama pers diberlakukan secara represif oleh pemerintahan orde baru. Melalui seperangkat
peraturan yuridis (SIUPP), pers Nasional jika ingin hidup diharuskan mengikuti aturan yang telah diberlakukan. Begitupun yang berlaku pada pers mahasiswa yang berada pada lingkungan perguruan tinggi. Melalui kepanjangan tanganya
(Dirjen Dikti dan Deppen), pers mahasiswa digolongkan sebagai penerbitan khusus yang dilarang menyajikan berita-berita kritis dan diharuskan menampilkan wacana-wacana akademis.
Dari fenomena tersebut pers mahasiswa pada fase gerakannya di era 90-an banyak melakukan teroboson-terobosan guna
mecoba melampaui aturan yuridis yang ada, walaupun tantangan yang dihadapi olehnya adalah tidak ringan termasuk juga pembredelan pers. Kondisi pers nasional yang cenderung mengarah pada industrialisasi, menyebabkan pers nasional
tidak dapat leluasa memberitakan fenomena dan opini yang kritis di masa orde baru terhadap kesenjangan yang telah terjadi. Di saat itulah peran kontrol pers mahasiswa dapat secara efektif dilakukan. Memang resiko yang dihadapi
adalah pembekuan dan pembredelan medianya. Namun perjuangan menegakkan kebenaran informasi tidaklah berhenti, pers mahasiswa masih dengan tegar melakukan peran kontrolnya. (sehingga saat itu pers mahasiswa dikenal sebagai
pers alternatif.)
ERA REFORMASI
Ketika kini negara telah membuka kran demokrasi,
pers nasional tumbuh subur bagai jamur di musim kering. Kebebasan menyuarakan opini masyarakat ditandai dengan banyaknya muncul media massa baru. Pers mahasiswa di kampus dihadapkan pada kondisi real bahwa mereka dihadapkan
pada kendala tidaklah memiliki modal dan alat produksi yang memadai seperti halnya yang dimiliki oleh perusahaan pers media umum. Sementara itu realitas yang berkembang adalah pers umum sekarang sudah memiliki kebebasan serta
berani memberitakan opini-opini kritis serta fakta-fakta yang komprehensif. Hal ini dapat terjadi karena kran demokrasi telah terbuka selebar-lebarnya terutama guna menjawab semangat reformasi yang didengungkan sebelumnya.
Sehingga dalam hal ini perlu adanya strategi baru bagi pers mahasiswa untuk dapat tetap survive dan eksis menjawab tantangan dan realitas di atas. Walaupun pada perkembangannya dewasa ini, keduanya (baca : pers kampus - pers
umum) telah mengalami berbagai pergeseran orientasi dalam visi dan misi kelembagaan, yang pada akhirnya berpengaruh pada pembentukan karakter .
MANAJEMEN PERS MAHASISWA
Berbicara
mengenai persoalan manajemen pers mahasiswa, tak ubahnya sebenarnya mengupas persoalan manajemen penerbitan pers pada umumnya. Istilah Manajemen yang dikenal dalam ilmu perekonomian secara etimologi berarti : metode organisasi ataupun sebuah institusi dalam mengatur
berbagai sumber daya (manusia ataupun benda) guna mencapai tujuan yang diinginkan. Pengaturan sumber daya ini disesuaikan dengan efisiensi (pemanfaatan) dan efektifitas (berdaya guna/ketepatan) terhadap pola kerja dan produk
yang telah ditentukan. Sementara itu pola pengaturan sumber daya ini setidaknya mengacu pada bentuk struktur dalam keorganisasian pers mahasiswa yang dia antaranya adalah :
1. STRUKTUR ORGANISASI : adalah parameter kebutuhan struktur kepengurusan organisasi yang telah ditentukan dalam sebuah kebijakan tertinggi organisasi. Struktur organisasi menyebutkan sebuah fungsi-fungsi yang harus dijalankan,
yang kemudian Dalam perkembangan kekinian struktur organisasi khususnya bagi lembaga pers mahasiswa masuk dalam kegiatan intrakurikuler kampus (untuk keterangan lebih lanjut lihat keterangan bagan dan penjelasan pada forum
pelatihan). Dalam manifestasi yang lebih nyata struktur organisasi pers mahasiswa merupakan eksplorasi pembidangan kerja-kerja pers yang ditentukan.
2. STRUKTUR KEWENANGAN : adalah parameter pelimpahan tanggungjawab dan pelaksanaan kepengurusan dalam menjalankan fungsi-fungsi ataupun tugas-tugas yang telah ditentukan dan ditetapkan mekanisme musyawarah tertinggi organisasi
pers mahasiswa.
3. POLA HUBUNGAN : Adalah parameter hubungan kerja-kerja keorganisasian dalam setiap fungsi , bidang-bidang kerja yang telah terstruktur dalam kepengurusan organisasi pers mahasiswa.
4. MEKANISME KEORGANISASIAN : adalah sebuah metode umum dan khusus yang digunakan sebagai kerangka acuan kinerja organisasi pers mahasiswa dalam melakukan fungsi-fungsi struktur dan pembidangan kerja baik secara konseptual ataupun
tehnis. Hal-hal yang umum dan perlu diketahui dalam model kerja mekanisme keorganisasian pers mahasiswa di antaranya adalah :
a. MEKANISME PENGAMBILAN KEBIJAKAN
b. MEKANISME KONSOLIDASI
c. MEKANISME TRANSFORMASI
d. MEKANISME REGENERASI
e. MEKANISME EVALUASI
(
dalam keterangan lebih lanjut akan dibahas dalam forum pelatihan nanti)
MODEL ORGANISASI/INSITUSI PERS MAHASISWA
A. Model Pers Mahasiswa yang berbentuk Struktur Multi Fungsional
Model struktur organisasi pers mahasiswa semacam di bawah ini pada awalnya mengacu pada bentuk unit kegiatan kemahasiswaan secara umum. Seperti diketahui mekanisme unit kegiatan kemahasiswaan di
berbagai kampus di tanah air ditetapkan dalam surat keputusan medteri pendidikan yang memasukkan semua kegiatan mahasiswa dalam subsitem universitas. (Baca NKK/BKK 1974 - 1978).
a.
b. Ketua Umum : Penanggungjawab tertinggi roda organisasi
c. Sekretaris Umum : Penanggungjawab kesekretariatan serta berfungsi sebagai humas organisasi
d. Bendahara Umum : mengurusi alokasi perencanan anggaran organisasi
e. Bidang Penerbitan : Bidang ini memiliki konsentrasi dan mengembangn tangungjawab dalam proyeksi penerbitan media serta berkompeten pada
wilayah kerja keredaksionalan. Pada realitasnya bidang ini menjadi tulang punggung dari sebuah organisasi pers mahasiswa.
f. Bidang Usaha : mengurusi proyek penggalian sumber dana/periklanan
g. Bidang Penelitian & Pengembangan
Bidang ini kerap menjadi think tank dari sebuah organisasi pers mahasiswa yang
berkompeten dan memiliki tanggungjjawab untuk menjalankan bidang kerja keroganisasian secara ionternal dan eksternal. Beberapa hal kerja yang dilakukanya adalah : pengembangan sumber daya manusia, kaderisasi, Pendidikan,
pengembangan riset dan pengadaan pusat data dan informasi, pengembangan kerjasama eksternal kelembagaan dan jaringan network
h. Bidang-bidang lain
B. Model Pers Mahasiswa
yang berbentuk Struktur Fungsional Media/ Redaksi Penerbitan Media
Pada prinsipnya model organisasi ini bertumpu pada proyeksi kerja kejurnalistikan secara ansich semata. Bidang garap yang lebuh nyata adalah mengembangkan kualitas media penerbitan serta kulitas
jurnalis sebagai anggota di dalamnya. Sehingga dapat dikatakan kalau struktur semacam ini lebih tepat dapat secara mandiri didirikan di luar struktur unit Kegiatan Kemahasiswaan (UKM), walaupun kenyataannya struktur semacam
ini dipakai pada beberapa UKM pers di berbagai kampus di tanah air.
Diantaranya struktur tersebut adalah sebagai berikut :
a)
b) Pemimpin Umum
c) Pemimpin Redaksi : pemegang kewenangan tinggi kebijakan redaksional. Dalam menjalankan tugsanya seorang pemimpin redaksi didampingi oleh
sekumpulan orang-orang yang memiliki kapasitas yang hampir sama dan tergabung dalam dewan redaksi.
d) Sekretaris Redaksi : sebagai pendamping pimred dalam menjalankan tertib administrasi keredaksionalan.
e) Redaktur Pelaksana : adalah pemegang kewenangan dalam menjalankan koordinasi staf redaksi atau reporter pada level kerja keredaksionalan secara tehnis kerja kongkret di lapangan.
f) Redaktur Ahli/Redaktur Khusus : adalag personal yang diberikan ruang kewenangan sebagi konsultan redaksi dalam melakukan reserve jurnalistik terhadap produk penerbitan.
g) Reporter / Staf Redaksi : adalah staf atau tenaga keredaksionalan yang memiliki tugas menjalankan reportase, pemnggalian data yang dikoordinasi oleh redpel sebelumnya.
h) Divisi Usaha : - Sirkulasi
i) Periklanan
j) Divisi Litbang (idem)
( Untuk lebih jelasnya akan disampaikan dalam forum kali ini)
Viva Pers Mahasiswa
Makalah ini disampaikan pada saat : forum Pendidikan Dan Pelatihan Jurnalistik Dasar yang diselenggarakan
Oleh Lembaga Pers Mahasiswa PLANTARUM – Fakultas Pertanian Universitas Jember, pada tanggal 4 Mei 2002.
Makalah ini disarikan dari beberapa referensi dan paper Diklat Jurnalistik antara lain :
a) Sugiharto, Strategi Manajemen Redaksional (Menuju Pers Mahasiswa Pers Laternatif), 1994. Sugiharto adalah mantan Pemimpin Redaksi Tabloid Mahasiswa SAS (fakultas Sastra Universitas Jember) Tabloid ini mengalami pembredelan dari birokrat kampus pada 7 November 1994, dikarenakan
adanya stigma subversif yang dikenakan kepada redaksi. Tabloid SAS edisi no.42/November/1994 sempat memuat wawancara dengan mantan napol pulau buru (Pramudya Ananta Toer) yang akhirnya menjadi polemik dan kontroversi di
kalangan kampus saat itu (1994) yang berlanjut dengan pembredelan media tersebut.
REFERENSI YANG BISA DIGUNAKAN BAGI PENGUATAN WACANA MANAJEMEN REDAKSIONAL ANTARA LAIN:
* Ana Nadya Abror Pers Mahasiswa dan Permasalahan Operasionalisasinya, (Jakarta, 1992)
* Drs. R.A. Santoso Sastropoetro, Komunikasi Sosial (Remadja (RK) Karya, Jakarta) 1987
* Rasw Siregar, Bahasa Indonesia Jurnalistik (Pustaka Grafika, Jakarta) 1987
*) Penyaji adalah mantan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas
Jember – Jurusan Ilmu Sejarah yang juga mantan pegiat pers mahasiswa :
PENGALAMAN ORGANISASI
Tahun 1996 – 1997 :
Sebagai staf Advokasi Lembaga Pers Mahasiswa Sastra – Fak. Sastra Universitas Jember.
Tahun 1997 – 1999 : Sebagai
Litbang redaksi Majalah Mahasiswa Tegalboto – Unit Kegiatan Pers Kampus Mahasiswa Universitas Jember.
Tahun 1997 – Mei 200 : Sempat aktif sebagai koordinator
Umum Perhimpunan Pers Mahasiswa Jember dan sebagai Koordintor Litbang Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia Wilayah Jawa Timur.
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as