Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    pemberdyaan berpikir berbasis pertanyaan

    admin
    admin
    Admin
    Admin


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 688
    Join date : 19.03.10
    Age : 36
    Lokasi : Malang-Indonesia

    pemberdyaan berpikir berbasis pertanyaan Empty pemberdyaan berpikir berbasis pertanyaan

    Post by admin Sun Aug 07, 2011 2:49 pm

    Apa itu Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan?
    Menurut Corebima (2000a), Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) atau TEQ (Thinking Empowerment by Questioning) merupakan pola pembelajaran yang dilaksanakan dengan tidak ada proses pembelajaran yang berlangsung secara informatif; seluruhnya dilakukan melalui rangkaian atau jalinan pertanyaan yang telah dirancang secara tertulis dalam ‘lembar-lembar PBMP’. Pada pembelajaran yang didukung oleh kegiatan praktikum sekalipun, pola pembelajaran itu tetap dipertahankan, meskipun untuk operasionalisasi kegiatan praktikum dibutuhkan pula perintah-perintah teknis.

    Mengapa Menggunakan Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan?
    Melalui pembelajaran dengan PBMP diharapkan dapat dikembangkan kemampuan berpikir kritis, yang merupakan salah satu ciri dari berkembangnya penalaran formal (Zubaidah dkk., 2001). Seperti yang dikemukakan oleh Crown (1989) bahwa kemampuan berpikir kritis dapat dikembangkan melalui berbagai aktivitas, diantaranya melalui penciptaan pertanyaan. Penciptaan pertanyaan tersebut dapat dilakukan bersama-sama guru dan siswa. Hal tersebut tidak dapat terjadi secara otomatis. Guru harus mempersiapkannya, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk siswanya. Guru harus menjadi katalisator dalam penciptaan pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka dan divergen akan menimbulkan respon dari siswa dan dapat menunjang perkembangan berpikir kritis.
    Dewasa ini para pendidik kerap menganjurkan “pemecahan masalah” tetapi jarang kita dengar tentang pentingnya penciptaan masalah-masalah dan pengajuan pertanyaan-pertanyaan. Salah satu bagian penting dalam konstruktivisme ialah konstruksi pertanyaan-pertanyaan. Selain para siswa mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan atau memecahkan masalah, mereka juga diharapkan termotivasi untuk menciptakan pertanyaan. Menurut Piaget (dalam Dahar, 1988) perumusan pertanyaan-pertanyaan merupakan salah satu bagian yang paling penting dan paling kreatif dari sains yang diabaikan dalam pendidikan sains.
    Pembelajaran dengan PBMP nampaknya menjembatani hal-hal yang telah dipaparkan sebelumnya. Disamping siswa aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam pola PBMP, ternyata hal tersebut memacu timbulnya pertanyaan-pertanyaan. Hal tersebut nampaknya berhubungan dengan semakin berkembangnya penalaran siswa.
    Pelaksanaan pembelajaran sains berupa PBMP ternyata sejalan dengan gagasan pembelajaran sains dari Bunce (1996) yang masih terkait dengan teaching science the way students learn. Dikatakan bantulah mereka berpikir, bantulah mereka merumuskan pertanyaan, bantulah mereka mencari jawaban pertanyaan; kata operatif adalah bantulah dan bukan buatkan atau ceritakan, karena siswa harus menjadi partisipan pada pembelajarannya, dan bukan hanya sebagai penerima keinginan guru. Demikian pula pembelajaran sains berupa PBMP tersebut. Sejalan dengan premis yang menyatakan bahwa siswa dapat belajar lebih banyak jika kita tidak banyak mengajarkan mereka. Menurut Corebima (2000b), premis tersebut merupakan dasar teknik pembelajaran kooperatif (diberi nama pendekatan “minds-on”) yang dikembangkan oleh Schamel dan Ayres (1992).
    Woods (1996) mengemukakan bahwa pembelajaran sains berupa PBMP ternyata juga memenuhi makna belajar jika dilihat dari dampak yang ditimbulkannya. Dikatakan bahwa kita dapat mendefinisikan belajar sebagai akuisisi dan internalisasi pengetahuan dan keterampilan. Dampak pelaksanaan pembelajaran berupa PBMP yang terbukti sangat membantu perkembangan penalaran siswa tersebut ternyata sama dengan dampak pembelajaran yang mengandalkan instruksi yang berupa permasalahan yang dilaporkan Yager dan Huang (1994). Dikatakan bahwa dampak pembelajaran semacam itu lebih unggul menguasai pengetahuan biologi serta lebih mampu memahami proses-proses ilmiah jika dibandingkan dengan pembelajaran yang mengandalkan pendekatan pembelajaran/buku yang tradisional. Seperti diketahui pendekatan permasalahan juga melibatkan siswa pada olah penalaran. Dampak pembelajaran berupa PBMP seperti tersebut juga sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Crown (1989). Dikatakan bahwa pemikiran kritis dapat dikembangkan melalui aktivitas yang tepat semacam pengajuan pertanyaan ataupun pendekatan inkuiri.

    Bagaimana Mengembangkan Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan?
    Struktur lembaran yang menganut pola PBMP dapat dikembangkan sendiri oleh setiap guru, sepanjang tetap memperhatikan dan mempertahankan karakter utama dari pola PBMP. Berikut adalah urut-urutan pengembangan lembar pola PBMP yang dikemukakan Corebima (2001), meliputi 1) telaah GBPP, 2) pengembangan materi, pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran, 3) pengembangan lembar PBMP bagi siswa dalam pembelajaran.

    1. Telaah GBPP
    Pada tahap ini GBPP harus benar-benar dicermati, agar perencanaan lembar PBMP dan pelaksanaan pembelajaran dengan pola PBMP selalu mengacu kepada GBPP. Bagian GBPP yang dicermati adalah konsep termasuk subkonsep, tujuan, serta gambaran umum pembelajaran.
    Konsep maupun subkonsep memberi informasi kepada kita tentang ruang lingkup materi yang sesuai. Dalam hal ini, selalu diupayakan agar materi pembelajaran tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit yang melampaui kemampuan. Secara operasional, ruang lingkup materi tersebut juga ditemukan pada buku sumber tetapi tetap berpegang kepada ruang lingkup yang tersurat dan tersirat pada GBPP. Tujuan pembelajaran dalam GBPP harus benar-benar diperhatikan, karena tujuan yang terjabar tersebut akan menjiwai gambaran umum pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal ini sebagaimana yang telah diketahui bersama, pelaksanaan pembelajaran harus selalu mengacu kepada tujuan pembelajaran tersebut.

    2. Pengembangan Materi, Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran
    Seperti diketahui, secara umum perencanaan pembelajaran dan pelaksanaannya selalu diupayakan tetap mengacu kepada GBPP. Materi pembelajaran selalu berada dalam ruang lingkup konsep dan suskonsep yang sesuai. Pendekatan strategi dan metode pembelajaran (yang merupakan bagian dari pelaksanaan pembelajaran) juga harus selalu mengacu kepada tujuan pembelajaran yang terdapat dalam GBPP.
    Materi pembelajaran ditemukan dan dikumpulkan dari buku-buku sumber seperti buku siswa, buku pedoman guru, atau buku lain, sepanjang berada dalam ruang lingkup yang benar. Pendekatan pembelajaran sains yang dirancang untuk digunakan adalah pendekatan konstruktivisme. Pendekatan ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan bahwa dewasa ini pendekatan itulah yang disarankan. Strategi yang dirancang untuk digunakan adalah PBMP sedangkan metode disesuaikan dengan karakteristik materi, tujuan, serta sumber yang tersedia.

    3. Pengembangan Lembar PBMP bagi Siswa dalam Pembelajaran
    Setelah tahap 1 dan 2 dilalui, penulisan lembar PBMP siap dilakukan. Struktur umum lembar PBMP tersebut adalah: Sediakan , Lakukan, Ringkasan (Pikirkan), Evaluasi dan Arahan. ”Lakukan” meliputi kegiatan, penulisan hasil pengamatan, dan renungkan. Bagian yang paling penting dari struktur adalah “Renungkan” dan “Pikirkan”. Struktur lembar PBMP seperti tersebut dirancang untuk kegiatan pembelajaran yang didukung kerja kelompok dan kerja demonstratif. Pada kegiatan pembelajaran yang tidak didukung kerja kelompok maupun kerja demonstratif, struktur lembar PBMP adalah Pendahuluan, Sediakan, Lakukan, Ringkasan (Pikirkan), Evaluasi dan Arahan.
    Pada lembar PBMP yang dirancang untuk kegiatan pembelajaran yang didukung kerja kelompok dan kerja demonstratif bagian lembar PBMP yang disebut sebagai “Renungkan“ sebenarnya berisi kaitan antara data pengamatan dan aneka hal lain termasuk yang ada dalam masyarakat. Dalam hubungan ini dapat juga dinyatakan bahawa substansi pada bagian “Renungkan” merupakan perluasan pikiran terhadap data amatan. Lebih lanjut yang disebut “Pikirkan” sebenarnya berisi kesimpulan dari konsep atau subkonsep. Kesimpulan itu didirikan atas dasar data amatan maupun butir-butir pikiran pada bagian “Renungkan”.
    Pada lembar PBMP yang dirancang untuk kegiatan pembelajaran yang tidak didukung kerja kelompok dan kerja demonstratif, bagian yang disebut “Renungkan” berisi kaitan antara konsep dan subkonsep dengan aneka hal lain dalam masyarakat; termasuk didalamnya merupakan perluasan konsep dan subkonsep. Oleh karena tidak ada kerja kelompok atau kerja demonstratif, maka pada lembar PBMP terkait tidak ada bagian kesimpulan.
    Pada seluruh bagian mulai dari awal hingga akhir lembar PBMP (evaluasi), tidak ada penyampaian informasi berupa kalimat informatif; seluruhnya berupa kalimat tanya dan kalimat perintah. Kalimat perintah antara lain digunakan pada bagian cara kerja ataupun bagian lain jika diperlukan. Berikut ini dikemukakan beberapa karakteristik lembar PBMP lain yang selalu diperhatikan pada pengembangan lembar PBMP bagi siswa dalam pembelajaran.
    a. Gramatika Bahasa Indonesia harus selalu dipakai dan digunakan dengan benar.
    b. Pertanyaan dapat diupayakan agar dimulai dari konsep besar ke yang kecil.
    c. Jalinan antar pertanyaan ditata secara logis.
    d. Pertanyaan tentang hal yang sama dapat diulang dan dirumuskan dari sudut pandang berbeda-beda.
    e. Satu konsep dan subkonsep dikaji sebanyak-banyaknya sesuai tingkat perkembangan.
    f. Pertanyaan lain terkait dikembangkan dan diutamakan yang terkait denagn pengalaman dan kehidupan sehari-hari.
    g. Pertanyaan di bagian awal tidak perlu harus langsung dijawab. Dalam hal ini jika misalnya pertanyaan no. 1 tidak dapat dijawab, maka dilanjutkan dengan upaya menjawab pertanyaan no. 2; dan jika pertanyaan no. 2 itu juga belum dapat dijawab, maka pertanyaan no. 3 akan coba dijawab dan seterusnya. Apabila pertanyaan no.5 berhasil dijawab, maka sebenarnya dalam waktu singkat pertanyaan no. 4, 3, 2, dan 1 akan terjawab dengan sendirinya. Hal ini akan terjadi dengan lancar, jika jalinan antar pertanyaan ditata dengan baik dan logis, disamping memperhatikan konsistensi pola pertanyaan misalnya yang dimulai dari konsep besar ke yang kecil, serta beberapa hal teknis yang telah dikemukakan.
    Atas dasar beberapa karakter pertanyaan yang telah dikemukakan terlihat jelas bahwa pada pembelajaran yang menggunakan pola PBMP, kegiatan berpikir didorong secara maksimal. Melalui upaya ini yang dilakukan secara terus-menerus diyakini bahwa siswa akan terampil berpikir.
    Sebagaimana yang telah dikemukakan, kalimat perintah dapat digunakan. Tentu saja penggunaan kalimat perintah itu disesuaikan dengan peruntukkannya. Dalam hal ini kalimat perintah misalnya digunakan pada bagian yang berhubungan dengan prosedur kerja atau pun pada bagian yang merupakan perluasan pikiran (dalam rangka pengembangan konsep dan subkonsep).
    Satu hal lain yang perlu diperhatikan sejak awal adalah bahwa pada pembelajaran peranan ilustrasi gambar sangat penting. Dalam hubungan ini, hendaknya selalu diupayakan agar ilustrasi gambar dimanfaatkan ecara efisien. Pada kenyataannya ilustrasi gambar sangat memberdayakan proses berpikir dan membantu pemahaman. Di lain pihak ilustrasi gambar memang dapat menghilangkan kejenuhan.

    Contoh Lembar PBMP
    Berikut diberikan satu contoh lembar PBMP yang ditulis Zubaidah dkk. (2005) untuk pembelajaran IPA di kelas IV SD.

    HIDUNG DAN BAGIAN-BAGIANNYA

    Ketika kalian melewati tempat pembuangan sampah, apakah yang kalian rasakan? Ketika kalian melewati taman bunga atau saat Ibu kalian memasak, apa juga yang kalian rasakan? Apakah tumpukan sampah itu berbau busuk? Harumkah bunga di taman itu? Sedapkah aroma masakan Ibu kalian? Bagaimanakah kalian bisa membedakan berbagai macam bau tersebut? Alat indera apakah yang kalian miliki sehingga kalian dapat membedakan berbagai macam bau tersebut? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, pelajarilah lembar siswa berikut ini!
    I. SEDIAKAN
    a. Minyak wangi
    b. Kapas
    c. Gelas plastik
    d. Kantong plastik
    e. Karet gelang
    f. Teh, kopi, bawang merah, ketumbar, lada, lengkuas, daun pandan, dan bawang putih.
    g. Sapu tangan
    II. LAKUKAN
    A. Kegiatan 1: Kerja Kelompok
    1. Teteskan minyak wangi pada kapas!
    2. Letakkan kapas tersebut dalam gelas kemudian tutup gelas tersebut dengan karet gelang!
    3. Dekatkan gelas tertutup tadi pada lubang hidung teman kalian yang diuji kepekaannya, kemudian jauhkan dari hidungnya sesuai dengan jarak yang telah ditentukan (Lihat Tabel 1)!
    4. Mintalah teman kalian untuk membaui aroma minyak wangi pada berbagai jarak yang telah ditentukan!
    5. Lakukan kegiatan seperti nomor 1-4, hanya saja kapas dimasukkan dalam gelas dalam keadaan terbuka! Tulislah hasil kegiatan kalian pada Tabel 1. Lakukan kegiatan ini secara bergiliran untuk setiap anggota kelompok!

    Tabel 1. Hasil Kegiatan Menguji Kepekaan Indera Pembau
    No. Jarak Sumber Bau dari Hidung Aroma Kapas
    Gelas tertutup Gelas terbuka
    1.
    2.
    3.
    4.
    5.
    6.
    7.
    8. Dekat
    3 kotak lantai
    9 kotak lantai
    18 kotak lantai
    21 kotak lantai
    25 kotak lantai
    30 kotak lantai
    34 kotak lantai

    Keterangan: Berilah keterangan bau dan tidak bau sesuai dengan hasil kegiatan kalian pada tabel di atas!

    B. Kegiatan 2: Kerja Kelompok
    1. Tutuplah mata salah satu teman kalian dengan sapu tangan!
    2. Peganglah salah satu bahan dan dekatkan bahan tersebut dengan hidung teman kalian yang akan diuji kepekaannya!
    3. Mintalah teman kalian untuk menebak nama bahan tersebut!
    4. Tulislah hasil kegiatan kalian pada Tabel 2.! lakukan kegiatan di atas secara bergiliran untuk setiap anggota kelompok!

    Tabel 2. Hasil Kegiatan Menguji Kepekaan Indera Pembau
    No. Nama Siswa Bahan Penguji
    Teh Kopi Bawang merah Bawang
    putih Bunga mawar Kulit jeruk Lengkuas Daun pandan
    1.
    2.
    3.
    4.
    5.
    Keterangan:
     = Untuk pembauan yang benar x =Untuk pembauan yang salah

    C. Kegiatan 3: Kerja Individu
    1. Perhatikan gambar hidung berikut ini.
    Gambar 1. Hidung dan Bagian-bagiannya

    2. Sebutkan bagian-bagian hidung beserta fungsinya!
    3. Tulislah hasil kegiatan kalian pada tabel berikut ini!
    Tabel 3. Bagian-bagian Hidung dan Fungsinya
    No. Bagian-bagian Hidung Fungsi
    1.
    2.
    3.
    4.

    D. Kegiatan 4: Diskusi Kelompok
    1. Berdasarkan hasil Kegiatan 1:
    a. Pada jarak yang sama, dapatkah kalian membaui aroma minyak wangi atau parfum pada gelas yang terbuka dan yang tertutup?
    b. Bagaimanakah kemampuan hidung kalian untuk membaui aroma minyak wangi pada jarak lantai yang semakin jauh?
    c. Samakah hasil kalian dengan teman kalian yang lain? Mengapa demikian?
    d. Buatlah kesimpulan dengan menggunakan kata-katamu sendiri berdasarkan hasil Kegiatan 1!
    2. Berdasarkan hasil Kegiatan 2:
    a. Apakah kalian dapat membaui dengan benar semua bahan yang disodorkan?
    b. Adakah teman kalian yang tidak dapat menebak bahan yang disodorkan dengan benar? Berilah alasan jawaban kalian!
    3. Berdasarkan hasil kegiatan 1, 2, dan 3, jelaskan bagaimana cara kerja hidung kita sehingga kita bisa mencium berbagai macam bau?

    III. RENUNGKAN
    1. Berdasarkan hasil Kegiatan 1 – 4, menurut pendapat kalian, apakah fungsi dari hidung kita?
    2. Benarkah bahwa selain berfungsi sebagai indera pembau juga berfungsi sebagai alat pernafasan?
    3. a. Menurut pendapat kalian, adakah bagian hidung kita yang peka terhadap
    bau?
    b. Apakah nama bagian yang peka terhadap bau?
    c. Di manakah letak bagian tersebut?
    4. a. Menurut pendapat kalian, adakah bagian hidung kita yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk melewati hidung?
    b. Apakah nama bagian itu? Dimanakah letak bagian itu?
    c. Benarkah bagian yang dimaksud adalah bulu hidung yang terletak di depan rongga hidung?
    d. Menurut pendapat kalian, adakah bagian lain dari hidung yang berfungsi untuk menyaring udara yang kotor?
    5. Benarkah untuk dapat mencium berbagai macam bau, maka rangsang bau yang diterima oleh saraf pembau harus diteruskan ke otak? Mengapa demikian?
    6. Benarkah bau yang dapat diterima oleh indera penciuman kita ada 5 macam? Sebutkan 5 macam bau tersebut!
    7. Apakah semua udara kotor yang masuk ke dalam hidung kita dapat disaring oleh bulu hidung dan selaput lendir?
    8. Benarkah bahwa kotoran (debu, kuman, dan cairan) yang lolos dari bulu hidung yang kasar pada proses selanjutnya akan di proses oleh lendir?
    9. Setujukah kalian dengan pernyataan bahwa semakin banyak kotoran yang masuk ke dalam hidung kita, maka lendir yang dihasilkan oleh hidung juga semakin banyak?
    10. Menurut pendapat kalian, apakah tumpukan lendir dalam hidung dapat mengganggu kerja serabut saraf pembau? Jelaskan jawaban kalian!
    11. Menurut pendapat kalian, apakah dengan menghembuskan ingus yang menumpuk dalam hidung kalian dapat menormalkan kembali fungsi indera penciuman kalian? Mengapa demikian?
    12. Menurut kalian, adakah penyakit lain selain pilek yang menyerang hidung kita?
    13. a. Pernahkah kalian bersin?
    b. Apakah yang menyebabkan kalian bersin?
    c. Apakah bersin merupakan salah satu cara untuk membersihkan hidung kita?
    14. Menurut pendapat kalian, bagaimana cara merawat kebersihan hidung kita?

    IV. PIKIRKAN
    1. Jelaskan apa saja bagian-bagian hidung kita beserta fungsinya!
    2. Bagian hidung manakah yang berfungsi untuk menyaring udara kotor?
    3. Jelaskan lima macam bau yang dapat dibedakan oleh otak kita!
    4. Penyakit apa saja yang dapat menyerang hidung kita?
    5. Bagaimana cara kalian untuk merawat kesehatan hidung?

    V. ASSESMEN
    1. Mengapa pada saat pilek makanan terasa hambar dan selera makan kita menjadi berkurang? Jelaskan jawaban kalian?
    2. Mengapa pada saat kita sakit (pilek atau kelenjar polip membengkak), kepekaan hidung kita untuk membau menjadi berkurang?
    3. Apa yang kalian ketahui tentang anosmia?
    4. Apa yang kalian ketahui tentang polip?
    5. Uraikan dengan singkat cara kerja hidung kita berdasarkan bagan singkat berikut ini: Bau Rongga hidung Ujung saraf pembau Otak.

    VI. ARAHAN
    1. Bacalah buku sains yang terkait dengan materi Alat Indera Manusia (hidung)!
    2. Diskusikan bersama dengan teman kalian tentang materi ini!
    3. Tanyakan kepada guru, orang tua, atau kakak kalian jika ada materi yang belum kalian pahami!

    TUGAS
    Carilah artikel di jurnal, koran, majalah, surat kabar, atau media cetak lainnya tentang penyakit-penyakit yang dapat menyerang hidung. Buatlah ringkasannya dan kumpulkan pada guru kalian!

    Daftar Pustaka
    Bunce, D. M. 1996. The Quiet Revolution in Science Education-Teaching Science The Way Students Learn. Journal of College Science Teaching, XXV (3): 169-171.
    Corebima, A.D. 2000a. Pemberdayaan Penalaran Siswa untuk Menyiapkan Generasi Berkualitas. Makalah disajikan dalam Seminar Sehari Pemberdayaan Penalaran di SLTPN 2 Malang, 15 April 2000.
    Corebima, A.D. 2000b. Pemberdayaan Penalaran pada PBM IPA Biologi SMP untuk Menunjang Perkembangan Penalaran Formal Mahasiswa di Jenjang Perguruan Tinggi. Malang: Lemlit UM.
    Corebima, A.D. 2001. Pengembangan Lembar PBMP (TEQ) dalam Pembelajaran IPA – Biologi. Makalah pada Pelatihan dan Lokakarya PBMP bagi Para Guru IPA-Biologi dalam Rangka RUT VII.I 31 Agustus – 1 September 2001 di Biologi FMIPA UM.
    Crown, L. W. 1989. The Nature of Critical Thinking. Journal of College Science Teaching, Nopember: 114-116.
    Dahar, Ratna Wilis. 1988. Teori-teori Belajar. Jakarta: Proyek Pengembangan LPTK.
    Woods, D. R. 1996. Teaching and Learning: What Can Research Tell Us? Journal of College Science Teaching, XXV (3):229–232.
    Yager, R. E. dan Huang, Dar-Sun. 1994. An Alternative Approach to College Science Education for Nonscience Majors. Journal of College Science Teaching, November: 98-100.
    Zubaidah, S., Mahanal, S., Suyanto, Yuwono, K.S., Kurniyawati, E. 2005. Penerapan Pola PBMP (Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan) pada Mata Pelajaran IPA untuk Meningkatkan Perkembangan Penalaran Siswa MIJS (Madrasah Ibtidaiyah Jenderal Sudirman) Malang. Malang: Lemlit UM.
    Zubaidah, S., Sunarmi, Prasetyo, T.I. 2001. Penerapan Pola PBMP (Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan) pada Matakuliah Botani Tumbuhan Rendah untuk Menunjang Perkembangan Penalaran Formal Mahasiswa. Malang: Lemlit UM.

    Oleh : Siti Zubaidah

    DIarsipkan di bawah: PBM, Pendidikan | yang berkaitan: Pembelajaran, Model Pembelajaran, Metode Pembelajaran, PBMP

      Waktu sekarang Thu May 09, 2024 2:57 pm