Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    sejarah masyarakat indonesia

    admin
    admin
    Admin
    Admin


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 688
    Join date : 19.03.10
    Age : 37
    Lokasi : Malang-Indonesia

    sejarah masyarakat indonesia Empty sejarah masyarakat indonesia

    Post by admin Mon May 17, 2010 2:15 pm

    SEJARAH
    MASYARAKAT INDONESIA








    MASYARAKAT FEODAL INDONESIA

    Feodalisme
    berasal dari kata
    feodum
    yang artinya tanah.Dalam tahapan masyarakat
    feodal ini terjadi penguasaan alat produksi oleh kaum pemilik tanah, raja dan
    para kerabatnya. Ada antagonisme antara rakyat tak bertanah dengan para pemilik
    tanah dan kalangan kerajaan. Kerajaan, merupakan alat kalangan feodal untuk
    mempertahankan kekuasaan atas rakyat, tanah, kebenaran moral, etika agama,
    serta seluruh tata nilainya.





    Pada perkembangan
    masyarakat feodal di Eropa, dimana tanah dikuasai oleh baron-baron (tuan2
    tanah) dan tersentral. Para feodal atau Baron (pemilik tanah dan kalangan
    kerabat kerajaan) yang memiliki tanah yang luas mempekerjakan orang yang tidak
    bertanah dengan jalan diberi hak mengambil dari hasil pengolahan tanah yang
    merupakan sisa upeti yang harus dibayar kepada para baron. Tanah dan hasilnya
    dikelola dengan alat-alat pertanian yang kadang disewakan oleh para baron
    (seperti bajak dan kincir angin). Pengelolaan tersebut diarahkan untuk kepentingan
    menghasilkan produk pertanian yang akan dijual ke tempat-tempat lain oleh
    pedagang-pedagang yang dipekerjakan oleh para baron. Di atas tanah
    kekuasaannya, para baron adalah satu-satunya orang yang berhak mengadakan
    pengadilan, memutuskan perkawinan, memiliki senjata dan tentara, dan hak-hak
    lainnya yang sekarang merupakan fungsi negara. Para baron sebenarnya otonom
    terhadap raja, dan seringkali mereka berkonspirasi menggulingkan raja.



    Kondisi
    pada masa feodalisme di Indonesia bisa diambil contoh pada masa
    kerajaan-kerajaan kuno macam Mataram kuno, kediri, singasari, majapahit. Dimana
    t
    anah adalah
    milik Dewa/Tuhan, dan Raja dimaknai sebagai titisan dari dewa yang berhak atas
    penguasaan dan pemilikan tanah tersebut dan mempunyai wewenang untuk membagi-bagikan
    berupa petak-petak kepada sikep-sikep, dan digilir pada kerik-kerik (calon
    sikep-sikep), bujang-bujang dan numpang-numpang (istilahnya beragam di beberapa
    tempat) dan ada juga tanah perdikan yang diberikan sebagai hadiah kepada orang
    yang berjasa bagi kerajaan dan dibebaskan dari segala bentuk pajak maupun
    upeti. Sedangkan bagi rakyat biasa yang tidak mendapatkan hak seperti
    orng-orang diatas mereka harus bekerja dan diwajibkan menyetorkan sebagian
    hasil yang didapat sebagai upeti dan disetor kepada sikep-sikep dll untuk
    kemudian disetorkan kepada raja, Selain upeti, rakyat juga dikenakan
    penghisapan tambahan berupa kerja bagi negara-kerajaan dan bagi
    administratornya.



    Pada tahap masyarakat feodal di Indonesia, sebenarnya
    sudah muncul perlawanan dari kalangan rakyat tak bertanah dan petani. Kita bisa
    melihat adanya pemberontakan di masa pemerintahan Amangkurat I, pemberontakan
    Karaeng Galengsong, pemberontakan Untung Suropati, dan lain-lain. Hanya saja,
    pemberontakan mereka terkalahkan. Tapi kemunculan
    gerakan-gerakan perlawanan pada setiap jaman harus dipandang sebagai lompatan
    kualitatif dari tenaga-tenaga produktif yang terus berkembang maju (progresif)
    berhadapan dengan hubungan-hubungan sosial yang dimapankan (konservatif).
    Walaupun kepemimpinan masih banyak dipegang oleh bangsawan yang merasa terancam
    karena perebutan aset yang dilakukan oleh rajanya.



    Embrio
    kapitalisme mulai bersentuhan dengan masyarakat di Nusantara di awal abad
    ke-15, melalui merkantilisme Eropa.


    2. Masuknya kapitalisme melalui Kolonialisme
    dan Imperialisme



    Di negara-negara yang menganut paham merkantilisme terjadi perubahan besar
    terutama setelah Perkembangan teknologi perkapalan di
    Eropa Selatan semakin memberi basis bagi embrio kolonialisme/imperialisme dan
    kapitalisme, dimana mereka mencoba untuk mencari daerah baru yang kemudian
    diklaim sebagai daerah jajahannya dengan semboyan Gold, Gospel, dan Glory,
    mereka membenarkan tujuannya dengan alasan penyebaran agama dan
    dalam
    bentuk kapitalisme dagang (merkantilisme) dan sejak itu feodalisme di
    masyarakat pra-Indonesia mempunyai lawan yang sekali tempo bisa diajak bersama
    memusuhi dan melumpuhkan rakyat. Daerah operasinya
    terbatas di daerah pesisir dan kota besar, seperti Malaka dan Banten. Bentuk
    komoditinya bertumpu pada komoditi pertanian dan perkebunan, seperti tanaman
    keras atau rempah-rempah. Komoditi ini adalah kebutuhan pokok utama untuk
    industri farmasi di Eropa.



    Kolonialisme dan imperialisame merebak di mana-mana,
    termasuk di tanah Nusantara, Tahun 1469 adalah tahun kedatangan
    ekspedisi mencari daerah baru yang dipimpin raja muda portugis Vasco da Gama.
    Tujuannya mencari rempah-rempah yang akan dijual kembali di Eropa. Kemudian
    menyusul penjelajah Spanyol masuk ke Nusantara di tahun 1512. Penjelajah
    Belanda baru datang ke Nusantara tahun 1596, dengan mendaratnya Cornelis de
    Houtman di Banten.



    Kolonialisme yang masuk pertama di Indonesia merupakan
    sisa-sisa kapitalisme perdagangan (merkantilisme).
    Para kapitalis-merkantilis Belanda masuk pertama kali ke Indonesia melalui
    pedagang-pedagang rempah-rempah bersenjata, yang kemudian diorganisasikan dalam
    bentuk persekutuan dagang VOC tahun 1602, demikian juga dengan Portugis, dan
    Spanyol. Para pedagang bersenjata ini, melakukan
    perdagangan dengan para feodal, yang seringkali sambil melakukan ancaman,
    kekerasan dan perang (ingat sejarah pelayaran Hongi).



    Kekuasaan kolonial Belanda ini terinterupsi 4
    tahun dengan berkuasanya kolonialisme Inggris sampai tahun 1813. Kolonialisme
    Inggris masa Raffles, adalah tonggak penting hilangnya konsep pemilikan tanah
    oleh kerajaan. Sebab dalam konsep Inggris, tanah bukan milik Tuhan yang
    diwakilkan pada raja, tapi milik negara. Karenanya pemilik dan penggarap tanah
    harus membayar landrente (pajak tanah) --pajak ini mengharuskan sistem monetar dalam
    masyarakat yang masih terkebelakang sistem moneternya, sehingga memberi
    kesempatan tumbuhnya rentenir dan ijon.



    Di sisi yang lain, kalangan kolonialis-kapitalis juga
    memanfaatkan kalangan feodal untuk menjaga kekuasaannya. Hubungan antara para
    kolonialis-kapitalis dengan para feodal adalah hubungan yang saling
    memanfaatkan dan saling menguntungkan, sedangkan rakyatlah yang menjadi objek
    penindasan dan penghisapan dari kedua belah pihak Kapitalisme yang lahir di
    Indonesia bukan ditandai dengan dihancurkannya tatanan ekonomi-politik
    feodalisme, melainkan justru ada usaha revitalisasi dan produksi ulang tatanan
    ekonomi-sosial-politik-ideologi-budaya feodal untuk memperkuat kekuasaan
    kolonialisme. Karena adanya revolusi industri terjadi kelebihan produksi yang
    membutuhkan perluasan pasar; membutuhkan sumber bahan mentah dari negeri
    asalnya; membutuhkan tenaga kerja yang murah -- mulai melakukan kolonialisasi
    ke negara-negara yang belum maju. terlebih seusai
    berhasil menjatuhkan monarki absolut. Tapi pertumbuhan ini dimulai dalam bentuk
    paling primitif dan sederhana.
    Hal ini sangat berbeda dengan lahirnya
    kapitalisme di negara-negara Eropa dan Amerika. Di kedua benua tersebut,
    kapitalisme lahir sebagai wujud dari dihancurkannya tatanan
    ekonomi-sosial-politik-ideologi-budaya feodal. Contoh kasus yang paling jelas
    adalah adanya revolusi industri di Inggris yang mendahului terjadinya revolusi
    borjuasi di Perancis



    3. Tumbuhnya Kapitalisme di Indonesia


    Pada
    masa Van den bosch tahun 1830, pemerintah Belanda membangun sebuah sistem
    ekonomi-politik yang menjadi dasar pola kapitalisme negara di Indonesia. Sistem ini bernama tanam paksa. Ini
    diberlakukan karena VOC mengalami kebangkrutan.Tanam Paksa merupakan tonggak
    peralihan dari sistem ekonomi perdagangan (merkantilis) ke sistem ekonomi
    produksi.
    Ciri-ciri
    tanam paksa ini berupa:



    1.
    Kaum
    tani diwajibkan menanam tanaman yang laku dipasaran Eropa, yaitu tebu, kopi,
    teh, nila, kapas, rosela dan tembakau; kaum tani wajib menyerahkan hasilnya
    kepada pemerintah kolonial dengan harga yang telah ditentukan oleh pemerintah
    Belanda;



    2.
    Perubahan
    (baca: penghancuran) sistim pengairan sawah dan palawija;



    3.
    Mobilisasi
    kuda, kerbau dan sapi untuk pembajakan dan pengang kutan;



    4.
    Optimalisasi
    pelabuhan, termasuk pelabuhan alam;



    5.
    Pendirian
    pabrik-pabrik di lingkungan pedesaan, pabrik gula dan karung goni;



    6.
    Kerja
    paksa atau rodi atau corvee labour untuk pemerintah;



    7.
    Pembebanan
    berbagai macam pajak.



    Sistem
    ini juga merupakan titik awal berkembangnya kapitalisme perkebunan di Indonesia
    .


    Pada pertengahan abad 19 terjadi perubahan di
    negeri Belanda, yaitu menguatnya kaum kapital dagang swasta --seusai
    mentransformasikan monarki absolut menjadi monarki parlementer dalam sistim
    kapitalisme-- terjadi pula perubahan di Nusantara/ Hindia Belanda. Perubahan kapitalisme ini pun menuntut perubahan dalam
    metode penghisapan dan sistem politiknya: dari campur tangan negara, terutama
    untuk monopoli produksi, perdagangan dan keuangan. Politik dagang kolonial yang
    monopolistik ke politik kapital dagang industri yang bersifat persaingan bebas,
    sebagai akibat tuntutan swastanisasi oleh kelas borjuis yang baru berkembang.
    Maka pada tahun 1870 tanam paksa di hentikan. Namun
    borjuasi yang masuk ke jajahan (di Indonesia) menghadapi problem secara
    fundamental yaitu problem tenaga produktif yang sangat lemah. tenaga kerjanya
    buta huruf, misalnya. Oleh karena itu untuk mengefisienkan bagi akumulasi
    kapital, pemerintah belanda menerapkan politik etis. Dengan politik etis
    pemerintah hindia belanda berharap agar tenaga-tenaga kerja bersentuhan dengan
    ilmu pengetahuan (meski tidak sepenuhnya) tekhnologi untuk menunjang
    produktivitas dan untuk perluasan lahan bagi kepentingan akumulasi modal. Mulai
    munculah sekolah-sekolah walaupun diskriminatif dalam penerimaaan siswanya.



    Penerapan politik Etis ternyata menjadi bumerang bagi
    Belanda sendiri. Politik etis menumbuhkan kesadaran baru bagi rakyat-rakyat
    dengan tersosialisanya ilmu pengetahuan akhirnya mampu memahami kondisinya yang
    tertindas. Gerakan-gerakan modern untuk melawan penindasan mulai dikenal:
    mulailah dikenal organisasi terutama setelah partai-partai revolusioner di
    Belanda berkomitmen (merasa berkewajiban) membebaskan tanah jajahan. Seiring
    dengan ini mulailah dikenal mengenai sosialisme, kapitalisme, komunisme, dsb.
    yang selanjutnya sebagaimana yang kita ketahui dengan baik, rakyat mulai
    membangun perlawanan (berontak).



    Dampak yang
    paling nyata dari adanya kapitalisme perkebunan dan adanya pendidikan,
    perlawanan rakyat Indonesia -- yang dulunya hanya bersifat lokal, tidak terorganisir
    secara modern, dan tidak berideologi -- telah berubah secara kualitatif dan
    kuantitatif. Di mana-mana muncul secara massif dan menasional perlawanan rakyat yang terorganisasikan
    secara modern dan memiliki ideologi yang jelas.



    Revolusi di Cina dibawah Sun Yat Sen,
    kebangkitan kaum terpelajar Turki dan Revolusi Rusia (Oktober 1917) memberi
    pengaruh pada kesadaran kaum terpelajar negeri jajahan.
    Tahun 1908 berdiri sebuah organisasi Pemuda Boedi Oetomo,
    yang juga ditandai sebagai hari kebangkitan nasional. Pada bulan Juli 1917
    mengubah Organisasinya menjadi sebuah partai politik.
    Hal yang sama terjadi dengan Sarekat Islam
    (SI). Dari titik ini kepartaian di Indonesia di bagi dua yaitu yang
    berkoorperasi--masuk dalam sistem kolonial-- dan yang menolak masuk ke dalam
    sistem kolonial tersebut. Yang masuk dalam ketegori koorporasi ialah BU dan SI
    sedangkan kelak yang masuk kedalam kategori non-ko ialah PKI dan PNI.



    Di dalam kongres SI di Yogyakarta
    terjadi perpecahan antara faksi revolusioner dengan ulama-ulama kolot feodal
    yang menolak SI bergabung dengan organisasi-organisasi dunia yang ada
    hubungannya dengan organisasi komunis internasional. Perpecahan ini mendorong
    faksi revolusioner untuk membangun sebuah wadah yaitu Partai Komunis -- partai
    komunis pertama di Asia--dalam sebuah kongres di Bandung, Maret 1923 yang
    menggariskan perbedaan secara prinsipil dengan SI yaitu partai komunis
    mengemban dan mengembangkan suatu kebudayaan revolusioner serta mengumandangkan
    pengertian dan kebebasan. Partai ini lahir ketika imperialisme di tanah
    jajahannya telah melahirkan kaum buruh dan sekaligus di dalam masyarakat yang
    masih mempertahankan sisa-sisa feodalisme. Sementara organisasi-organisasi lain
    tidak mampu membaca dan memanifestasikan kesadaran perlawanan rakyat.


    PKI terus menjalankan politik
    radikalnya yang berujung pada pemberontakan pertama besar-besaran di Indonesia
    yang dipimpin oleh partai politik, pada akhir tahun 1926 sampai januari 1927,
    dan menolak penjajahan secara sangat serius.


    Serikat buruh yang mula-mula berdiri adalah serikat buruh
    trem dan kereta api (VSTP) dengan markas di Semarang, berdiri 1918. Juru
    propaganda pribumi VSTP yang pertama, Semaoen, selain bekerja untuk serikat
    buruh juga menjadi ketua Sarekat Islam (SI) lokal Semarang. Gerakan ini mencatat beberapa kesuksesan
    antara lain di bidang perserikatan buruh yang di mulai pada mei 1923.



    Usaha perjuangan pembebasan rakyat secara nasional ini,
    menunjukkan betapa takutnya pemerintah Belanda terhadap aksi-aksi massa yang
    radikal dan progersif. Sekitar 13.000 pejuang dibuang ke Boven Digul oleh
    Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Salah satu sebabnya adalah ketidak-mampuan
    kaum radikal dalam mengkonsolidasikan secara baik dan menyeluruh
    kekuatan-kekuatan potensial rakyat, yaitu kaum buruh, kaum tani dan kaum
    tertindas lainnya. Sehingga kekuatan kaum radikal sendiri tidak cukup kuat
    untuk menghadapi aparat militer Pemerintah Kolonial. Satu pelajaran yang harus
    kita ambil adalah bahwa perjuangan bersenjata adalah kebutuhan nyata massa dan
    merupakan kulminasi dari situasi revolusioner perlawanan rakyat terhadap watak
    negara kolonial, dengan aparat kemiliterannya, yang selama ini melakukan
    penghisapan/penindasan terhadap segala bentuk perlawanan rakyat. Dengan
    demikian, kekalahan perlawanan 1926/1927, adalah kekalahan gerakan pada
    umumnya.



    Sejarah perjuangan ternyata
    bergerak maju. Kekalahan gerakan pembebasan nasional tidak serta merta
    menyurutkan perjuangan. Posisi PKI di ambil alih oleh PNI yang berdiri pada
    tanggal 4 Juli 1927 dibawah pimpinan Ir. Sukarno. PNI berwatak kerakyatan dan
    partai massa. Sisa-sisa kaum progresif yang masih hidup lalu bergabung dengan
    PNI, sebagai alat perlawanan kolonialisme.Dukungan yang luas atas PNI membuat
    penguasa harus mengirim para aktivis PNI ke penjara, termasuk Sukarno.
    Akhirnya, pada tahun 1929 pimpinan PNI mengambil keputusan untuk membubarkan
    diri. Tapi aktivitas revolusioner yang dilakukan oleh kaum radikal tetap
    dilanjutkan dengan gerakan bawah tanah. Di bawah kondisi yang represif,
    terbitan dan pertemuan gelap lainnya terus dijalankan.


    Ketika fasisme
    mulai merambah Eropa dan Asia, konsistensi perjuangan pembebasan tetap terjaga
    terus menerus. Sementara itu di Eropa, tahun 1939 Perang Dunia II meletus
    ketika Jerman dibawah Hitler menyerbu Polandia. Jepang lalu menyerbu Hindia
    Belanda dan mengusir kekuasaan Belanda digantikan dengan pemerintahan
    administrasi militer. Kerja paksa (romusha) diberlakukan untuk membangun
    infrastruktur perang seperti pelabuhan, jalan raya dan lapangan udara tanpa di
    upah. Serikat buruh dan partai politik dilarang. Yang diperbolehkan berdiri
    hanya organisasi boneka buatan pemerintah militer Jepang seperti Peta, Keibodan
    dll. Sebab-sebab dari timbulnya PD II adalah persaingan diantara negara-negara
    imperialis untuk memperebutkan pasar dan sumber bahan baku. Siapapun yang
    menang maka kemenangannya adalah tetap atas nama imperialisme. Jadi dapat
    disimpulkan bahwa Perang Dunia Kedua Adalah Perang Kaum Imperialis



    4. REVOLUSI BORJUASI
    1945



    Pada tanggal 14
    dan 16 Agustus 1945, Nagasaki dan Hiroshima di bom atom oleh tentara sekutu
    yang menyebabakan Jepang mengalami kekalahan dalam perang dunia ke II, maka
    terjadi kevakuaman kekuasaan di tanah-tanah jajahan pemerintahan fasis Jepang
    termasuk Indonesia sementara tentara Sekutu belum datang. Maka pada tanggal 17
    Agustus l945 Sukarno-Hatta yang masih ragu-ragu berhasil dipaksa oleh kaum muda
    untuk memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. Kemerdekaan dimungkinkan
    karena adanya kevakuman kekuasaan. Momentum kekosongan kekuasaan negara ini
    yang membuat proklamasi dapat dibacakan berkat inisiatif dan keberanian dari
    kaum muda. Proklamasi pada tahun l945, juga didasari pada patriotisme bahwa
    kemerdekaan tidaklah boleh sebagai pemberian dari Jepang atau hadiah dari
    Sekutu, tapi berkat kepemimpinan dari para pejuang Indonesia.



    Revolusi pembebasan nasional tahun l945 ternyata gagal
    menghasilkan demokrasi yang sejati bagi rakyat. Hal ini disebabkan karena
    kekuatan rakyat yang diorganisir oleh kaum radikal kerakyatan gagal mengambil
    kepemimpinan dalam perjuangan pembebasan nasional.
    Tampuk
    kekuasaan negara repulik Indonesia hanya pindah dari tangan para
    kolonialis-kapitalis ke tangan sisa-sisa feodalisme yang berhasil
    mentransformasikan diri menjadi borjuasi nasional (kapitalis local).
    Kekalahan start kaum radikal oleh borjuasi nasional dalam
    mengambil kepemimpinan politik untuk membentuk pemerintahan koalisi nasional
    kerakyatan dikarenakan penetrasi Amerika yang memperalat kekuatan-kekuatan
    politik yang ada di Indonesia. AS dengan dukungan beberapa sekutunya di
    Indonesia lalu membuat skenario teror putih dengan menghancurkan kaum radikal
    dan frontnya.
    Hasil dari revolusi borjuasi secara
    umum adalah pemindahan kekuasaan dari tangan para kolonialis-kapitalis
    Hindia-Belanda ke tangan para borjuasi baru sipil dan militer.



    Program
    politik untuk menuntaskan revolusi borjuasi nasional yang belum tuntas dan
    harus dilanjutkan dengan revolusi sosial menjadi pemikiran dan dijalankan oleh banyak kekuatan partai
    politik. Pada era demokrasi multi partai ini, terjalin sebuah kehidupan
    berbangsa yang demokratis karena keterlibatan partisipasi politik rakyat sangat
    besar di sini dan banyak-nya partai yang mempunyai orientasi yang pro-rakyat.
    Dalam masa damai era demokrasi multi partai ini, militer dan para pendukungnya
    tidak mampu berbuat banyak. Oleh karena itu, mereka sering melakukan sabotase
    ekonomi (lewat penyelundupan), ancaman kudeta, dan menciptakan pemberontakan
    separatisme, dengan tujuan untuk mengacaukan masa damai yang lebih
    menguntungkan kalangan sipil dan mayoritas rakyat. Kita catat misalnya
    dikepungnya Istana Merdeka pada tanggal 17 Oktober 1952. Dalam usaha kudeta itu
    militer bekerja sama dengan bandit-bandit ekonomi-politik dalam negeri,
    beberapa kekuatan politik kanan, dan agen rahasia luar negeri seperti
    CIA-Amerika dan MI-6-Inggris.



    Militer
    Indonesia yang di kuasai tentara reguler jebolan KNIL dan PETA hasil dari
    rasionalisasi dan restrukturisasi yang menyingkirkan laskar-laskar rakyat
    berhasil memperkuat basis ekonomi-nya melalui program banteng pada tahun 1957.
    Program in merupakan usaha “penciptaan” kelas borjuasi nasional (kapitalis
    lokal). Program ini juga berisi nasionalisasi besar-besaran aset swasta asing
    dan ex perusahaan Belanda dengan melibatkan pengusaha pribumi dan
    jenderal-jenderal militer (TNI). Program
    ini juga merupakan tonggak masuknya militer sebagai kapitalis dan munculnya
    pengusaha-pengusaha dari partai-partai politik.
    Sistem ekonomi Orde Lama juga masih berada disekitar jalur
    industrialisasi.
    Dalam
    situasi ini masih terdapat ilusi tentang tentara yang konstitu sional dan
    pro-rakyat. Salah tafsir ini mengingkari bahwa ABRI, yang cikal-bakalnya
    rakyat, telah dikooptasi oleh kaum reaksioner, ini membuktikan tentara
    mempunyai tendensi-tendensi akan kekuasaan politik. Tendensi ini makin nampak
    jelas ketika dimasukannya ABRI sebagai golongan fungsional, jadi dapat dipilih
    tanpa pemilu. Ini semua merupakan bentuk kongkrit dari penjabaran konsep Jalan
    Tengah dari Nasution, bahwa ABRI harus menjadi kekuatan sosial-politik. konsep
    ini yang kemudian dikembangkan oleh Jendral Suharto menjadi Dwi Fungsi ABRI.



    Militer
    yang ingin berkuasa penuh secara politik dengan konsep jalan tengahnya dan
    mendapat perlawanan yang keras dari kekuatan buruh dan tani lewat PKI.
    Puncaknya meletuslah peristiwa 65 yang lebih kita kenal dengan G 30 S/PKI. Dan
    militer akhirnya mengkudeta Soekarno dan membantai massa dan simpatisan PKI dan
    Soekarno.






    5. Orde Baru
    dan Kapitalis Bersenjata



    Konsolidasi
    kapitalisme di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari scenario lembaga-lembaga
    sistem kapitalisme dunia seperti IMF dan World Bank. Kapitalisme dengan
    syarat-syarat kekuatan produktif yang rapuh dibidang teknologi serta kurangnya
    dana segar untuk modernisasi menjadikan penguasa Orba harus bergantung
    sepenuh-penuhnya pada kekuatan modal Internasional Jepang, Amerika, Inggris,
    Jerman, Taiwan, Hongkong, dll. Pengabdian Orba pada modal semakin membuktikan
    bahwa pada prinsipnya negara Orba dibawah kekuasaan yang dipimpin oleh Jendral
    Soeharto adalah ALAT KEPENTINGAN-KEPENTINGAN MODAL.



    Pada
    tahapan awal konsolidasi kekuasaannya,
    Soeharto berhasil memanfaatkan pinjaman hutang luar negeri dan penanaman
    modal asing. Soeharto melahirkan orang kaya baru (OKB) dan tumbuhnya Kapitalis.
    Soeharto juga memberikan lisensi penuh kepada sekutu dan kerabatnya untuk
    monopoli Export-import, penguasaan HPH dan perkebunan-perkebunan kepada
    yayasan-yayasan Angkatan Darat. Sehingga seluruh aset ekonomi kekayaan negara
    dikuasai oleh kroni-kroni Soeharto. Dan Rezim Orba ini juga menggunakan kekuatan
    militernya untuk merefresif, membungkam dan meredam kekritisan dan protes dari
    rakyat. Senjatanya yaitu Dwi Fungsi ABRI dengan manifestasinya yaitu kodam,
    kodim, korem, koramil, babinsa/binmas. Juga badan extra yudisialnya seperti
    BIA, BAIS,dll.



    Pada
    masa kekuasaan Rezim Orba ada beberapa perlawanan rakyat, tetapi organisasi
    perlawanannya lemah sehingga dapat dipukul dengan mudah seperti kasus Aceh,
    Tanjung Priuk, Lampung,dll. Di Gerakan Mahasiswanya sendiri Rezom Orba
    mengeluarkan kebijakan NKK/BKK yang jelas-jelas sangat meredam kekritisan
    mahasiswa, dan membuat mahasiswa jadi sulit untuk merespon kondisi masyarakat
    Indonesia.



    Pada
    tahun 1997 terjadi krisis yang melanda dunia. Krisis ini diakibatkan oleh over
    produksi yang menyebabkan pengembalian modal mengalami kesulitan. Dampak dari
    krisis Global ini sangat berpengaruh sekali pada negara-negara dunia ketiga
    seperti Indonesia. Ditambah lagi dengan jatuh temponya hutang luar negeri.
    Dampak dari krisis ekonomi di Indonesia awal dari keruntuhan Rezim Orba.



    Runtuhnya
    Orba yang dimulai dengan krisis ekonomi yang berkepanjangan di Indonesia.
    Dampak dari krisis ekonomi tersebut adalah naiknya harga sembako. Sehingga
    terjadi pergolakan dimana-mana yang menuntut diturunkannya harga sembako.
    Gerakan Mahasiswa yang selama ini vakum mulai bangkit melawan Rezim otoriter
    Soeharto. Tuntutan Mahasiswa dan Rakyat yang tadinya mengangkat isu-isu
    ekonomis meningkat menjadi isu-isu politis.



    Pada
    tahun 1998 Gerakan Mahasiswa dan Rakyat berhasil melengserkan Soeharto dari
    kursi kekuasaannya. Soeharto digantikan oleh Habibie yang masih anak didiknya.
    Habibie hanya setahun berkuasa di Indonesia. GusDur naik sebagai Presiden RI
    dan Mega sebagai wakilnya melalui Pemilu 1999 yang katanya demokratis.






    6. Indonesia
    dalam alam Neo Liberalisme.






    Neo liberalisme adalah salah satu bentuk baru
    kapitalisme. Jurus neolib ini dilahirkan oleh kapitalisme Internasional
    dikarenakan pada saat itu dunia sedang mengalami krisis global. Persaingan
    pasar bebas menurut kapitalisme Internasional adalah jawabannya. Sehingga
    kesepakatan WTO pada November 1999 di Seattle Amerika adalah tahun 2003 sebagai
    tahun diberlakukannya pasar bebas di Indonesia. Dampak dari pasar bebas di
    Indonesia ini akan mematikan perekonomian rakyat kecil di Nidonesia. Karena produksi
    Indonesia belum mampu bersaing dengan produksi luar negeri, karena keterbatasan
    teknologi.



    Rezim
    Mega-Hamzah yang saat ini memimpin Indonesia ternyata tidak mampu berbuat
    banyak untuk menolak Neolib ini. Karena pemerintahan GusDur-Mega masih sangat bergantung
    pada pinjaman hutang luar negeri terutama IMF dan World Bank.



    Sementara rakyat Indonesia menuntut kepada Rezim yang
    baru naik, yang katanya mendapat legitimasi dari rakyat untuk menuntaskan
    agenda-agenda Reformasi total, yang beberapa pointnya yaitu pemberantasan KKN,
    pemulihan ekonomi, cabut dwi Fungsi TNI/Polri(ABRI), Pengadilan Soeharto &
    kroninya serta sita asset-aset kekayaannya untuk subsidi kebutuhan rakyat. Dan
    sampai saat ini Rezim Mega-Hamzah belum mampu. Bahkan pemerintahan Mega-Hamzah membuat
    konsesi dengan sisa kekuatan lama (sisa Orba dan militer). Inilah yang membuat
    terhambatnya proses demikratisasi di Indonesia. Rezim yang diharapkan rakyat
    banyak juga menggunakan militer sebagai pendukung kekuasaannya. Ini terbukti
    bahwa Rezim Mega-Hamzah sama saja dengan rezim Orba. Bahkan militer
    berkali-kali mencoba ingin berkuasa kembali di Indonesia dengan mengeluarkan
    jurus pamungkasnya yaitu RUU PKB, dll (terakhir mereka mencoba untuk
    mengaburkan tuntutan pencabutan Dwi Fungsi TNI/Polri dengan isu TNI/POLRI
    mempunyai hak untuk memilih dan dipilih lewat Pemilu), dan ini justru didukung
    oleh Rezim. Ini berarti mereka memberi peluang untuk terjadinya kembali
    praktek-praktek militerisme di Indonesia.






    7. Hal-hal yang harus kita lakukan untuk merubah Indonesia.


    Untuk merubah Indoneisa, kembali kepada cita-cita
    kemerdekaan rakyat Indonesia yang sesungguhnya, yaitu membangun suatu
    masyarakat yang adil dan makmur. Kita harus menghancurkan dulu sistem
    kapitalisme yang sangat menindas tehadap hak-hak kaum pekerja yang menjadi
    mayoritas dari rakyat Indonesia. Kita harus membangun Organisasi-organisasi
    perlawanan rakyat untuk menentang segala macam system yang tidak berpihak pada
    rakyat. Dan kita juga harus mampu mempelopori membentuk system yang berpihak kepada
    rakyat. Sistem yang berpihak kepada
    rakyat yaitu system Demokrasi Kerakyatan. Kita harus merebut demokrasi sejati,
    untuk itu kita harus mentaskan revolusi demokratik di Indonesia. Kita harus
    menegakkan demokrasi sepenuhnya di Indonesia. Demokrasi Tanpa Penindasan.




      Waktu sekarang Sat Nov 23, 2024 8:40 am