Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    bagaimana anda bereaksi

    sumanto
    sumanto
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Libra Jumlah posting : 123
    Join date : 03.07.10
    Age : 59
    Lokasi : di belakangmu

    bagaimana anda bereaksi Empty bagaimana anda bereaksi

    Post by sumanto Thu Aug 05, 2010 3:04 pm

    Tiap saat kita berhadapan dengan bermacam-macam situasi. Terutama ketika
    berhubungan dengan orang lain.

    Sebagai pemimpin, mengertikah kita bagaimana cara `membakar' motivasi para
    pegawai kita? Sebagai ibu, kita sering bingung nggak habis pikir plus pusing
    oleh watak keras kepala anak-anak kita?! Tak jarang pula, sebagai suami kita
    terus-terusan bertengkar sama istri yang padahal juga kita sayangi dan
    cintai?Adakah `zat kimia' tertentu atau pola tertentu yang mempengaruhi sifat,
    sikap dan reaksi kita dan merasa dalam menghadapi berbagai situasi. sehingga
    kita bisa lebih berdamai dan mengerti mengapa semua reaksi itu terjadi?
    Bukankah akan lebih nikmat hidup ini kalau kita satu sama lain saling memahami?

    Florence Litteur, penulis buku terlaris "Personality Plus" menguraikan, ada
    empat pola watak dasar manusia. Kalau saja semua sudah kita pahami, kita akan
    sangat terbantu sekali dalam berhubungan dengan orang lain.Kita akan jadi
    mengerti mengapa suami kita tiba-tiba marah sekali ketika meja kerjanya yang
    berantakan kita atur rapi. Kita juga akan mudah memahami mengapa pegawai kita
    gampang sekali berjanji. dan hebatnya dengan mudah pula ia melupakannya, "Oh
    ya, saya lupa" katanya sambil tertawa santai. Kita juga akan mudah mengerti
    mengapa istri kita nggak mau dengar sedikitpun pendapat kita, tak mau kalah,
    cenderung mempertahankan diri, selalu merasa benar dengan pendapatnya dan makin
    sengit bertengkar kalau kita mau coba-coba untuk mengalahkannya.

    Yang pertama, kata Florence adalah golongan Sanguinis, "Yang Populer". Mereka
    ini cenderung ingin populer, ingin disenangi oleh orang lain. Hidupnya penuh
    dengan bunga warna-warni. Mereka senang sekali bicara tanpa bisa dihentikan.
    Gejolak emosinya bergelombang dan transparan. Pada suatu saat ia berteriak
    kegirangan, dan beberapa saat kemudian ia bisa jadi menangis tersedu-sedu.

    Namun orang-orang sanguinis ini sedikit agak pelupa, sulit berkonsentrasi,
    cenderung berpikir `pendek', dan hidupnya serba tak beratur. Jika suatu kali
    anda lihat meja kerja pegawai anda cenderung berantakan, agaknya bisa jadi ia
    sanguinis. Kemungkinan besar ia pun kurang mampu berdisiplin dengan waktu,
    sering lupa pada janji apalagi bikin planning/rencana. Namun kalau disuruh
    melakukan sesuatu, ia akan dengan cepat mengiyakannya dan terlihat sepertinya
    betul-betul hal itu akan ia lakukan. Dengan semangat sekali ia ingin buktikan
    bahwa ia bisa dan akan segera melakukannya. Tapi percayalah, beberapa hari
    kemudian ia tak lakukan apapun juga.

    Lain lagi dengan tipe kedua, golongan melankoli, "Yang Sempurna". Agak
    berseberangan dengan sang sanguinis. Cenderung serba teratur, rapi, terjadwal,
    tersusun sesuai pola. Umumnya mereka ini suka dengan fakta-fakta, data-data,
    angka-angka dan sering sekali memikirkan segalanya secara mendalam. Dalam
    sebuah pertemuan, orang sanguinis selalu saja mendominasi pembicaraan, namun
    orang melankoli cenderung menganalisa, memikirkan, mempertimbangkan, lalu kalau
    bicara pastilah apa yang ia katakan betul-betul hasil yang ia pikirkan secara
    mendalam sekali.

    Orang melankoli selalu ingin serba sempurna. Segala sesuatu ingin teratur.
    Karena itu jangan heran jika balita anda yang `melankoli' tak `kan bisa tidur
    hanya gara-gara selimut yang membentangi tubuhnya belum tertata rapi. Dan
    jangan pula coba-coba mengubah isi lemari yang telah disusun istri `melankoli'
    anda, sebab betul-betul ia tata-apik sekali, sehingga warnanya, jenisnya,
    klasifikasi pemakaiannya sudah ia perhitungkan dengan rapi. Kalau perlu ia
    tuliskan satu per satu tata letak setiap jenis pakaian tersebut. Ia akan
    dongkol sekali kalau susunan itu tiba-tiba jadi lain.

    Berikutnya, manusia Koleris, "Yang Kuat". Mereka ini suka sekali mengatur
    orang, suka tunjuk-tunjuk atau perintah-perintah orang. Ia tak ingin ada
    penonton dalam aktivitasnya. Bahkan tamu pun bisa saja ia `suruh' melalukan
    sesuatu untuknya. Akibat sifatnya yang `bossy' itu membuat banyak orang koleris
    tak punya banyak teman. Orang-orang berusaha menghindar, menjauh agar tak jadi
    `korban' karakternya yang suka `ngatur' dan tak mau kalah itu.

    Orang koleris senang dengan tantangan, suka petualangan. Mereka punya rasa,
    "hanya saya yang bisa menyelesaikan segalanya; tanpa saya berantakan semua".
    Karena itu mereka sangat "goal oriented", tegas, kuat, cepat dan tangkas
    mengerjakan sesuatu. Baginya tak ada istilah tidak mungkin. Seorang wanita
    koleris, mau dan berani naik tebing, memanjat pohon, bertarung ataupun memimpin
    peperangan. Kalau ia sudah kobarkan semangat "ya pasti jadi", maka hampir dapat
    dipastikan apa yang akan ia lakukan akan tercapai seperti yang ia katakan.
    Sebab ia tak mudah menyerah, tak mudah pula mengalah.

    Hal ini berbeda sekali dengan jenis keempat, sang Phlegmatis "Cinta Damai".
    Kelompok ini tak suka terjadi konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau
    lakukan, sekalipun ia sendiri nggak suka. Baginya kedamaian adalah
    segala-galanya. Jika timbul masalah atau pertengkaran, ia akan berusaha mencari
    solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia mau merugi sedikit atau rela
    sakit, asalkan masalahnya nggak terus berkepanjangan.

    Kaum phlegmatis kurang bersemangat, kurang teratur dan serba dingin. Cenderung
    diam, kalem, dan kalau memecahkan masalah umumnya sangat menyenangkan. Dengan
    sabar ia mau jadi pendengar yang baik, tapi kalau disuruh untuk mengambil
    keputusan ia akan terus menunda-nunda. Kalau anda lihat tiba-tiba ada
    sekelompok orang berkerumun mengelilingi satu orang yang asyik bicara terus,
    maka pastilah para pendengar yang berkerumun itu orang-orang phlegmatis. Sedang
    yang bicara tentu saja sang Sanguinis.

    Kadang sedikit serba salah berurusan dengan para phlegmatis ini. Ibarat
    keledai, "kalau didorong ngambek, tapi kalau dibiarin nggak jalan". Jadi kalau
    anda punya staf atau pegawai phlegmatis, anda harus rajin memotivasinya sampai
    ia termotivasi sendiri oleh dirinya.

    Mencoba Mengerti Orang Lain

    Nah, sekarang anda masuk golongan mana? Coba amati istri, suami atau anak-anak
    anda, mereka golongan apa? Jangan-jangan anda sekarang mulai mengerti mengapa
    suami-istri-anak-rekan anda bertingkah laku "seperti itu" selama ini. Dan anda
    pun akan tertawa sendiri mengingat-ingat berbagai perilaku dan kejadian selama
    ini.

    Ya, tapi apakah persis begitu? Tentu saja tidak. Florence Litteur, berdasarkan
    penelitiannya bertahun-tahun telah melihat bahwa ternyata keempat watak itu
    pada dasarnya juga dimiliki setiap orang. Yang beda hanyalah `kadar'nya. Oleh
    sebab itu muncullah beberapa kombinasi watak manusia.

    Ada orang yang tergolong Koleris Sanguinis. Artinya kedua watak itu dominan
    sekali dalam mempengaruhi cara kerja dan pola hubungannya dengan orang lain. Di
    sekitar kita banyak sekali orang-orang koleris sanguinis ini. Ia suka
    mengatur-atur orang, tapi juga senang bicara (dan mudah juga jadi pelupa).

    Ada pula golongan Koleris Melankolik. Mungkin anda akan kurang suka bergaul
    dengan dia. Bicaranya dingin, kalem, baku, suka mengatur, tak mau kalah dan
    terasa kadang menyakitkan (walaupun sebetulnya ia tak bermaksud begitu). Setiap
    jawaban anda selalu ia kejar sampai mendalam. Sehingga kadang serasa
    diintrogasi, sebab memang ia ingin sempurna, tahu secara lengkap dan agak
    dingin. Menghadapi orang koleris melankolik, anda harus fahami saja sifatnya
    yang memang `begitu' dan tingkatkan kesabaran anda. Yang penting sekarang anda
    tahu, bahwa ia sebetulnya juga baik, namun tampak di permukaan kadang kurang
    simpatik, itu saja.

    Lain lagi dengan kaum Phlegmatis Melankolik. Pembawaannya diam, tenang, tapi
    ingat. semua yang anda katakan, akan ia pikirkan, ia analisa. Lalu saat
    mengambil keputusan pastilah keputusannya berdasarkan perenungan yang mendalam
    dan ia pikirkan matang-matang.

    Banyak lagi tentunya kombinasi-kombinasi yang ada pada tiap manusia. Akan
    tetapi yang penting adalah bagaimana memanfaatkannya dalam berbagai aktivitas
    hidup kita. Jika suami istri saling mengerti sifat dan watak ini, mereka akan
    cenderung berusaha `memaafkan' pasangannya. Lalu berusaha untuk menyikapinya
    secara bijaksana.

    Begitu pula saat menerima calon pegawai. Untuk bidang-bidang yang membutuhkan
    tingkat ketelitian dan keteraturan yang tinggi, jauh lebih baik anda tempatkan
    orang-orang yang melankolik sempurna. Sedang di bagian promosi, iklan,
    resepsionis, MC, humas, wiraniaga, tentu jauh lebih tepat anda tempatkan
    orang-orang sanguinis. Lalu jangan posisikan orang-orang phlegmatis di bagian
    penagihan ataupun penjualan. Hasilnya pasti akan amat mengecewakan.

    Begitulah, manusia memang amat beragam. Muncul sedikit tanda tanya, diantara
    semua watak itu, mana yang paling baik? Jawabannya, menurut Florence, tak ada
    yang paling baik. Semuanya baik. Tanpa orangsanguinis, dunia ini akan terasa
    sepi. Tanpa orang melankoli, mungkin tak ada kemajuan di bidang riset, keilmuan
    dan budaya. Tanpa kaum koleris, dunia ini akan berantakan tanpa arah dan
    tujuan. Tanpa sang phlegmatis, tiada orang bijak yang mampu mendamaikan dunia.

    Yang penting bukan mana yang terbaik. Sebab kita semua bisa mengasah
    keterampilan kita berhubungan dengan orang lain (interpersonal skill). Seorang
    yang ahli dalam berurusan dengan orang lain, ia akan mudah beradaptasi dengan
    berbagai watak itu. Ia tahu bagaimana menghadapi sifat pelupa dan watak acaknya
    kaum sanguinis, misalnya dengan memintanya untuk selalu buat rencana dan
    memintanya melakukansegera. Ia jago memanas-manasi (menantang) potensi orang
    koleris mencapai goal-nya, atau `membakar' sang phlegmatis agar segera
    bertindak saat itu juga."Inilah seninya", kata Florence "dalam berinteraksi
    dengan orang lain". Tentu saja awalnya adalah, "Anda dulu yang harus berubah".
    Belajarlah jadi pengamat tingkah laku manusia.(lalu tertawalah)!

      Waktu sekarang Thu Nov 21, 2024 3:02 pm