Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    teori kuantum

    sumanto
    sumanto
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Libra Jumlah posting : 123
    Join date : 03.07.10
    Age : 59
    Lokasi : di belakangmu

    teori kuantum Empty teori kuantum

    Post by sumanto Wed Jul 07, 2010 2:50 pm

    Teori Segalanya,
    Pengejaran Panjang Sebuah Mimpi

    Febdian
    Rusydi

    (Rijkuniversiteit Groningen)






    teori kuantum Clip_image001








    PERNAHKAH Anda
    membayangkan satu kota memiliki dua aturan yang sama sekali berbeda? Tentu akan
    terjadi kekacauan dan kerancuan. Tapi percayakah Anda, itulah yang terjadi pada
    alam semesta kita. Ada dua aturan sangat berbeda untuk menjelaskan fenomena
    dalam alam semesta kita? Aturan itu adalah Teori Relativitas Umum Einstein dan
    Mekanika Kuantum.



    Teori Relativitas Umum menggambarkan
    alam semesta sebagai hubungan antara materi dan geometri ruang-waktu
    (spacetime). Materi membuat ruang-waktu melengkung (curved), dan ruang-waktu
    membuat materi bergerak (motion). Kombinasi geometri-materi inilah yang kita
    rasakan sebagai gravitasi. Teori Relativitas Umum menjelaskan interaksi pada
    skala makro atau tingkat kasat mata, misalnya peredaran planet, bintang, dan
    galaksi



    Ketika kita mencoba memahami alam
    semesta pada ukuran mikro atau tingkat partikel, maka kita harus memakai
    Mekanika Kuantum. Mekanika Kuantum mendeskripsikan alam semesta sebagai
    superposisi dari berbagai kemungkinan. Beberapa aturan umum pada skala makro
    dilanggar, seperti atas-bawah, simetri kanan-kiri, dan bahkan waktu sebelum
    atau sesudah.



    Masalahnya adalah kenapa harus ada dua
    aturan? Kenapa materi pada skala mikro berperilaku berbeda dengan materi pada
    skala makro? Walau demikian, berbeda dengan contoh kota yang kacau karena
    memiliki dua aturan berbeda, alam semesta tetap harmonis. Atas dasar pemikiran
    itulah, orang berpikir seharusnya ada satu teori umum yang mampu menjelaskan
    kedua hal tersebut.






    Ide
    penyatuan teori



    Sebelum kita masuk pada ide
    "Penyatuan Teori", ada baiknya kita mengenal dulu interaksi dasar
    yang mengatur alam semesta. Semua fenomena di alam semesta terjadi karena
    interaksi antarpartikel. Ada empat interaksi dasar, yaitu elektromagnetik,
    lemah, kuat, dan gravitasi. Interaksi elektromagnetik menghasilkan listrik,
    magnet, dan cahaya. Interaksi lemah menyebabkan peluruhan radioaktif. Dan
    interaksi kuat mengikat proton-proton dan neutron-neutron dalam inti atom.
    Mekanika Kuantum dipakai untuk menjelaskan mekanisme tiga interaksi pertama
    ini. Interaksi terakhir, gravitasi, dijelaskan Teori Relativitas Umum.



    Adalah Albert Einstein yang pertama
    kali mencoba menggabungkan keempat interaksi tersebut dalam sebuah teori umum
    yaitu "Teori Segalanya" (Theory of Everything). Pertama, dia
    mencoba menggabungkan interaksi gravitasi dengan elektromagnetik, karena secara
    matematika kedua interaksi ini memiliki sifat sama yaitu berbanding terbalik dengan
    kuadrat jarak. Einstein menghabiskan lebih dari 30 tahun sisa hidupnya berkutat
    pada masalah ini, namun dia gagal.



    Mimpi Einstein tetap hidup. Idenya
    adalah alam semesta ini seharusnya bisa dijelaskan satu teori tunggal, yang
    berlaku baik pada dunia makro maupun mikro. Para ilmuwan dari berbagai kalangan
    terus memburu teori tunggal ini. Mereka percaya, teori ini adalah kunci utama
    memahami alam semesta sesungguhnya bekerja. Inilah isu utama di kalangan para
    fisika teoritis.



    Sejauh ini, ada dua kandidat utama
    sebagai "Teori Segalanya", yaitu Model Baku (Standard Model),
    dan Teori Dawai (String Theory). Artikel ini memberikan gambaran singkat
    bagaimana dua teori ini menggapai "Teori Segalanya".






    Model
    baku



    "Model Baku" memiliki
    sejarah yang panjang. Ratusan fisikawan berkontribusi dan ribuan eksperimen
    terlibat untuk mencari sebuah model untuk menjelaskan semua fenomena.
    "Model Baku" pertama kali diperkenalkan trio Nobel Fisika 1979,
    Sheldom Glashow, Abdus Salam, dan Steven Weinberg. Disebut "Model
    Baku" karena teori penyusunnya didukung hasil eksperimen. "Model
    Baku" sejauh ini adalah pemodelan untuk menyatukan tiga interaksi dunia
    mikro.



    Ide utama "Model Baku"
    adalah menganggap partikel dasar pembentuk materi (quark dan lepton) adalah
    sebagai partikel titik. Partikel titik ini berinteraksi dengan partikel titik
    lain dan saling menukarkan sebuah partikel khusus yang disebut partikel
    pengantar interaksi (exchange particle). Satu partikel pengantar hanya
    bekerja khusus pada satu interaksi saja.



    Para eksperimentalis sudah menemukan
    partikel pengantar untuk masing-masing interaksi. Foton untuk interaksi
    elektromagnetik, W dan Z untuk interaksi lemah, dan gluon untuk
    interaksi kuat. Satu partikel pengantar yang masih dalam prediksi teori adalah
    graviton untuk interaksi gravitasi.



    Penemuan partikel pengantar ini adalah
    kunci dari penggabungan teori. Alasannya, pada tingkat energi tertentu maka
    partikel pengantar pada masing-masing interaksi bersatu dan tidak bisa
    dibedakan.



    Glashow, Salam, dan Weinberg sudah
    berhasil membuktikan hal ini. Mereka menggabungkan interaksi elektromagnetik
    dan interaksi lemah dalam satu Teori Elektrolemah (Electroweak Theory).
    Tugas selanjutnya adalah menyatukan interaksi kuat bersama interaksi
    elektrolemah dalam satu teori, "Teori Unifikasi Agung" (Grand
    Unified Theory
    ).



    "Teori Unifikasi Agung"
    bukanlah masalah gampang karena ada satu sarat yang model ini belum buktikan,
    yaitu partikel supersimetri. Partikel supersimetri adalah partikel bayangan
    dari partikel pengantar interaksi. Satu partikel pengantar interaksi memiliki
    satu partikel supersimetri.



    Kalau "Teori Unifikasi
    Agung" bisa tercapai, selanjutnya tugas yang tak kalah berat adalah
    mengawinkan dengan interaksi gravitasi dalam satu aturan: Kuantum-Gravitasi.
    Kendala selanjutnya adalah graviton yang belum ditemukan.



    Saat ini "Model Baku"
    bekerja pada jalur utama fisika partikel dalam menguak rahasia alam semesta.
    Alasannya karena banyak prediksi teoretis dengan "Model Baku"
    terbukti secara eksperimental. Kini para eksperimentalis dari berbagai belahan
    dunia bekerja untuk membuktikan prediksi terbesar dari "Model Baku"
    ini, Teori Unifikasi Agung dan Kuantum-Gravitasi.






    Teori
    dawai



    Teori ini lahir tanpa sengaja pada
    akhir tahun 60-an, ketika Leonard Susskind dari Stanford University menguraikan
    persamaan matematika Gabriele Veneziano (Itali) untuk interaksi kuat. Susskind
    melihat, persamaan tersebut menjelaskan partikel titik dalam Model Baku (quark
    dan lepton) dan partikel pembawa interaksi memiliki struktur internal, yaitu
    dawai energi yang bergetar. Dawai tersebut berosilasi, merenggang dan merapat,
    memutar dan memuntir. Perbedaan frekuensi osilasi pada dawai akan memberikan
    karakter unik pada partikel tersebut, seperti massa (mass) dan muatan (charge).



    Ide Teori Dawai ini berkembang pesat
    di awal 80-an, setelah Michael Greene dan John Schwarz memperbaiki matematika
    Teori Dawai. Karya mereka menunjukkan, Teori Dawai mengarah pada penyatuan
    fenomena mikroskopik dan makroskopik.



    Fisika kita sekarang hanya sanggup
    untuk mengerti "Bagaimana alam bekerja", tapi tidak sanggup menjawab,
    "Kenapa alam bekerja seperti demikian". "Teori Segalanya"
    menjanjikan penyatuan semua fenomena alam dalam satu teori umum, memberi
    jawaban "kenapa alam bekerja demikian". Tidak hanya sampai di sana,
    misteri awal kelahiran alam semesta pun bisa dilacak.



    Kita sebenarnya adalah saksi sejarah
    pencarian intelektual "what is behind God's mind" tentang alam
    semesta ini. Akankah mimpi panjang Einstein ini akan berakhir pada suatu
    kesimpulan? Akankah "Teori Segalanya" menjadi akhir dari Fisika?
    Ataukah Tuhan sudah menyiapkan sesuatu di balik itu? Wallahu'alam.






    Gambar :


    • Konsep Ruang-waktu dalam
      Teori Relativitas Umum. Massa mempengaruhi bentuk kontur dimensi
      ruang-waktu, dan bentuk kontur dimensi ruang-waktu mempengaruhi massa
      untuk bergerak.

    • Konsep Model Baku.
    • Teori penyatuan interaksi
      fundamental dalam dalam skenario Dentuman Besar.

    • Ide dasar Teori Dawai.
      Atom terdiri dari elektron dan inti. Inti terdiri dari proton dan netron.
      Proton dan netron terdiri dari quark. Elektron dan quark terbuat dari
      STRING!

    • Dimensi ke-5, 6, 7, 8, 9,
      dan 10. Seorang akrobat hanya bisa merasakan seutas tali yang dilewatinya
      sebagai 1 dimensi: bergerak maju-mundur. Namun seekor semut yang kecil
      bisa berjalan maju-mundur dan kiri-kanan (memutari tali). Jadi semut
      merasakan sesungguhnya tali tersebut 2 dimensi. Dimensi baru ini bisa
      dikembangkan sampai 6. Sehingga total dimensi kita adalah: 1 dimensi waktu
      + 3 dimensi ruang + 6 dimensi tambahan = 10 dimensi.




    Sumber : Pikiran Rakyat (28 Oktober 2004)

      Similar topics

      -

      Waktu sekarang Sat Nov 23, 2024 7:58 pm