Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    makna syahadat

    kutubuku
    kutubuku
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 297
    Join date : 18.06.10
    Age : 36
    Lokasi : rahasia

    makna syahadat Empty makna syahadat

    Post by kutubuku Wed Jun 30, 2010 6:26 pm

    Pentingnya Syahadatain


    Ust.
    Tizar zein





    Maka ketahuilah,
    sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah…..



    (QS47:19)





    Jumlah umat Islam
    kini sangat banyak. Sebagian besar mereka terkategorikan sebagai Islam
    keturunan atau kebetulan terlahir sebagai muslim dari orang tua. Kenyataan akan
    jumlah yang banyak tidak berkorelasi dengan pemahamannya kepada Islam secara
    benar, orisinil dan utuh. Hakikat memahami Islam dimulai dari memahami inti
    sari ajarannya yaitu dua kalimat syahadah (syahadatain).
    Kalimat tersebut terdiri dari Laa Ilaaha
    Illallah
    dan Muhammadun Rasulullah.
    Memahami keduanya sangat penting dan mendasar. Karena jika kita tak memahami
    hakikat kalimat syahadah, kita dapat terjerembab ke dalam penyakit kebodohan
    dan kemusyrikan.






    Syahadatain merupakan fondasi atau asas dari
    bangunan keislamam seorang muslim. Jika fondasinya tidak kuat maka rumahnya pun
    tidak akan kuat bertahan.


    Ayat di atas, menjelaskan bahwa umat
    Islam tidak dibenarkan hanya sekedar mengucapkan atau melafalkan dua kalimat
    syahadah, tetapi seharusnya betul-betul memahaminya. Kata fa’lam berarti “maka
    ketahuilah, ilmuilah….”
    Artinya
    Allah memerintahkan untuk mengilmui atau memahami kalimat Laa Ilaaha Illallah bukan sekedar mengucapkannya, tetapi dengan
    yang pada gilirannya akan membentuk keyakinan (i’tiqod) dalam hati.








    Pentingnya Syahadatain







    Kalimat syahadah sangat penting dipahami karena beberapa
    hal:






    1. Pintu gerbang masuk ke dalam Islam (madkholu
    ilal Islam
    )



    Qs 2:108


    Islam ibarat rumah atau bangunan atau
    sistem hidup yang menyeluruh, dan Allah memerintahkan setiap muslim untuk masuk
    secara kaaffah. Untuk memasukinya
    akan melalui sebuah pintu gerbang, yaitu
    syahadatain. Hal ini berlaku baik bagi kaum muslimin atau non muslim.
    Artinya, pemahaman
    Islam yang benar dimulai dari pemahaman kalimat itu. Pemahaman yang benar atas
    kedua kalimat ini mengantarkan manusia ke pemahaman akan hakikat ketuhanan (rububiyyah) yang benar juga.
    Mengimani bahwa Allah-lah Robb semesta
    alam.









    2. Intisari doktrin
    Islam
    (Khulasoh
    ta’aliimil Islam)






    Intisari ajaran Islam terdapat terdapat dalam dua kalimat
    syahadah. Asyhadu anlaa ilaaha illallah
    (Aku bersaksi: sesungguhnya tidak ada Ilaah selain Allah) dan asyhadu anna muhammadan rasulullah (Aku
    bersaksi: sesungguhnya Muhammad Rasul Allah).
    Pertama, kalimat syahadatain merupakan pernyataan proklamasi kemerdekaan
    seorang hamba bahwa ibadah itu hanya milik dan untuk Allah semata (Laa ma’buda illallah), baik secara
    pribadi maupun kolektif (berjamaah). Kemerdekaan yang bermakna membebaskan dari
    segala bentuk kemusyrikan, kekafiran dan api neraka. Kita tidak mengabdi kepada bangsa, negara, wanita,
    harta, perut, melainkan Allah-lah yang disembah (al-ma’bud). Para ulama
    menyimpulkan kalimat ini dengan istilah Laa ilaaha illallah ‘alaiha nahnu; “di atas prinsip kalimat laa ilaaha illallah
    itulah kita hidup, kita mati dan akan dibangkitkan
    ”. Rasulullah juga
    bersabda “Sebaik-baik perkataan, aku dan
    Nabi-nabi sebelumku adalah Laa ilaaha illallah”
    (al-Hadist). Maka sering mengulang kalimat ini sebagai
    dzikir yang diresapi dengan pemahaman yang benar
    ¾ bukan hanya melisankan ¾
    adalah sebuah keutamaan yang dapat meningkatkan keimanan. Keimanan yang kuat,
    membuat hamba menyikapi semua perintah Allah dengan mudah. Sebaliknya, perintah
    Allah akan selalu terasa berat di saat iman kita melemah. Kalimat syahadatain
    juga akan membuat keimanan menjadi bersih dan murni, ibarat air yang suci.
    Allah akan memberikan dua keuntungan bagi mereka yang beriman dengan bersih,
    yaitu hidup aman atau tentram dan mendapat petunjuk dari Allah. Sebagaimana Dia
    berfirman dalam al-Qur’an: “Orang-orang
    yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik),
    mereka itulah orang-orang yang mendapatkan keamanan dan mereka itulah
    orang-orang yang mendapatkan petunjuk”
    (QS 6:82).






    Kedua, kita bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah,
    berarti kita seharusnya meneladani Rasulullah dalam beribadah kepada Allah.
    Karena beliau adalah orang yang paling mengerti cara (kaifiyat) beribadah kepada-Nya. Sebagaimana disabdakan Nabi SAW: “Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku
    shalat…”.
    Selanjutnya hal ini berlaku untuk semua aspek ibadah di dalam
    Islam.






    3.
    Dasar-dasar
    Perubahan
    (Asasul inqilaab)





    Perubahan yang dimaksud adalah perubahan mendasar dalam
    kehidupan manusia, yaitu perubahan dari kegelapan (jahiliyah) menuju cahaya
    (Islam); minazzuluumati ilannuur.
    Perubahan yang dimaksud mencakup aspek keyakinan, pemikiran, dan hidupnya
    secara keseluruhan, baik secara individu maupun masyarakat. Secara individu,
    berubah dari ahli maksiat menjadi ahli ibadah yang taqwa; dari bodoh menjadi
    pandai; dari kufur menjadi beriman, dst. Secara masyarakat, di bidang ibadah,
    merubah penyembahan komunal berbagai berhala menjadi menyembah kepada Allah
    saja. Dalam bidang ekonomi, merubah perekonomian riba menjadi sistem Islam
    tanpa riba, dan begitu seterusnya di semua bidang. Syahadatain mampu merubah
    manusia, sebagaimana ia telah merubah masyarakat di masa Rasulullah dan para
    shahabat terdahulu. Diawali dengan memahami syahadatain dengan benar dan
    mengajak manusia meninggalkan kejahiliyahan dalam semua aspeknya kepada
    nilai-nilai Islam yang utuh.






    4. Hakikat Da’wah para Rasul (Haqiqotud
    Da’watir Rasul)






    Para nabi, sejak Adam AS sampai Muhammad
    SAW, berda’wah dengan misi yang sama, mengajak manusia pada doktrin dan ajaran
    yang sama yaitu untuk beribadah kepada Allah saja dan meninggalkan Thogut. Itu merupakan inti yang sama dengan kalimat syahadatain,
    bahwa tiada Ilaah selain Allah semata. Seperti difirmankan Allah SWT: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul
    pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja) dan jauhi
    thogut itu” (QS 16:36)






    5. Keutamaan yang Besar (Fadhooilul
    ‘Azhim)






    Kalimat syahadatain, jika diaplikasikan dalam kehidupan
    sehari-hari, menjanjikan keutamaan yang besar. Keutamaan itu dapat berupa moral
    maupun material; kebahagiaan di dunia juga di akhirat; mendapatkan jaminan
    syurga serta dihindarkan dari panasnya neraka.









    Makna
    Asyhadu








    Kata asyahdu yang
    terdapat dalam syahadatain memiliki beberapa arti, antara lain:






    1. Pernyataan / Ikrar (al-I’laan
    atau al-Iqroor)



    Seorang yang bersyahadah
    berarti dia berikrar atau menyatakan ¾ bukan hanya mengucapkan ¾ kesaksian yang tumbuh dari dalam hati bahwa Tidak Ada
    Ilaah Selain Allah.





    2. Sumpah (al-Qossam)


    Seseorang yang bersyahadah berarti juga bersumpah ¾
    suatu kesediaan yang siap menerima akibat dan resiko apapun ¾
    bahwa tiada Ilaah selain Allah saja dan Muhammad adalah utusan Allah.





    3. Janji (al-Wa’du atau
    al-‘Ahdu)



    Yaitu janji setia akan
    keesaan Allah sebagai Zat yang dipertuhan. Janji tersebut kelak akan
    dipertanggungjawabkan dihadapan Allah (QS ?).





    Syahadah muslim yang
    dinyatakan dengan kesungguhan, yang merupakan janji suci,sekaligus sumpah kepada Allah SWT; merupakan ruh keimanan.
    Iman adalah keyakinan tanpa keraguan, penerimaan tanpa keberatan, kepercayaan
    terhadap semua keputusan Allah (QS 49:15).





    Hakikat Iman





    Keimanan itu
    bukanlah angan-angan, tetapi mencakup 3 hal:






    1.
    Dikatakan
    dengan lisan
    (al-Qoul)


    Syahadah diucapkan dengan lisan dengan penuh
    keyakinan. Semua perkataan yang keluar dari lisan mu’min senantiasa baik dan
    mengandung hikmah.





    2.
    Dibenarkan
    dengan hati
    (at-tashdiiq)


    Hati adalah lahan menyemai benih-benih
    keimanan.
    Semua yang keluar dari lisan digerakkan oleh hati. Apa yang ada dalam hati akan
    dicerminkan dalam perkataan dan perbuatan. Dalam hadist Bukhori digambar oleh
    Nabi SAW bahwa: “Ilmu (hidayah) yang Aku
    bawa ibarat air hujan, ada jenis tanah yang subur menumbuhkan tanaman, ada
    tanah yang tidak menumbuhkan hanya menampung air, ada jenis tanah yang gersang,
    tidak menumbuhkan juga tidak menampung”
    .



    Allah, dalam al-Qur’an, membagi hati
    manusia menjadi tiga, yaitu hati orang mu’min (QS 26: 89), hati orang kafir (QS
    2: 7) dan hati orang munafiq (QS 2:
    10). Hati orang kafir yang tertutup dan hati munafik yang
    berpenyakit takkan mampu membenarkan keimanan (at-tashdiiqu bil qolb). Sedangkan hati orang mu’min itulah yang
    dimaksud Rasulullah SAW sebagai tanah yang subur yang dapat menumbuhkan pohon
    keimanan yang baik. Akar keyakinannya menjulang kuat ke tanah, serta buah
    nilai-nilai ihsannya dapat bermanfaat untuk manusia yang lain.






    3.
    Perbuatan (al-‘Amal)


    ` Perbuatan
    (amal) digerakkan atau termotivasi dari hati yang ikhlas dan pembenaran iman
    dalam hati. Seseorang yang hanya bisa
    mengucapkan dan mengamalkan tanpa membenarkan di hati, tidak akan diterima
    amalnya. Sifat seperti itu dikategorikan sebagai orang munafik, yang selalu
    bicara dengan lisannya bukan dengan hatinya. Karena munafik memiliki tiga
    tanda: bila berbicara ia berdusta, bila berjanji ia ingkar, bila diberi amanah
    ia berkhianat.



    Perkataan, pembenaran di hati dan amal perbuatan adalah satu
    kesatuan yang utuh. Ketiganya akan melahirkan sifat istiqomah, tetap, teguh dan
    konsisten. Sebagaimana dijelaskan dalam QS 41:30, sikap istiqomah merupakan
    proses yang terus berjalan bersama keimanan. Mu’min mustaqim akan mendapatkan
    karunia dari Allah berupa:






    ·
    Keberanian
    (asy-Syajaa’ah), yang lahir dari
    keyakinan kepada Allah. Berani menghadapi resiko tantangan hidup, siap berjuang
    meskipun akan mendapatkan siksaan. Lawan keberaniaan adalah sifat pengecut.



    ·
    Ketenangan
    (al-Ithmi’naan), yang lahir dari keyakinan bahwa Allah akan
    selalu membela hamba-Nya yang mustaqim secara lahir bathin. Lawannya adalah sifat bersedih hati.



    ·
    Optimis
    (at-Tafaa’ul), lahir dari keyakinan
    terhadap perlindungan Allah dan ganjaran
    Allah yang Maha sempurna. Orang yang optimis akan tentram akan kemenangan
    hakiki, yaitu mendapatkan keridhoan Allah (mardhotillah).






    Ketiga karunia Allah kepada orang mustaqim akan dilengkapi
    Allah dengan anugerah kebahagiaan hidup (as-Sa’aadah),
    baik di dunia dan akhirat.






    Inilah pemahaman terhadap konsep syahadah. Tidak mudah dalam
    pelaksanaannya, karena kita berharap agar Allah memberikan kesabaran dalam
    memahaminya.

      Waktu sekarang Wed May 08, 2024 8:14 pm