Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    apakah dosa kecil wajib taubat?

    kutubuku
    kutubuku
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 297
    Join date : 18.06.10
    Age : 37
    Lokasi : rahasia

    apakah dosa kecil wajib taubat? Empty apakah dosa kecil wajib taubat?

    Post by kutubuku Wed Jun 30, 2010 4:42 pm

    Apakah
    Taubat Wajib Dilakukan dari Dosa-dosa Kecil?




    Allamah Ibnu Rajab al Hambali
    dalam kitabnya "Jaami'ul 'uluum wal hikam" melontarkan pertanyaan
    yang penting tentang dosa-dosa kecil. Apakah wajib taubat atasnya seperti atas
    dosa-dosa besar? Karena ia didapati terhapuskan secara otomatis dengan
    melakukan taubat atas dosa-dosa besar: sesuai firman Allah SWT:



    "Jika kamu
    menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya,
    niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami
    masukkan kamu ke dalam tempat yang mulia (surga). (an-Nisa: 31.)


    Ia berkata: tentang ini masih
    diperdebatkan.


    Di antara mereka ada yang
    mewajibkan taubat dari dosa itu. Ini adalah pendapat sahabat-sahabat kami dan
    lainnya dari para fukaha, ulama kalam dan lainnya.


    Karena Allah SWT memerintahkan
    untuk bertaubat setelah menyebut dosa-dosa kecil dan besar. Allah SWT
    berifirman:



    "Katakanlah
    kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
    memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka
    sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada
    wanita yang beriman: hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara
    kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa)
    nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya,
    dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah
    mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami
    mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara
    laki-lai mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau
    wanita-wanita Islam , atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan
    laki-laki yang tidak memiliki keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang
    belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya
    agar diketahui perhiasan yagn mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu
    sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang berima supaya kamu beruntung."
    (an-Nur: 30-31)


    Allah SWT memerintahkan untuk
    bertaubat dari dosa-dosa kecil secara khusus dalam firman-Nya:



    "Hai
    orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain
    (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang
    mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-mengolokkan)
    wanita-wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang
    diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah
    kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan
    gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk pangilan ialah (panggilan) yang buruk
    sesudah iman dan barangsiapa yang tidak taubat, maka mereka itulah orang-orang
    yang zalim." (al Hujurat: 11).


    Di antara manusia ada yang tidak
    mewajibkan taubat dari dosa-dosa kecil, seperti diriwayatkan dari pendapat kaum
    mu'tazilah.


    Di antara ulama mutaakhirin ada
    yang berkata: wajib mengerjakan salah satu perkara: taubat darinya, atau
    melakukan beberapa amal baik yang dapat menghapuskan dosa itu.


    Ibnu 'Athiah menyebutkan dua
    pendapat ulama dalam penafsirannya tentang penghapusan dosa-dosa kecil dengan
    melakukan ibadah-ibadah yang wajib dan menjauhkan dosa-dosa besar:


    Pertama: ia meriwayatkannya dari beberapa orang
    fukaha dan ahli hadits. Yaitu dengan amal baiknya itu otomatis
    kesalahan-kesalahannya terhapuskan, sesuai pengertian ayat Al Quran dan hadits.


    Kedua: ia meriwayatkannya dari para ulama ushul
    fiqh. Bahwa dosa kecil tidak pasti terhapuskan, namun dengan prasangka yang
    kuat dan harapan yang besar dosa itu dihapuskan, dengan kehendak Allah SWT.
    Karena jika dosa-dosa kecil itu pasti dihapuskan niscaya ia akan seperti
    perbuatan yang mubah yang tidak mengandung konsekwensi apa-apa. Dan itu akan
    merusak syari'ah.


    Aku katakan: ada yang berpendapat,
    dosa-dosa itu tidak pasti dihapuskan. Karena hadits-hadits yang mengatakan
    dosa-dosa kecil terhapuskan dengan amal-amal yang baik itu terikat dengan
    syarat memperbaiki amal. Seperti terdapat dalam keterangan tentang wudlu dan shalat,
    yang keduanya menghapuskan dosa kecil. Sementara dengan bediam diri tanpa
    bertaubat dan melakukan kebaikan, maka tidak terdapat amal yang baik yang
    mewajibkan dihapuskannya dosa. Atas dasar ikhtilaf yang disebutkan oleh Ibnu
    'Athiah ini, terjadi ikhtilaf dalam masalah kewajiban taubat dari dosa-dosa
    kecil." (Jami' al Ulum wa al Hikam: 1/446, 447. Cetakan muassasah Risalah,
    Bairut.)


    Namun, sebenarnya taubat
    diperintahkan kepada seluruh orang mukallaf. Dan seluruh kaum mu'minin
    diperintahkan untuk bertaubat. Seperti disebutkan dalam ayat al Quran:
    "Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman
    supaya kamu beruntung".


    Kami telah katakan bahawa ada
    orang yang bertaubat dari dosa-dosa besar, ada yang bertaubat dari perbuatan
    bid'ah, ada yang bertaubat dari dosa-dosa kecil dan ada pula yang bertaubat
    dari perbuatan yang syubhat.


    Dan ada pula orang yang taubat
    dari kelalaian hatinya.


    Juga ada yang bertaubat dari maqam
    yang ia tempati yang seharusnya ia naik ke maqam yang lebih tinggi. Dan ini
    adalah taubat Nabi Saw, seperti sabda Nabi Saw:



    "Wahai
    manusia, bertaubatlah kepada Allah SWT, karena sesungguhnya aku bertaubat
    kepada Allah SWT dalam sehari sebanyak seratus kali".


    Keharusan Untuk
    Bertaubat Secepatnya.




    Jika taubat adalah wajib bagi
    seluruh kaum mu'minin, maka melaksananya secepatnya adalah kewajiban yang lain.
    Sehingga tidak boleh ditunda pelaksanaannya. Karena itu akan berbahaya bagi
    hati orang yang beragama. Dan jika tidak secepatnya membersihkan dirinya dari
    dosa, ditakutkan pengaruh dosa itu akan bertumpuk dalam hatinya, satu persatu,
    hingga hati itu menghitam atau membusuk. Seperti disebutkan halam hadits yang
    diriwayaktan oleh Abu Hurairah r.a. dari Nabi Saw:



    "Sesungguhnya
    seorang manusia, jika ia melakukan dosa maka dihatinya akan tercoreng warna
    hitam, dan jika ia meninggalkan perbuatan dosa itu serta bertaubat darinya,
    maka hatinya kembali bersih. Dan jika ia kembali melakukan dosanya itu, maka
    hitamnya itu akan ditambah hingga menutupi seluruh hatinya, itulah tutupan yang
    disebutkan Allah SWT dalam firman-Nya: "Sama sekali tidak (demikian),
    sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka."
    (Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi (3331) dan ia berkata: Hasan Sahih. Demikian
    juga An Nasai, Ibnu Majah (4244), Ibnu Hibban dalam sahihnya seperti terdapat
    dalam Al Mawarid (2448) dan Al Hakim serta ia mensahihkannya atas syarat Muslim
    dan Adz Dzahabi menyetujuinya (2/517). Dan ayat itu adalah dari QS. Al
    Muthaffifiin: 14)


    Ibnu Qayyim berkata: segera
    bertaubat dari dosa adalah kewajiban yang harus dilakukan segera, dan tidak
    boleh ditunda. Ketika ia menundanya maka ia bertambah dosa dengan penundaannya
    itu. Dan jika ia telah bertaubat dari dosa, maka masih ada dosa yang harus ia
    pintakan ampunannya, yaitu dosa menunda bertaubat! Tentang ini sedikit sekali
    dipikirkan oleh orang yang telah bertaubat. Malah ia menyangka jika ia telah
    bertaubat dari dosanya maka ia tidak memiliki dosa lagi selain itu, padahal ia
    tetap memiliki dosa, yaitu menunda taubatnya itu.


    Yang paling berbahaya bagi orang
    yang melakukan maksiat adalah jika ia terus menunda-nunda taubat. Artinya, ia
    selalu berkata: nanti aku akan kembali menjadi orang yang benar, aku akan
    taubat, aku akan berhenti dari melakukan perbuatan ini dan itu. Oleh karena itu
    dikatakan: ungkapan "saufa --nanti aku akan" adalah salah satu
    tentara Iblis! Dikatakan pula: mayoritas penghuni neraka adalah orang -orang
    yang selalu berkata: nanti akan taubat, nanti aku akan ... dst. Allah SWT
    berfirman:



    "Hai
    orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan
    kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah
    orang-orang yang rugi dan belanjakanlah sebagian dari apa yang kamu berikan
    kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia
    berkata: Ya Tuhanku, mengapa engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai
    waktu yang dekat yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk
    orang-orang yang saleh? Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian)
    seseorang apabila datang kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
    kerjakan." (al Munafiqun: 9-11)


    Di antara keutamaan mensegerakan
    taubat adalah: ia akan membantu orang yang berdosa itu untuk mencabut akar dosa
    sebelum itu menjadi kronis dan tertanam kuat dalam hatinya, kemudian tersebar
    dalam seluruh perbuatannya, dan setiap hari keburukan itu terus berkembang dari
    sumbernya itu, hingga mencakup seluruh perbuatannya.


    Orang yuang selalu menunda-nunda
    itu adalah seperti orang yang ingin mencabut sebuah pohon, dan ia melihat pohon
    itu kuat, sehingga jika ia mau mencabutnya akan membutuhkan tenaga yang kuat.
    Kemudian ia berkata dalam dirinya: "aku tunggu hingga satu tahun, baru aku
    datang kembali untuk mencabutnya". Ini adalah logika orang bodoh dan
    tolol. Karena ia tahu, pohon dari hari kehari akan makin kokoh dan besar,
    sementara dirinya semakin tua akan semakin lemah! Tidak ada kebodohan yang
    lebih besar dari kebodohannya ini. Karena jika ia tidak mampu --meskipun ia
    kuat -- untuk melawan sesuatu yang lemah, maka mengapa ia menunda untuk
    mengalahkannya, hingga dirinya kemudian melemah, sementara musuhnya itu makin
    kuat?!


    Sering sekali orang menunda-nunda
    taubat itu, hingga datang waktu tidak diterimanya taubat, dan Allah SWT sudah
    tidak menerimanya. Yaitu ketika manusia telah kehilangan kesempatan untuk
    memilih, dan saat itu taubatnya adalah taubat orang yang terpaksa. Seperti
    taubat Fir'aun ketika ia sudah hampir tenggelam. Ia berkata: "aku beriman,
    bahwa tidak ada Tuhan selain Tuhan Yang diamini oleh Bani Israil dan aku adalah
    bagian dari kaum muslimin". Maka jawaban Allah adalah: "Apakah
    sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak
    dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. (Yunus:91.).


    Ketika seorang mukallaf telah
    menghadapi kematiannya, saat itu taubatnya tidak diterima lagi. Seperti firman
    Allah SWT:



    "Sesungguhnya
    taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan
    kejahatan lantara kejahilan yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka
    mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi
    Maha Bijaksana. Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang
    mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di
    antara mereka, (barulah) ia mengatakan: sesungguhnya saya bertaubat sekarang
    dan tidak (pula) diterima taubat orang-orang yang mati sedang mereka di dalam
    kekafiran. Bagi orang-orang itu telah kami sediakan siksa yang pedih."
    (an-Nisa: 17-18)

      Waktu sekarang Sat Nov 23, 2024 2:12 am