Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    kemurnian tauhid

    kutubuku
    kutubuku
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 297
    Join date : 18.06.10
    Age : 36
    Lokasi : rahasia

    kemurnian tauhid Empty kemurnian tauhid

    Post by kutubuku Sun Jun 27, 2010 8:00 pm

    Wujudkan Kejayaan Umat
    Dengan Kemurnian Tauhid


    Oleh: Muhammad Ihsan
    Zainuddin



    إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِنُهُ
    وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ
    سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
    فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
    عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
    آلِهِ وَأَصْحَابِهِ. وَأَحْيِنَا اَللَّهُمَّ عَلَى سُنَّتِهِ وَأَمِتْنَا عَلَى مِلَّتِهِ.
    وَبَعْدُ؛
    يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
    إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.


    Amma ba’du, kaum muslimin
    yang berbahagia!
    Saya mewasiatkan kepada Anda sekalian dan juga kepada diri saya sendiri untuk
    selalu menjaga dan meningkatkan taqwa yang hakiki kepada Allah Subhannahu wa
    Ta'ala, sebab inilah wasiat yang disampaikan Allah kepada generasi terdahulu
    dan juga generasi yang akan datang:


    “Dan kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan yang ada
    di bumi. Dan sungguh kami telah mewasiatkan kepada orang-orang ahlulkitab
    sebelum kalian dan kepada kalian agar kalian bertaqwa kepada Allah. Dan jika
    kalian kafir maka sesungguhnya kepunyaan Allah segala yang ada di langit dan
    yang ada di bumi ...” (An-Nisa: 131).

    Hadirin yang dimuliakan Allah!
    Sesungguhnya Tauhid yang murni dan bersih adalah inti ajaran dari semua risalah
    samawiyah yang diturunkan Allah Ta’ala. Ia adalah tiang penopang yang
    menegakkan bangunan Islam. Ia adalah syi’ar Islam yang terbesar yang tak dapat
    terpisahkan dari Islam itu sendiri. Inilah pesan utama Allah kepada Rasulnya
    yang diutus kepada ummat manusia.


    “Sungguh Kami telah
    mengutus kepada setiap ummat seorang rasul (untuk menyampaikan): Sembahlah (oleh
    kalian) akan Allah dan jauhilah thaghut.” (An-Nahl: 36)
    Itulah misi utama para Rasul; menegakkan penyembahan dan penghambaan hanya
    kepada Allah serta menafikan dan menjauhi segala bentuk thaghut. Dan yang
    dimaksud dengan thaghut adalah segala sesuatu yang menyebabkan seorang hamba
    melampaui batas-batas yang seharusnya tak boleh ia langgar, baik berupa
    sesembahan, panutan dan ikutan. Sehingga thaghut setiap kaum/komunitas adalah
    siapapun yang mereka jadikan sumber dasar hukum selain Allah dan RasulNya, yang
    mereka jadikan Tuhan selain Allah Subhannahu wa Ta'ala , yang mereka ta’ati
    meskipun dimurkai dan tidak diridloi Allah Ta’ala.


    “Tidakkah engkau melihat
    kepada orang-orang yang menyangka bahwa mereka telah beriman kepada apa yang
    telah diturunkan kepadamu dan yang diturunkan sebelummu, (padahal) mereka ingin
    bertahkim (mengambil hukum) dari thaghut padahal sungguh mereka telah
    diperintah untuk kafir kepadanya.” (An-Nisa: 60)
    Kedua unsur penting inilah yang terangkai dalam kalimat suci La ilaha illallah;
    tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah.

    Hadirin para hamba Allah yang berbahagia!
    Di atas kalimat Tauhid yang murni dan mulia itulah Rasulullah Shallallaahu
    alaihi wa Salam membangun ummatnya, di atas landasan yang kokoh itulah beliau
    menegakkan da’wah, dari situlah beliau menegakkan generasi yang hanya
    meng-Esa-kan Allah Yang Maha Esa dan membebaskan diri mereka dari cengkraman
    makhluq-makhluq lain yang dianggap sekutu bagi Allah Ta’ala.

    Dan ketika seorang Muwahhid mengucapkan dan melantunkan kalimat Tauhid itu,
    maka seharusnya ia meyakini dua hal yang menjadi tujuan dari kalimat suci
    tersebut. Apa dua tujuan itu?
    Tujuan pertama adalah menegakkan yang haq dan member-sihkan yang bathil. Sebab
    makna yang sesungguhnya dari kalimat la ilah Illallah itu adalah tidak ada yang
    berhak untuk disembah selain Allah. Sehingga segala sesuatu selain Allah adalah
    bathil dan tidak berhak mendapatkan hak-hak ilahiyyah (hak-hak untuk disembah).
    Dan lihatlah bagaimana Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam membersihkan
    Jazirah Arab dari kotoran-kotoran dan kekuasaan thoghut dan patung-patung
    sesembahan. Ingatlah bagaimana batu besar saat itu yang bernama Hubal yang
    dikelilingi 360 berhala dihancurkan oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
    Salam dengan tangan beliau yang mulia pada saat beliau memasuki kota Makkah
    dengan penuh kemenangan. Dan semua itu beliau seraya mengulang-ulang firman
    Allah:


    “Dan Katakanlah (wahai
    Muhammad) telah datang Al-Haq dan hancurlah yang bathil. Sesungguhnya yang
    bathil itu pasti hancur.” (Al-Isra’: 81)
    Kemudian tujuan yang kedua adalah untuk mengatur dan meluruskan perilaku
    manusia agar selalu dalam lingkaran Tauhid yang murni kepada Allah yang
    terpancar dari kalimat Tauhid. Agar semua tindak-tanduk manusia dilandasi oleh
    keyakinan bahwa Allah-lah satu-satunya Tuhan Yang Maha Kuasa.


    Dan agar kalimat Tauhid itu
    dapat “berhasil guna” dalam mengatur perilaku manusia maka ada tujuh syarat
    yang harus dipenuhi, yaitu: al-’ilm (mengetahui) maknanya yang benar, al-yaqin
    (meyakini) kandungan-nya tanpa ada keraguan, al-ikhlas (ikhlas) tanpa ternodai
    oleh syirik, ash-shidq (membenarkan) tanpa mendustakannya, al-qabul
    (menerimanya) dengan penuh kerelaan tanpa menolaknya, tunduk pada konsekwensi
    kalimat Tauhid (al-inqiyad), dan semua itu harus dilandasi dengan al-mahabbah
    (cinta) kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala .


    Bila ketujuh syarat
    tersebut telah terpenuhi maka insya’ Allah seluruh ibadah dan amal kita akan
    selalu terhiasi dan diterangi oleh kemurnian Tauhid, sehingga semuanya
    dikerjakan hanya karena Allah, tidak ada lagi permintaan tolong selain kepada
    Allah, tidak ada lagi tawakkal kecuali kepada Allah, tidak ada lagi pengharapan
    dan rasa takut selain kepada Allah, tidak ada lagi kekuatan selain pertolongan
    Allah. Dari sinilah, seorang muwahhid akan merasakan dari lubuk hatinya yang
    terdalam bahwa segala sesuatu selain Allah adalah lemah dan tidak berdaya. Maka
    ia tidak lagi takut kebengisan dan kekuatan para makhluq, tidak lagi terpedaya
    oleh kilau duniawi, dan baginya tidak mungkin ada yang dapat manandingi Allah,
    tidak ada yang dapat menghalangi apapun yang dikehendaki Allah Subhannahu wa
    Ta'ala . Sehingga baginya bergantung kepada selain Allah adalah suatu kelemahan
    dan berharap kepada selain Allah adalah sebuah kesesatan:
    “Dan bagi Allah-lah segala hal ghaib yang ada di langit dan di bumi, dan
    kepadaNya-lah segala perkara dikembalikan.” (Hud: 123).


    Dari sini jelaslah
    perbedaan yang sangat jauh antara seorang Muwahhid dengan seorang musyrik.
    Seorang muwahhid adalah orang yang mengetahui Dzat yang menciptakannya sehingga
    ia pun beribadah dan menghamba padaNya dengan sebenar-benarnya. Sebaliknya
    seorang musyrik adalah orang yang buta mata hatinya, kehilangan arah dan jauh
    meninggalkan Dzat yang melimpahkan ni’mat padanya. Na’udzu billah min dzalik.

    Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
    Sejak dahulu hingga sekarang, begitu banyak manusia yang tersesatkan oleh
    keyakinan berbilang “tuhan” yang disembah, yang dapat dimintai pertolongan,
    yang dapat dijadikan sumber hukum dan yang berhak mendapatkan kekhususan-kekhususan
    ilahiyah. Dan keyakinan ini adalah sebuah kesesatan yang nyata yang telah
    diperangi oleh Islam dengan keras. Sehingga tidaklah mengherankan bila Tauhid
    yang murni kemudian menjadi syi’ar terpenting Islam yang selalu ada dalam aspek
    I’tiqad dan amaliyah. Dengan syi’ar inilah Islam dikenal bahkan karenanya Islam
    diperangi. Seputar syi’ar ini pula lah pertentangan antara ahlul haq dan ahlul
    bathil terus berlanjut.


    “Sesungguhnya Tuhan kalian
    benar-benar satu. Tuhan (yang menciptakan, mengatur dan menguasai) langit dan
    bumi serta yang ada di antara keduanya ...” (Ash-Shaffat: 4-5).
    Dan sesungguhnya kemunduran dan musibah-musibah yang selama ini menimpa umat
    Islam adalah disebabkan mereka tidak lagi memperhatikan syi’ar yang penting
    ini. Lemahnya ikatan tauhid dalam jiwa-jiwa mereka adalah sebab utama dari
    berbagai kekalahan kaum muslimin dan kemenangan musuh-musuh mereka yang kita
    saksikan dalam kurun waktu yang cukup lama. Banyak di antara kaum muslimin yang
    tenggelam dalam kebodohan terhadap tauhid ini, sehingga mereka mendatangi
    penghuni-penghuni kubur, berdoa didepan batu-batu nisannya, meminta pertolongan
    penghuninya saat susah dan sedih. Bahkan lebih dari itu, seringkali mereka
    memuji dan mengagungkan panghuni kubur itu dengan ungkapan-ungkapan yang hanya
    pantas diberikan kepada Allah Rabbul ’alamin.


    Dikarenakan lemahnya
    keyakinan akan pertolongan Allah, banyak di antara kaum muslimin yang kemudian
    menggunakan jimat dengan menggantungkan di tubuh mereka karena yakin hal itu
    akan mendatangkan keselamatan dan menghindarkannya dari marabahaya. Padahal
    Allah telah menegaskan:
    “Dan jika Allah menimpakan musibah atasmu maka tidak ada yang dapat
    menyingkapnya selain Ia, dan jika Ia memberikan kebaikan padamu maka Ia Maha
    Kuasa terhadap segala sesuatu.” (Al-An’am: 17).
    Dan suatu hari Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam pernah melihat lelaki yang
    mengenakan jimat di tangannya, lalu beliau berkata:



    اِنْزِعْهَا فَإِنَّهَا لاَ تَزِيْدُكَ
    إِلاَّ وَهْنًا فَإِنَّكَ لَوْ مِتَّ وَهِيَ عَلَيْكَ مَا أَفْلَحْتَ أَبَدًا.


    “Cabutlah (benda itu)
    karena ia hanya akan semakin membuatmu lemah/takut. Karena sesungguhnya jika
    engkau mati dalam keadaan memakainya maka engkau tidak akan beruntung
    selamanya.” (HR. Ahmad dengan sanad “la ba’sa bih”).
    Dan juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad, bahwa Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
    Salam bersabda:



    مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيْمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ.

    “Barangsiapa yang
    menggantungkan tamimah (jimat) maka sungguh ia telah berbuat syirik.” Di antara
    kaum muslimin juga terdapat orang yang terfitnah oleh para tukang sihir dan
    peramal yang katanya dapat meramal masa depan, padahal Nabi Shallallaahu alaihi
    wa Salam yang mulia telah menyatakan:



    مَنْ أَتَى عَرَّافًا أَوْ كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ
    بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ.


    “Barangsiapa yang
    mendatangi tukang ramal atau dukun lalu mempercayai apa yang dikatakannya, maka
    sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan pada Muhammad.” (HR. Abu
    Dawwud, An-Nasai, At-Tirmidzy, Ibnu Majah dan Al-Hakim)



    بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
    الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
    أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
    الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


    Khutbah kedua:


    إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
    وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا،
    مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ
    أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
    عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ.
    أَمَّا بَعْدُ؛


    Kaum muslimin yang
    berbahagia!
    Semua yang saya sebutkan di atas adalah sekedar contoh terhadap model-model
    kesyirikan yang dilakukan sebagian kaum muslimin. Dalam kenyataan sehari-hari
    kita akan menemukan model-model lain dari perilaku syirik itu dalam berbagai
    aspek kehidupan kaum muslimin, yang kemudian disadari atau tidak menyebabkan
    lemahnya keyakinan mereka terhadap kemaha-besaran, kemahakuasaan,
    kemahaperkasaan Allah. Karena Tauhid mereka lemah, maka merekapun tidak begitu
    yakin lagi dengan pertolongan Allah, sehingga dengan amat sangat mudahnya
    musuh-musuh mereka menyebarkan rasa takut lalu mengalahkan mereka.


    Dengan demikian telah
    jelaslah, bahwa rahasia kejayaan kaum muslimin terletak pada sejauh mana mereka
    menegakkan Tauhid yang murni dalam segala kehidupan mereka. Bukankah kejayaan
    dan kemengangan itu telah diraih oleh generasi pendahulu ummat ini, ketika
    mereka telah terlebih dahulu menghujam nilai-nilai Tauhid tersebut ke dalam
    kalbu mereka? Bukankah kejayaan dan kecemerlangan itu mereka dapatkan ketika
    mereka meyakini bahwa misi utama mereka adalah mengeluarkan ummat manusia dari
    penghambaan kepada sesama makhluk menuju penghambaan hanya kepada Sang khaliq?


    Oleh sebab itu, bila kita
    sekalian bertekad mengulang kembali kesuksesan dan kejayaan generasi As-Salaf
    Ash-Shaleh itu, maka tidak ada jalan lain selain menapaki jejak mereka;
    menegakkan kemurnian Tauhid dalam pribadi kita masing-masing. Imam Malik v
    pernah bertutur:



    لاَ يَصْلُحُ آخِرُ هَذِهِ اْلأُمَّةِ
    إِلاَّ بِمَا صَلُحَ بِهِ أَوَّلُهَا.


    “Generasi akhir ummat ini
    tak akan baik kecuali dengan (jalan hidup) yang telah menjadikan baik generasi
    pendahulunya.”


    Kaum muslimin yang
    berbahagia!
    Akhirnya, semoga kita sekalian terpanggil untuk mengem-balikan kejayaan dan
    kehormatan ummat Islam. Semoga kita sekalian tergugah untuk menebarkan rahmat
    Islam yang dibangun di atas kemurnian Tauhid ke seluruh penjuru dunia, sehingga
    terwujudlah kehidupan yang diridloi oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala . Amin.



    إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ
    عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
    تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ
    عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ
    عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى
    آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
    وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ.
    اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا
    لَمْ نَعْلَمْ. اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ
    وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ
    حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
    عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي
    الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
    تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ
    يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

      Similar topics

      -

      Waktu sekarang Thu May 09, 2024 8:01 am