Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    sukses dan kecerdasan

    ratri
    ratri
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 281
    Join date : 01.04.10
    Age : 36
    Lokasi : di hati si admin

    sukses dan kecerdasan Empty sukses dan kecerdasan

    Post by ratri Fri Jun 18, 2010 9:14 pm

    >SUKSES dan
    KECERDASAN
    Oleh
    Jansen H Sinamo

    Kecerdasan
    secara umum dipahami pada dua tingkat. Pertama,
    kecerdasan
    sebagai suatu kemampuan memahami informasi yang
    membentuk
    pengetahuan dan kesadaran. Kedua, kecerdasan
    sebagai
    kemampuan untuk memproses informasi sehingga
    masalah-masalah
    yang kita hadapi dapat dipecahkan
    (problems
    solved) dan dengan demikian pengetahuan pun
    bertambah.

    Jadi
    mudah dipahami bahwa kecerdasan adalah pemandu bagi
    kita
    untuk mencapai sasaran-sasaran kita secara efektif
    dan
    efisien. Dengan kata lain, orang yang lebih cerdas,
    akan
    mampu memilih strategi pencapaian sasaran yang lebih
    baik dari
    orang yang kurang cerdas. Artinya orang cerdas
    mestinya
    lebih sukses dari orang yang kurang cerdas.

    Yang
    sering membingungkan ialah kenyataan adanya orang
    yang
    kelihatan tidak cerdas (sedikitnya di sekolah)
    ternyata
    kemudian tampil sukses, bahkan lebih sukses dari
    rekan-rekannya
    yang lebih cerdas, dan sebaliknya.

    Sepuluh
    Elemen Sukses
    Ada dua
    alasan mengapa hal di atas terjadi. Pertama, bahwa
    kecerdasan
    memang bukan satu-satunya elemen sukses. John
    Wareham
    (1992), umpamanya, mengatakan ada sepuluh unsur
    pokok
    untuk menjadi eksekutif yang sukses yaitu:

    (1)
    kemampuan menampilkan "persona" (topeng) diri yang
    tepat,
    (2)
    kemampuan mengelola energi diri yang baik,
    (3)
    kejelasan dan kesehatan sistem nilai pribadi dan
    kontrak-kontrak
    batin,
    (4)
    kejelasan sasaran-sasaran hidup yang tersurat maupun
    yang
    tersirat,
    (5)
    kecerdasan yang memadai (dalam arti penalaran),
    (6)
    adanya kebiasaaan kerja yang baik,
    (7)
    keterampilan antarmanusia yang baik,
    (Cool
    kemampuan adaptasi dan kedewasaan emosional,
    (9) pola
    kepribadian yang tepat dengan tuntutan pekerjaan,
    dan
    (10)
    kesesuaian tahap dan arah kehidupan dengan espektasi
    gaya
    hidup.

    Dale
    Carnegie (1889-1955), bahkan tidak menyebutkan
    kecerdasan
    secara eksplisit (dalam pengertian umum)
    sebagai
    elemen keberhasilan. Ia mengatakan bahwa untuk
    berhasil
    dibutuhkan sepuluh kualitas yaitu:

    (1) rasa
    percaya diri yang berlandaskan konsep diri yang
    sehat,
    (2)
    keterampilan berkomunikasi yang baik,
    (3)
    keterampilan antarmanusia yang baik,
    (4)
    kemampuan memimpin diri sendiri dan orang lain,
    (5) sikap
    positif terhadap orang, kerja, dan diri sendiri,
    (6)
    keterampilan menjual ide dan gagasan,
    (7)
    kemampuan mengingat yang baik,
    (Cool kemampuan
    mengatasi masalah, stres, dan kekuatiran,
    (9)
    antusiasme yang menyala-nyala, dan
    (10)
    wawasan hidup yang luas.

    Jadi
    jelaslah bahwa kecerdasan, yang biasanya diukur
    dengan
    skala IQ, memang bukan elemen tunggal atau tiket
    menuju
    sukses. Perlu dicatat di sini bahwa John Wareham
    menyimpulkan
    hal di atas sesudah ia mewawancarai puluhan
    ribu
    calon eksekutif dan mensuplai ribuan eksekutif ke
    banyak
    perusahaan, dalam peranannya sebagai "head hunter".

    Dale
    Carnegie juga tiba pada kesimpulannya sesudah ia
    mewawancarai
    banyak tokoh sukses kontemporer pada jamannya
    dan
    sesudah membaca ribuan biografi dan otobiografi
    orang-orang
    sukses dari segala macam lapangan kehidupan.

    Tujuh
    Macam Kecerdasan
    Kedua,
    kecerdasan umumnya yang kita mengerti sangat
    sempit,
    yaitu hanya berkaitan dengan daya ingat, logika,
    atau
    penalaran. Dr. John Elliot, seorang profesor
    pendidikan
    pada jurusan pengembangan (kecerdasan) manusia
    dari
    Maryland University, dalam seminar pada bulan April
    1993 di
    Jakarta, membahas adanya tujuh macam kecerdasan
    yaitu:

    Kecerdasan
    Fisikal: Kecerdasan ini tampil dalam bentuk
    kinerja
    (performance) fisik manusia, seperti pada diri
    atlet
    umpamanya. Mereka yang unggul dalam kecerdasan
    fisikal
    ini mampu mendayagunakan fisik mereka pada taraf
    yang
    mengherankan pada orang-orang biasa. Olahragawan,
    pelukis,
    pengukir, penulis indah, pemain sirkus, dan
    penari
    adalah kelompok-kelompok manusia yang cerdas
    fisiknya.

    Kecerdasan
    Ruang-Waktu: Kecerdasan ini membuat seseorang
    selalu
    sadar akan posisi relatifnya dalam koordinat
    ruang-waktu.
    Orang yang tidak cerdas ruang, tetap bingung
    akan
    jalan-jalan di Jakarta, walaupun sudah puluhan tahun
    tinggal
    di Jakarta. Orang yang tersesat, yakni orang yang
    mengalami
    disorientasi ruang, termasuk pula pada golongan
    tak
    cerdas ruang. Sebaliknya pilot, nakhoda, penyelam,
    penjelajah
    alam, pemain bulu tangkis, adalah orang-orang
    yang
    memiliki kecerdasan ruang yang tinggi. Demikian juga
    arsitek,
    insinyur, ahli geometri, fisikawan dan sejarawan.

    Kecerdasan
    Penalaran: Inilah kecerdasan yang secara umum
    dikenal
    luas sebagai kecerdasan. Orang ini mampu memahami
    relasi
    antarbagian dalam realitas yang disadarinya dan
    karena
    itu ia produktif membuat kesimpulan-kesimpulan.
    Kecerdasan
    macam ini juga termasuk kemampuan berpikir
    logis dan
    matematis.

    Kecerdasan
    Verbal: Anak kecil yang sudah pandai berceloteh
    dan
    memiliki vocabulary yang mengherankan pastilah cerdas
    secara
    verbal. Orang-orang yang cari makan dengan
    mengandalkan
    kepiawaian mulutnya, seperti guru, pengacara,
    instruktur,
    orator, master of ceremony, penyiar radio,
    komentator
    olahraga, termasuk penulis, reporter, dan
    penyiar
    adalah golongan orang-orang cerdas verbal.
    Orang-orang
    ini mampu mengekspresikan diri, pikiran, dan
    perasaannya
    lewat rangkaian kata-kata.

    Kecerdasan
    Sosial: Orang yang cerdas secara sosial
    seolah-olah
    mampu membaca orang dengan akurat. Dan bisa
    mengetahui
    persis apa isi hati, suasana hati, dan
    keinginan
    orang lain. Karena itu, ia dapat dengan mudah
    menyesuaikan
    diri, mengambil hati, mempengaruhi, dan
    termasuk
    memimpin orang lain. Konflik antarpribadi,
    pertengkaran,
    ketakharmonisan hubungan, dan semacamnya,
    banyak
    berpangkal pada ketakcerdasan sosial yang
    bersangkutan.

    Kecerdasan
    Musikal: Kecerdasan ini membuat seseorang mampu
    memahami,
    menghayati, dan mengekspresikan nada, irama, dan
    suara
    dalam bentuk musikal yang estetik. Musikus dalam
    segala
    bentuknya, termasuk seniman pada umumnya, tentulah
    termasuk
    kaum cerdas musikal.

    Kecerdasan
    Etis-Spiritual: Orang cerdas di bidang ini
    mampu
    mengerti hal ikhwal spiritual. Tidak saja dalam
    pengertian
    bahwa ia memahami dunia spiritual, tapi lebih
    pada
    kemampuannya menampilkan sikap dan praktik hidup yang
    harmonis
    dengan nilai-nilai fundamental yang secara tajam
    diketahuinya.
    Hati nuraninya bening, suara batinnya tajam,
    dan mata
    hatinya awas dalam membedakan apa yang baik dari
    yang
    tidak baik, dan membedakan apa yang baik, yang
    terbaik,
    dan yang sempurna. Orang yang unggul di bidang
    ini pada
    akhirnya menampilkan diri sebagai pribadi yang
    bijak
    bestari, penuh hikmat, agung, dan berwibawa.

    Menurut
    Prof. Elliot, semua manusia memiliki ketujuh macam
    kecerdasan
    ini dengan kombinasi kualitas yang berbeda dari
    orang ke
    orang. Dengan demikian mudah dipahami adanya
    kenyataan
    yang kita lihat seperti orang yang goblok ruang
    tapi
    cerdas musikal, dosen jenius matematika tapi
    sontoloyo
    dalam mengajar.

    Di lain
    pihak kita juga dapat menjumpai orang multi
    cerdas:
    pintar bergaul, jenius fisika, piawai main biola,
    luhur
    budi pekerti, serta canggih dalam mengajar. Einstein
    konon
    termasuk
    dalam kategori ini.

    Jika kita
    bandingkan tujuh macam kecerdasan di atas dengan
    sepuluh
    kunci sukses menurut Wareham dan Carnegie,
    tampaklah
    bahwa banyak di antaranya merupakan fungsi dari
    salah
    satu kecerdasan tersebut. Karena itu dapatlah
    disimpulkan
    bahwa kecerdasan merupakan suatu elemen kunci
    untuk
    berhasil, karena dengannya kita dimampukan untuk
    mengenal
    teritori permainan, diri kita sendiri, mitra
    tanding
    kita, aturan permainan, serta jebakan-jebakan
    pertandingan
    yang lazim. Olehnya kita juga mampu menyusun
    strategi
    permainan yang membawa kita kepada kemenangan
    akhir.
    Namun tetap perlu kita catat, kecerdasan bukanlah
    segalanya.
    Masih ada hal-hal lain yang bukan termasuk
    kategori
    kecerdasan pada daftar Wareham dan Carnegie.

    Petunjuk
    Meningkatkan Kecerdasan
    Sebelum
    kita lihat beberapa cara untuk meningkatkan
    kecerdasan
    yang tujuh macam tersebut, ada baiknya kita
    lihat
    dahulu struktur kecerdasan tersebut yang terdiri
    dari dua
    bagian:

    Bagian
    pertama ialah informasi atau pengetahuan itu
    sendiri.
    Ini kita peroleh melalui pengalaman dan
    pendidikan.

    Bagian
    kedua ialah mengolah informasi, terdiri dari
    penalaran,
    penilaian, dan kreativitas.
    Mudah
    dipahami, memang sebagian kecerdasan, kita warisi
    secara
    genetis. Warisan semacam ini umumnya kita sebut
    sebagai
    bakat. Tetapi bagian terbesar dari kecerdasan
    adalah
    hasil usaha. John Dewey mengatakan bahwa kecerdasan
    bukanlah
    sesuatu yang kita miliki dan tak berubah
    selamanya,
    melainkan kecerdasan adalah suatu proses
    pembentukan
    yang berkesinambungan, dan untuk
    mempertahankannya
    diperlukan semacam kewaspadaan untuk
    mengamati
    kejadian-kejadian, keterbukaan untuk belajar,
    dan
    keberanian untuk menyesuaikan diri.

    Jadi
    untuk meningkatkan kecerdasan, kita perlu menambah
    pengetahuan
    dan berlatih memproses pengetahuan itu lewat
    kegiatan
    kreatif, kegiatan menalar, dan kegiatan
    mengevaluasi
    atau menilai. Dari penjelasan yang sederhana
    ini maka
    beberapa hal di
    bawah ini
    akan menolong kita untuk meningkatkan kecerdasan
    kita:

    1.
    Mengadakan evaluasi diri.
    Meneliti
    kekuatan dan kelemahan diri sendiri, tepatnya
    menyusun
    peringkat kecerdasan kita, yang mana dari yang
    tujuh
    tersebut paling kuat, kedua paling kuat, dan
    seterusnya.

    2.
    Menetapkan cita-cita atau sasaran hidup.
    Cita-cita
    yang jelas akan membangkitkan semangat dan
    antusiasme.
    Cita-cita yang memikat bagi diri sendiri mampu
    melahirkan
    daya juang. Semangat, antusiasme, dan daya
    juang
    adalah tiga serangkai yang membuat kita produktif
    belajar
    dengan demikian kecerdasan kita diasah. Dari
    sekian
    banyak cita-cita, maka salah satunya ialah kita
    harus mencita-citakan
    menjadi orang cerdas dan ingin
    dikenal
    orang sebagi orang cerdas.

    3.
    Membangun suatu kebiasaaan hidup cerdas, umpamanya
    membaca,
    berdiskusi, olah pikir, olah rasa, dan olah raga.

    4.
    Membangun sikap keterbukaan-kritis.
    Sikap
    terbuka membuat kita mampu menerima ide-ide baru,
    ilmu-ilmu
    baru, dan pengertian-pengertian baru. Tapi
    jangan
    terlalu terbuka supaya kita masih mungkin membuat
    sintesa
    dari pertemuan sejumlah ide-ide yang berlainan.
    Jadi kita
    juga harus kritis, artinya mampu mempertanyakan
    apa saja
    yang memasuki alam pikiran kita. Tapi jangan
    terlalu
    kritis yang membuat kita jadi tertutup, kaku, dan
    merasa
    benar sendiri. Yang pas adalah terbuka dan kritis.

    5.
    Membangun suatu sikap belajar positif terhadap apapun
    yang kita
    alami.
    Pengalaman,
    kata Aldous Huxley, bukanlah
    peristiwa-peristiwa
    yang menimpa kita, melainkan apa yang
    kita
    lakukan terhadap peristiwa-peristiwa itu. Hanya
    dengan
    sikap belajar positif inilah kita dapat bertambah
    cerdas
    sesudah mengalami suatu peristiwa, yaitu pengalaman
    kita
    jadikan sebagai guru. Pengalaman, katanya, adalah
    guru
    terbaik.

    6.
    Membangun sikap yang rendah hati.
    Air
    selalu mengalir ke tempat yang rendah, demikian pula
    hikmat
    dan pengetahuan mengalir menuju hati yang rendah.

    Penutup
    Saya
    harap, sesudah membaca artikel ini, Anda sekalian
    akan
    bertambah cerdas. Bila Anda berhasil melihat
    ketaklengkapandan
    kekurangan artikel ini dan sekalian
    melengkapinya,
    berarti Anda adalah orang yang sangat
    cerdas.
    Tapi bila Anda tidak merasa dicerdaskan
    sedikitpun,
    itu berarti sayalah yang kurang cerdas,
    sedikitnya
    kurang cerdas dalam hal penalaran dan verbal.
    Doakanlah
    supaya saya tambah cerdas. Dengan berbuat
    demikian,
    kecerdasan etis-spiritual Anda akan
    ditingkatkan.
    Artinya upaya membaca artikel ini sama
    sekali
    tak sia-sia.

      Waktu sekarang Thu May 09, 2024 9:09 pm