Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    andragogy vs pedagogy

    ratri
    ratri
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 281
    Join date : 01.04.10
    Age : 36
    Lokasi : di hati si admin

    andragogy vs pedagogy Empty andragogy vs pedagogy

    Post by ratri Mon Jun 14, 2010 10:50 pm

    ANDRAGOGI

    A. Pengertian

    Andragogi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yakni Andra berarti orang
    dewasa dan agogos berarti memimpin. Perdefinisi andragogi kemudian dirumuskan
    sebagau "Suatu seni dan ilmu untuk membantu orang dewasa belajar".
    Kata andragogi pertama kali digunakan oleh Alexander Kapp pada tahun 1883 untuk
    menjelaskan dan merumuskan konsep-konsep dasar teori pendidikan Plato. Meskipun
    demikian, Kapp tetap membedakan antara pengertian "Social-pedagogy"
    yang menyiratkan arti pendidikan orang dewasa, dengan andragogi. Dalam rumusan
    Kapp, "Social-pedagogy" lebih merupakan proses pendidikan pemulihan
    (remedial) bagi orang dewasa yang cacat. Adapun andragogi, justru lebih
    merupakan proses pendidikan bagi seluruh orang dewasa, cacat atau tidak cacat
    secara berkelanjutan.

    B. Andragogi dan Pedagogi

    Malcolm Knowles menyatakan bahwa apa yang kita ketahui tentang belajar selama
    ini adalah merupakan kesimpulan dari berbagai kajian terhadap perilaku
    kanak-kanak dan binatang percobaan tertentu. Pada umumnya memang, apa yang kita
    ketahui kemudian tentang mengajar juga merupakan hasil kesimpulan dari
    pengalaman mengajar terhadap anak-anak. Sebagian besar teori belajar-mengajar,
    didasarkan pada perumusan konsep pendidikan sebagai suatu proses pengalihan
    kebudayaan. Atas dasar teori-teori dan asumsi itulah kemudian tercetus istilah
    "pedagogi" yang akar-akarnya berasal dari bahasa Yunani, paid berarti
    kanak-kanak dan agogos berarti memimpin. Kemudian Pedagogi mengandung arti
    memimpin anak-anak atau perdefinisi diartikan secara khusus sebagai "suatu
    ilmu dan seni mengajar kanak-kanak". Akhirnya pedagogi kemudian
    didefinisikan secara umum sebagai "ilmu dan seni mengajar".

    Untuk memahami perbedaan antara pengertian pedagogi dengan pengertian andragogi
    yang telah dikemukakan, harus dilihat terlebih dahulu empat perbedaan mendasar,
    yaitu :

    1. Citra Diri

    Citra diri seorang anak-anak adalah bahwa dirinya tergantung pada orang lain.
    Pada saat anak itu menjadi dewasa, ia menjadi kian sadar dan merasa bahwa ia
    dapat membuat keputusan untuk dirinya sendiri. Perubahan dari citra
    ketergantungan kepada orang lain menjadi citra mandiri. Hal ini disebut sebagai
    pencapaian tingkat kematangan psikologis atau tahap masa dewasa. Dengan
    demikian, orang yang telah mencapai masa dewasa akan berkecil hati apabila
    diperlakukan sebagai anak-anak. Dalam masa dewasa ini, seseorang telah memiliki
    kemauan untuk mengarahkan diri sendiri untuk belajar. Dorongan hati untuk
    belajar terus berkembang dan seringkali justru berkembang sedemikian kuat untuk
    terus melanjutkan proses belajarnya tanpa batas. Implikasi dari keadaan
    tersebut adalah dalam hal hubungan antara guru dan murid. Pada proses
    andragogi, hubungan itu bersifat timbal balik dan saling membantu. Pada proses
    pedagogi, hubungan itu lebih ditentukan oleh guru dan bersifat mengarah.

    2. Pengalaman

    Orang dewasa dalam hidupnya mempunyai banyak pengalaman yang sangat beraneka.
    Pada anak-anak, pengalaman itu justru hal yang baru sama sekali.Anak-anak
    memang mengalami banyak hal, namun belum berlangsung sedemikian sering. Dalam
    pendekatan proses andragogi, pengalaman orang dewasa justru dianggap sebagai
    sumber belajar yang sangat kaya. Dalam pendekatan proses pedagogi, pengalaman
    itu justru dialihkan dari pihak guru ke pihak murid. Sebagian besar proses
    belajar dalam pendekatan pedagogi, karena itu, dilaksanakan dengan cara-cara
    komunikasi satu arah, seperti ; ceramah, penguasaan kemampuan membaca dan
    sebagainya. Pada proses andragogi, cara-cara yang ditempuh lebih bersifat
    diskusi kelompok, simulasi, permainan peran dan lain-lain. Dalam proses seperti
    itu, maka semua pengalaman peserta didik dapat didayagunakan sebagai sumber
    belajar.

    3. Kesiapan Belajar

    Perbedaan ketiga antara pedagogi dan andragogi adalah dalam hal pemilihan isi
    pelajaran. Dalam pendekatan pedagogi, gurulah yang memutuskan isi pelajaran dan
    bertanggung jawab terhadap proses pemilihannya, serta kapan waktu hal tersebut
    akan diajarkan. Dalam pendekatan andragogi, peserta didiklah yang memutuskan
    apa yang akan dipelajarinya berdasarkan kebutuhannya sendiri. Guru sebagai
    fasilitator.

    4. Nirwana Waktu dan Arah Belajar

    Pendidikan seringkali dipandang sebagai upaya mempersiapkan anak didik untuk
    masa depan. Dalam pendekatan andragogi, belajar dipandang sebagai suatu proses
    pemecahan masalah ketimbang sebagai proses pemberian mata pelajaran tertentu.
    Karena itu, andragogi merupakan suatu proses penemuan dan pemecahan masalah
    nyata pada masa kini. Arah pencapaiannya adalah penemuan suatu situasi yang
    lebih baik, suatu tujuan yang sengaja diciptakan, suatu pengalaman pribadi,
    suatu pengalaman kolektif atau suatu kemungkinan pengembangan berdasarkan
    kenyataan yang ada saat ini. Untuk menemukan "dimana kita sekarang"
    dan "kemana kita akan pergi", itulah pusat kegiatan dalam proses
    andragogi. Maka belajar dalam pendekatan andragogi adalah berarti
    "memecahkan masalah hari ini", sedangkan pada pendekatan pedagogi,
    belajar itu justru merupakan proses pengumpulan informasi yang sedang
    dipelajari yang akan digunakan suatu waktu kelak.

    C. Langkah-langkah Pelaksanaan Andragogi

    Langkah-langkah kegiatan dan pengorganisasian program pendidikan yang
    menggunakan asas-asas pendekatan andragogi, selalu melibatkan tujuh proses
    sebagai berikut :

    1. Menciptakan iklim untuk belajar
    2. Menyusun suatu bentuk perencanaan kegiatan secara bersama dan saling
    membantu
    3. Menilai atau mengidentifikasikan minat, kebutuhan dan nilai-nilai
    4. Merumuskan tujuan belajar
    5. Merancang kegiatan belajar
    6. Melaksanakan kegiatan belajar
    7. Mengevaluasi hasil belajar (menilai kembali pemenuhan minat, kebutuhan dan
    pencapaian nilai-nilai.

    Andragogi dapat disimpulkan sebagai :

    1. Cara untuk belajar secara langsung dari pengalaman
    2. Suatu proses pendidikan kembali yang dapat mengurangi konflik-konflik
    sosial, melalui kegiatan-kegiatan antar pribadi dalam kelompok belajar itu
    3. Suatu proses belajar yang diarahkan sendiri, dimana kira secara terus
    menerus dapat menilai kembali kebutuhan belajar yang timbul dari tuntutan
    situasi yang selalu berubah.

    D. Prinsip-prinsip Belajar untuk Orang Dewasa

    1. Orang dewasa belajar dengan baik apabila dia secara penuh ambil bagian dalam
    kegiatan-kegiatan
    2. Orang dewasa belajar dengan baik apabila menyangkut mana yang menarik bagi
    dia dan ada kaitan dengan kehidupannya sehari-hari.
    3. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila apa yang ia pelajari bermanfaat
    dan praktis
    4. Dorongan semangat dan pengulangan yang terus menerus akan membantu seseorang
    belajar lebih baik
    5. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila ia mempunyai kesempatan untuk
    memanfaatkan secara penuh pengetahuannya, kemampuannya dan keterampilannya
    dalam waktu yang cukup
    6. Proses belajar dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman lalu dan daya pikir
    dari warga belajar
    7. Saling pengertian yang baik dan sesuai dengan ciri-ciri utama dari orang
    dewasa membantu pencapaian tujuan dalam belajar.

    E. Karakteristik Warga Belajar Dewasa

    1. Orang dewasa mempunyai pengalaman-pengalaman yang berbeda-beda
    2. Orang dewasa yang miskin mempunyai tendensi, merasa bahwa dia tidak dapat
    menentukan kehidupannya sendiri.
    3. Orang dewasa lebih suka menerima saran-saran dari pada digurui
    4. Orang dewasa lebih memberi perhatian pada hal-hal yang menarik bagi dia dan
    menjadi kebutuhannya
    5. Orang dewasa lebih suka dihargai dari pada diberi hukuman atau disalahkan
    6. Orang dewasa yang pernah mengalami putus sekolah, mempunyai kecendrungan
    untuk menilai lebih rendah kemampuan belajarnya
    7. Apa yang biasa dilakukan orang dewasa, menunjukkan tahap pemahamannya
    8. Orang dewasa secara sengaja mengulang hal yang sama
    9. Orang dewasa suka diperlakukan dengan kesungguhan iktikad yang baik, adil
    dan masuk akal
    10. Orang dewasa sudah belajar sejak kecil tentang cara mengatur hidupnya. Oleh
    karena itu ia lebih suka melakukan sendiri sebanyak mungkin
    11. Orang dewasa menyenangi hal-hal yang praktis
    12. Orang dewasa membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat akrab dan menjalon
    hubungan dekat dengan teman baru.

    F. Karakteristik Pengajar Orang Dewasa

    Seorang pengajar orang dewasa haruslah memenuhi persyaratan berikut :

    1. Menjadi anggota dari kelompok yang diajar
    2. Mampu menciptakan iklim untuk belajar mengajar
    3. Mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi, rasa pengabdian dan idealisme
    untuk kerjanya
    4. Menirukan/mempelajari kemampuan orang lain
    5. Menyadari kelemahannya, tingkat keterbukaannya, kekuatannya dan tahu bahwa
    di antara kekuatan yang dimiliki dapat menjadi kelemahan pada situasi tertentu.
    6. Dapat melihat permasalahan dan menentukan pemecahannya
    7. Peka dan mengerti perasaan orang lain, lewat pengamatan
    8. Mengetahui bagaimana meyakinkan dan memperlakukan orang
    9. Selalu optimis dan mempunyai iktikad baik terhadap orang
    10. Menyadari bahwa "perannya bukan mengajar, tetapi menciptakan iklim
    untuk belajar"
    11. Menyadari bahwa segala sesuatu mempunyai segi negatif fan pisitif.

    sumber : Pendidikan Network Homepage, Supriadi M.Pd

      Similar topics

      -

      Waktu sekarang Fri May 10, 2024 2:13 am