Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    apa yang bisa kita sombongkan?

    ratri
    ratri
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 281
    Join date : 01.04.10
    Age : 37
    Lokasi : di hati si admin

    apa yang bisa kita sombongkan? Empty apa yang bisa kita sombongkan?

    Post by ratri Fri Jun 11, 2010 7:14 pm

    Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan.
    Dia melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja, ia mengangkuti air dengan
    ember dan menyikat lantai rumahnya keras-keras.
    Keringatnya bercucuran deras. Menyaksikan keganjilan ini orang itu bertanya,

    "Apa yang sedang Anda lakukan?"
    Sang Guru menjawab, "Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang meminta
    nasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka.
    Mereka pun tampak puas sekali. Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba
    saya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya mulai bermunculan.

    Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya."

    Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua,
    yang benih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari.

    Di tingkat terbawah,
    sombong disebabkan oleh faktor materi.

    Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.
    Di tingkat kedua,

    sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan.

    Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan
    dibandingkan orang lain.
    Di tingkat ketiga ,

    sombong disebabkan oleh faktor kebaikan.

    Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah,
    dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.

    Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula
    kita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun

    sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi
    karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.

    Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan.

    Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk
    harga diri (self-esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence). Akan tetapi,
    begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah
    berada sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara bangga dan sombong
    tidaklah terlalu jelas.

    Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan
    kesadaran sejati di lain kutub. Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam
    keadaan telanjang dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring dengan
    waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang
    kita butuhkan dalam hidup. Keenam indra kita selalu mengatakan bahwa
    kita memerlukan lebih banyak lagi.

    Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego.

    Ilusi ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme
    ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka).

    Inilah akar dari segala permasalahan.

    Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan
    menuju kesadaran sejati.

    Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya,
    ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan.

    Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah
    makhluk fisik, tetapi makhluk spiritual.

    Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana

    untuk hidup di dunia.Kita lahir dengan tangan kosong,

    dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong.
    Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam
    kesetaraan universal. Kita tidak akan lagi terkelabui oleh penampilan,
    label, dan segala "tampak luar" lainnya. Yang kini kita lihat adalah
    "tampak dalam". Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari
    berbagai kesombongan atau ilusi ego.
    Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita
    lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri.
    Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri.

    Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi.
    Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah.

    Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lain.

    Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam
    bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun
    kepuasan batin yang mendalam. Jadi, setiap berbuat baik
    kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada
    diri kita sendiri.

    Kalau begitu, apa yang kita sombongkan?

    Be happy!

      Waktu sekarang Tue Nov 26, 2024 3:51 am