Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    antara sunnah, bid'ah dan taklid

    ratri
    ratri
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 281
    Join date : 01.04.10
    Age : 37
    Lokasi : di hati si admin

    antara sunnah, bid'ah dan taklid Empty antara sunnah, bid'ah dan taklid

    Post by ratri Tue Jun 01, 2010 6:39 pm

    Antara Sunnah, Bidah Dan
    Taklid







    إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ
    وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ
    يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ
    أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
    عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ
    فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا
    اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى:
    يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ
    وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا
    اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
    يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا.
    يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ
    وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.



    أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ،
    وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ
    مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ
    فِى النَّارِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
    وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.



    Ikhwan fillah rahimakumullah.


    Merupakan suatu
    kewajiban bagi kita untuk menuntut ilmu Al-Qur’an dan As-Sunnah agar kita
    dapat meghindari dan menolak syubhat di dalam memahami dien Islam ini. Telah
    kita sepakati bersama bahwa hanya dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah kita dapat
    selamat dan tidak akan tersesat.




    Rasulullah
    Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:



    تَرَكْتُ
    فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا، كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ
    نَبِيِّهِ.




    Aku
    tinggalkan pada kalian dua perkara, jika kalian berpegang teguh dengan keduanya
    kalian tidak akan sesat selama-lamanya yaitu: Kitabullah dan sunnah NabiNya”.
    (Hadist Riwayat
    Malik secara mursal (Al-Muwatha, juz 2, hal. 999).



    Syaikh
    Al-Albani mengatakan dalam bukunya At-Tawashshul anwa’uhu wa ahkamuhu,
    Imam Malik meriwayatkan secara mursal, dan Al-Hakim dari Hadits Ibnu Abbas dan
    sanadnya hasan, juga hadist ini mempunyai syahid dari hadits jabir telah saya
    takhrij dalam Silsilah Ahadits As-Shahihah no. 1761).




    Adakah
    pilihan lain agar kita termasuk dalam orang-orang yang selamat dan agar umat
    Islam ini memperoleh kejayaan lagi selain mengikuti Al-Qur’an dan As-Sunnah
    dengan pemahaman para Salafus Shalih? tentu tidak ada, karena
    sebenar-benar ucapan adalah Kalamullah, sebaik-baik petunjuk adalah sunnah
    Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam dan sebaik-baik generasi adalah
    generasi sahabat yang telah Allah puji dan Allah ridhai.




    Suatu
    kebahagiaan kiranya jikalau kita termasuk dalam golongan yang selamat, golongan
    Tha’ifah Manshurah (kelompok yang mendapat pertolongan) dari Allah.



    Ikhwan fillah rahimakumullah



    Kebanyakan
    ummat Islam, kini terjebak dalam taklid buta. Terkadang suatu anjuran untuk
    mengikuti dan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan sunnah serta memalingkan jiwa
    dari selain keduanya dianggap sebagai seruan yang mengajak kepada pelecehan
    pendapat para ulama dan menghalangi untuk mengikuti jejak para ulama atau
    mengajak untuk menyerang perkataan mereka. Padahal tidak demikian yang
    dimaksudkan, bahkan harus dibedakan antara mengikuti Nabi semata dengan
    pelecehan terhadap pendapat para ulama. Kita tidak boleh mengutamakan pendapat
    seseorang di atas apa yang telah dibawa oleh beliau dan tidak juga
    pemikirannya, siapapun orang tersebut. Apabila seseorang datang kepada kita
    membawakan suatu hadits, maka hal pertama yang harus kita perhatikan adalah
    keshahihan hadits tersebut kemudian yang kedua adalah maknanya. Jika sudah
    shahih dan jelas maknanya maka tidak boleh berpaling dari hadits tersebut
    walaupun orang disekeliling kita menyalahi kita, selama penerapannya juga
    benar.




    Para Imam ulama salaf yang
    dijadikan panutan umat,
    mencegah para pengikutnya mengikuti pendapat mereka tanpa
    mengetahui dalilnya. Di antara ucapan Abu Hanifah: “Tidak halal bagi
    seseorang untuk
    mengambil pendapat kami sebelum dia
    mengetahui dari mana kami mengambilnya.” Kemudian:



    Bila
    saya telah berkata dengan satu pendapat yang telah menyalahi kitab Allah ta’ala
    dan sunah Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam , maka tinggalkanlah pendapatku.”




    Sedangkan
    mayoritas ummat Islam sekarang ini mereka berkata, “Ustadz saya berkata.”




    Padahal
    sudah datang kepada mereka firman Allah dalam surat Allah Hujarat ayat 1:




    Hai
    orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan RasulNya.”




    Ibnu
    Abbas berkata. “Hampir-hampir saja diturunkan atas kalian batu dari langit. Aku
    mengataklan kepada kalian,” Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda,
    tetapi kalian mengatakan, Abu Bakar berkata, Umar berkata.”




    Firman
    Allah dalam surat 7 ayat 3:




    Ikutilah
    apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti
    pemimpin-pemimpin selainNya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (dari
    padaNya).”




    Kemudian
    salah satu penyakit umat Islam sekarang ini disamping taklid buta adalah
    banyaknya para pelaku bid’ah. Dan di antara sebab-sebab yang membawa terjadinya
    bid’ah adalah:



    1. Bodoh tentang hukum agama dan sumber-sumbernya



    Adapun
    sumber-sumber hukum Islam adalah Kitabullah, sunnah RasulNya dan ijma’ dan
    Qiyas. Setiap kali zaman berjalan dan manusia bertambah jauh dari
    ilmu yang haq, maka semakin sedikit ilmu dan tersebarlah kebodohan. Maka tidak
    ada yang mampu untuk menentang dan melawan bi’dah kecuali ilmu dan ulama.
    Apabila ilmu dan ulama telah tiada dengan wafatnya mereka, bi’dah akan
    mendapatkan kesempatan dan berpeluang besar untuk muncul dan berjaya dan
    tokoh-tokoh bid’ah bertebaran menyeret umat ke jalan sesat.



    2. Mengikuti hawa nafsu dalam masalah hukum



    Yaitu
    menjadikan hawa nafsu sebagai sumber segalanya dengan menyeret/membawa dalil-dalil
    Al-Qur’an dan As-Sunnah untuk mendukungnya, dalil-dalil tersebut dihukumi
    dengan hawa nafsunya. Ini adalah perusakan terhadap syari’at dan tujuannya.




    Maka
    pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai ilah-nya dan
    Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmuNya dan Allah telah mengunci mati
    pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka
    siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiar-kan sesat) ...”
    (Al-Jatsiyah:
    23).



    3. Fanatik buta terhadap pemikiran-pemikiran orang
    tertentu




    Fanatik
    buta terhadap pemikiran orang-orang tertentu akan memisahkan antara seorang
    muslim dari dalil dan al-haq. Inilah keadaan orang-orang yang fanatik buta pada
    zaman kita sekarang ini, Mayoritas terdiri dari pengikut sebagian
    madzhab-madzab, sufiyyah dan quburiyyun (penyembah-penyembah
    kuburan), yang apabila mereka diseru untuk mengikuti Al-Kitab dan As-Sunnah,
    mereka menolaknya. Dan mereka juga menolak apa-apa yang menyelisihi pendapat
    mereka. Mereka berhujah dengan madzab-madzab, syaikh-syaikh, kiyai-kiyai,
    bapak-bapak nenek moyang mereka. Ini adalah pintu dari sekian banyak
    pintu-pintu masuknya bid’ah ke dalam agama Islam ini.



    4. Ghuluw (berlebih-lebihan)



    Contoh
    dari point ini adalah madzab khawarij dan syi’ah. Adapun khawarij, mereka ghuluw
    berlebihandalam memahami ayat-ayat peringatan dan ancaman. Mereka
    berpaling dari ayat-ayat raja’ (pengharapan), janji pengampunan dan taubat
    sebagaimana Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, yang artinya: “Sesungguhnya
    Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari
    (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya ...”
    (An-Nisa’: 48,116).



    5. Tasyabuh dengan kaum kuffar



    Tasyabbuh (menyerupai)
    kaum kuffar adalah sebab yang paling menonjol terjatuhnya seorang kedalam bid’ah.
    Hal ini pulalah yang terjadi di zaman kita sekarang ini. Karena mayoritas dari
    kalangan kaum Muslimin taqlid kepada kaum kuffar pada amal-amal bid’ah
    dan syirik. Seperti perayaan-perayaan ulang tahun (maulid) dan mengadakan
    hari-hari atau minggu-minggu khusus dan perayaan serta peringatan bersejarah
    (menurut anggapan mereka) seperti: peringatan Maulid Nabi. Isra’ Mi’raj,
    Nuzulul Qur’an dan yang lainnya adalah meyerupai peringatan-peringatan kaum
    kuffar.



    مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ.



    Barangsiapa yang
    menyerupai suatu kaum maka dia
    termasuk mereka”. (Abu Dawud).


    6.
    Menolak bid’ah dengan bid’ah yang semisalnya atau bahkan yang lebih rusak




    Contohnya
    ialah kaum Murji’ah, Mu’tazilah, Musyabibhah dan Jahmiyyah. Kaum Murji’ah
    memulai bid’ahnya dalam mensikapi orang-orang yang dizamannya, mereka berkata: “Kita
    tidak menghakimi mereka dan kita kembalikan urusannya kepada Allah Subhannahu
    wa Ta'ala ”. Hingga akhirnya mereka sampai pada pendapat bahwa maksiat tidak
    me-mudharat-kan iman, sebagaimana tidak berfaedah
    ketaatan yang
    disertai kekufuran. Al-Baghdadi berkata: “Mereka dinamakan Murji’ah karena
    mereka memisahkan amal dari
    keimanan.”



    Demikianlah,
    para ahlul bid’ah menjadikan kebid’ahan-kebid’ahan yang mereka lakukan
    sebagai satu amalan ataupun suatu sunnah, sedangkan yang benar-benar sunnah
    mereka jauhi. Padahal sesungguhnya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam
    telah bersabda:



    مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ.



    Barangsiapa
    mengajarkan suatu amalan yang tidak ada
    keterangannya dari kami
    (Rasulullah), maka dia itu tertolak.”
    (Hadist riwayat Muslim).


    Ihwan fillah rahimakumullah



    Oleh
    karena itu jika kita mempelajari seluk beluk taqlid, kemudian kita pelajari
    hakekat kebid’ahan niscaya kita tahu bahwa ternyata antara bid’ah dan taqlid
    mempunyai hubungan yang sangat erat sekali. Jika kita perhatikan perbuatan bid’ah
    niscaya kita akan mengetahui bahwa pelakunya adalah seorang muqallid.
    Dan kalau kita melihat seorang muqallid, niscaya kita lihat bahwa dia
    tenggelam dalam kebid’ahan, kecuali bagi mereka yang dirahmati oleh Allah ‘Azza
    wa Jalla. Berikut ini ada beberapa sebab yang menunjukkan bahwa taqlid itu
    mempunyai hubungan yang erat dengan bid’ah.




    Muqallid
    tidak bersandar dengan dalil dan tidak mau melihat dalil; jika dia bersandar
    pada dalil, maka dia tidak lagi dinamakan muqallid. Demikian pula mubtadi’,
    diapun dalam melakukan kebid’ahan tidak berpegang dengan dalil karena kalau
    berpegang dengan dalil maka ia tidak lagi dinamakan dengan mubtadi’ karena
    asal bid’ah adalah mengadakan sesuatu hal yang baru tanpa dalil atau nash.




    Taqlid
    dan bid’ah adalah tempat ketergelinciran yang sangat berbahaya yang
    menyimpangkan seseorang dari agama dan aqidah. Karena dua hal tersebut akan
    menjauhkan pelakunya dari nash Al-Qur’an dan As-Sunnah yang merupakan
    sumber kebenaran.




    Taqlid
    dan bid’ah merupakan sebab utama tersesatnya umat terdahulu. Allah Subhannahu
    wa Ta'ala menceritakan dalam Al-Qur’an tentang Bani Isra’il yang meminta Musa
    Alaihissalam untuk menjadikan bagi mereka satu ilah dari berhala, karena taqlid
    kepada para penyembah berhala yang pernah mereka lewati.




    FirmanNya:


    “Dan kami
    seberangkan Bani Israil keseberang lautan itu, maka setelah mereka sampai pada
    satu kaum yang telah menyembah berhala mereka, Bani Israil berkata: “Hai Musa,
    buatlah untuk kami sebuah ilah (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa
    ilah (berhala)!. Musa menjawab: “Sesungguhnya kamu adalah kaum yang tidak
    mengetahui (sifat-sifat Ilah)! “sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan
    kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang selalu mereka kerjakan.”
    (Al- A’raf:
    138-139).




    Sekalipun
    Nabi Musa Alaihissalam melarang dan mencerca mereka dan mereka mengetahui bahwa
    arca itu hanyalah bebatuan yang tidak memberi manfaat dan mudlarat, tetapi
    mereka tetap membikin patung anak sapi dan menyembahnya.




    Hal
    ini disebabkan karena taqlid yang sudah menimpa diri mereka. Ayat ini sangat
    jelas menunjukkan bahaya taqlid dan hubungannya yang sangat erat dengan kebid’ahan
    bahkan dengan kesyirikan dan kekufuran. Hal inilah yang merupakan sebab
    kesesatan Bani Isra’il dan umat lainnya, termasuk sebagian besar ummat Muhammad
    Shallallaahu alaihi wa Salam .



    Terakhir adalah bagaimana cara kita untuk keluar dari bid’ah
    ini




    Jalan
    keluar dari bid’ah ini telah di gariskan oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
    Salam dalam banyak hadits. Dan satu di antaranya adalah berpegang teguh pada
    Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman para Salafus Shahih, , karena
    mereka adalah orang yang paling besar cintanya kepada Allah dan RasulNya,
    paling kuat ittiba’nya, paling dalam ilmunya, dan paling luas
    pemahamannya terhadap dua wahyu yang mulia tersebut. Dengan cara ini seorang
    muslim mampu berpegang teguh dengan agamanya dan bebas dari kotoran yang
    mencemari dan terhindar dari semua kebid’ahan yang menyesatkan.




    Mudah-mudahan
    Allah senantiasa memberikan taufiq dan hidayahNya kepada kita semua dan kepada
    saudara-saudara kita yang terjerumus dan bergelimang di dalam kebid’ahan.
    Mudah-mudahan pula Allah menambah ilmu kita, menganugrahkan kekuatan iman dan
    takwa untuk bisa tetap istiqomah di atas manhaj yang hak dan menjalani sisa
    hidup di jaman yang penuh fitnah ini dengan bimbingan syari’at Muhammadiyah
    (syariat yang dibawa oleh Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam ), sampai kita
    bertemu Allah dengan membawa bekal husnul khatimah.



    Amin ya Rabbal Alamin.


    بَارَكَ
    اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
    فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ
    اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ.



    Khutbah Kedua


    إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ
    وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ
    يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ
    لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
    وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ
    وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا
    اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
    قَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ
    اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}. ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ
    اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ
    وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا
    صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.



    اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
    آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ
    حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ
    عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ
    اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ
    مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ
    حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.
    رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
    النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ
    وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا
    يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
    وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ.

      Waktu sekarang Fri Nov 22, 2024 12:47 pm