Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    tawakal

    kutubuku
    kutubuku
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 297
    Join date : 18.06.10
    Age : 36
    Lokasi : rahasia

    tawakal Empty tawakal

    Post by kutubuku Thu Jun 24, 2010 3:26 pm

    Antara Tawakkal dan Tawaakal





    Maasyiral muslimin rahimakumullah!


    Allah SWT berfirman, yang artinya, "Barang siapa
    yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
    Dan, memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan, barang
    siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
    (keperluannya). Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya.
    Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu."
    (Ath-Thalaaq: 2--3).


    Dalam kitab tafsir disebutkan, sebab turunnya kedua
    ayat di atas berkenaan dengan seseorang yang berasal dari Bani Asyja'. Ia
    adalah orang miskin, memiliki banyak keluarga, dan anaknya ditawan kaum
    musyrikin. Kemudian ia mendatangi Nabi saw. dan berkata, "Wahai Rasulullah,
    anakku ditawan kaum musyrikin dan sekarang ibunya dalam kegelisahan, lalu
    apakah yang engkau perintahkan?" Rasulullah saw. berkata, "Bertakwalah
    kepada Allah, bersabarlah dan perbanyaklah mengucapkan, 'Laa khaula wa laa
    quwwata illaa billah' (tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah)."





    Maka, tidak lama kemudian, ia telah mendapati anaknya dibebaskan dan di tengah
    jalan ia mendapatkan seekor unta yang ditawan musuh, maka turunlah kedua ayat
    dari surah Ath-Thalaaq di atas guna menjelaskan bahwa barang siapa yang
    bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya Allah akan
    mencukupkan atas apa yang menjadi kekhawatiran, kesedihan, dan kebutuhannya.

    Maasyiral muslimin rahimakumullah!


    Sesungguhnya tawakal kepada Allah SWT termasuk dari
    buah iman yang paling besar. Tawakal juga sebab dari kemuliaan dan ketenangan
    manusia. Dalam Alquran, kata tawakal disebut sebanyak 67 tempat, ini untuk
    menjelaskan betapa pentingnya tawakal ini. Dan, tidaklah sebuah ayat yang
    menyebutkan tawakal kecuali disertai dengan iman. Sebagai contoh, firman Allah
    SWT, yang terdapat dalam surah At-Taghaabun, yang artinya, "Dan, hendaklah
    orang-orang mukmin bertawakkal kepada Allah saja."
    (At-Taghaabun: 13). Begitu pula dalam
    surah Al-Maaidah, yang artinya, "Dan, hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal,
    jika kamu benar-benar orang yang beriman".
    (Al-Maaidah: 23).



    Maasyiral muslimin rahimakumullah!


    Karena itu, tawakal kepada Allah SWT merupakan
    bagian dari akidah seorang mukmin kepada Allah SWT. Pemahaman yang benar
    tentang tawakal menyatakan bahwa kita taat kepada Allah dan melaksanakan sebab
    yang dituntut dari sebuah perbuatan. Sebagian orang mengira bahwa tawakal
    adalah meninggalkan perbuatan dan tidak mengambil sebab. Ini adalah perkiraan
    yang salah, ia mengatakan demikian karena ia tidak mengerti perkara akidah dan
    tauhid.

    Islam memuji orang yang bertawakal dan bekerja. Tawakal adalah tali yang
    tergantung kepada Allah SWT dan amal yang berkaitan dengan anggota badan.
    Sementara, dunia adalah sarana yang tidak ada tujuannya, karena itu kami
    berkata, "Ya Allah janganlah engkau menjadikan dunia di hati kami, tetapi
    jadikanlah ia di tangan kami."



    Maasyiral muslimin rahimakumullah!


    Sesungguhnya Rasulullah saw. yang mulia senantiasa
    mengambil sebab yang dituntut. Sebagai contoh apa yang terjadi di Perang Ahzab,
    setelah beliau melakukan persiapan, beliau menghadap Allah dan berdoa, yang
    artinya, "Ya
    Allah, yang menurunkan kitab, yang menjalankan awan, dan yang mengalahkan ahzab
    (golongan yang bersekutu), kalahkanlah mereka dan menangkanlah kami atas
    mereka."
    (HR Bukhari dalam bab "Jihad dan Muslim"
    dalam Jihad was Sair).

    Seseorang datang kepada Nabi saw. dengan seekor unta dan berkata, "Ya
    Rasulullah, apakah saya tinggalkan unta itu tanpa mengikatnya, kemudian saya
    bertawakal?" Rasulullah saw. bersabda, "Ikatlah, kemudian bertawakallah"
    (HR Tirmizi dari hadis Anas).

    Maasyiral muslimin rahimakumullah!


    Ada perbedaan yang sangat jauh antara tawakkal dengan tawaakal. Tawakkal adalah
    beramal, mengambil sebab, dan bersandar kepada Allah Azza wa-Jalla. Sementara, tawaakal adalah bersikap malas,
    bersandar kepada yang lain, tidak bekerja (berproduksi), dan tidak mengambil
    sebab. Allah SWT berfirman, yang artinya, "Dan, katakanlah, 'Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya
    serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
    dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu
    diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan."
    (At-Taubah: 105)



    Umar bin Khattab r.a. telah menerapkan pemahaman tawakkal ini dalam perbuatannya. Lalu beliau mendapati sekelompok
    orang yang bertawaakal yang mereka
    itu bersikap malas, tidak bekerja, dan bersandar kepada yang lain. Beliau
    berkata, "Saya melihat seseorang dan ia membuatku kagum. Tetapi, bila
    kemudian seseorang berkata, 'Ia tidak bekerja,' jatuhlah ia di mataku."
    Seseorang yang tidak bekerja, ia menjadi hina di hadapan Amirul Mukminin Umar
    bin Khattab r.a.



    Pada suatu hari, Umar bin Khattab r.a. menyaksikan sekelompok orang tengah
    beribadah di masjid dan tidak bekerja. Khalifah Umar kemudian menanyakan
    pekerjaan mereka. Mereka menjawab, "Kami adalah orang yang bertawakkal." Umar berkata,
    "Tidak, tetapi kalian adalah orang yang bertawaakal." Umar kemudian menyegerakan mereka untuk bekerja
    dengan tongkatnya. Ia berkata, "Orang yang bertawakkal adalah orang yang melempar bijinya di bumi dan bertawakkal kepada Allah. Maksudnya, ia
    bekerja, kemudian bertawakal kepada Allah SWT.



    Maasyiral muslimin rahimakumullah!


    Kepada orang yang takut tidak mendapatkan rezeki dan
    tidak bertawakkal kepada Allah,
    kepada para pekerja yang meninggalkan salat Jumat hanya karena tuannya tidak
    mengizinkannya dan menyuruhnya untuk tetap bekerja, kami katakan kepada mereka,
    "Di manakah tawakkal kepada Allah?"
    Mereka menjawab, "Apabila kami menjalankan salat Jumat, pemimpin kami akan
    memecat kami." Kami bacakan kepada mereka firman Allah dalam surah
    Ath-Thalaaq, yang artinya, "Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia
    akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan, memberinya rezeki dari arah yang
    tiada disangka-sangkanya. Dan, barangsiapa yang bertawakal kepada Allah,
    niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya). Sesungguhnya Allah melaksanakan
    urusan yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi
    tiap-tiap sesuatu."
    (Ath-Thalaaq: 2--3). Maka, apakah kita
    meninggalkan firman Allah dan justru berpegang dengan perkatan seorang hamba?



    Maasyiral muslimin rahimakumullah!


    Ketahuilah bahwa mencela, menggerutu, dan marah
    ketika mencari pekerjaan bukanlah termasuk tawakal kepada Allah. Kepada para
    pedagang dan pemilik harta, kami katakan, "Sesungguhnya tawakal kepada
    Allah adalah belas kasihan kepada manusia dan tidak memeras mereka."
    Sementara, kepada para pegawai dan karyawan, kami katakan, "Tawakal kepada
    Allah adalah bersikap ikhlas dalam pekerjaan yang disyariahkan dan melaksanakan
    kewajiban yang dibebankan di pundahknya tanpa pemihakan, menjilat, dan takut,
    karena rezeki itu di tangan Allah dan Allah akan menjamin pembelaan orang
    muslim. Seorang muslim yang benar, ia harus bertawakal kepada Allah semata.

    Maasyiral muslimin rahimakumullah!


    Marilah kita menghafal, menjaga, dan
    mengulang-ulangi sebuah hadis dari sahabat yang mulia, Abdullah bin Abbas,
    semoga Allah meridai keduanya, berkata, "Pada suatu hari saya berada di
    belakang Rasululullah saw., beliau kemudian bersabda, yang artinya, "Wahai anak
    muda, sesungguhnya saya mengajarimu dengan beberapa kalimat, jagalah Allah,
    niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya
    berada di hadapanmu. Bila kamu meminta, mintalah kepada Allah. Bila kamu
    memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah bahwa
    meskipun sebuah umat itu telah berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu
    dengan sesuatu, maka mereka tidak bisa memberikan manfaat, kecuali dengan apa
    yang telah dituliskan Allah untukmu. (Ketahuilah), meskipun mereka telah
    berkumpul untuk memberikan madarat kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak
    bisa memberikan madarat dengan sesutu, kecuali dengan apa yang telah ditulislan
    Allah untukmu. Pena itu telah diangkat dan buku itu telah kering."




    Dalam hadis yang lain Rasulullah saw. bersabda, "Jagalah Allah, niscaya engkau akan
    mendapati-Nya berada di hadapanmu. Kenalilah Allah di waktu lapang, niscaya Ia
    akan mengenalmu di waktu sempit. Ketahuilah, apa yang luput darimu, ia tidak
    akan menimpamu dan apa yang menimpamu, ia tidak akan luput darimu. Ketahuilah,
    pertolongan itu bersama kesabaran, kelapangan itu bersama kesempitan, dan
    kesulitan itu besama kemudahan."




    Marilah kita bertawakal kepada Allah Yang Maha Hidup yang tidak mati, maka
    Allah akan bersama kita di mana saja kita menghadap dan berada. Dalam sebuah
    hadis, Rasulullah saw. bersabda, yang artinya, "Barang siapa yang
    berkata--yaitu apabila keluar dari rumahnya--"Bismillaahi tawakkaltu 'alallaahi wa
    laa khaulaa wa laa quwwata illaa billaahi"
    (Dengan nama Allah
    saya bertawakal kepada Allah, tidak ada daya dan tidak ada kekuatan kecuali
    dengan Allah), dikatakan untuknya, "Engkau telah dicukupkan, engkau telah dijaga, engkau
    telah diberi petunjuk, dan engkau akan disingkirkan dari setan.
    (HR
    Tirmizi, Abu Daud, dan Nasai). Wallahu
    a'lam
    .





    Al-Islam,
    Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

      Waktu sekarang Thu May 09, 2024 4:26 pm