Alternatif
Transportasi Masa Mendatang : Melayang dengan Kereta Maglev
Agung
Waluyo (George
Washington University)
"Terbang tanpa sayap" adalah
istilah populer bagi kereta dengan teknologi maglev. Impian manusia untuk
bergerak dengan kecepatan tinggi saat ini bisa dicapai tidak hanya menggunakan
pesawat terbang, tetapi juga dengan kereta. Sejarah perkeretaapian mencatat
perkembangan yang pesat akhir-akhir ini. Dengan kemajuan teknologi,
perkeretaapian pada masa mendatang akan mengganti mesinnya yang menggunakan
bahan bakar konvensional dengan mesin yang bekerja tanpa bahan bakar.
Secara sederhana, kereta maglev adalah
kereta tanpa roda yang menggunakan tenaga magnet untuk melayang, menggerakkan,
dan mengontrol jalannya kereta. Kereta dengan teknologi itu sangat mungkin
menggantikan transportasi massa dengan kecepatan yang tinggi, percepatan besar,
efisiensi energi yang tinggi, dan ramah lingkungan.
Maglev
dan Hukum Lenz
Maglev atau "levitasi
magnet" adalah teknik mengangkat objek menggunakan prinsip magnet dalam
fisika dasar. Dua kutub magnet yang sama (misalnya, utara-utara atau
selatan-selatan) akan tolak-menolak. Sedangkan dua kutub magnet yang berlainan,
yaitu utara dan selatan, akan tarik-menarik.
Secara umum, pengembangan teknologi
maglev bisa dikategorikan dalam dua prinsip itu, yakni gaya tarik dan gaya
tolak magnet. Eksplorasi teknik tersebut dipelopori dua negara maju, yaitu
Jerman dan Jepang. Jerman menggunakan EMS (sistem suspensi elektromagnetik) dan
Jepang menggunakan EDS (sistem suspensi elektrodinamis). EMS menggunakan
prinsip gaya tarik magnet, sedangkan EDS menggunakan gaya tolak magnet.
Tentunya, sangat
tidak efisien kereta membawa batang magnet yang berkekuatan besar yang nanti
digunakan untuk mengangkat kereta tersebut. Karena itu, kita harus berterima
kasih kepada fisikawan berkebangsaan Estonia, Lenz. Fisikawan yang hidup pada
1804-1865 itu berhasil menjelaskan fenomena magnetisme dan merumuskannya dalam
sebuah hukum yang terkenal dengan nama hukum Lenz.
Hukum tersebut menyatakan, perubahan
fluks magnet dalam ruang yang dikelilingi sistem kawat yang membentuk kumparan
tertutup akan mengakibatkan terciptanya medan magnet yang melawan perubahan
fluks magnet dalam sitem itu. Hal tersebut terjadi karena alam, dalam hal ini
kumparan tertutup itu, ingin mempertahankan kondisi awal fluks magnet yang
dimiliki ruang dalam lingkaran kawat tertutup tersebut. Hukum itu juga sering
disebut kelembaman magnetik.
Hukum tersebut kemudian digunakan
menciptakan medan magnet yang cukup besar. Medan magnet itu diperhadapkan
dengan medan magnet lain yang akan menciptakan gaya tarik, jika kedua kutub
magnet yang berhadapan berlawanan arah atau gaya tolak jika kedua kutub magnet
tersebut berlawanan.
Melayang
dengan Gaya
Kereta dengan teknologi maglev tidak
saja menjawab kebutuhan manusia untuk bergerak dengan kecepatan tinggi, tetapi
juga menjawab kenyamanan transportasi. Kereta maglev dilengkapi interior
setingkat kelas bisnis dalam sebuah pesawat.
Kereta maglev didesain dengan dimensi
manusia yang normal. Berarti, orang setinggi 1,8 meter bisa masuk kereta tanpa
harus menunduk. Lingkungan dalam kereta dilengkapi pemanas dan pendingin suhu
serta dilengkapi ruang yang bertekanan udara nyaman. Kereta maglev tersebut
juga dilengkapi peralatan antigetar. Getaran yang diakibatkan motor kereta bisa
diredam sedemikian rupa. Sehingga, setiap penumpang bisa menulis layaknya
menulis di atas meja kerja di darat. Sambil bekerja atau santai, setiap
penumpang juga bisa menikmati pemandangan di luar kereta dengan sangat nyaman.
Sebab, gerbong kereta dilengkapi kaca panjang dan lebar.
Pembangunan
Maglev
Karena biaya pembangunan sistem
perkeretaan maglev itu relatif mahal, hanya negara-negara kaya di Asia dan
Eropa yang sanggup memiliki transportasi kereta tersebut. Di Asia, hanya Jepang
dan China yang saat ini memiliki sistem transportasi maglev.
Di Eropa, Jerman melesat dengan
teknologi itu dengan membangun jalur kereta maglev yang menghubungkan Kota
Berlin dan Hamburg sejauh sekitar 285 km. Pembangunan itu menghabiskan biaya
5,3 biliun dolar dan ditargetkan siap pakai pada 2005.
Rencana raksasa sedang dilakukan
Swiss. Negara itu menginvestasikan 21 biliun dolar untuk membangun jalur kereta
maglev bawah tanah yang mengubungkan semua kota-kota besar di Swiss. Proyek
yang sedang menjalani penggalian jalur bawah tanah itu memerlukan 25 tahun
hingga proyek tersebut selesai.
NASA
Lirik Maglev
Meskipun Amerika belum semaju Jerman
dan Jepang dalam penggunaan teknologi itu dalam transportasi kereta, badan penerbangan
dan antariksa, NASA, telah mendapatkan dana untuk penilitian maglev yang
digunakan untuk meluncurkan pesawat ruang angkasa.
Setiap pesawat ruang angkasa yang
diluncurkan membakar ratusan ribu galon bahan bakar untuk bisa mencapai orbit.
Para insinyur roket NASA sedang meneliti apakah teknologi maglev tersebut bisa
melakukan hal yang sama atau tidak.
Jika teknologi maglev bisa
menggantikan teknologi konvensional, setiap peluncuran pesawat ruang angkasa
akan menghasilkan peluncuran yang lebih bersih dan lebih aman. Biaya 10.000
dolar per galon bahan bakar akan bisa dikurangi hanya menjadi 1.000 dolar per
galon.
Sumber : Jawa Pos (26 Mar 2004)
Transportasi Masa Mendatang : Melayang dengan Kereta Maglev
Agung
Waluyo (George
Washington University)
"Terbang tanpa sayap" adalah
istilah populer bagi kereta dengan teknologi maglev. Impian manusia untuk
bergerak dengan kecepatan tinggi saat ini bisa dicapai tidak hanya menggunakan
pesawat terbang, tetapi juga dengan kereta. Sejarah perkeretaapian mencatat
perkembangan yang pesat akhir-akhir ini. Dengan kemajuan teknologi,
perkeretaapian pada masa mendatang akan mengganti mesinnya yang menggunakan
bahan bakar konvensional dengan mesin yang bekerja tanpa bahan bakar.
Secara sederhana, kereta maglev adalah
kereta tanpa roda yang menggunakan tenaga magnet untuk melayang, menggerakkan,
dan mengontrol jalannya kereta. Kereta dengan teknologi itu sangat mungkin
menggantikan transportasi massa dengan kecepatan yang tinggi, percepatan besar,
efisiensi energi yang tinggi, dan ramah lingkungan.
Maglev
dan Hukum Lenz
Maglev atau "levitasi
magnet" adalah teknik mengangkat objek menggunakan prinsip magnet dalam
fisika dasar. Dua kutub magnet yang sama (misalnya, utara-utara atau
selatan-selatan) akan tolak-menolak. Sedangkan dua kutub magnet yang berlainan,
yaitu utara dan selatan, akan tarik-menarik.
Secara umum, pengembangan teknologi
maglev bisa dikategorikan dalam dua prinsip itu, yakni gaya tarik dan gaya
tolak magnet. Eksplorasi teknik tersebut dipelopori dua negara maju, yaitu
Jerman dan Jepang. Jerman menggunakan EMS (sistem suspensi elektromagnetik) dan
Jepang menggunakan EDS (sistem suspensi elektrodinamis). EMS menggunakan
prinsip gaya tarik magnet, sedangkan EDS menggunakan gaya tolak magnet.
Tentunya, sangat
tidak efisien kereta membawa batang magnet yang berkekuatan besar yang nanti
digunakan untuk mengangkat kereta tersebut. Karena itu, kita harus berterima
kasih kepada fisikawan berkebangsaan Estonia, Lenz. Fisikawan yang hidup pada
1804-1865 itu berhasil menjelaskan fenomena magnetisme dan merumuskannya dalam
sebuah hukum yang terkenal dengan nama hukum Lenz.
Hukum tersebut menyatakan, perubahan
fluks magnet dalam ruang yang dikelilingi sistem kawat yang membentuk kumparan
tertutup akan mengakibatkan terciptanya medan magnet yang melawan perubahan
fluks magnet dalam sitem itu. Hal tersebut terjadi karena alam, dalam hal ini
kumparan tertutup itu, ingin mempertahankan kondisi awal fluks magnet yang
dimiliki ruang dalam lingkaran kawat tertutup tersebut. Hukum itu juga sering
disebut kelembaman magnetik.
Hukum tersebut kemudian digunakan
menciptakan medan magnet yang cukup besar. Medan magnet itu diperhadapkan
dengan medan magnet lain yang akan menciptakan gaya tarik, jika kedua kutub
magnet yang berhadapan berlawanan arah atau gaya tolak jika kedua kutub magnet
tersebut berlawanan.
Melayang
dengan Gaya
Kereta dengan teknologi maglev tidak
saja menjawab kebutuhan manusia untuk bergerak dengan kecepatan tinggi, tetapi
juga menjawab kenyamanan transportasi. Kereta maglev dilengkapi interior
setingkat kelas bisnis dalam sebuah pesawat.
Kereta maglev didesain dengan dimensi
manusia yang normal. Berarti, orang setinggi 1,8 meter bisa masuk kereta tanpa
harus menunduk. Lingkungan dalam kereta dilengkapi pemanas dan pendingin suhu
serta dilengkapi ruang yang bertekanan udara nyaman. Kereta maglev tersebut
juga dilengkapi peralatan antigetar. Getaran yang diakibatkan motor kereta bisa
diredam sedemikian rupa. Sehingga, setiap penumpang bisa menulis layaknya
menulis di atas meja kerja di darat. Sambil bekerja atau santai, setiap
penumpang juga bisa menikmati pemandangan di luar kereta dengan sangat nyaman.
Sebab, gerbong kereta dilengkapi kaca panjang dan lebar.
Pembangunan
Maglev
Karena biaya pembangunan sistem
perkeretaan maglev itu relatif mahal, hanya negara-negara kaya di Asia dan
Eropa yang sanggup memiliki transportasi kereta tersebut. Di Asia, hanya Jepang
dan China yang saat ini memiliki sistem transportasi maglev.
Di Eropa, Jerman melesat dengan
teknologi itu dengan membangun jalur kereta maglev yang menghubungkan Kota
Berlin dan Hamburg sejauh sekitar 285 km. Pembangunan itu menghabiskan biaya
5,3 biliun dolar dan ditargetkan siap pakai pada 2005.
Rencana raksasa sedang dilakukan
Swiss. Negara itu menginvestasikan 21 biliun dolar untuk membangun jalur kereta
maglev bawah tanah yang mengubungkan semua kota-kota besar di Swiss. Proyek
yang sedang menjalani penggalian jalur bawah tanah itu memerlukan 25 tahun
hingga proyek tersebut selesai.
NASA
Lirik Maglev
Meskipun Amerika belum semaju Jerman
dan Jepang dalam penggunaan teknologi itu dalam transportasi kereta, badan penerbangan
dan antariksa, NASA, telah mendapatkan dana untuk penilitian maglev yang
digunakan untuk meluncurkan pesawat ruang angkasa.
Setiap pesawat ruang angkasa yang
diluncurkan membakar ratusan ribu galon bahan bakar untuk bisa mencapai orbit.
Para insinyur roket NASA sedang meneliti apakah teknologi maglev tersebut bisa
melakukan hal yang sama atau tidak.
Jika teknologi maglev bisa
menggantikan teknologi konvensional, setiap peluncuran pesawat ruang angkasa
akan menghasilkan peluncuran yang lebih bersih dan lebih aman. Biaya 10.000
dolar per galon bahan bakar akan bisa dikurangi hanya menjadi 1.000 dolar per
galon.
Sumber : Jawa Pos (26 Mar 2004)
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as