Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    pasangan jiwa

    admin
    admin
    Admin
    Admin


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 688
    Join date : 19.03.10
    Age : 36
    Lokasi : Malang-Indonesia

    pasangan jiwa Empty pasangan jiwa

    Post by admin Tue Jun 15, 2010 12:45 pm

    Pasangan Jiwa





    Sumber:Sabili




    Andri telah beranjak dewasa. Sudah saatnya ia
    mencari gadis yang baik untuk dijadikan istri. Tapi sampai saat ini, ia belum
    juga berhasil. Bukan suatu hal yang aneh. Ia memang terlalu mempertimbangkan
    bibit-bebet-bobot calon istrinya. Maka, saat Musim panas mulai bertiup, Andri
    melakukan perjalanan ke Yogya. Di tengah perjalanan, Andri memutuskan untuk
    beristirahat di sebuah Rumah penginapan yang berada di Sekitar Malioboro.
    Kebetulan ia bertemu dengan teman sekolahnya dulu. Maka Andri tak segan untuk
    menceritakan maksud perjalanannya itu. Seperti gayung bersambut, temannya
    menyarankan Andri untuk mencoba melamar anak gadis keluarga Surya.

    Menurut temannya itu,keluarga Surya adalah keluarga yang status sosial
    ekonominya sederajat dengan Andri. Lagipula, gadis itu sangat cantik dan
    terpelajar. Andri girang bukan main.Sebelum berpisah, teman Andri berjanji
    untuk mempertemukannya dengan'Pak Comblang' dari keluarga Surya , esok pagi.
    Pak Comblang inilah yang akan meneruskan data pribadi Andri kepada gadis
    tersebut. Bila keluarga itu berkenan menerimanya, maka Andri akan segera
    berkenalan, sebelum lamaran resmi atau khitbah diajukan.

    Kegembiraan yang meluap-luap memenuhi rongga dada Andri. Dibentangkannya
    sajadah, lalu ia mulai sholat istikhoroh. Baru kali ini Andri merasa
    melakukannya dengan sepenuh hati, dengan kepasrahan yang murni ... Ah. Tak
    terasa air mata Andri berjatuhan. Diam-diam menyelinap suatu penyesalan. Mengapa
    ia baru bisa khusyu' dan dapat merasakan ikatan yang erat dengan Allah, ketika
    ada masalah berat dan serius yang harus ia hadapi ? ...Waktu subuh belum lama
    berlalu, namun Andri telah bersiap untuk pergi menemui Pak Comblang. Makin
    cepat makin baik, pikirnya. Di bawah sinar bulan sabit yang kepucatan, Andri
    bergegas menuju tempat itu. Fajar belum juga merekah ketika Andri sampai di
    tempat yang dijanjikan. Sepi sekali. Nyanyian jangkrik perlahan menghilang.
    Andri benar-benar sendirian. Di tengah kegamangan hatinya, Andri mencoba
    mengitari bangunan itu. Seperti sebuah musholla kecil. Cahaya lilin yang
    memantul di sela-sela kaca jendela, membangkitkan rasa ingin tahunya. Andri
    berjingkat ke arah jendela. Ditempelkan matanya ke celah-celah ...

    "Hei, masuklah!"
    "Jangan mengintip seperti itu!"
    Andri tersentak. Rasa malu, kaget dan takut berbaur menjadi satu.
    "Ayo, masuklah. Jangan takut!"
    Suaranya lebih lembut namun tetap berwibawa. Andri ragu-ragu. Tetapi rasa ingin
    tahu sedemikian menyerbunya. Akhirnya ia memberanikan diri melangkah ke dalam.
    "Kemarilah!" ajaknya tanpa melihat muka Andri. Andri memperhatikan
    dengan penuh seksama. Laki-laki itu belum terlalu tua, tapi wajahnya
    memancarkan kebaikan yang seolah-olah bersumber dari seluruh aliran darahnya.
    Bijak, arif, lembut namun tegas. Tentulah ia pengemban amanah yang luar biasa,
    pikir Andri. Laki-laki itu duduk di atas permadani sambil membaca sebuah buku.
    Lalu ia berkata perlahan: "Belum saatnya Andri .... Belum
    saatnya."Andri menatap wajahnya dengan penuh kebingungan.

    Lalu laki-laki itu kembali melanjutkan. Kali ini ditatapnya Andri dengan
    ketajaman jiwa. "Kau tahu? Semenjak seseorang ada dalam kandungan ibunya,
    Allah Ta'ala telah menetapkan 3 hal untuknya. Kau sudah tahu bukan! Salah satu
    di antaranya adalah jodohnya.. pasangan hidupnya." "Hmmmm.....
    seperti benang sutera." "Ya, seperti benang sutera yang diikatkan di
    antara mereka berdua. Kepada kaki laki-laki atau bayi perempuan yang lahir dan
    ditakdirkan berjodohan satu dengan yang lainnya. Begitu simpul diikatkan, maka
    tak ada suatu hal pun yang dapat memisahkan mereka." "Salah seorang
    diantara mereka mungkin saja berasal dari keluarga yang miskin, sedang yang
    lainnya dari keluarga yang kaya. Atau mereka terpisah bermil-mil jaraknya, bahkan
    mungkin ada yang berasal dari dua keluarga yang saling bermusuhan. Tapi pada
    akhirnya, bila saatnya telah tiba, mereka akan menjadi suami istri. Tak ada
    suatu hal pun yang dapat mengubah takdir itu." Laki-laki itu terdiam
    sesaat. Andri kini sudah sepenuhnya duduk terpekur di hadapannya. Kalimat demi
    kalimat disimaknya dengan seksama.

    "Jodoh adalah masalah yang paling ajaib dan paling gaib. Suatu rahasia
    kehidupan yang tak akan pernah tuntas untuk dimengerti. Bayangkan. Duaanak yang
    berbeda, tumbuh di lingkungannya masing-masing. Sebagian besar mungkin tidak
    menyadari kehadiran satu dengan lainnya. Tapi bila saatnya tiba, mereka akan
    bertemu dan mengekalkan ikatannya dalam tali pernikahan." "Kalau ada
    wanita atau laki-laki lain yang muncul diantara keduanya, ia akan terjatuh. la
    tak akan mampu melewati bentangan tali sutera yang telah diikatkan pada mereka.
    Ah, kau pasti pernah melihat orang yang patah hati bukan? Hhh, sebagian orang
    yang bodoh dan tak kuat menahan cobaan, memilih mati daripada patah hati. Bukan
    takdir yang memilihnya untuk bunuh diri. Itu pilihannya sendiri, ia cuma tak
    sabar menanti saat pertemuan itu datang.""Ketahuilah,Andri. Masalah
    jodoh adalah rahasia Allah. Kau harus dapat berdamai dengan
    takdirmu.""Bagaimana dengan aku!" sela Andri. "Apakah aku
    akan berhasil menikah dengan anak gadis dari keluarga Surya? Apakah ia
    takdirku?" tanyanya tak sabaran. Laki-laki itu tersenyum. "Belum
    saatnya Andri.

    Belum saatnya. Suatu saat nanti, kau akan menikah dengan seorang gadis
    shalihat, cantik dan pintar. Pun dari keluarga yang terhormat. Kelak, setelah
    menikah, kalian akan mempunyai anak laki-laki. Dan anakmu akan menjadi pedagang
    yang terpelajar. Ia dermakan kekayaannya untuk agama Allah. la juga akan
    menjadi anak yang senantiasa memelihara kedua orang tuanya. Meskipun kalian
    sudah tua renta nanti. Hal ini tak lepas dari peranan ibunya dalam mendidik
    anak itu." "Tapi itu nanti. Bila calon istrimu telah mencapai usia 17
    tahun. Sayangnya, saat ini dia masih berumur 7 tahun." "Hah!"
    Andri kebingungan. "Jadi saya harus membujang selama 10 tahun ?!"
    Andri menatap tak percaya. Ia berharap semua hanya kemungkinan karena ia salah
    dengar saja. Andri mencari kesungguhan di sana. Tapi semua sia- sia. Air muka
    laki-laki itu tak berubah sedikit pun. Dan Andri menyadari semua adalah
    kebenaran. "Kalau begitu, di mana dia sekarang? Dimana saya dapat menemui
    calon istri saya? Tolonglah?!" Andri memohon padanya. "Oh, gadis itu
    tinggal dengan wanita penjual sayur. Tak jauh dari sini. Setiap pagi, wanita
    itu datang ke pasar dan menjajakan sayurannya di sebelah kios ikan."

    Kukuruyukkkkk ... !! Suara nyaring ayam jantan memecah keheningan. Andri
    tersentak. Kukuruyukkkkk...! ! Kokok nyaring ayam jantan membangunkan Andri
    dari tidurnya. Ah, rupa-rupanya ia tertidur di atas sajadah. Alhamdulillah,
    waktu subuh belum habis. Andri bersegera mengambil wudhu. Sehabis sholat subuh,
    Andri kembali teringat mimpinya. Seolah semua menjadi teka-teki. Andri belum
    tahu apakah harus menganggapnya sebagai jawaban atas sholat istikhorohnya atau tidak.
    Untuk menyingkap tabir mimpi itu, cuma ada satu cara yang bisa dilakukannya:
    mencari gadis kecil yang katanya calon istrinya itu! Lalu Andri pun bergegas ke
    pasar terdekat. Sepanjang jalan ia berdoa dan berjanji. Berdoa agar calon
    istrinya memang benar-benar baik
    bibit, bebet dan bobotnya. Sebagaimana telah diisyaratkan dalam mimpi. Dan
    berjanji untuk menerima takdirnya dan berusaha menjadi muslim yang baik. Lebih
    baik dari kualitasnya sekarang.

    Fajar telah lama merekah saat Andri tiba di sana. Orang-orang mulai melakukan
    kegiatannya. Pembeli mulai berdatangan. Ramai. Namun belum seramai satu jam
    yang akan datang. Maka Andri lebih leluasa untuk mengamati sekitarnya. Matanya
    berkeliling mengitari pasar, lalu tertumbuk pada sosok kecil di samping kios ikan.
    Wanita itu tua, kotor, lusuh. Kumal. Rambutnya telah keabu-abuan. Dengan
    sebelah mata tertutup lapisan katarak, ia duduk di selembar alas sambil
    menggendong bocah kecil di dadanya.

    "Oh, tidak!! Bagaimana mungkin?! Ini
    pasti kekeliruan!"Andri menatap kembali bocah terlantar yang kurus kering
    itu. Hatinya hancur. Ah, mimpi semalam benar-benar hanya bunga tidur. Andri
    kembali ke penginapannya dengan hati lesu. Kali ini bukan saja ia kecewa karena
    calon istrinya ternyata hanya seorang bocah gelandangan, tapi juga karena 'Pak
    Comblang' dari keluarga Surya tidak datang pada pertemuan yang ia janjikan.
    Tanpa suatu penjelasan apapun. Ah, sudah jatuh dari tangga, tertimpa genteng
    pula! Saya adalah seorang yang terpelajar. Sudah selayaknya saya mendapatkan seorang
    gadis dari keluarga terhormat. Semakin lama Andri memikirkan hal tersebut,
    semakin jijik ia membayangkan kemungkinan menikahi bocah kumal itu. Benar-benar
    menggelikan. Andri khawatir hal tersebut benar-benar akan terjadi. Dan ia tidak
    dapat tidur semalaman. Keesokan harinya. Andri pergi ke pasar bersama dengan
    pelayan
    setianya. Andri menjanjikan imbalan yang sangat besar apabila ia berhasil
    membunuh bocah kumal itu. Andri dan pelayannya berdiri di belakang pembeli.
    Begitu kesempatan datang, pelayan Andri menikamkan pisaunya ke arah si anak,
    lalu mereka kabur. Bocah kecil itu menangis
    dan wanita buta yang menggendongnya berteriak-teriak: "Pembunuh!
    Pembunuh!" Kegemparan segera menyebar ke seluruh penjuru pasar. Sementara
    itu, Andri dan pelayannya telah lenyap dari tempat
    kejadian. "Kau berhasil membunuh dia?" tanya Andri terengah-engah.
    "Tidak," jawab pelayannya. "Begitu saya menghunjamkan pisau ke
    arahnya, anak itu berbalik secara tiba-tiba. Saya rasa saya hanya melukai
    mukanya. Dekat alisnya." Andri segera meninggalkan penginapan. Kejadian
    itu dengan segera terlupakan oleh masyarakat sekitar. Ia kemudian pergi ke arah
    Barat menuju ibukota.

    Karena kecewa dengan kegagalan pernikahannya, Andri memutuskan untuk berhenti
    memikirkan perkawinan. Tiga tahun kemudian Andri dijodohkan dengan gadis yang
    mempunyai reputasi baik yang berasal dari keluarga Hartono. Sebuah keluarga
    yang cukup terkenal di masyarakat sekitar.
    Anak gadisnya terpelajar dan sangat cantik. Semua orang memberi selamat pada
    Andri. Persiapan pernikahan tengah dilangsungkan, ketika suatu pagi Andri
    menerima berita yang menyakitkan. Calon istrinya melarikan diri dengan
    laki-laki yang dicintainya. Mereka berdua telah menikah di kota lain. Selama
    dua tahun Andri berhenti memikirkan pernikahan. Saat itu ia berusia dua puluh
    delapan tahun. Ia berubah pikiran tentang mencari pasangan dari masyarakat yang
    sekelas dengannya; seorang gadis kota terpelajar. Maka Andri pergi ke pedesaan,
    mencari suasana baru. Di desa, Andri menghabiskan waktu dengan mempelajari
    buku-buku.

    Suatu hari ia membawa bukunya ke sungai di dekat ladang, agar lebih nyaman
    membacanya. Tanpa sengaja ia melihat gadis desa yang sedang memanen kentang.
    Andri jatuh hati padanya dan bersegera menemui orang tua gadis itu. Gayung
    bersambut, gadis itu menerima lamarannya. Maka Andri bergegas ke kota untuk
    membeli perhiasan dan baju sutera serta segala persiapan pernikahan. Selama
    beberapa hari, Andri berkeliling mengunjungi saudara-saudaranya untuk
    mengabarkan berita gembira itu.

    Seminggu kemudian ia kembali ke desa. Tapi yang ditemuinya hanya kabar buruk
    tentang sakitnya sang calon. Andri bersedia menunggu sampai ia sembuh. Sampai
    setahun hampir berlalu, penyakit calon istrinya malah semakin parah. Gadis itu
    kehilangan seluruh rambutnya dan menjadi
    buta.

    Ia menolak menikahi Andri dan berpesan pada orang tuanya untuk meminta Andri
    melupakan dia. Ia mohon agar Andri mencari gadis lain yang layak untuk
    dijadikan istri.Tahun demi tahun berlalu, sampai akhirnya Andri mendapatkan
    calon yang sempurna. Bukan saja ia cantik dan masih muda,
    tapi juga pencinta buku dan seni. Tak ada rintangan, khitbah pun segera
    dilangsungkan. Tiga hari sebelum pernikahan, gadis itu terjatuh dari tangga dan
    mati. Sepertinya nasib mengolok-olokkan Andri.

    Andri Ku menjadi fatalis. Ia tidak lagi peduli pada wanita, ia hanya bekerja
    dan bekerja. Sekarang ia bekerja di kantor pemerintahan di Yogya. Mengabdikan
    diri pada tugas dan sama sekali berhenti memikirkan pernikahan. Tapi ia bekerja
    dengan sangat baik, sehingga atasannya,
    Hakim Sulaiman, terkesan pada dedikasi dan kesungguhannya. Lalu mengusulkan
    Andri untuk menikahi keponakannya. Pembicaraan itu sangat menyakitkan Andri.
    "Mengapa Tuan mau menikahkan keponakan Tuan pada saya! Saya terlalu tua
    untuk menikah." Pejabat itu menasehati Andri tentang keburukan membujang.
    Lagipula menikah adalah sunnah Rasulullah. Maka Andri menyetujuinya, meskipun
    ia sama sekali tidak antusias.

    Andri benar-benar tidak melihat istrinya sampai pernikahan benar-benar selesai
    dilangsungkan. Istrinya ternyata masih muda, Andri lega melihatnya. Tingkah
    lakunya sangat baik dan Andri harus mengakui bahwa ia adalah istri yang sangat
    baik. Taat, sholihat dan
    selalu menyenangkan. Sama sekali tidak ada alasan untuk tidak menyukainya. Bila
    di rumah, istrinya selalu menata rambut dengan cara yang khas, sehingga
    menutupi pelipis kanannya. Menurut Andri, dengan tata rambut seperti itu
    istrinya kelihatan sangat cantik, tetapi ia agak heran. Tak kurang dari satu
    bulan, Andri telah benar-benar jatuh cinta kepadanya. Suatu saat ia bertanya,
    "Mengapa dinda tidak mengganti gaya rambut sekali-kali? Maksudku, mengapa
    dinda selalu menyisirnya ke satu arah?" Istri Andri menyibakkan rambutnya
    dan berkata, "Lihatlah!" Ia menunjuk ke luka di pelipis kanannya.
    "Bagaimana bisa begitu?" "Aku mendapatkannya saat berumur tujuh
    tahun. Ayahku meninggal di kantornya, sedangkan ibu dan abangku meninggal dunia
    pada tahun yang sama. Kemudian aku dirawat oleh ibu susuku. Kami mempunyai
    rumah di dekat Gerbang Selatan Yogya, dekat kantor ayahku.

    Suatu hari, seorang pencuri tanpa alasan apa pun, mencoba membunuhku. Kami sama
    sekali tidak mengerti, kami tidak pernah punya musuh. Ia tidak berhasil, tapi
    ia meninggalkan luka di kepala sebelah kananku. Karena itulah aku selalu menutupinya
    darimu." "Apakah ibu susumu hampir buta?" "Ya. Kok
    tahu?" "Akulah pencuri itu. Ah, tapi bagaimana mungkin! Semua begitu
    aneh. Semua terjadi, seperti ada yang telah mentakdirkan."

    Andri kemudian menceritakan semuanya. Bermula dari mimpinya setelah ia sholat
    istikhoroh, sekitar sepuluh tahun yang lalu. Istrinya juga bercerita, ketika ia
    berusia sembilan atau sepuluh tahun, pamannya menemukan ia di Sung-Cheng dan
    mengambilnya untuk tinggal bersama keluarganya di
    Shiang-Chow.

    Akhirnya mereka menyadari bahwa pernikahan mereka adalah sebuah takdir yang
    telah digariskan Allah Ta'ala. Andri menangis. Ia malu pada Penciptanya. Malu
    pada kesombongannya untuk menentang takdir. Ah... pada saat itulah, Andri
    menyerahkan segala urusannya kepada Allah. Tapi kenapa ketika ia mendapatkan
    petunjuk, ia malah mengingkarinya ? Saat itu juga, Andri melakukan sholat
    taubat. Untuk menjadi mukmin yang baik. Begitulah, kasih sayang di antara
    mereka kian tumbuh subur. Setahun kemudian lahirlah anak laki-laki.

    Istri Andri mendidiknya dengan sangat baik. Setelah dewasa, ia menjadi seorang
    yang terpelajar. Usahanya di bidang perdagangan maju pesat. Ia sangat penyantun
    dan terkenal kedermawanannya. Ketika sang anak menjadi gubernur, Andri telah
    lanjut usia. Anak dan istrinya tetap setia memelihara dan mencintainya. Di
    tempat mereka pertama kali bertemu, empat belas tahun sebelum pernikahan, anak
    Andri membangun tempat peristirahatan untuknya.

    "Dan segala sesuatu kami jadikan berjodoh-jodohan, agar sekalian
    kamu
    berpikir." (QS 51 : 49).

    "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
    untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
    tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan
    sayang.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
    tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (QS. 30:21)




      Waktu sekarang Thu May 09, 2024 3:32 am