Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    gregorius Mendel

    ratri
    ratri
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 281
    Join date : 01.04.10
    Age : 36
    Lokasi : di hati si admin

    gregorius Mendel Empty gregorius Mendel

    Post by ratri Fri Jun 11, 2010 7:17 pm

    59 GREGOR MENDEL 1822-1884



    Ilmu prinsip dasar keturunan layak berterima kasih kepada penemunya, Gregor
    Mendel, pendeta Austria tak terkenal, ilmuwan amatir yang obyek penyelidikan
    briliannya semula tidak diacuhkan oleh dunia ilmu.

    Mendel dilahirkan tahun 1822 di kota
    Heinzendorf di daerah daulat kerajaan Austria yang kini masuk bagian
    wilayah Cekosiowakia. Tahun 1843 dia masuk biara Augustinian, di kota Brunn, Austria
    (kini bernama Brno,
    Ceko). Dia menjadi pendeta tahun 1847. Tahun 1850 dia ikut ujian peroleh ijasah
    guru, tetapi gagal dan dapat angka terburuk dalam biologi! Meski begitu, kepada
    pendeta di biaranya mengirim Mendel ke Universitas Wina, dari tahun 1851-1853
    dia belajar matematika dan ilmu pengetahuan lainnya. Mendel tak pernah berhasil
    mengantongi ijasah guru resmi, tetapi dari tahun 1854-1868 dia menjadi guru
    cadangan ilmu alam di sekolah modern kota
    Brunn.

    Sementara itu, mulai tahun 1856 dia memperlihatkan pengalaman-pengalamannya
    yang masyhur di bidang pembiakan tumbuh-tumbuhan. Menjelang tahun 1865 dia
    sudah menemukan hukum keturunannya yang kesohor dan mempersembahkan kertas
    kerjanya di depan perkumpulan peminat sejarah alam kota Brunn. Tahun 1866 hasil penyelidikannya
    diterbitkan oleh majalah Transactions milik perkumpulan itu di bawah judul
    "Experiments with Plant Hybrids." Kertas kerja keduanya diterbitkan
    oleh majalah itu juga tiga tahun kemudian. Kendati majalah itu bukanlah majalah
    besar, tetapi banyak terdapat di pelbagai perpustakaan besar. Di samping itu
    Mendel mengirim satu salinan kepada Karl Nageli, seorang tokoh disegani di
    bidang ilmu keturunan. Nageli membaca salinan itu dan kirim balasan kepada
    Mendel tetapi dia tidak paham apa yang teramat penting dalam salinan kertas
    kerja Mendel itu. Sesudah itu umumnya kertas kerja Mendel diabaikan dan nyaris
    dilupakan orang hampir tiga puluh tahun lamanya.

    Tahun 1866 Mendel naik pangkat ditunjuk jadi pendeta kepala di biaranya.
    Kesibukan administrasi rutin membuatnya kehabisan tempo melanjutkan
    penyelidikannya dalam bidang tanam-tanaman. Ketika dia meninggal tahun 1884
    dalam usia enam puluh satu, penyelidikan briliannya nyaris dilupakan orang dan
    dia tak peroleh pengakuan apa pun untuk penyelidikan itu.

    Jerih payah Mendel baru diketemukan kembali tahun 1900 oleh tiga ilmuwan
    dari tiga bangsa yang berbeda-beda: Hugo de Vries dari Negeri Belanda, Carl
    Correns dari Jerman dan Erich von Tschermak dari Austria. Mereka bekerja secara
    terpisah tatkala menemukan artikel Mendel. Masing-masing mereka sudah punya
    pengalaman sendiri di bidang botani. Masing-masing secara tersendiri menemukan
    hukum Mendel. Dan masing-masing (sebelum menerbitkan buku) secara seksama
    mempelajari hasil kerja Mendel dan masing-masing pula menjelaskan bahwa
    penyelidikannya memperkuat pendapat Mendel. Satu kebetulan segitiga yang aneh!
    Lebih dari itu, di tahun itu juga, William Bateson, ilmuwan berkebangsaan
    Inggris, menemukan pula kertas kerja Mendel yang asli dan segera mengedepankan
    kepada kalangan dunia ilmu. Di penghujung tahun itu Mendel dapat sambutan
    meriah dan penghargaan atas begitu hebat karya-karya yang dilakukannya selama
    masa hidupnya.

    Bukti-bukti apakah perihal keturunan yang sudah ditemui Mendel? Pertama,
    Mendel mengetahui bahwa pada semua organisme hidup terdapat "unit
    dasar" yang kini disebut gene yang secara khusus diturunkan oleh orang tua
    kepada anak-anaknya. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan yang diselidiki Mendel, tiap
    ciri pribadi, misalnya warna benih, bentuk daun, ditentukan oleh pasangan gene.
    Suatu tumbuhan mewariskan satu gene tiap pasang dari tiap "induk"-nya.
    Mendel menemukan, apabila dua gene mewariskan satu kualitas tertentu yang
    berbeda (misalnya, satu gene untuk benih hijau dan lain gene untuk benih
    kuning) akan menunjukkan dengan sendirinya dalam tumbuhan tertentu itu. Tetapi,
    gene yang berciri lemah tidaklah terhancurkan dan mungkin diteruskan kepada
    tumbuhan keturunannya. Mendel menyadari, tiap kegiatan sel atau gamete (serupa
    dengan sperma atau telur pada manusia) berisi cuma satu gene untuk satu pasang.
    Dia juga menegaskan, adalah sepenuhnya suatu kebetulan bilamana gene dari satu
    pasang terjadi pada satu gamete dan diteruskan kepada keturunan tertentu.

    Hukum Mendel, meski sudah dilakukan perubahan kecil, tetap merupakan titik
    tolak dari ilmu genetika modern. Bagaimana Mendel selaku seorang amatir mampu
    menemukan prinsip yang begitu penting yang menyisihkan begitu banyak biolog
    profesional yang masyhur yang ada sebelumnya? Untungnya, dia memilih untuk
    bidang penyelidikannya jenis tumbuhan yang ciri-ciri khasnya ditentukan oleh
    seperangkat gene. Kalau saja ciri-ciri pokok yang diselidikinya masing-masing
    sudah ditentukan oleh pelbagai perangkat gene, penyelidikannya akan menghadapi
    kesulitan yang luar biasa. Tetapi, keberuntungan ini tidak akan menolong Mendel
    kalau saja dia tidak punya sifat kecermatan yang dahsyat dan kesabaran seorang
    pencoba, dan juga tidak akan menolongnya apabila dia tidak menyadari bahwa
    perlu membuat analisa statistik dari pengamatannya. Karena faktor contoh-contoh
    di atas, umumnya mungkin tidak bisa diduga jenis kualitas mana sesuatu
    keturunan akan mewariskan. Hanya lewat sejumlah besar percobaan (Mendel sudah
    mencatat hasil lebili dari 21.000 tumbuh-tumbuhan!), dan lewat analisa
    hasil-hasilnya, Mendel dapat menarik kesimpulan terhadap hukum-hukumnya.

    Jelaslah, hukum keturunan merupakan penambah penting buat pengetahuan
    manusia, dan pengetahuan kita tentang genetika mungkin akan lebih dapat
    dipraktekkan di masa depan daripada sebelumnya. Ada pula faktor yang tak boleh
    diabaikan kalau kita memutuskan dimana Mendel mesti ditempatkan dalam urutan
    daftar buku ini. Karena penemuannya diremehkan di saat hidupnya, dan
    kesimpulan-kesimpulannya diketemukan oleh ilmuwan yang datang belakangan,
    penyelidikan Mendel dianggap tidak berdiri sendiri. Apabila alasan ini
    dipaksakan, orang bisa berkesimpulan bahwa Mendel mungkin bisa tersisihkan
    sepenuhnya dari daftar, seperti halnya Leif Ericson, Aristarchus, Ignaz
    Semmelweiss telah disisihkan guna memberikan tempat buat Colombus, Copernicus
    dan Joseph Lister.

    Tetapi, ada beda antara kasus Mendel dengan lainnya. Pekerjaan Mendel
    terlupakan hanya sebentar, dan begitu diketemukan kembali, segera melangit.
    Lebih jauh dari itu, de Vries, Correns, dan Tschermak, meskipun mereka
    menemukan kembali prinsip-prinsipnya secara independen, toh dia baca karya Mendel
    dan mengutip hasil-hasilnya. Akhirnya, orang tidak bisa bilang karya Mendel tak
    berpengaruh kendati de Vries, Correns dan Tschermak tak pernah hidup di dunia.
    Artikel-artikel Mendel sudah tersebar luas riwayat-riwayatnya (oleh W.O. Focke)
    sekitar masalah keturunan. Tulisan itu cepat atau lambat sudah dapat dipastikan
    akan diketemukan juga oleh mahasiswa-mahasiswa yang serius di bidang itu. Juga
    layak dicatat, tak satu pun dari ketiga ilmuwan itu yang menuntut bahwa
    merekalah penemu ilmu genetika. Juga, secara umum dunia ilmu sudah menyebutnya
    sebagai "Hukum Mendel."

    Penemuan Mendel kelihatannya bisa dibandingkan dengan penemuan Harvey, baik dari segi
    orisinalnya maupun arti pentingnya tentang peredaran darah, dan dia sudah
    ditempatkan pada urutan yang sewajarnya.

    Situs Web




      Waktu sekarang Thu May 09, 2024 7:00 pm