“LAWAN” segala bentuk penindasan Kawan….!
By : Vita – SMM
Seiring dengan mengguritanya kekuatan
imperialisme beserta segala bentuk praktek penindasannya dalam berbagai lini
kehidupan, perlawanan dari seluruh massa rakyat secara massif merupakan sesuatu
yang mutlak dilakukan dalam rangka menghancurkan penindasan yang bercokol di
bumi pertiwi.
Penindasan dan penghisapan oleh kaum
imperialisme dialami oleh seluruh massa rakyat, termasuk mahasiswa. Kondisi dunia
pendidikan yang kian memprihatinkan, semacam pencabutan subsidi yang berimbas
pada mahalnya biaya pendidikan, dikomersialisasikannya aset-aset kampus, maraknya
pungutan liar, fasilitas yang kurang memadai, ketidak transparanan dan proses pengambilan kebijakan yang sangat tidak
demokratis, serta fenomena-fenomena lain dalam dunia pendidikan makin memperburuk
kondisi yang ada. Dengan kenyataan obyektif semacam ini maka sudah menjadi
kebutuhan bersama bagi sektor mahasiswa melakukan perjuangan dalam rangka
mempertahankan bahkan merebut kembali apa yang menjadi hak-hak ekonomi, sosial
dan budayanya.
Kesadaran politik yang dimiliki sektor mahasiswalah
yang akhirnya mengantarkan kawan-kawan mahasiswa pada perjuangan konkritnya. Terbukti
ketika rentang bulan antara Mei sampai Juni berbagai aksi massa mewarnai
kampus-kampus, sehingga kondisi politik kota Malang cukup panas pada waktu itu.
Issu-issu dan tuntutan yang diusung merupakan kebutuhan yang sifatnya mendasar
bagi sektor mahasiswa. Taruh kata perjuangan yang dilakukan oleh kawan-kawan Unisma
pada tanggal 27 Mei 2005 yang mengusung persoalan relokasi UKM, aksi mogok
kuliah yang dilakukan oleh kawan-kawan AKBID Widya Gama pada tanggal 4 Juni
2005, dan aksi lanjutan berupa pengerahan massa pada tanggal 6-8 Juni 2005
merupakan bentuk penolakan terhadap
mekanisme baru yang diterapkan Depkes. Masih dalam rentang bulan yang sama,
kawan-kawan UIN dengan AMPRO nya melakukan aksi menuntut diturunkannya biaya
SPP, demokratisasi kampus, pembenahan serta transparansi pada manajemen
keuangan kampus. Sedangkan pada tanggal 29 Juni 2005, kawan-kawan PMII merespon
pemberlakuan PerPres No 36 tahun 2005 dengan aksi massa di depan gedung DPRD
kota Malang. Kemudian bulan Juni ditutup dengan semangat berlawan dari
kawan-kawan ITN yang menolak kenaikan biaya SPP, menolak sebuah model
pendidikan yang deskriminatif dan tidak demokratis.
Perjuangan kawan-kawan memang tidak hanya
ditempuh dengan aksi massa, di beberapa kampus perjuangan ini lebih
bervariatif, semisal di Universitas Brawijaya perjuangan melawan penindas
pendidikan terwadahi dalam sebuah aliansi ”Koalisi Anti BHMN” yang massif, dan
proses penyadaran serta pendidikan massa mahasiswa akan hak-hak ekonomi, sosial
dan budayanya dilakukan secara bertingkat. Dimulai dari penggelaran berbagai diskusi
terbuka secara bergiliran di masing-masing fakultas, penempelan pamflet, pembagian
selebaran hingga aksi massa.
Perjuangan kawan-kawan dalam beberapa
segi memang dapat dikatakan cukup progressif, namun dalam beberapa segi
ternyata masih menyisakan catatan dan evaluasi tersendiri. Diakui atau tidak perjuangan
dalam menuntut, mempertahankan dan merebut kembali hak-hak ekonomi, sosial dan
budaya massa tidak dapat dilakukan secara sendiri-sendiri. Ketika evaluasi ini
tetap ditoleransi maka tak aneh jika kekuatan berlawan semakin melemah, bahkan
padam.
Persoalan2 Kampus
Unisma
Tentang relokasi terhadap UKM2.
Tuntutan:
1. Banggun kesepahaman relokasi
2. Tolak premanisme dan anarkisme dalam
dunia pendidikan
3. Libatkan mahasiswa dalam pengambilan
kebijakan2 kampus.
4. Melakukan sosialisasi transparansi
dan akuntabilitas anggaran APBU dan
relokasi
5. Tingkatkan perbaika sarana prasarana
akademik dan non akademik unisma.
ITN
Tuntutan :
1. Wujudkan demokratisasi Kampus.
2. Tolak harga kenaikan Harga semester
pendek, Kembalikan biaya SP Rp 10.000/ SKS
3. Transparansi administrasi kampus
4. Libatkan mahasiswa dalam Kebijakan
kampus
5. Rekonstruksi sisitem pendidikan
kurikulum berbasis kopetensi
Kekerasan
terhadap Aksi Matos
1. Mengutuk Kapolresta Malang Malang,
Yang telah melakukan membiarkan anggotannya melakukan pemukulan dan penagkapan
terhadap para aktivis yang sedang menyampaikan aspirasinya
2. Menuntut kepala kepolisian daerah
jaewa timur untuk mengusut dan menindak aparat kepolisian resort malang yang
tidak profesional dengan melakukan pemukulan dan penangkapan terhadap aktivis
yang menolak pembangunan matos.
3. Mengutuk walikota malang yang telah
sengaja melanggar perda dan bersama-sama devloper melakukan perusak dengan
membangun MATOS
4. kependaseluruh elemen masyarakat
untuk bersatu melawan upaya2 neo liberalisme yang mengabaikan hak2 dasar
rakyat. Seperti hak atas pendidikan, hak atas lingkungan yang sehat dan
kebebasan2 sipil politik yang lain.
By : Vita – SMM
Seiring dengan mengguritanya kekuatan
imperialisme beserta segala bentuk praktek penindasannya dalam berbagai lini
kehidupan, perlawanan dari seluruh massa rakyat secara massif merupakan sesuatu
yang mutlak dilakukan dalam rangka menghancurkan penindasan yang bercokol di
bumi pertiwi.
Penindasan dan penghisapan oleh kaum
imperialisme dialami oleh seluruh massa rakyat, termasuk mahasiswa. Kondisi dunia
pendidikan yang kian memprihatinkan, semacam pencabutan subsidi yang berimbas
pada mahalnya biaya pendidikan, dikomersialisasikannya aset-aset kampus, maraknya
pungutan liar, fasilitas yang kurang memadai, ketidak transparanan dan proses pengambilan kebijakan yang sangat tidak
demokratis, serta fenomena-fenomena lain dalam dunia pendidikan makin memperburuk
kondisi yang ada. Dengan kenyataan obyektif semacam ini maka sudah menjadi
kebutuhan bersama bagi sektor mahasiswa melakukan perjuangan dalam rangka
mempertahankan bahkan merebut kembali apa yang menjadi hak-hak ekonomi, sosial
dan budayanya.
Kesadaran politik yang dimiliki sektor mahasiswalah
yang akhirnya mengantarkan kawan-kawan mahasiswa pada perjuangan konkritnya. Terbukti
ketika rentang bulan antara Mei sampai Juni berbagai aksi massa mewarnai
kampus-kampus, sehingga kondisi politik kota Malang cukup panas pada waktu itu.
Issu-issu dan tuntutan yang diusung merupakan kebutuhan yang sifatnya mendasar
bagi sektor mahasiswa. Taruh kata perjuangan yang dilakukan oleh kawan-kawan Unisma
pada tanggal 27 Mei 2005 yang mengusung persoalan relokasi UKM, aksi mogok
kuliah yang dilakukan oleh kawan-kawan AKBID Widya Gama pada tanggal 4 Juni
2005, dan aksi lanjutan berupa pengerahan massa pada tanggal 6-8 Juni 2005
merupakan bentuk penolakan terhadap
mekanisme baru yang diterapkan Depkes. Masih dalam rentang bulan yang sama,
kawan-kawan UIN dengan AMPRO nya melakukan aksi menuntut diturunkannya biaya
SPP, demokratisasi kampus, pembenahan serta transparansi pada manajemen
keuangan kampus. Sedangkan pada tanggal 29 Juni 2005, kawan-kawan PMII merespon
pemberlakuan PerPres No 36 tahun 2005 dengan aksi massa di depan gedung DPRD
kota Malang. Kemudian bulan Juni ditutup dengan semangat berlawan dari
kawan-kawan ITN yang menolak kenaikan biaya SPP, menolak sebuah model
pendidikan yang deskriminatif dan tidak demokratis.
Perjuangan kawan-kawan memang tidak hanya
ditempuh dengan aksi massa, di beberapa kampus perjuangan ini lebih
bervariatif, semisal di Universitas Brawijaya perjuangan melawan penindas
pendidikan terwadahi dalam sebuah aliansi ”Koalisi Anti BHMN” yang massif, dan
proses penyadaran serta pendidikan massa mahasiswa akan hak-hak ekonomi, sosial
dan budayanya dilakukan secara bertingkat. Dimulai dari penggelaran berbagai diskusi
terbuka secara bergiliran di masing-masing fakultas, penempelan pamflet, pembagian
selebaran hingga aksi massa.
Perjuangan kawan-kawan dalam beberapa
segi memang dapat dikatakan cukup progressif, namun dalam beberapa segi
ternyata masih menyisakan catatan dan evaluasi tersendiri. Diakui atau tidak perjuangan
dalam menuntut, mempertahankan dan merebut kembali hak-hak ekonomi, sosial dan
budaya massa tidak dapat dilakukan secara sendiri-sendiri. Ketika evaluasi ini
tetap ditoleransi maka tak aneh jika kekuatan berlawan semakin melemah, bahkan
padam.
Persoalan2 Kampus
Unisma
Tentang relokasi terhadap UKM2.
Tuntutan:
1. Banggun kesepahaman relokasi
2. Tolak premanisme dan anarkisme dalam
dunia pendidikan
3. Libatkan mahasiswa dalam pengambilan
kebijakan2 kampus.
4. Melakukan sosialisasi transparansi
dan akuntabilitas anggaran APBU dan
relokasi
5. Tingkatkan perbaika sarana prasarana
akademik dan non akademik unisma.
ITN
Tuntutan :
1. Wujudkan demokratisasi Kampus.
2. Tolak harga kenaikan Harga semester
pendek, Kembalikan biaya SP Rp 10.000/ SKS
3. Transparansi administrasi kampus
4. Libatkan mahasiswa dalam Kebijakan
kampus
5. Rekonstruksi sisitem pendidikan
kurikulum berbasis kopetensi
Kekerasan
terhadap Aksi Matos
1. Mengutuk Kapolresta Malang Malang,
Yang telah melakukan membiarkan anggotannya melakukan pemukulan dan penagkapan
terhadap para aktivis yang sedang menyampaikan aspirasinya
2. Menuntut kepala kepolisian daerah
jaewa timur untuk mengusut dan menindak aparat kepolisian resort malang yang
tidak profesional dengan melakukan pemukulan dan penangkapan terhadap aktivis
yang menolak pembangunan matos.
3. Mengutuk walikota malang yang telah
sengaja melanggar perda dan bersama-sama devloper melakukan perusak dengan
membangun MATOS
4. kependaseluruh elemen masyarakat
untuk bersatu melawan upaya2 neo liberalisme yang mengabaikan hak2 dasar
rakyat. Seperti hak atas pendidikan, hak atas lingkungan yang sehat dan
kebebasan2 sipil politik yang lain.
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as