APAKAH SOSIALISME ITU?
Dialog dengan seorang pembaca Suara
Sosialis
Beberapa waktu yang
lalu kami menerima sejumlah pertanyaan dari seorang pembaca (non-sosialis).
Pertanyaan itu kami jawab, kemudian proses tanya-jawab itu berlanjut terus.
Dialog ini sudah kami edit dan disajikan dalam edisi ini. Tentu saja tidak
menyelesaikan perdebatan tentang sosialisme, sebaliknya semua hal ini patut
dibicarakan terus. Pendapat para pembaca lainnya juga bisa dimuat.
TANYA-JAWAB RINGKAS (jawaban yang pertama ini tentu saja agak
dangkal):
1. Apakah
kapitalisme itu?
Kapitalisme
adalah sistem di mana alat-alat produksi dikuasai oleh minoritas, kaum buruh
dieksploitir, dan proses akumulasi kapital didorong oleh persaingan antara
perusahaan-perusahaan. Ada juga kapitalisme negara (seperti Uni Soviet) di mana
negara sendiri bertindak seperti perusahaan besar, dan persaingan bisa mengambil
bentuk non-pasar seperti persaingan militer (seperti dalam Perang Dingin).
2.. Apakah
sosialisme itu?
Sebuah
masyarakat dimana kaum pekerja sendiri yang menguasai alat-alat produksi dan
merencanakan ekonomi secara demokratik; dan semua ini secara internasional.
3. Apakah
hubungan antara imperialisme dan kapitalisme? Apakah tidak mungkin sosialisme
juga menjadi imperialisme?
Imperialisme
punya sejumlah artian. Kaum Marxis biasanya memakai istilah
"imperialisme" untuk tahap kapitalisme terakhir, di mana sejumlah
negara yang sangat kuat mendominasi negara yang lain, secara langsung (seperti
Belanda di Indonesia di zaman kolonial) atau tidak langsung (misalnya peranan
IMF sekarang). Uni Soviet juga imperialis; menurut kami ini membuktikan bahwa
Uni Soviet itu bukan sosialis. Dominasi imperialis timbul dari logika
persaingan, sehingga harus hilang dengan bangkitnya masyarakat sosialis di mana
manusia betul-betul bekerjasama secara demokratis.
4. Sosialisme
sudah cukup lama usianya (lebih dari seabad). Tapi mengapa sampai saat ini
(terutama kelompok saudara) tidak terlalu banyak pengikutnya di negara barat?
Sosialisme
kehilangan prestise karena berasosiasi dengan sistem Soviet. Faktor lain:
kekalahan beberapa perjuangan revolusioner (Jerman 1918-1920, Cina 1927,
Spanyol 1936 dll) yang mendemoralisasi gerakan buruh sehingga pemerintah soviet
bisa memanipulasi gerakan buruh dengan lebih gampang. Akhirnya sistem Soviet
runtuh dan kebanyakan orang kiri di barat yang masih berkiblat ke sana
terdemoralisasi total.
5. Apa tanggapan
anda atas fenomena naiknya sosial demokrat baru-baru ini.
Ini
fenomena yang biasa saja di barat; selama beberapa tahun kaum konservatif di
pemerintahan, terus rakyat muak dan memilih kaum sosial demokrat. Tapi nanti
rakyat pasti muak lagi dan kaum konservatif akan terpilih kembali (seperti di
Australia saat ini). Di Eropa, kesuksesan partai-partai sosial demokrat juga
mencerminkan militansi kaum buruh di beberapa tempat.
6. Apakah anda
tidak bisa bekerjasama dengan mereka?
Kami
sering bekerjasama dengan basis dari partai sosial demokrat. Pemerintah sosial
demokrat lain soal; mereka biasanya menjalankan kebijakan yang pro-kapitalis,
dan kami melawan kebijakan tersebut -- dengan berseru agar basis sosial
demokrat ikut berjuang bersama kami.
7. Bukankah
mereka bagaimanapun masih lebih baik dari kapitalis konservatif?
Basis
itu jelas jauh lebih baid. Kalau pimpinan sosial demokrat, apalagi saat
memerintah - ja, terkadang lebih baik, terkadang lebih jelek. Justru karena
mereka dipercaya oleh kaum buruh, kadang-kadang mereka bisa memanipulasi
gerakan buruh dengan lebih efektif daripada kelompok konservatif.
8. Di mata
kalangan awam, anda dan sosial demokrat bahkan juga komunis dan aliran marxis
lain sukar dibedakan satu sama lain.
Selama
masih dalam oposisi, sosial demokrat bisa berlagak sangat progresif, sehingga
sulit dibedakan dari kaum sosialis. Begitu kita dapat pengalaman praktis dari
pemerintah sosial demokrat, kita bisa melihat perbedaannya dengan lebih mudah.
TANYA-JAWAB
LENGKAP:
1. Bagaimana bila
dapat diciptakan suatu perangkat hukum sehingga eksploitasi terhadap mayoritas
menjadi tidak dimungkinkan, seperti UU perburuhan atau UU antimonopoli dsb yang
sesuai dengan apa yang menjadi tujuan kaum Sosialis?
Menurut
teori sosialis, semua kekayaan diciptakan oleh kerjaan manusia. (Mesin-mesin
memang juga berperan, tetapi mesin-mesin tersebut juga merupakan hasil
kerjaan.) Sehingga semua profit juga berasal dari kerjaan kaum buruh. Selama
masih ada pemilik modal yang menarik profit dari perusahaan, berarti masih ada
eksploitasi. Jelas, kondisi kerja bisa diperbaiki dan gaji bisa dinaikkan, dan
kami mendukung semua reform semacam itu. Tetapi begitu terjadi krisis ekonomi, kemajuan
itu segera terancam.
2. Bagaimana bila
diciptakan suatu sistem dimana para pekerja tidak hanya menerima gaji, tetapi
juga sebagian dari saham, sehingga keuntungan perusahaan juga berarti
keuntungan karyawan?
Sudah
terdapat perusahaan di barat yang menjalankan sistem semacam itu. Ini sering
dianjurkan oleh golongan sosial demokrat. Sebenarnya ini taktik para majikan
untuk menjebak kaum buruh. Jika saya sebagai seorang buruh punya andil kecil
dalam perusahaan, saya menghadapi dilemma: kalau gaji saya dinaikkan atau
kondisi kerja diperbaiki, itu berarti profit perusahaan mungkin dikurangi.
Akibatnya kaum buruh jadi bingung dan serikat-serikat buruh dilemahkan.
Sebetulnya yang paling penting dalam sistem kapitalis bukan soal siapa yang
*memiliki * perusahaan secara formal, melainkan siapa yang mengontrol, mengatur
dan menentukan dalam perusahaan. Kaum kapitalis tidak akan secara sukarela
mengizinkan kaum buruh untuk mengontrol perusahaan, maka kaum buruh seperti
pemilik saham kecil lainnya masih juga bisa menjadi korban dari kaum pemodal
besar.
3. Anda tulis
tentang "penghapusan sistem wage labour". Saya masih belum mengerti
apa penggantinya.
Penggantinya adalah
sistem dimana semua industri dikontrol oleh buruh sendiri melalui dewan
demokratis, dan ekonomi di tingkat nasional bahkan internasional direncanakan -
juga secara demokratis melalui dewan buruh serta dewan rakyat kecil lainnya.
Sehingga proses jual-beli melalui pasar lama-lama dapat diganti dengan semacam
gotong-royong internasional. Jelas, ini ringkasan yang pendek saja. Secara
praktis, jalan ke sistem sosialis agak panjang dan terliku-liku.
4. Bagaimana diciptakan suatu UU sehingga pekerja melalui serikat pekerja
dapat ikut memiliki kontrol terhadap proses produksi. Sementara sistemnya tetap
kapitalis, tetapi apa yang tidak manusiawi dari sistem tersebut diperbaiki.
Mungkin pemikiran seperti ini pernah diajukan sebelumnya oleh Kaum Sosial
Demokrat.
Ini memang diajukan
oleh kaum sosial demokrat. Masalahnya mirip dengan soal saham tadi. Di barat
memang ada manajemen perusahaan yang mengundang wakil-wakil buruh ikut
merencanakan produksi. Saya sendiri sebagai wakil rekan-rekan di kantor punya
pengalaman dengan apa yang digembar-gemborkan sebagai "demokrasi industrial".
Kami diundang untuk "musyawarah" dan kaum pekerja pada awalnya merasa
dikonsultasi dan sangat antusias. Kemudian kaum majikan menjalankan
rencana-recana mereka seenaknya saja, bahkan lebih efektif karena kaum pekerja
yang terlibat dalam diskusi itu merasa bertanggungjawab untuk ikut menjalankan
rencana-recanan manajemen. Sedangkan kaum majikan tidak kehilangan kontrol sama
sekali.
Begaimana kalau
pemerintah memaksakan para kapitalis untuk menerima sistem yang lebih radikal?
Lha, ini mungkin kalau saja ada pemerintah yang betul-betul mau. Dalam keadaan
biasa di bawah sistem kapitalis, pemerintah dikuasai oleh golongan
pro-kapitalis. Bila partai sosial demokrat menang pemilu mereka mungkin
mengambil beberapa langkah kecil ke arah ini, tapi akibatnya biasanya pelarian
modal dan tekanan keras dari para industriawan sehingga para sosial demokrat
segera mundur lagi. Itu terjadi di Perancis tahun 1980-an. Jika tidak mau
mundur, pemerintah bisa digulingkan lewat kudeta seperti di Chile tahun
1970-an. Makanya kebijakan seperti yang anda ajukan hanya bisa diterapkan
secara konsisten oleh pemerintah revolusioner yang sedia untuk bertindak secara
radikal dan memobilisasi kelas buruh dalam perjuangan militan. Saya rasa,
pemerintah semacam ini hanya dapat masuk pemerintahan lewat revolusi; kaum
kapitalis tidak akan mentolerir partai revolusioner menang pemilu. Dan jika
revolusi sudah terjadi, kaum buruh tidak perlu puas dengan kebijakan yang
setengah-hati, mereka bisa menghapuskan kapitalisme dong...
5. Ekonomi sosialis
akan "memproduksi untuk kebutuhan manusia, bukan untuk kebutuhan
kompetisi." Sangat menarik, tetapi dapatkah produk yang dihasilkan mampu
bersaing dengan produk lain yang diciptakan memang untuk berkompetisi?
Dalam masyarakat
sosialis yang tanpa persaingan, mana perlu bersaing? Kita hapuskan kompetisi
sama sekali. Ini dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek memang ada sistem
campuran dan masalah itu harus diatur dengan hati-hati.
6. Jika penguasa
Kapitalis cukup "adil" dan rakyat tidak kelaparan dan saluran
demokrasi cukup terbuka, dengan cara apa dan alasan apa revolusi sosialis dapat
terjadi?
Kaum penguasa jarang
sekali adil dan "saluran demokrasi" sebenarnya merupakan tipuan
besar; itu sudah dirasakan rakyat di Australia ini. Mengenai soal kelaparan,
sebetulnya revolusi sulit bisa terjadi selama rakyat betul-betul mengalami
kelaparan yang sangat parah, karena dalam situasi itu rakyat terlalu
demoralisasi. Bisa kehilangan akal, bisa mengamuk - tapi itu bukan revolusi
sosialis.
7. Jika pemilik
modal dianggap juga bekerja (dengan modalnya), berarti dia boleh juga donk
dapat hasil dari jerih payahnya?
Hanya manusia yang
bekerja. Modal bisa berakumulasi - tetapi itu terjadi karena jerih payah kaum
pekerja yang dipekerjakan oleh si pemilik modal. Kalau seorang pemilik modal
juga bekerja, dengan tangan ataupun otak, jelas boleh digaji seperti para
pekerja lain. Tetapi modalnya sebagai hasil pekerjaan kaum pekerja harus
menjadi milik bersama kaum pekerja. Di sini yang dimaksud adalah modal besar.
Lain soal dengan modal yang kecil-kecilan. Saya sendiri punya tabungan, dan
saya dapat bunga dari tabungan tersebut. Bunga tersebut tidak merupakan hasil
dari kerja saya sendiri, tapi jelas kita tidak mau menasionalisasi setiap
rekening di bank pada tahap pertama sosialisme. (Nanti akan dikolektivisasi
secara sukarela). Apa bedanya antara modal kecil dan modal besar? Kaum pemilik
modal besar juga *menguasai* industri dan pemerintah, mereka merupakan kelas
yang *berkuasa *, sedangkan kaum pemilik modal kecil kebanyakan tergolong
rakyat biasa. Jadi ada juga aspek sosial dan politik yang harus diperhitungkan.
8. Atau seperti
pernah anda utarakan sebelumnya yang penting itu adalah masalah siapa yang
memegang kontrol. Bagaimana bila buruh yang memegang kontrol sedangkan pemilik
modal cuma memindah-mindahkan modalnya ke perusahaan yang dianggap
menguntungkannya (seperti pada bursa saham). Tapi misalnya pemilikan saham
seseorang dibatasi sehingga tetap para buruh yang
memegang kuasa.
Sebagai taktik
selama tahapan pertama sosialisme ini mungkin sangat berguna. Namun kaum
pemilik modal pasti tidak puas dengan situasi ini, sehingga akhirnya akan
muncul konflik-konflik juga.
9. Dulu waktu
saya masih sekolah, dikatakan oleh guru saya bahwa tujuan akhir marxisme adalah
suatu masyarakat tanpa kelas. Apakah betul? Kalau betul berarti tidak ada lagi
lapisan elit yang memimpin masyarakat. Apakah hal itu mungkin dicapai?"
Dalam teori Marxis,
Komunisme merupakan tahap terakhir di mana tidak ada kelas lagi. Tentu saja
kita akan mendekati tahap itu secara berangsur-angsur. Setelah revolusi ada
tahap di mana kelas-kelas masih ada, tetapi kelas buruh yang berkuasa. Marx
memakai istilah "diktatur proletariat" tetapi artinya bukan sama
dengan yang disebut "diktatur" dewasa ini. Maksudnya kekuasaan kaum
buruh secara demokratis, lewat dewan buruh yang bersekutu dengan rakyat kecil
lainnya. Kemudian kita akan mengalami masa peralihan ke komunisme.
Bagaimana mungkin?
Untuk mengerti itu kita harus bertanya dulu: kapan dan mengapa timbul kelas-kelas
sosial? Sebenarnya kelas-kelas itu adalah hal yang relatif baru. Umat manusia
terdapat di dunia ini sejak sedikitnya 500,000 tahun. Sampai kurang-lebih
10,000 tahun yang lalu tidak ada kelas. Kelas belum mungkin, karena
produktivitas kerja manusia begitu rendah sehingga tidak semua orang harus
kerja untuk menyambung hidup. Tidak mungkin ada orang yang hidup dari kerjaan
orang lain.
Lambat laun
produktivitas tersebut mulai naik sehingga manusia bisa menghasilkan surplus
kecil. Saat itu kelas penguasa bisa timbul - dan diperlukan juga untuk kemajuan
ekonomi. Kelas dominan itu dibutuhkan untuk mengambil surplus kecil itu dari
setiap pekerja, supaya bisa dikumpulkan dalam beberapa tangan saja - dan
diinvestasi. Itu tidak mungkin terjadi tanpa kelas dominan karena surplus
begitu kecil sampai setiap orang secara individu pasti tidak mau melepaskannya.
Perkumpulan surplus hanya mungkin dengan cara paksa - eksploitatif. Sistem
kapitalis adalah sistem kelas yang paling efektif dalam hal ini, dan selama dua
abad terakhir kita sudah menyaksikan begaimana investasi kapitalis bisa
mengubah dunia.
Di saat yang sama
sistem kapitalis meningkatkan produktivitas kerja dengan begitu dahsyat
sehingga kelas buruh sudah mampu untuk menghasilkan surplus yang sangat besar.
Proses perkumpulan surplus untuk dinvestasi kembali akhirnya bisa berlangsung
secara sukarela. Pada dasarnya kelas dominan tidak perlu lagi. Tapi kenyataan
ini belum begitu tampak karena sistem kapitalis sendiri sudah menjadi halangan
untuk kemajuan manusia. Sehingga kita melihat kekayaan yang luar biasa yang
dimiliki suatu golongan kecil sedangkan sebagian besar manusia masih hidup
sengsara - dan bukan hanya di "dunia ketiga", di New York saja ada
orang hidup melarat. Jadi perekonomian dunia harus diorganisasi kembali supaya
potensi itu dapat direalisasi.
(Ini di tingkat
global. Indonesia secara terpisah belum sekaya itu, tapi bisa dibantu oleh kaum
buruh yang hidup di barat.)
10. Seorang paman
saya pernah mengatakan bahwa pada akhirnya kaum komunis akan menghilangkan
negara dan kemudian hanya ada suatu masyarakat yang disebut komune."
Betul juga. Komune
atau komunisme, terserah. Aparatus negara akan hilang bersama perbedaan kelas.
Padahal, aparatus negara itu juga timbul kurang lebih 10,000 tahun yang lalu
bersama dengan kelas-kelas. (Dan ini logis, karena eksploitasi tidak akan
diterima begitu saja oleh rakyat kecil. Harus dipaksakan.) Jika perbedaan kelas
hilang dan manusia hidup secara kolektif, aparatus itu tidak diperlukan lagi.
Ini bukan berarti kita tidak perlu administrasi. Perekonomian dan masalah
sosial sangat kompleks. Apalagi dalam masyarakat internasional yang kami
cita-citakan. Tetapi peranan seorang administrator akan berubuah. Bukan lagi
atasan. Dan administrasi itu tidak akan terpisah dari rakyat.
11. Apakah orang
bebas untuk memilih pekerjaan sesuai dengan pilihannya? Bagaimana aturannya
sehingga si A menjadi manajer, si B menjadi penyanyi dan si C menjadi tukang
batu?"
Jika setiap orang
memilih kerjaan menurut bakatnya masing-masing, rasanya bukan problem. Dalam
masyarakat kapitalis, kita tidak memilih karier dengan cara itu. Misalnya saya
sendiri punya bakat untuk menulis (dan sudah menulis beberapa buku) tapi sangat
susah survive dengan penghasilan seorang penulis, sehingga saya jadi pegawai negeri
dan sehari suntuk sibuk dengan beberapa kegiatan yang kurang cocok bagi diri
saya. Nah, dalam sistem sosial yang lebih rasional, ini tidak akan terjadi.
Sekarang mungkin
muncul pertanyaan lagi: jika semu gaji sama (atau lebih tepatnya, dalam
masyarakat komunis tidak ada gaji sama sekali) siapa yang akan melakukan
kerjaan yang tidak enak, misalnya mebersihkan toilet? Di sini kita melihat lagi
pentingnya soal produktivitas kerja. Potensi sudah ada untuk memakai mesin
untuk kebanyakan dari tugas itu. Jelas, sisanya akan tetap ada. Tapi kalau
hanya sisa, rasanya bukan masalah lagi. Dalam setiap keluarga sekarang ini kita
sudah mebagi-bagi tugas yang tidak enak.
12. Menurut anda "diktatur proletariat" berarti kekuasaan kaum
buruh sendiri secara demokrasi. Tetapi apa yang terjadi di Rusia? Elit partai
yang memerintah dianggap sebagai kelas yang akan memimpin masyarakat menuju
komunisme. Ini dimaksudkan sebagai "sementara". Tetapi
"sementara" ini berlangsung selama 70 tahun dan berakhir dengan
bubarnya Uni Soviet dan tumbangnya komunisme di Eropa Timur. Rupanya perbedaan
anda dengan komunis Rusia adalah (terutama) soal "diktator
proletariat"?
Revolusi Bolshevik
tahun 1917 memang merupakan diktatur proletariat dalam artian aslinya.
Pemerintah Bolshevik dipilih secara demokratis dalam soviet-soviet. Kemudian
rezim Bolshevik itu mengalami degenerasi dan memang menjelma menjadi rezim
elit, dan memakai istilah "diktatur proletariat" untuk menutup-nutupi
dikatur kelas birokrat. (Mengenai asal-usul degenerasi tersebut lihat jawaban
no 16.) Perbedaan kami dengan rezim Stalin (bukan dengan pemerintah Bolshevik
yang timbul tahun 1917) memang adalah soal diktatur proletariat.
13. Menurut
tulisan anda, bekas Uni Soviet adalah semacam masyarakat kapitalis. Jadi
pendapat anda mirip dengan pendapat Romo Mangun bahwa Komunis Soviet hanyalah
varian dari Kapitalis Amerika alias "sami mawon"?
Mungkin saja, tapi
cuman saya tidak tahu pendapat Romo Mangun secara terperinci.
14. Jadi anda
akan meniru komunis Rusia dalam memunculkan Revolusi, hanya saja setelah
revolusi itu, dewan buruhlah (terdiri dari para buruh?) yang akan berkuasa dan
bukan elit partai. Jadi apa fungsi elit partai?
Mula-mula Partai
Bolshevik (yang kemudian mengambil nama Komunis) bukan partai elit. Terdiri
terutama dari golongan buruh yang paling militan. Kira-kira 20% dari kelas
buruh Rusia turut aktif dalam partai itu menjelang Oktober.
15. Kalau dewan
buruh yang harus berkuasa, maka menurut pendapat saya revolusi anda itu akan
membutuhkan waktu yang sangat lama untuk lahir. Sepanjang pengetahuan saya
tidak pernah yang namanya kelompok mayoritas berkuasa.
Kesadaran kelas
buruh bisa berkembang dengan sangat cepat dalam perjuangan revolusioner. Partai
revolusioner harus merangsang perkembangan itu.
16. Dalam sistem
demokrasi liberal yang sekarang ini dianggap paling adil pihak mayoritas hanya
memilih siapa diantara para elit yang paling cocok dengan mereka (lewat
pemilu).
Sangat betul. Ini
kenyataan dalam demokrasi parlementer di barat. Nyatanya tidak begitu adil.
Banyak kebijakan pemerintah di sini yang tidak disukai oleh rakyat Australia,
tetapi diterapkan juga. Jadi untuk menjalankan revolusi, negara kita harus kaya
dulu sehingga masalahnya tinggal bagaimana membagi-bagi hasil kekayaan itu.
Apakah benar penafsiran saya ini?
Bukan hanya soal
pembagian kekayaan yang sudah ada, melainkan juga soal meningkatkan produksi
berdasarkan pada perencanaan demokratis. Kekayaan yang cukup harus ada di
tingkat global. Revolusi bisa saja mulai dalam negeri yang kurang kaya. Namun
harus meluas untuk bertahan. Ini sebabnya rezim Bolshevik mengalami degenerasi.
Karena tetap terisolasi dalam sebuah negeri yang masih miskin dan dimana kelas
buruh hanya merupakan minoritas. Selain itu ada faktor lain yang bersangkutan,
yaitu:
a) persisnya karena
rezim itu adala kekuasaan kaum buruh sendiri, sebagian dari kelas buruh harus
masuk pemerintahan - menjadi pejabat alias birokrat;
b) sebagian lain harus masuk tentara untuk membela revolusi: karena Rusia waktu
itu diinvasi oleh selusin tentara asing reaksioner. Banyak yang tewas.
c) krisis ekonomi juga terjadi disebabkan oleh dampak perang sipil ini, banyak
pabrik yang tutup dan kaum buruh kembali ke desa, sehingga bukan buruh lagi.
Akibat dari semua
faktor ini ialah bahwa lama-lama kelas buruh hilang sebagai kelas sosial. Yang
masih ada hanya pemerintahan bolshevik yang makin lama makin jauh dari rakyat.
Semua ini faktor obyektif, ini bukan masalah moral.
17. Apakah
koperasi adalah sejenis perusahaan yang diinginkan oleh kaum sosialis?"
Koperasi
kadang-kadang berguna, namun koperasi yang berjalan di tengah sistem kapitalis
tidak bisa menjadi benteng kecil sosialisme, karena harus bersaing dengan
perusahaan kapitalis lainnya. Tadi kita bicarakan bahwa revolusi yang mulai
dalam satu negeri harus "diekspor" karena tidak bisa bertahan dalam
satu negeri saja. Boro-boro dalam satu koperasi saja!
18. Jadi menurut
anda sistem sosialis tidak bisa tumbuh di dalam sistem kapitalis, karena
masalah persaingan itu?
Unsur-unsur
sosialisme memang bertumbuh di dalam sistem kapitalis. Industri kapitalis
sendiri ada segi kooperatifnya, karena mengerahkan tenaga kerja yang besar
dalam tim-tim di pabrik-pabrik dan kantor-kantor. Kelas buruh itu makin lama
makin menbentuk organisasi yang juga kolektif seperti serikat buruh. Dan
gerakan buruh bisa pula menjalankan kooperasi. Sehingga sistem kapitalis tidak
perlu "dihancurkan dulu". Tetapi cuma kalau golongan kapitalis
melawan revolusi dengan senjata, jelas sebagian dari sistem mereka akan runtuh
juga dan harus dibangun kembali oleh kaum buruh saat kaum kapitalis dikalahkan.
19. Menurut
tulisan anda "... untuk jangka panjang, sosialisme mesti diciptakan di
tingkat internasional." Jadi revolusi sosialis harus diekspor?
Harus meluas.
Istilah "ekspor" mungkin beri kesan bahwa negeri-negeri lain akan
dipaksa atau dimanipulasi, itu tidak dimaksudkan. Jika (misalnya saja) terjadi
revolusi di Australia, kami tidak akan mengadakan invasi ke Indonesia untuk
"mengekspor" sosialisme. Gerakan politik lokal tidak boleh
"ditunggangi". Harus ada gerakan sosialis di Indonesia, dan kelas
buruh Indonesia sendiri harus menjalankan revolusi di Indonesia. Namun pemerintah
revolusioner yang sudah berkuasa di satu negeri harus mempunyai orientasi untuk
merangsang gerakan revolusioner di negeri yang lain.
- April 1999
Dialog dengan seorang pembaca Suara
Sosialis
Beberapa waktu yang
lalu kami menerima sejumlah pertanyaan dari seorang pembaca (non-sosialis).
Pertanyaan itu kami jawab, kemudian proses tanya-jawab itu berlanjut terus.
Dialog ini sudah kami edit dan disajikan dalam edisi ini. Tentu saja tidak
menyelesaikan perdebatan tentang sosialisme, sebaliknya semua hal ini patut
dibicarakan terus. Pendapat para pembaca lainnya juga bisa dimuat.
TANYA-JAWAB RINGKAS (jawaban yang pertama ini tentu saja agak
dangkal):
1. Apakah
kapitalisme itu?
Kapitalisme
adalah sistem di mana alat-alat produksi dikuasai oleh minoritas, kaum buruh
dieksploitir, dan proses akumulasi kapital didorong oleh persaingan antara
perusahaan-perusahaan. Ada juga kapitalisme negara (seperti Uni Soviet) di mana
negara sendiri bertindak seperti perusahaan besar, dan persaingan bisa mengambil
bentuk non-pasar seperti persaingan militer (seperti dalam Perang Dingin).
2.. Apakah
sosialisme itu?
Sebuah
masyarakat dimana kaum pekerja sendiri yang menguasai alat-alat produksi dan
merencanakan ekonomi secara demokratik; dan semua ini secara internasional.
3. Apakah
hubungan antara imperialisme dan kapitalisme? Apakah tidak mungkin sosialisme
juga menjadi imperialisme?
Imperialisme
punya sejumlah artian. Kaum Marxis biasanya memakai istilah
"imperialisme" untuk tahap kapitalisme terakhir, di mana sejumlah
negara yang sangat kuat mendominasi negara yang lain, secara langsung (seperti
Belanda di Indonesia di zaman kolonial) atau tidak langsung (misalnya peranan
IMF sekarang). Uni Soviet juga imperialis; menurut kami ini membuktikan bahwa
Uni Soviet itu bukan sosialis. Dominasi imperialis timbul dari logika
persaingan, sehingga harus hilang dengan bangkitnya masyarakat sosialis di mana
manusia betul-betul bekerjasama secara demokratis.
4. Sosialisme
sudah cukup lama usianya (lebih dari seabad). Tapi mengapa sampai saat ini
(terutama kelompok saudara) tidak terlalu banyak pengikutnya di negara barat?
Sosialisme
kehilangan prestise karena berasosiasi dengan sistem Soviet. Faktor lain:
kekalahan beberapa perjuangan revolusioner (Jerman 1918-1920, Cina 1927,
Spanyol 1936 dll) yang mendemoralisasi gerakan buruh sehingga pemerintah soviet
bisa memanipulasi gerakan buruh dengan lebih gampang. Akhirnya sistem Soviet
runtuh dan kebanyakan orang kiri di barat yang masih berkiblat ke sana
terdemoralisasi total.
5. Apa tanggapan
anda atas fenomena naiknya sosial demokrat baru-baru ini.
Ini
fenomena yang biasa saja di barat; selama beberapa tahun kaum konservatif di
pemerintahan, terus rakyat muak dan memilih kaum sosial demokrat. Tapi nanti
rakyat pasti muak lagi dan kaum konservatif akan terpilih kembali (seperti di
Australia saat ini). Di Eropa, kesuksesan partai-partai sosial demokrat juga
mencerminkan militansi kaum buruh di beberapa tempat.
6. Apakah anda
tidak bisa bekerjasama dengan mereka?
Kami
sering bekerjasama dengan basis dari partai sosial demokrat. Pemerintah sosial
demokrat lain soal; mereka biasanya menjalankan kebijakan yang pro-kapitalis,
dan kami melawan kebijakan tersebut -- dengan berseru agar basis sosial
demokrat ikut berjuang bersama kami.
7. Bukankah
mereka bagaimanapun masih lebih baik dari kapitalis konservatif?
Basis
itu jelas jauh lebih baid. Kalau pimpinan sosial demokrat, apalagi saat
memerintah - ja, terkadang lebih baik, terkadang lebih jelek. Justru karena
mereka dipercaya oleh kaum buruh, kadang-kadang mereka bisa memanipulasi
gerakan buruh dengan lebih efektif daripada kelompok konservatif.
8. Di mata
kalangan awam, anda dan sosial demokrat bahkan juga komunis dan aliran marxis
lain sukar dibedakan satu sama lain.
Selama
masih dalam oposisi, sosial demokrat bisa berlagak sangat progresif, sehingga
sulit dibedakan dari kaum sosialis. Begitu kita dapat pengalaman praktis dari
pemerintah sosial demokrat, kita bisa melihat perbedaannya dengan lebih mudah.
TANYA-JAWAB
LENGKAP:
1. Bagaimana bila
dapat diciptakan suatu perangkat hukum sehingga eksploitasi terhadap mayoritas
menjadi tidak dimungkinkan, seperti UU perburuhan atau UU antimonopoli dsb yang
sesuai dengan apa yang menjadi tujuan kaum Sosialis?
Menurut
teori sosialis, semua kekayaan diciptakan oleh kerjaan manusia. (Mesin-mesin
memang juga berperan, tetapi mesin-mesin tersebut juga merupakan hasil
kerjaan.) Sehingga semua profit juga berasal dari kerjaan kaum buruh. Selama
masih ada pemilik modal yang menarik profit dari perusahaan, berarti masih ada
eksploitasi. Jelas, kondisi kerja bisa diperbaiki dan gaji bisa dinaikkan, dan
kami mendukung semua reform semacam itu. Tetapi begitu terjadi krisis ekonomi, kemajuan
itu segera terancam.
2. Bagaimana bila
diciptakan suatu sistem dimana para pekerja tidak hanya menerima gaji, tetapi
juga sebagian dari saham, sehingga keuntungan perusahaan juga berarti
keuntungan karyawan?
Sudah
terdapat perusahaan di barat yang menjalankan sistem semacam itu. Ini sering
dianjurkan oleh golongan sosial demokrat. Sebenarnya ini taktik para majikan
untuk menjebak kaum buruh. Jika saya sebagai seorang buruh punya andil kecil
dalam perusahaan, saya menghadapi dilemma: kalau gaji saya dinaikkan atau
kondisi kerja diperbaiki, itu berarti profit perusahaan mungkin dikurangi.
Akibatnya kaum buruh jadi bingung dan serikat-serikat buruh dilemahkan.
Sebetulnya yang paling penting dalam sistem kapitalis bukan soal siapa yang
*memiliki * perusahaan secara formal, melainkan siapa yang mengontrol, mengatur
dan menentukan dalam perusahaan. Kaum kapitalis tidak akan secara sukarela
mengizinkan kaum buruh untuk mengontrol perusahaan, maka kaum buruh seperti
pemilik saham kecil lainnya masih juga bisa menjadi korban dari kaum pemodal
besar.
3. Anda tulis
tentang "penghapusan sistem wage labour". Saya masih belum mengerti
apa penggantinya.
Penggantinya adalah
sistem dimana semua industri dikontrol oleh buruh sendiri melalui dewan
demokratis, dan ekonomi di tingkat nasional bahkan internasional direncanakan -
juga secara demokratis melalui dewan buruh serta dewan rakyat kecil lainnya.
Sehingga proses jual-beli melalui pasar lama-lama dapat diganti dengan semacam
gotong-royong internasional. Jelas, ini ringkasan yang pendek saja. Secara
praktis, jalan ke sistem sosialis agak panjang dan terliku-liku.
4. Bagaimana diciptakan suatu UU sehingga pekerja melalui serikat pekerja
dapat ikut memiliki kontrol terhadap proses produksi. Sementara sistemnya tetap
kapitalis, tetapi apa yang tidak manusiawi dari sistem tersebut diperbaiki.
Mungkin pemikiran seperti ini pernah diajukan sebelumnya oleh Kaum Sosial
Demokrat.
Ini memang diajukan
oleh kaum sosial demokrat. Masalahnya mirip dengan soal saham tadi. Di barat
memang ada manajemen perusahaan yang mengundang wakil-wakil buruh ikut
merencanakan produksi. Saya sendiri sebagai wakil rekan-rekan di kantor punya
pengalaman dengan apa yang digembar-gemborkan sebagai "demokrasi industrial".
Kami diundang untuk "musyawarah" dan kaum pekerja pada awalnya merasa
dikonsultasi dan sangat antusias. Kemudian kaum majikan menjalankan
rencana-recana mereka seenaknya saja, bahkan lebih efektif karena kaum pekerja
yang terlibat dalam diskusi itu merasa bertanggungjawab untuk ikut menjalankan
rencana-recanan manajemen. Sedangkan kaum majikan tidak kehilangan kontrol sama
sekali.
Begaimana kalau
pemerintah memaksakan para kapitalis untuk menerima sistem yang lebih radikal?
Lha, ini mungkin kalau saja ada pemerintah yang betul-betul mau. Dalam keadaan
biasa di bawah sistem kapitalis, pemerintah dikuasai oleh golongan
pro-kapitalis. Bila partai sosial demokrat menang pemilu mereka mungkin
mengambil beberapa langkah kecil ke arah ini, tapi akibatnya biasanya pelarian
modal dan tekanan keras dari para industriawan sehingga para sosial demokrat
segera mundur lagi. Itu terjadi di Perancis tahun 1980-an. Jika tidak mau
mundur, pemerintah bisa digulingkan lewat kudeta seperti di Chile tahun
1970-an. Makanya kebijakan seperti yang anda ajukan hanya bisa diterapkan
secara konsisten oleh pemerintah revolusioner yang sedia untuk bertindak secara
radikal dan memobilisasi kelas buruh dalam perjuangan militan. Saya rasa,
pemerintah semacam ini hanya dapat masuk pemerintahan lewat revolusi; kaum
kapitalis tidak akan mentolerir partai revolusioner menang pemilu. Dan jika
revolusi sudah terjadi, kaum buruh tidak perlu puas dengan kebijakan yang
setengah-hati, mereka bisa menghapuskan kapitalisme dong...
5. Ekonomi sosialis
akan "memproduksi untuk kebutuhan manusia, bukan untuk kebutuhan
kompetisi." Sangat menarik, tetapi dapatkah produk yang dihasilkan mampu
bersaing dengan produk lain yang diciptakan memang untuk berkompetisi?
Dalam masyarakat
sosialis yang tanpa persaingan, mana perlu bersaing? Kita hapuskan kompetisi
sama sekali. Ini dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek memang ada sistem
campuran dan masalah itu harus diatur dengan hati-hati.
6. Jika penguasa
Kapitalis cukup "adil" dan rakyat tidak kelaparan dan saluran
demokrasi cukup terbuka, dengan cara apa dan alasan apa revolusi sosialis dapat
terjadi?
Kaum penguasa jarang
sekali adil dan "saluran demokrasi" sebenarnya merupakan tipuan
besar; itu sudah dirasakan rakyat di Australia ini. Mengenai soal kelaparan,
sebetulnya revolusi sulit bisa terjadi selama rakyat betul-betul mengalami
kelaparan yang sangat parah, karena dalam situasi itu rakyat terlalu
demoralisasi. Bisa kehilangan akal, bisa mengamuk - tapi itu bukan revolusi
sosialis.
7. Jika pemilik
modal dianggap juga bekerja (dengan modalnya), berarti dia boleh juga donk
dapat hasil dari jerih payahnya?
Hanya manusia yang
bekerja. Modal bisa berakumulasi - tetapi itu terjadi karena jerih payah kaum
pekerja yang dipekerjakan oleh si pemilik modal. Kalau seorang pemilik modal
juga bekerja, dengan tangan ataupun otak, jelas boleh digaji seperti para
pekerja lain. Tetapi modalnya sebagai hasil pekerjaan kaum pekerja harus
menjadi milik bersama kaum pekerja. Di sini yang dimaksud adalah modal besar.
Lain soal dengan modal yang kecil-kecilan. Saya sendiri punya tabungan, dan
saya dapat bunga dari tabungan tersebut. Bunga tersebut tidak merupakan hasil
dari kerja saya sendiri, tapi jelas kita tidak mau menasionalisasi setiap
rekening di bank pada tahap pertama sosialisme. (Nanti akan dikolektivisasi
secara sukarela). Apa bedanya antara modal kecil dan modal besar? Kaum pemilik
modal besar juga *menguasai* industri dan pemerintah, mereka merupakan kelas
yang *berkuasa *, sedangkan kaum pemilik modal kecil kebanyakan tergolong
rakyat biasa. Jadi ada juga aspek sosial dan politik yang harus diperhitungkan.
8. Atau seperti
pernah anda utarakan sebelumnya yang penting itu adalah masalah siapa yang
memegang kontrol. Bagaimana bila buruh yang memegang kontrol sedangkan pemilik
modal cuma memindah-mindahkan modalnya ke perusahaan yang dianggap
menguntungkannya (seperti pada bursa saham). Tapi misalnya pemilikan saham
seseorang dibatasi sehingga tetap para buruh yang
memegang kuasa.
Sebagai taktik
selama tahapan pertama sosialisme ini mungkin sangat berguna. Namun kaum
pemilik modal pasti tidak puas dengan situasi ini, sehingga akhirnya akan
muncul konflik-konflik juga.
9. Dulu waktu
saya masih sekolah, dikatakan oleh guru saya bahwa tujuan akhir marxisme adalah
suatu masyarakat tanpa kelas. Apakah betul? Kalau betul berarti tidak ada lagi
lapisan elit yang memimpin masyarakat. Apakah hal itu mungkin dicapai?"
Dalam teori Marxis,
Komunisme merupakan tahap terakhir di mana tidak ada kelas lagi. Tentu saja
kita akan mendekati tahap itu secara berangsur-angsur. Setelah revolusi ada
tahap di mana kelas-kelas masih ada, tetapi kelas buruh yang berkuasa. Marx
memakai istilah "diktatur proletariat" tetapi artinya bukan sama
dengan yang disebut "diktatur" dewasa ini. Maksudnya kekuasaan kaum
buruh secara demokratis, lewat dewan buruh yang bersekutu dengan rakyat kecil
lainnya. Kemudian kita akan mengalami masa peralihan ke komunisme.
Bagaimana mungkin?
Untuk mengerti itu kita harus bertanya dulu: kapan dan mengapa timbul kelas-kelas
sosial? Sebenarnya kelas-kelas itu adalah hal yang relatif baru. Umat manusia
terdapat di dunia ini sejak sedikitnya 500,000 tahun. Sampai kurang-lebih
10,000 tahun yang lalu tidak ada kelas. Kelas belum mungkin, karena
produktivitas kerja manusia begitu rendah sehingga tidak semua orang harus
kerja untuk menyambung hidup. Tidak mungkin ada orang yang hidup dari kerjaan
orang lain.
Lambat laun
produktivitas tersebut mulai naik sehingga manusia bisa menghasilkan surplus
kecil. Saat itu kelas penguasa bisa timbul - dan diperlukan juga untuk kemajuan
ekonomi. Kelas dominan itu dibutuhkan untuk mengambil surplus kecil itu dari
setiap pekerja, supaya bisa dikumpulkan dalam beberapa tangan saja - dan
diinvestasi. Itu tidak mungkin terjadi tanpa kelas dominan karena surplus
begitu kecil sampai setiap orang secara individu pasti tidak mau melepaskannya.
Perkumpulan surplus hanya mungkin dengan cara paksa - eksploitatif. Sistem
kapitalis adalah sistem kelas yang paling efektif dalam hal ini, dan selama dua
abad terakhir kita sudah menyaksikan begaimana investasi kapitalis bisa
mengubah dunia.
Di saat yang sama
sistem kapitalis meningkatkan produktivitas kerja dengan begitu dahsyat
sehingga kelas buruh sudah mampu untuk menghasilkan surplus yang sangat besar.
Proses perkumpulan surplus untuk dinvestasi kembali akhirnya bisa berlangsung
secara sukarela. Pada dasarnya kelas dominan tidak perlu lagi. Tapi kenyataan
ini belum begitu tampak karena sistem kapitalis sendiri sudah menjadi halangan
untuk kemajuan manusia. Sehingga kita melihat kekayaan yang luar biasa yang
dimiliki suatu golongan kecil sedangkan sebagian besar manusia masih hidup
sengsara - dan bukan hanya di "dunia ketiga", di New York saja ada
orang hidup melarat. Jadi perekonomian dunia harus diorganisasi kembali supaya
potensi itu dapat direalisasi.
(Ini di tingkat
global. Indonesia secara terpisah belum sekaya itu, tapi bisa dibantu oleh kaum
buruh yang hidup di barat.)
10. Seorang paman
saya pernah mengatakan bahwa pada akhirnya kaum komunis akan menghilangkan
negara dan kemudian hanya ada suatu masyarakat yang disebut komune."
Betul juga. Komune
atau komunisme, terserah. Aparatus negara akan hilang bersama perbedaan kelas.
Padahal, aparatus negara itu juga timbul kurang lebih 10,000 tahun yang lalu
bersama dengan kelas-kelas. (Dan ini logis, karena eksploitasi tidak akan
diterima begitu saja oleh rakyat kecil. Harus dipaksakan.) Jika perbedaan kelas
hilang dan manusia hidup secara kolektif, aparatus itu tidak diperlukan lagi.
Ini bukan berarti kita tidak perlu administrasi. Perekonomian dan masalah
sosial sangat kompleks. Apalagi dalam masyarakat internasional yang kami
cita-citakan. Tetapi peranan seorang administrator akan berubuah. Bukan lagi
atasan. Dan administrasi itu tidak akan terpisah dari rakyat.
11. Apakah orang
bebas untuk memilih pekerjaan sesuai dengan pilihannya? Bagaimana aturannya
sehingga si A menjadi manajer, si B menjadi penyanyi dan si C menjadi tukang
batu?"
Jika setiap orang
memilih kerjaan menurut bakatnya masing-masing, rasanya bukan problem. Dalam
masyarakat kapitalis, kita tidak memilih karier dengan cara itu. Misalnya saya
sendiri punya bakat untuk menulis (dan sudah menulis beberapa buku) tapi sangat
susah survive dengan penghasilan seorang penulis, sehingga saya jadi pegawai negeri
dan sehari suntuk sibuk dengan beberapa kegiatan yang kurang cocok bagi diri
saya. Nah, dalam sistem sosial yang lebih rasional, ini tidak akan terjadi.
Sekarang mungkin
muncul pertanyaan lagi: jika semu gaji sama (atau lebih tepatnya, dalam
masyarakat komunis tidak ada gaji sama sekali) siapa yang akan melakukan
kerjaan yang tidak enak, misalnya mebersihkan toilet? Di sini kita melihat lagi
pentingnya soal produktivitas kerja. Potensi sudah ada untuk memakai mesin
untuk kebanyakan dari tugas itu. Jelas, sisanya akan tetap ada. Tapi kalau
hanya sisa, rasanya bukan masalah lagi. Dalam setiap keluarga sekarang ini kita
sudah mebagi-bagi tugas yang tidak enak.
12. Menurut anda "diktatur proletariat" berarti kekuasaan kaum
buruh sendiri secara demokrasi. Tetapi apa yang terjadi di Rusia? Elit partai
yang memerintah dianggap sebagai kelas yang akan memimpin masyarakat menuju
komunisme. Ini dimaksudkan sebagai "sementara". Tetapi
"sementara" ini berlangsung selama 70 tahun dan berakhir dengan
bubarnya Uni Soviet dan tumbangnya komunisme di Eropa Timur. Rupanya perbedaan
anda dengan komunis Rusia adalah (terutama) soal "diktator
proletariat"?
Revolusi Bolshevik
tahun 1917 memang merupakan diktatur proletariat dalam artian aslinya.
Pemerintah Bolshevik dipilih secara demokratis dalam soviet-soviet. Kemudian
rezim Bolshevik itu mengalami degenerasi dan memang menjelma menjadi rezim
elit, dan memakai istilah "diktatur proletariat" untuk menutup-nutupi
dikatur kelas birokrat. (Mengenai asal-usul degenerasi tersebut lihat jawaban
no 16.) Perbedaan kami dengan rezim Stalin (bukan dengan pemerintah Bolshevik
yang timbul tahun 1917) memang adalah soal diktatur proletariat.
13. Menurut
tulisan anda, bekas Uni Soviet adalah semacam masyarakat kapitalis. Jadi
pendapat anda mirip dengan pendapat Romo Mangun bahwa Komunis Soviet hanyalah
varian dari Kapitalis Amerika alias "sami mawon"?
Mungkin saja, tapi
cuman saya tidak tahu pendapat Romo Mangun secara terperinci.
14. Jadi anda
akan meniru komunis Rusia dalam memunculkan Revolusi, hanya saja setelah
revolusi itu, dewan buruhlah (terdiri dari para buruh?) yang akan berkuasa dan
bukan elit partai. Jadi apa fungsi elit partai?
Mula-mula Partai
Bolshevik (yang kemudian mengambil nama Komunis) bukan partai elit. Terdiri
terutama dari golongan buruh yang paling militan. Kira-kira 20% dari kelas
buruh Rusia turut aktif dalam partai itu menjelang Oktober.
15. Kalau dewan
buruh yang harus berkuasa, maka menurut pendapat saya revolusi anda itu akan
membutuhkan waktu yang sangat lama untuk lahir. Sepanjang pengetahuan saya
tidak pernah yang namanya kelompok mayoritas berkuasa.
Kesadaran kelas
buruh bisa berkembang dengan sangat cepat dalam perjuangan revolusioner. Partai
revolusioner harus merangsang perkembangan itu.
16. Dalam sistem
demokrasi liberal yang sekarang ini dianggap paling adil pihak mayoritas hanya
memilih siapa diantara para elit yang paling cocok dengan mereka (lewat
pemilu).
Sangat betul. Ini
kenyataan dalam demokrasi parlementer di barat. Nyatanya tidak begitu adil.
Banyak kebijakan pemerintah di sini yang tidak disukai oleh rakyat Australia,
tetapi diterapkan juga. Jadi untuk menjalankan revolusi, negara kita harus kaya
dulu sehingga masalahnya tinggal bagaimana membagi-bagi hasil kekayaan itu.
Apakah benar penafsiran saya ini?
Bukan hanya soal
pembagian kekayaan yang sudah ada, melainkan juga soal meningkatkan produksi
berdasarkan pada perencanaan demokratis. Kekayaan yang cukup harus ada di
tingkat global. Revolusi bisa saja mulai dalam negeri yang kurang kaya. Namun
harus meluas untuk bertahan. Ini sebabnya rezim Bolshevik mengalami degenerasi.
Karena tetap terisolasi dalam sebuah negeri yang masih miskin dan dimana kelas
buruh hanya merupakan minoritas. Selain itu ada faktor lain yang bersangkutan,
yaitu:
a) persisnya karena
rezim itu adala kekuasaan kaum buruh sendiri, sebagian dari kelas buruh harus
masuk pemerintahan - menjadi pejabat alias birokrat;
b) sebagian lain harus masuk tentara untuk membela revolusi: karena Rusia waktu
itu diinvasi oleh selusin tentara asing reaksioner. Banyak yang tewas.
c) krisis ekonomi juga terjadi disebabkan oleh dampak perang sipil ini, banyak
pabrik yang tutup dan kaum buruh kembali ke desa, sehingga bukan buruh lagi.
Akibat dari semua
faktor ini ialah bahwa lama-lama kelas buruh hilang sebagai kelas sosial. Yang
masih ada hanya pemerintahan bolshevik yang makin lama makin jauh dari rakyat.
Semua ini faktor obyektif, ini bukan masalah moral.
17. Apakah
koperasi adalah sejenis perusahaan yang diinginkan oleh kaum sosialis?"
Koperasi
kadang-kadang berguna, namun koperasi yang berjalan di tengah sistem kapitalis
tidak bisa menjadi benteng kecil sosialisme, karena harus bersaing dengan
perusahaan kapitalis lainnya. Tadi kita bicarakan bahwa revolusi yang mulai
dalam satu negeri harus "diekspor" karena tidak bisa bertahan dalam
satu negeri saja. Boro-boro dalam satu koperasi saja!
18. Jadi menurut
anda sistem sosialis tidak bisa tumbuh di dalam sistem kapitalis, karena
masalah persaingan itu?
Unsur-unsur
sosialisme memang bertumbuh di dalam sistem kapitalis. Industri kapitalis
sendiri ada segi kooperatifnya, karena mengerahkan tenaga kerja yang besar
dalam tim-tim di pabrik-pabrik dan kantor-kantor. Kelas buruh itu makin lama
makin menbentuk organisasi yang juga kolektif seperti serikat buruh. Dan
gerakan buruh bisa pula menjalankan kooperasi. Sehingga sistem kapitalis tidak
perlu "dihancurkan dulu". Tetapi cuma kalau golongan kapitalis
melawan revolusi dengan senjata, jelas sebagian dari sistem mereka akan runtuh
juga dan harus dibangun kembali oleh kaum buruh saat kaum kapitalis dikalahkan.
19. Menurut
tulisan anda "... untuk jangka panjang, sosialisme mesti diciptakan di
tingkat internasional." Jadi revolusi sosialis harus diekspor?
Harus meluas.
Istilah "ekspor" mungkin beri kesan bahwa negeri-negeri lain akan
dipaksa atau dimanipulasi, itu tidak dimaksudkan. Jika (misalnya saja) terjadi
revolusi di Australia, kami tidak akan mengadakan invasi ke Indonesia untuk
"mengekspor" sosialisme. Gerakan politik lokal tidak boleh
"ditunggangi". Harus ada gerakan sosialis di Indonesia, dan kelas
buruh Indonesia sendiri harus menjalankan revolusi di Indonesia. Namun pemerintah
revolusioner yang sudah berkuasa di satu negeri harus mempunyai orientasi untuk
merangsang gerakan revolusioner di negeri yang lain.
- April 1999
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as