LUBANG HITAM
HARUN YAHYA
Abad ke-20 menyaksikan banyak sekali
penemuan baru tentang peristiwa alam di ruang angkasa. Salah satunya, yang
belum lama ditemukan, adalah Black Hole [Lubang Hitam]. Ini terbentuk
ketika sebuah bintang yang telah menghabiskan seluruh bahan bakarnya ambruk
hancur ke dalam dirinya sendiri, dan akhirnya berubah menjadi sebuah lubang
hitam dengan kerapatan tak hingga dan volume nol serta medan magnet yang amat
kuat. Kita tidak mampu melihat lubang hitam dengan teropong terkuat sekalipun,
sebab tarikan gravitasi lubang hitam tersebut sedemikian kuatnya sehingga
cahaya tidak mampu melepaskan diri darinya. Namun, bintang yang runtuh seperti
itu dapat diketahui dari dampak yang ditimbulkannya di wilayah sekelilingnya.
Di surat Al Waaqi'ah, Allah mengarahkan perhatian pada masalah ini sebagaimana
berikut, dengan bersumpah atas letak bintang-bintang:
Maka Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang.
Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui. (QS. Al
Waaqi'ah, 56: 75-76)
Istilah “lubang hitam” pertama kali
digunakan tahun 1969 oleh fisikawan Amerika John Wheeler. Awalnya, kita
beranggapan bahwa kita dapat melihat semua bintang. Akan tetapi, belakangan
diketahui bahwa ada bintang-bintang di ruang angkasa yang cahayanya tidak dapat
kita lihat. Sebab, cahaya bintang-bintang yang runtuh ini lenyap. Cahaya tidak
dapat meloloskan diri dari sebuah lubang hitam disebabkan lubang ini merupakan
massa berkerapatan tinggi di dalam sebuah ruang yang kecil. Gravitasi
raksasanya bahkan mampu menangkap partikel-partikel tercepat, seperti foton
[partikel cahaya]. Misalnya, tahap akhir dari sebuah bintang biasa, yang
berukuran tiga kali massa Matahari, berakhir setelah nyala apinya padam dan
mengalami keruntuhannya sebagai sebuah lubang hitam bergaris tengah hanya 20
kilometer (12,5 mil)! Lubang hitam berwarna "hitam", yang berarti
tertutup dari pengamatan langsung. Namun demikian, keberadaan lubang hitam ini
diketahui secara tidak langsung, melalui daya hisap raksasa gaya gravitasinya
terhadap benda-benda langit lainnya. Selain gambaran tentang Hari Perhitungan,
ayat di bawah ini mungkin juga merujuk pada penemuan ilmiah tentang lubang
hitam ini:
Maka apabila
bintang-bintang telah dihapuskan (QS. Al Mursalaat, 77:
Selain itu, bintang-bintang bermassa
besar juga menyebabkan terbentuknya lekukan-lekukan yang dapat ditemukan di
ruang angkasa. Namun, lubang hitam tidak hanya menimbulkan lekukan-lekukan di
ruang angkasa tapi juga membuat lubang di dalamnya. Itulah mengapa
bintang-bintang runtuh ini dikenal sebagai lubang hitam. Kenyataan ini mungkin
dipaparkan di dalam ayat tentang bintang-bintang, dan ini adalah satu bahasan
penting lain yang menunjukkan bahwa Al Qur'an adalah firman Allah:
Demi langit dan
Ath Thaariq, tahukah kamu apakah Ath Thaariq? (yaitu) bintang yang cahayanya
menembus. (QS. At Thaariq, 86: 1-3)
PULSAR: BINTANG BERDENYUT
Demi langit dan
Ath Thaariq, tahukah kamu apakah Ath Thaariq? (yaitu) bintang yang cahayanya
menembus. (QS. At Thaariq, 86: 1-3)
Kata “Thaariq,” nama surat ke-86,
berasal dari akar kata “tharq,” yang makna dasarnya adalah memukul dengan cukup
keras untuk menimbulkan suara, atau menumbuk. Dengan mempertimbangkan arti yang
mungkin dari kata tersebut, yakni “berdenyut/berdetak”, “memukul keras”,
perhatian kita mungkin diarahkan oleh ayat ini pada sebuah kenyataan ilmiah
penting. Sebelum menelaah keterangan ini, marilah kita lihat kata-kata
selainnya yang digunakan dalam ayat ini untuk menggambarkan bintang-bintang
ini. Istilah “ath-thaariqi” dalam ayat di atas berarti sebuah bintang yang
menembus malam, yang menembus kegelapan, yang muncul di malam hari, yang
menembus dan bergerak, yang berdenyut/berdetak, yang menumbuk, atau bintang
terang. Selain itu, kata “wa” mengarahkan perhatian pada benda-benda yang
digunakan sebagai sumpah—yakni, langit dan Ath Thaariq.
Melalui penelitian oleh Jocelyn Bell
Burnell, di Universitas Cambridge pada tahun 1967, sinyal radio yang terpancar
secara teratur ditemukan. Namun, hingga saat itu belumlah diketahui bahwa
terdapat benda langit yang berkemungkinan menjadi sumber getaran atau
denyut/detak teratur yang agak mirip pada jantung. Akan tetapi, pada tahun
1967, para pakar astronomi menyatakan bahwa, ketika materi menjadi semakin
rapat di bagian inti karena perputarannya mengelilingi sumbunya sendiri, medan
magnet bintang tersebut juga menjadi semakin kuat, sehingga memunculkan sebuah
medan magnet pada kutub-kutubnya sebesar 1 triliun kali lebih kuat daripada
yang dimiliki Bumi. Mereka lalu paham bahwa sebuah benda yang berputar
sedemikian cepat dan dengan medan magnet yang sedemikian kuat memancarkan
berkas-berkas sinar yang terdiri dari gelombang-gelombang radio yang sangat
kuat berbentuk kerucut di setiap putarannya. Tak lama kemudian, diketahui juga
bahwa sumber sinyal-sinyal ini adalah perputaran cepat dari bintang-bintang
neutron. Bintang-bintang neutron yang baru ditemukan ini dikenal sebagai “pulsar”.
Bintang-bintang ini, yang berubah menjadi pulsar melalui ledakan supernova,
tergolong yang memiliki massa terbesar, dan termasuk benda-benda yang paling
terang dan yang bergerak paling cepat di ruang angkasa. Sejumlah pulsar
berputar 600 kali per detik.1
Kata “pulsar” berasal
dari kata kerja to pulse . Menurut kamus American Heritage
Dictionary, kata tersebut berarti bergetar, berdenyut. Kamus Encarta
Dictionary mengartikannya sebagai berdenyut dengan irama teratur, bergerak
atau berdebar dengan irama teratur yang kuat. Lagi menurut Encarta
Dictionary, kata “pulsate”, yang berasal dari akar yang sama,
berarti mengembang dan menyusut dengan denyut teratur yang kuat.
Menyusul penemuan itu,
diketahui kemudian bahwa peristiwa alam yang digambarkan dalam Al Qur'an
sebagai “thaariq”, yang berdenyut, memiliki kemiripan yang sangat dengan
bintang-bintang neutron yang dikenal sebagai pulsar.
Bintang-bintang neutron
terbentuk ketika inti dari bintang-bintang maharaksasa runtuh. Materi yang
sangat termampatkan dan sangat padat itu, dalam bentuk bulatan yang berputar
sangat cepat, menangkap dan memampatkan hampir seluruh bobot bintang dan medan
magnetnya. Medan magnet amat kuat yang ditimbulkan oleh bintang-bintang neutron
yang berputar sangat cepat ini telah dibuktikan sebagai penyebab terpancarnya
gelombang-gelombang radio sangat kuat yang teramati di Bumi.
Di ayat ke-3 surat Ath
Thaariq istilah “an najmu ats tsaaqibu”, yang berarti yang menembus, yang
bergerak, atau yang membuat lubang, mengisyaratkan bahwa Thaariq adalah sebuah
bintang terang yang membuat lubang di kegelapan dan bergerak. Makna istilah “adraaka”
dalam ungkapan “Tahukah kamu apakah Ath Thaariq itu?” merujuk pada pemahaman.
Pulsar, yang terbentuk melalui pemampatan bintang yang besarnya beberapa kali
ukuran Matahari, termasuk benda-benda langit yang sulit untuk dipahami.
Pertanyaan pada ayat tersebut menegaskan betapa sulit memahami bintang
berdenyut ini. (Wallaahu a'lam)
Sebagaimana telah dibahas, bintang-bintang yang dijelaskan sebagai Thaariq dalam Al Qur'an memiliki kemiripan
dekat dengan pulsar yang dipaparkan di abad ke-20, dan mungkin mengungkapkan
kepada kita tentang satu lagi keajaiban ilmiah Al Qur'an.
BINTANG SIRIUS (SYI'RA)
Ketika pengertian-pengertian tertentu yang disebutkan dalam Al Qur'an
dikaji berdasarkan penemuan-penemuan ilmiah abad ke-21, kita akan mendapati
diri kita tercerahkan dengan lebih banyak keajaiban Al Qur'an. Salah satunya
adalah bintang Sirius (Syi'ra), yang disebut dalam surat An Najm ayat ke-49:
… dan bahwasanya Dialah Tuhan (yang memiliki) bintang Syi'ra (QS. An
Najm, 53: 49)
Kenyataan bahwa kata Arab
“syi'raa”, yang merupakan padan kata bintang Sirius, muncul hanya di Surat An
Najm (yang hanya berarti “bintang”) ayat ke-49 secara khusus sangatlah menarik.
Sebab, dengan mempertimbangkan ketidakteraturan dalam pergerakan bintang
Sirius, yakni bintang paling terang di langit malam hari, sebagai titik awal,
para ilmuwan menemukan bahwa ini adalah sebuah bintang ganda. Sirius
sesungguhnya adalah sepasang dua bintang, yang dikenal sebagai Sirius A dan
Sirius B. Yang lebih besar adalah Sirius A, yang juga lebih dekat ke Bumi dan
bintang paling terang yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Tapi Sirus B
tidak dapat dilihat tanpa teropong.
Bintang ganda Sirius
beredar dengan lintasan berbentuk bulat telur mengelilingi satu sama lain. Masa
edar Sirius A dan B mengelilingi titik pusat gravitasi mereka yang sama adalah
49,9 tahun. Angka ilmiah ini kini diterima secara bulat oleh jurusan astronomi
di universitas Harvard, Ottawa dan Leicester.2 Keterangan ini
dilaporkan dalam berbagai sumber sebagai berikut:
Sirius, bintang yang
paling terang, sebenarnya adalah bintang kembar … Peredarannya berlangsung
selama 49,9 tahun. 3
Sebagaimana diketahui,
bintang Sirius-A dan Sirius-B beredar mengelilingi satu sama lain melintasi
sebuah busur ganda setiap 49,9 tahun. 4. Hal yang perlu
diperhatikan di sini adalah garis edar ganda berbentuk busur dari dua bintang
tersebut yang mengitari satu sama lain.
Namun, kenyataan ilmiah ini, yang
ketelitiannya hanya dapat diketahui di akhir abad ke-20, secara menakjubkan
telah diisyaratkan dalam Al Qur'an 1.400 tahun lalu. Ketika ayat ke-49 dan ke-9
dari surat An Najm dibaca secara bersama, keajaiban ini menjadi nyata:
dan bahwasanya Dialah Tuhan (yang memiliki) bintang Syi'ra (QS. An Najm,
53: 49)
maka jadilah dia dekat dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi).
(QS. An Najm, 53: 9)
Penjelasan dalam Surat An Najm ayat
ke-9 tersebut mungkin pula menggambarkan bagaimana kedua bintang ini saling
mendekat dalam peredaran mereka. (Wallaahu a'lam). Fakta ilmiah ini, yang tak
seorang pun dapat memahami di masa pewahyuan Al Qur'an, sekali lagi membuktikan
bahwa Al Qur'an adalah firman Allah Yang Mahakuasa.
Daftar
pustaka:
HARUN YAHYA
Abad ke-20 menyaksikan banyak sekali
penemuan baru tentang peristiwa alam di ruang angkasa. Salah satunya, yang
belum lama ditemukan, adalah Black Hole [Lubang Hitam]. Ini terbentuk
ketika sebuah bintang yang telah menghabiskan seluruh bahan bakarnya ambruk
hancur ke dalam dirinya sendiri, dan akhirnya berubah menjadi sebuah lubang
hitam dengan kerapatan tak hingga dan volume nol serta medan magnet yang amat
kuat. Kita tidak mampu melihat lubang hitam dengan teropong terkuat sekalipun,
sebab tarikan gravitasi lubang hitam tersebut sedemikian kuatnya sehingga
cahaya tidak mampu melepaskan diri darinya. Namun, bintang yang runtuh seperti
itu dapat diketahui dari dampak yang ditimbulkannya di wilayah sekelilingnya.
Di surat Al Waaqi'ah, Allah mengarahkan perhatian pada masalah ini sebagaimana
berikut, dengan bersumpah atas letak bintang-bintang:
Maka Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang.
Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui. (QS. Al
Waaqi'ah, 56: 75-76)
Istilah “lubang hitam” pertama kali
digunakan tahun 1969 oleh fisikawan Amerika John Wheeler. Awalnya, kita
beranggapan bahwa kita dapat melihat semua bintang. Akan tetapi, belakangan
diketahui bahwa ada bintang-bintang di ruang angkasa yang cahayanya tidak dapat
kita lihat. Sebab, cahaya bintang-bintang yang runtuh ini lenyap. Cahaya tidak
dapat meloloskan diri dari sebuah lubang hitam disebabkan lubang ini merupakan
massa berkerapatan tinggi di dalam sebuah ruang yang kecil. Gravitasi
raksasanya bahkan mampu menangkap partikel-partikel tercepat, seperti foton
[partikel cahaya]. Misalnya, tahap akhir dari sebuah bintang biasa, yang
berukuran tiga kali massa Matahari, berakhir setelah nyala apinya padam dan
mengalami keruntuhannya sebagai sebuah lubang hitam bergaris tengah hanya 20
kilometer (12,5 mil)! Lubang hitam berwarna "hitam", yang berarti
tertutup dari pengamatan langsung. Namun demikian, keberadaan lubang hitam ini
diketahui secara tidak langsung, melalui daya hisap raksasa gaya gravitasinya
terhadap benda-benda langit lainnya. Selain gambaran tentang Hari Perhitungan,
ayat di bawah ini mungkin juga merujuk pada penemuan ilmiah tentang lubang
hitam ini:
Maka apabila
bintang-bintang telah dihapuskan (QS. Al Mursalaat, 77:
Selain itu, bintang-bintang bermassa
besar juga menyebabkan terbentuknya lekukan-lekukan yang dapat ditemukan di
ruang angkasa. Namun, lubang hitam tidak hanya menimbulkan lekukan-lekukan di
ruang angkasa tapi juga membuat lubang di dalamnya. Itulah mengapa
bintang-bintang runtuh ini dikenal sebagai lubang hitam. Kenyataan ini mungkin
dipaparkan di dalam ayat tentang bintang-bintang, dan ini adalah satu bahasan
penting lain yang menunjukkan bahwa Al Qur'an adalah firman Allah:
Demi langit dan
Ath Thaariq, tahukah kamu apakah Ath Thaariq? (yaitu) bintang yang cahayanya
menembus. (QS. At Thaariq, 86: 1-3)
PULSAR: BINTANG BERDENYUT
Demi langit dan
Ath Thaariq, tahukah kamu apakah Ath Thaariq? (yaitu) bintang yang cahayanya
menembus. (QS. At Thaariq, 86: 1-3)
Pulsar adalah sisa-sisa bintang padam yang memancarkan gelombang radio teramat kuat yang menyerupai denyut, dan yang berputar pada sumbunya sendiri dengan sangat cepat. Telah dihitung bahwa terdapat lebih dari 500 pulsar di galaksi Bima Sakti, yang di dalamnya terdapat Bumi kita. |
Kata “Thaariq,” nama surat ke-86,
berasal dari akar kata “tharq,” yang makna dasarnya adalah memukul dengan cukup
keras untuk menimbulkan suara, atau menumbuk. Dengan mempertimbangkan arti yang
mungkin dari kata tersebut, yakni “berdenyut/berdetak”, “memukul keras”,
perhatian kita mungkin diarahkan oleh ayat ini pada sebuah kenyataan ilmiah
penting. Sebelum menelaah keterangan ini, marilah kita lihat kata-kata
selainnya yang digunakan dalam ayat ini untuk menggambarkan bintang-bintang
ini. Istilah “ath-thaariqi” dalam ayat di atas berarti sebuah bintang yang
menembus malam, yang menembus kegelapan, yang muncul di malam hari, yang
menembus dan bergerak, yang berdenyut/berdetak, yang menumbuk, atau bintang
terang. Selain itu, kata “wa” mengarahkan perhatian pada benda-benda yang
digunakan sebagai sumpah—yakni, langit dan Ath Thaariq.
Melalui penelitian oleh Jocelyn Bell
Burnell, di Universitas Cambridge pada tahun 1967, sinyal radio yang terpancar
secara teratur ditemukan. Namun, hingga saat itu belumlah diketahui bahwa
terdapat benda langit yang berkemungkinan menjadi sumber getaran atau
denyut/detak teratur yang agak mirip pada jantung. Akan tetapi, pada tahun
1967, para pakar astronomi menyatakan bahwa, ketika materi menjadi semakin
rapat di bagian inti karena perputarannya mengelilingi sumbunya sendiri, medan
magnet bintang tersebut juga menjadi semakin kuat, sehingga memunculkan sebuah
medan magnet pada kutub-kutubnya sebesar 1 triliun kali lebih kuat daripada
yang dimiliki Bumi. Mereka lalu paham bahwa sebuah benda yang berputar
sedemikian cepat dan dengan medan magnet yang sedemikian kuat memancarkan
berkas-berkas sinar yang terdiri dari gelombang-gelombang radio yang sangat
kuat berbentuk kerucut di setiap putarannya. Tak lama kemudian, diketahui juga
bahwa sumber sinyal-sinyal ini adalah perputaran cepat dari bintang-bintang
neutron. Bintang-bintang neutron yang baru ditemukan ini dikenal sebagai “pulsar”.
Bintang-bintang ini, yang berubah menjadi pulsar melalui ledakan supernova,
tergolong yang memiliki massa terbesar, dan termasuk benda-benda yang paling
terang dan yang bergerak paling cepat di ruang angkasa. Sejumlah pulsar
berputar 600 kali per detik.1
Kata “pulsar” berasal
dari kata kerja to pulse . Menurut kamus American Heritage
Dictionary, kata tersebut berarti bergetar, berdenyut. Kamus Encarta
Dictionary mengartikannya sebagai berdenyut dengan irama teratur, bergerak
atau berdebar dengan irama teratur yang kuat. Lagi menurut Encarta
Dictionary, kata “pulsate”, yang berasal dari akar yang sama,
berarti mengembang dan menyusut dengan denyut teratur yang kuat.
Menyusul penemuan itu,
diketahui kemudian bahwa peristiwa alam yang digambarkan dalam Al Qur'an
sebagai “thaariq”, yang berdenyut, memiliki kemiripan yang sangat dengan
bintang-bintang neutron yang dikenal sebagai pulsar.
Bintang-bintang neutron
terbentuk ketika inti dari bintang-bintang maharaksasa runtuh. Materi yang
sangat termampatkan dan sangat padat itu, dalam bentuk bulatan yang berputar
sangat cepat, menangkap dan memampatkan hampir seluruh bobot bintang dan medan
magnetnya. Medan magnet amat kuat yang ditimbulkan oleh bintang-bintang neutron
yang berputar sangat cepat ini telah dibuktikan sebagai penyebab terpancarnya
gelombang-gelombang radio sangat kuat yang teramati di Bumi.
Di ayat ke-3 surat Ath
Thaariq istilah “an najmu ats tsaaqibu”, yang berarti yang menembus, yang
bergerak, atau yang membuat lubang, mengisyaratkan bahwa Thaariq adalah sebuah
bintang terang yang membuat lubang di kegelapan dan bergerak. Makna istilah “adraaka”
dalam ungkapan “Tahukah kamu apakah Ath Thaariq itu?” merujuk pada pemahaman.
Pulsar, yang terbentuk melalui pemampatan bintang yang besarnya beberapa kali
ukuran Matahari, termasuk benda-benda langit yang sulit untuk dipahami.
Pertanyaan pada ayat tersebut menegaskan betapa sulit memahami bintang
berdenyut ini. (Wallaahu a'lam)
Sebagaimana telah dibahas, bintang-bintang yang dijelaskan sebagai Thaariq dalam Al Qur'an memiliki kemiripan
dekat dengan pulsar yang dipaparkan di abad ke-20, dan mungkin mengungkapkan
kepada kita tentang satu lagi keajaiban ilmiah Al Qur'an.
BINTANG SIRIUS (SYI'RA)
Bintang Sirius [Syi’ra] muncul di Surat An Najm (yang berarti "bintang"). Bintang ganda yang membentuk bintang Sirius ini saling mendekat dengan sumbu kedua bintang itu yang berbentuk busur setiap 49,9 tahun sekali. Peristiwa alam tentang bintang ini diisyaratkan dalam ayat ke-9 dan ke-49 dari Surat An Najm. |
Ketika pengertian-pengertian tertentu yang disebutkan dalam Al Qur'an
dikaji berdasarkan penemuan-penemuan ilmiah abad ke-21, kita akan mendapati
diri kita tercerahkan dengan lebih banyak keajaiban Al Qur'an. Salah satunya
adalah bintang Sirius (Syi'ra), yang disebut dalam surat An Najm ayat ke-49:
… dan bahwasanya Dialah Tuhan (yang memiliki) bintang Syi'ra (QS. An
Najm, 53: 49)
Kenyataan bahwa kata Arab
“syi'raa”, yang merupakan padan kata bintang Sirius, muncul hanya di Surat An
Najm (yang hanya berarti “bintang”) ayat ke-49 secara khusus sangatlah menarik.
Sebab, dengan mempertimbangkan ketidakteraturan dalam pergerakan bintang
Sirius, yakni bintang paling terang di langit malam hari, sebagai titik awal,
para ilmuwan menemukan bahwa ini adalah sebuah bintang ganda. Sirius
sesungguhnya adalah sepasang dua bintang, yang dikenal sebagai Sirius A dan
Sirius B. Yang lebih besar adalah Sirius A, yang juga lebih dekat ke Bumi dan
bintang paling terang yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Tapi Sirus B
tidak dapat dilihat tanpa teropong.
Bintang ganda Sirius
beredar dengan lintasan berbentuk bulat telur mengelilingi satu sama lain. Masa
edar Sirius A dan B mengelilingi titik pusat gravitasi mereka yang sama adalah
49,9 tahun. Angka ilmiah ini kini diterima secara bulat oleh jurusan astronomi
di universitas Harvard, Ottawa dan Leicester.2 Keterangan ini
dilaporkan dalam berbagai sumber sebagai berikut:
Sirius, bintang yang
paling terang, sebenarnya adalah bintang kembar … Peredarannya berlangsung
selama 49,9 tahun. 3
Sebagaimana diketahui,
bintang Sirius-A dan Sirius-B beredar mengelilingi satu sama lain melintasi
sebuah busur ganda setiap 49,9 tahun. 4. Hal yang perlu
diperhatikan di sini adalah garis edar ganda berbentuk busur dari dua bintang
tersebut yang mengitari satu sama lain.
Namun, kenyataan ilmiah ini, yang
ketelitiannya hanya dapat diketahui di akhir abad ke-20, secara menakjubkan
telah diisyaratkan dalam Al Qur'an 1.400 tahun lalu. Ketika ayat ke-49 dan ke-9
dari surat An Najm dibaca secara bersama, keajaiban ini menjadi nyata:
dan bahwasanya Dialah Tuhan (yang memiliki) bintang Syi'ra (QS. An Najm,
53: 49)
maka jadilah dia dekat dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi).
(QS. An Najm, 53: 9)
Penjelasan dalam Surat An Najm ayat
ke-9 tersebut mungkin pula menggambarkan bagaimana kedua bintang ini saling
mendekat dalam peredaran mereka. (Wallaahu a'lam). Fakta ilmiah ini, yang tak
seorang pun dapat memahami di masa pewahyuan Al Qur'an, sekali lagi membuktikan
bahwa Al Qur'an adalah firman Allah Yang Mahakuasa.
Daftar
pustaka:
- “Double Pulsar Found”, January 9, 2004; www.atnf.csiro.au/news/press/double_pulsar/
- Leicester edu dept of Physics &
astronomy; www.star.le.ac.uk/astrosoc/whatsup/stars.html; University of Ottowa;
www.site.uottawa.ca:4321/astronomy/index.html#Sirius; Harvard-Smithsonian
Center for Astrophysics; www.harvard.edu/~hrs/ay45/Fall2002/ChapterIVPart2.pdf" target="_blank" rel="nofollow">http://cfa-www.harvard.edu/~hrs/ay45/Fall2002/ChapterIVPart2.pdf
- “Exposes Astronomiques,
La troisième loi de KEPLER”, http://www.astrosurf.com/eratosthene/HTML/exposetheoastro.htm - http://www.dharma.com.tr/dkm/article.php?sid=87
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as