19 AUGUSTUS CAESAR 63 SM-14M
Pendiri empirium Romawi, Agustus Caesar, tak salah lagi bagaikan poros
penting dalam perputaran jalannya sejarah. Dia mengakhiri perang saudara yang
sudah membikin Republik Romawi berantakan di abad pertama sebelum Masehi dan sesudah
itu dia organisir kembali pemerintahan Romawi sehingga keamanan dan perdamaian
di dalam negeri terjamin dan kesejahteraan penduduk terawat. Ini berlangsung
selama dua abad.
Gaius Octavius. (yang lebih kesohor dengan julukan Octavian, tidak bersedia
menerima gelar Agustus sampai umurnya tiga puluh lima tahun), dilahirkan tahun
63 SM. Dia cucu kemanakan Yulius Caesar yang merupakan tokoh politik Romawi di
masa muda Octavian. Karena Yulius Caesar sendiri tak punya anak, amatlah
sayangnya ia kepada Octavian dan mendidiknya menjadi seorang politikus. Tetapi,
tatkala Caesar terbunuh tahun 44 SM, Octavian baru seorang pelajar berumur
delapan belas tahun.
Kematian Caesar menimbulkan pergulatan sengit dan lama diantara pemuka
politik dan militer untuk menduduki kursi kekuasaan. Octavian terlibat dalam
pergulatan ini. Pada mulanya, lawan-lawannya yang punya pengalaman dan berumur
lebih tua, menganggap enteng Octavian, dianggapnya tak lebih dari anak ingusan,
bukanlah saingan yang perlu diperhitungkan. Sedangkan Octavian karena merasa
seakan anak Caesar, ingin mengambil keuntungan dari situasi ini. Dengan
kecermatan yang ada padanya ia berusaha merebut kemenangan politik dengan
mencari dukungan pasukan-pasukan Caesar dan menunjuk Mark Anthony sebagai
pendukung utamanya karena Mark Anthony merupakan sahabat terdekat Caesar.
Serentetan pertempuran pada tahun-tahun berikutnya dapat melenyapkan
lawan-lawan politiknya dalam rangka merebut jenjang kekuasaan. Pada tahun 36 SM
Roma dan banyak lagi daerah-daerah lain yang sudah ditaklukkan dibagi dua oleh
Mark Anthony dan Octavian. Mark Anthony menguasai negeri bagian timur dan
Octavian bagian barat. Ada beberapa tahun hubungan antara keduanya kurang akrab
karena soal perempuan. Mark Anthony malas-malasan masuk kantor karena dia mabuk
kepayang dengan Cleopatra. Sebaliknya, Octavian dengan tekunnya mengurus
pemerintahan dan memperkuat kedudukannya. Dibanding orang yang lagi slebor
cinta, dengan sendirinya orang yang bebas dari gitu-gituan mampu bikin
rupa-rupa prestasi. Pikiran lebih terpusat, tidak semrawut seperti benang
kusut. Karena beda kondisi mereka berdua terlampau berkepanjangan, tak bisa
tidak ujung-ujungnya senjata ikut bicara. Perang pecah antara Mark Anthony dan
Octavian pada tahun 32 SM. Kemelut akhirnya terselesaikan lewat perang laut
yang menentukan di Actium tahun 31 SM yang sudah barang tentu dimenangkan oleh
Octavian secara mutlak. Risau, kecewa, putus asa, hilang akal, cinta buta yang
sinting mendorong Mark Anthony dan Cleopotra berkeputusan bunuh diri berbarengan.
Sepasang merpati yang senewen itu sama-sama jadi cacing tanah.
Kini Octavian menggenggam kekuasaan yang setara dengan apa yang pernah
dialami Yulius Caesar lima belas tahun sebelumnya. Caesar dibunuh karena
ketahuan mau menghapus pemerintahan Republik Romawi dan menggantinya dengan
sistem kerajaan. Tetapi, di tahun 30 SM, sesudah bertahun bergelimang perang
saudara dan pemerintah sistem republik nyata-nyata tak membawa faedah, umumnya
orang Romawi tak keberatan menerima sistem pemerintahan despot yang bijak dan
tak terlampau keras serta asal secara formalitas sistem republik tetap
berjalan.
Octavian, meski menunjukkan sikap beringas dalam tahap pergulatan mencapai
puncak, anehnya menjadi lembut dan menampakkan gaya kebapakan begitu berada di
atas tahta kekuasaan. Di tahun 27 SM, untuk memikat perhatian senat, dia bikin
pengumuman ingin membangun kembali sistem republik dan menyatakan kesediaan
mundur dari semua jabatan yang dipegangnya. Tetapi nyatanya dia tetap bertahan
pada kedudukannya selaku penguasa propinsi Spanyol, Gaul, Suriah. Berhubung
mayoritas kekuatan angkatan bersenjata berada di ketiga propinsi itu, kekuatan
dan kekuasaan yang sesungguhnya masih tetap berada di tangannya. Senat dalam
pemungutan suara menetapkannya bergelar Augustus, tetapi dia tak pernah
menganggap dirinya seorang raja. Teoritis, Romawi tetap berbentuk republik dan
Augustus tak lebih dari seorang princeps (warga utama). Kenyataan yang
sesungguhnya menunjukkan, senat yang jinak dan murah hati siap sedia
mempersembahkan jabatan apa saja yang dipilih Augustus dan dalam sisa hidupnya
dia merupakan seorang diktator efektif dalam arti makna yang sebenar-benarnya.
Tatkala dia wafat di tahun 14 SM, Romawi sudah sepenuhnya melampaui masa
transisi dari bentuk republik ke bentuk kerajaan dan anak pungut Augustus
menggantikannya tanpa mengalami kesulitan samasekali.
Augustus boleh dibilang satu contoh seorang despot yang berkemampuan dan
murah hati dalam sejarah. Dia betul-betul seorang negarawan, pendekatannya yang
bijak berhasil menutup celah-celah perpecahan yang ditimbulkan oleh perang
saudara.
Daerah Kekaisaran
Romawi Ketika Augustus Meninggal
Augustus memerintah Romawi selama 40 tahun dan tindak-tanduk serta garis
politiknya jadi anutan kekaisaran pada masa-masa sesudah dia tiada. Di bawah
Augustus pasukan Romawi melakukan penaklukan mutlak atas Spanyol, Swiss,
Galatia di Asia Kecil dan di sebagian besar daerah Balkan. Pada saat akhir
pemerintahannya, perbatasan sebelah utara wilayah kekuasaannya tidak banyak
berbeda dengan garis sungai Rhine Danube yang menjadi batas belahan utara di
abad-abad sesudahnya.
Augustus betul-betul seorang administator luar biasa dan berkemampuan tak
terbandingkan dalam hal mengatur urusan pemerintahan sipil dan pelayanan
masyarakat. Dia merombak sistem perpajakan dan sistem keuangan negara Romawi,
menata kembali angkatan bersenjata dan membangun angkatan laut permanen. Dia
juga membangun pasukan pengawal pribadi, meletakkan dasar komandan pengawal
kaisar yang di abad-abad mendatang memegang peranan penting dalam hal memilih
dan memberhentikan kaisar-kaisar.
Di bawah pemeeintahan Augustus, dibangun jaringan jalan raya yang luas di
segenap wilayah kekuasaan Romawi, membangun perumahan rakyat yang indah, begitu
pula kota-kota baru yang megah. Kuil-kuil didirikan dan Augustus mendorong
ketaatan kepada Agama Romawi. Diaturnya peraturan tentang perkawinan, dan
mengatur cara-cara pendidikan dan mengasuh anak-anak.
Sejak tahun 30 SM keadaan dalam negeri Romawi aman tenteram di bawah
Augustus. Sumber-sumber alam memberikan kemakmuran besar untuk rakyat. Akibat
sampingan dari semua ini, seni budaya pun berkembang dengan pesatnya sehingga
masa pemerintahan Augustus merupakan jaman emas bagi kesusastraan. Penyair
terbesar Romawi, Virgil, hidup dalam masa ini, begitu pula pengarang-pengarang
terbesar termasuk Horacc dan Livy. Sedangkan budayawan Ovid yang menimbulkan
rasa tidak senang Augustus, diusir dari Romawi.
Augustus tidak punya anak laki-laki, sedangkan kemanakan dan dua cucunya
meninggal sebelum dia sendiri menutup mata. Itu sebabnya Augustus memungut anak
tirinya, Tiberius, dan menetapkannya jadi penggantinya. Tetapi, dinastinya
(yang kemudian termasuk juga penguasa-penguasa yang tidak populer seperti
Caligula dan Nero) segera menjadi merosot dan layu, walaupun perdamaian dan
keamanan dalam negeri yang dasar-dasarnya diletakkan oleh Augustus (yang
disebut Pax Romana) masih bisa bertahan sekitar 200 tahun. Di masa perpanjangan
kondisi yang aman dan makmur ini, kebudayaan Romawi meresap dengan dalamnya di
wilayah taklukan dan binaan Augustus dan pemimpin-pemimpin Romawi lainnya.
Kekaisaran Romawi terkenal dengan keantikannya, dan memang kenyataannya
begitu. Romawi merupakan bukan saja titik puncak kebudayaan purba tetapi
sekaligus merupakan penyalur utama gagasan dan hasil besar kultural
bangsa-bangsa beradab seperti Mesir, Babylon, Yahudi, Yunani dan lainnya ke
Eropa Barat.
Adalah menarik membandingkan Augustus dengan pamannya, Yulius Caesar. Lepas
dari kerupawanan Agustus, kecerdasan, kekuatan watak dan sukses-sukses militer,
dia tidak mampu menandingi karisma yang melekat pada diri pendahulunya. Yulius
Caesar punya daya pukau orang-orang sejamannya lebih besar dari apa yang
dimiliki Augustus dan dia tetap masyhur hingga kini. Tetapi pengaruh terhadap
sejarah, Augustus masih punya kelebihan.
Dan juga adalah menarik membandingkan Augustus dengan Alexander Yang Agung.
Keduanya memulai kariernya sejak usia muda belia, walau Augustus harus
mengatasi hambatan-hambatan dengan lebih keras dan getir dalam perjalanan
mencapai puncak kemampuan militernya tidaklah lebih luar biasa ketimbang
Alexander Yang Agung, tetapi benar-benar mengesankan dan
penaklukan-penaklukannya lebih menggemparkan. Kenyataan ini merupakan faktor
yang membedakan antara Augustus dan Alexander Yang Agung. Augustus dengan penuh
kecermatan membangun masa depan, dan sebagian hasil pengaruhnya yang berjangka
lama dalam sejarah kemanusiaan lebih luas.
Augustus bisa juga dibandingkan dengan Mao Tse Tung atau George Washington.
Ketiga-tiganya memainkan peranan besar dan hampir berkemiripan dalam sejarah.
Tetapi diukur dari lamanya masa kekuasaan Augustus, sukses-sukses politiknya
dan arti penting kekuasaan Romawi dalam sejarah, saya yakin Augustus layak
ditempatkan pada daftar urutan lebih tinggi dari kedua tokoh lainnya.
Pendiri empirium Romawi, Agustus Caesar, tak salah lagi bagaikan poros
penting dalam perputaran jalannya sejarah. Dia mengakhiri perang saudara yang
sudah membikin Republik Romawi berantakan di abad pertama sebelum Masehi dan sesudah
itu dia organisir kembali pemerintahan Romawi sehingga keamanan dan perdamaian
di dalam negeri terjamin dan kesejahteraan penduduk terawat. Ini berlangsung
selama dua abad.
Gaius Octavius. (yang lebih kesohor dengan julukan Octavian, tidak bersedia
menerima gelar Agustus sampai umurnya tiga puluh lima tahun), dilahirkan tahun
63 SM. Dia cucu kemanakan Yulius Caesar yang merupakan tokoh politik Romawi di
masa muda Octavian. Karena Yulius Caesar sendiri tak punya anak, amatlah
sayangnya ia kepada Octavian dan mendidiknya menjadi seorang politikus. Tetapi,
tatkala Caesar terbunuh tahun 44 SM, Octavian baru seorang pelajar berumur
delapan belas tahun.
Kematian Caesar menimbulkan pergulatan sengit dan lama diantara pemuka
politik dan militer untuk menduduki kursi kekuasaan. Octavian terlibat dalam
pergulatan ini. Pada mulanya, lawan-lawannya yang punya pengalaman dan berumur
lebih tua, menganggap enteng Octavian, dianggapnya tak lebih dari anak ingusan,
bukanlah saingan yang perlu diperhitungkan. Sedangkan Octavian karena merasa
seakan anak Caesar, ingin mengambil keuntungan dari situasi ini. Dengan
kecermatan yang ada padanya ia berusaha merebut kemenangan politik dengan
mencari dukungan pasukan-pasukan Caesar dan menunjuk Mark Anthony sebagai
pendukung utamanya karena Mark Anthony merupakan sahabat terdekat Caesar.
Serentetan pertempuran pada tahun-tahun berikutnya dapat melenyapkan
lawan-lawan politiknya dalam rangka merebut jenjang kekuasaan. Pada tahun 36 SM
Roma dan banyak lagi daerah-daerah lain yang sudah ditaklukkan dibagi dua oleh
Mark Anthony dan Octavian. Mark Anthony menguasai negeri bagian timur dan
Octavian bagian barat. Ada beberapa tahun hubungan antara keduanya kurang akrab
karena soal perempuan. Mark Anthony malas-malasan masuk kantor karena dia mabuk
kepayang dengan Cleopatra. Sebaliknya, Octavian dengan tekunnya mengurus
pemerintahan dan memperkuat kedudukannya. Dibanding orang yang lagi slebor
cinta, dengan sendirinya orang yang bebas dari gitu-gituan mampu bikin
rupa-rupa prestasi. Pikiran lebih terpusat, tidak semrawut seperti benang
kusut. Karena beda kondisi mereka berdua terlampau berkepanjangan, tak bisa
tidak ujung-ujungnya senjata ikut bicara. Perang pecah antara Mark Anthony dan
Octavian pada tahun 32 SM. Kemelut akhirnya terselesaikan lewat perang laut
yang menentukan di Actium tahun 31 SM yang sudah barang tentu dimenangkan oleh
Octavian secara mutlak. Risau, kecewa, putus asa, hilang akal, cinta buta yang
sinting mendorong Mark Anthony dan Cleopotra berkeputusan bunuh diri berbarengan.
Sepasang merpati yang senewen itu sama-sama jadi cacing tanah.
Kini Octavian menggenggam kekuasaan yang setara dengan apa yang pernah
dialami Yulius Caesar lima belas tahun sebelumnya. Caesar dibunuh karena
ketahuan mau menghapus pemerintahan Republik Romawi dan menggantinya dengan
sistem kerajaan. Tetapi, di tahun 30 SM, sesudah bertahun bergelimang perang
saudara dan pemerintah sistem republik nyata-nyata tak membawa faedah, umumnya
orang Romawi tak keberatan menerima sistem pemerintahan despot yang bijak dan
tak terlampau keras serta asal secara formalitas sistem republik tetap
berjalan.
Octavian, meski menunjukkan sikap beringas dalam tahap pergulatan mencapai
puncak, anehnya menjadi lembut dan menampakkan gaya kebapakan begitu berada di
atas tahta kekuasaan. Di tahun 27 SM, untuk memikat perhatian senat, dia bikin
pengumuman ingin membangun kembali sistem republik dan menyatakan kesediaan
mundur dari semua jabatan yang dipegangnya. Tetapi nyatanya dia tetap bertahan
pada kedudukannya selaku penguasa propinsi Spanyol, Gaul, Suriah. Berhubung
mayoritas kekuatan angkatan bersenjata berada di ketiga propinsi itu, kekuatan
dan kekuasaan yang sesungguhnya masih tetap berada di tangannya. Senat dalam
pemungutan suara menetapkannya bergelar Augustus, tetapi dia tak pernah
menganggap dirinya seorang raja. Teoritis, Romawi tetap berbentuk republik dan
Augustus tak lebih dari seorang princeps (warga utama). Kenyataan yang
sesungguhnya menunjukkan, senat yang jinak dan murah hati siap sedia
mempersembahkan jabatan apa saja yang dipilih Augustus dan dalam sisa hidupnya
dia merupakan seorang diktator efektif dalam arti makna yang sebenar-benarnya.
Tatkala dia wafat di tahun 14 SM, Romawi sudah sepenuhnya melampaui masa
transisi dari bentuk republik ke bentuk kerajaan dan anak pungut Augustus
menggantikannya tanpa mengalami kesulitan samasekali.
Augustus boleh dibilang satu contoh seorang despot yang berkemampuan dan
murah hati dalam sejarah. Dia betul-betul seorang negarawan, pendekatannya yang
bijak berhasil menutup celah-celah perpecahan yang ditimbulkan oleh perang
saudara.
Daerah Kekaisaran
Romawi Ketika Augustus Meninggal
Augustus memerintah Romawi selama 40 tahun dan tindak-tanduk serta garis
politiknya jadi anutan kekaisaran pada masa-masa sesudah dia tiada. Di bawah
Augustus pasukan Romawi melakukan penaklukan mutlak atas Spanyol, Swiss,
Galatia di Asia Kecil dan di sebagian besar daerah Balkan. Pada saat akhir
pemerintahannya, perbatasan sebelah utara wilayah kekuasaannya tidak banyak
berbeda dengan garis sungai Rhine Danube yang menjadi batas belahan utara di
abad-abad sesudahnya.
Augustus betul-betul seorang administator luar biasa dan berkemampuan tak
terbandingkan dalam hal mengatur urusan pemerintahan sipil dan pelayanan
masyarakat. Dia merombak sistem perpajakan dan sistem keuangan negara Romawi,
menata kembali angkatan bersenjata dan membangun angkatan laut permanen. Dia
juga membangun pasukan pengawal pribadi, meletakkan dasar komandan pengawal
kaisar yang di abad-abad mendatang memegang peranan penting dalam hal memilih
dan memberhentikan kaisar-kaisar.
Di bawah pemeeintahan Augustus, dibangun jaringan jalan raya yang luas di
segenap wilayah kekuasaan Romawi, membangun perumahan rakyat yang indah, begitu
pula kota-kota baru yang megah. Kuil-kuil didirikan dan Augustus mendorong
ketaatan kepada Agama Romawi. Diaturnya peraturan tentang perkawinan, dan
mengatur cara-cara pendidikan dan mengasuh anak-anak.
Sejak tahun 30 SM keadaan dalam negeri Romawi aman tenteram di bawah
Augustus. Sumber-sumber alam memberikan kemakmuran besar untuk rakyat. Akibat
sampingan dari semua ini, seni budaya pun berkembang dengan pesatnya sehingga
masa pemerintahan Augustus merupakan jaman emas bagi kesusastraan. Penyair
terbesar Romawi, Virgil, hidup dalam masa ini, begitu pula pengarang-pengarang
terbesar termasuk Horacc dan Livy. Sedangkan budayawan Ovid yang menimbulkan
rasa tidak senang Augustus, diusir dari Romawi.
Augustus tidak punya anak laki-laki, sedangkan kemanakan dan dua cucunya
meninggal sebelum dia sendiri menutup mata. Itu sebabnya Augustus memungut anak
tirinya, Tiberius, dan menetapkannya jadi penggantinya. Tetapi, dinastinya
(yang kemudian termasuk juga penguasa-penguasa yang tidak populer seperti
Caligula dan Nero) segera menjadi merosot dan layu, walaupun perdamaian dan
keamanan dalam negeri yang dasar-dasarnya diletakkan oleh Augustus (yang
disebut Pax Romana) masih bisa bertahan sekitar 200 tahun. Di masa perpanjangan
kondisi yang aman dan makmur ini, kebudayaan Romawi meresap dengan dalamnya di
wilayah taklukan dan binaan Augustus dan pemimpin-pemimpin Romawi lainnya.
Kekaisaran Romawi terkenal dengan keantikannya, dan memang kenyataannya
begitu. Romawi merupakan bukan saja titik puncak kebudayaan purba tetapi
sekaligus merupakan penyalur utama gagasan dan hasil besar kultural
bangsa-bangsa beradab seperti Mesir, Babylon, Yahudi, Yunani dan lainnya ke
Eropa Barat.
Adalah menarik membandingkan Augustus dengan pamannya, Yulius Caesar. Lepas
dari kerupawanan Agustus, kecerdasan, kekuatan watak dan sukses-sukses militer,
dia tidak mampu menandingi karisma yang melekat pada diri pendahulunya. Yulius
Caesar punya daya pukau orang-orang sejamannya lebih besar dari apa yang
dimiliki Augustus dan dia tetap masyhur hingga kini. Tetapi pengaruh terhadap
sejarah, Augustus masih punya kelebihan.
Dan juga adalah menarik membandingkan Augustus dengan Alexander Yang Agung.
Keduanya memulai kariernya sejak usia muda belia, walau Augustus harus
mengatasi hambatan-hambatan dengan lebih keras dan getir dalam perjalanan
mencapai puncak kemampuan militernya tidaklah lebih luar biasa ketimbang
Alexander Yang Agung, tetapi benar-benar mengesankan dan
penaklukan-penaklukannya lebih menggemparkan. Kenyataan ini merupakan faktor
yang membedakan antara Augustus dan Alexander Yang Agung. Augustus dengan penuh
kecermatan membangun masa depan, dan sebagian hasil pengaruhnya yang berjangka
lama dalam sejarah kemanusiaan lebih luas.
Augustus bisa juga dibandingkan dengan Mao Tse Tung atau George Washington.
Ketiga-tiganya memainkan peranan besar dan hampir berkemiripan dalam sejarah.
Tetapi diukur dari lamanya masa kekuasaan Augustus, sukses-sukses politiknya
dan arti penting kekuasaan Romawi dalam sejarah, saya yakin Augustus layak
ditempatkan pada daftar urutan lebih tinggi dari kedua tokoh lainnya.
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as