84 VASCO DA GAMA ± 1460-1524
Dia itulah, Vasco da Gama, penyelidik Portugis yang menemukan jalur jalan
laut langsung dari Eropa ke India
dengan berlayar mengelilingi Afrika.
Orang-orang Portugis sudah lama mencari jalur ini sejak saat Pangeran Henry
Sang Navigator (1394-1460). Tahun 1488 sebuah ekspedisi Portugis di bawah
pimpinan Bartolomeus Dias telah sampai dan mengitari Tanjung Harapan di ujung
selatan Afrika dan kembali ke Portugis. Dengan keberhasilan ini, Raja Portugis
mahfum bahwa usaha lama mencari jarak terpendek ke India kini hampir mendekati
kenyataan. Tetapi, ada pelbagai penundaan, dan baru tahun 1497 sebuah ekspedisi
ke India
benar-benar dilaksanakan. Untuk memimpin ekspedisi itu raja menunjuk Vasco da
Gama, seorang bangsawan dari kelas rendahan yang lahir sekitar tahun 1460 di kota Sines, Portugis.
Da Gama bongkar sauh tanggal 8 Juli 1497, terdiri empat kapal di bawah
komandonya dengan jumlah kelasi seluruhnya 170 orang termasuk penterjemah
bahasa Arab. Pertama ekspedisi berlayar menuju kepulauan Tanjung Verde. Lalu,
daripada dia telusuri pantai Afrika seperti dilakukan oleh Dias, da Gama
berlayar menuju selatan, jauh di luar Samudera Atlantik. Dia berlayar terus
jauh ke selatan, dan kemudian membelok ke timur mencapai Tanjung Harapan. Ini merupakan
pilihan yang jitu, lebih cepat ketimbang menyusuri pantai ke selatan, biarpun
perbuatan ini memerlukan keberanian lebih banyak dan kelihaian navigasi. Akibat
rute yang dipilihnya, kapal-kapal Gama tidak kelihatan dari daratan selama
tidak kurang dari sembilan puluh tiga hari --lebih lama dua setengah kali dari
yang dialami kapal Colombus!
Da Gama mengitari Tanjung Harapan pada tanggal 22 Nopember, kemudian
berlayar ke utara menyelusuri pantai timur Afrika. Dalam pelayaran ke utara itu
dia membuang sauh di pelbagai kota yang dikuasai orang Muslim, termasuk Mambasa
dan Malindi yang kini bernama Kenya. Di Malindi dia ambil seorang penunjuk
jalan bangsa India yang menuntunnya selama 23 hari melintasi Laut Arab menuju
India. Tanggal 20 Mei 1498, sekitar 10 bulan sesudah keberangkatannya dari
Portugis da Gama sampai di Calicut, kota pusat perdagangan paling penting di
India bagian selatan. Penguasa Hindu di Calicut, Zamorin, mulanya menyambut
baik kedatangan da Gama. Tetapi, kemudian Zamorin merasa kecewa karena hadiah
upeti yang dipersembahkan da Gama kelewat murah harganya. Berkaitan dengan
kekejaman pedagang-pedagang Muslim yang menguasai rute jalan perdagangan di
Samudera Hindia, ini menjadi halangan buat da Gama meneruskan transaksi dagang
dengan Zamorin. Kendati begitu, ketika da Gama meninggalkan Calicut bulan
Agustus, da Gama diberi muatan rupa-rupa rempah-rempah agar disampaikan kepada
pemerintahnya di Portugis, begitu juga sejumlah orang India.
Perjalanan pulang rupanya lebih sulit ketimbang pergi. Makan jangka waktu
sekitar 3 bulan melintasi Laut Arab dan banyak awak kapal yang mati karena
penyakit darah akibat kebanyakan makan daging tetapi kekurangan buah dan
tumbuhan. Akhirnya cuma dua kapal selamat sampai di rumah: kapal pertama
berlabuh di Portugis tanggal 10 Juli 1499 dan kapal da Gama sendiri baru sampai
2 bulan kemudian. Hanya 55 anak buahnya dapat bertahan hidup, berarti kurang
dari sepertiga tatkala berangkat memulai pengembaraan. Tetapi, ketika da Gama
kembali ke Lisabon tanggal 9 September 1499, baik dia maupun Raja memahami
betul bahwa perjalanan dua tahun itu merupakan suatu sukses besar.
Enam bulan kemudian, Raja Portugis kirim lagi ekspedisi lanjutan di bawah
pimpinan Pedro Alvares Cabral. Cabral tiba pada saat yang tepat di India, menemukan
rute perjalanan ke Brazil
(kendati para historikus percaya bahwa sudah ada orang Portugis lain yang
menemukannya lebih dulu), dan kembali ke Portugis membawa tumpukan
rempah-rempah. Tetapi, beberapa anak buah Cabral terbunuh di Calicut sehingga
tahun 1502 da Gama dikirim kembali ke sana untuk melakukan hukuman pembalasan,
membawa armada yang terdiri dari 20 kapal.
Tingkah laku da Gama dalam ekspedisi ini betul-betul ganas. Di luar perairan
pantai India
dia merampas sebuah kapal Arab yang sedang lewat dan sesudah memindahkan
muatannya tetapi tidak penumpangnya, dia bakar kapal itu di tengah laut.
Kesemua penumpang yang ada di atas kapal, termasuk wanita dan anak-anak,
musnah. Ketika dia sampai di Calicut da Gama dengan congkak minta agar Zamorin
mengahalau semua Muslim dari pelabuhan. Ketika Zamorin bimbang, da Gama
menangkapnya dan membunuhnya, dan menyisihkan 37 pelaut-pelaut India lantas
dibomnya pelabuhan itu. Murka tetapi tak berdaya orang-orang Zamorin
mengabulkan permintaan da Gama. Dalam perjalanan pulang da Gama mendirikan
beberapa koloni Portugis di Afrika Timur.
Untuk hasil karya ini dia peroleh hadiah besar dari Raja Portugis, diberi
gelar kebangsawanan, diberi perkebunan, diberi jaminan pensiun dan rupa-rupa
hadiah uang. Da Gama tidak kembali ke India hingga tahun 1524 ketika Raja baru
Portugis mengangkatnya jadi Raja muda India. Beberapa bulan sesudah tiba di
India dia jatuh sakit dan meninggal di sana bulan Desember 1524. Dia akhirnya
dimakamkan kembali di Lisabon. Da Gama beristri dan punya tujuh anak.
Arti penting utama perjalanan Vasco da Gama adalah karena dia membuka jalur
laut langsung antara Eropa dan India
serta Timur Jauh, yang faedahnya bisa turut dikecap oleh banyak negara.
Dalam jangka pendek, faedah terbesar karuan saja jatuh pada Portugis.
Melalui jalur perdagangan baru ke Timur, negeri yang tadinya melarat ini di
pinggiran Eropa yang berbudaya mendadak sontak jadi negeri terkaya di Eropa.
Portugis dengan cepat mendirikan koloni-koloni jajahan di seputar Samudera Indonesia.
Mereka punya benteng-benteng dan pos-pos serdadu di India, Indonesia, Madagaskar, di pantai
timur Afrika dan di banyak tempat lagi. Ini sudah barang tentu merupakan
tambahan belaka dari daerah yang mereka sudah kuasai seperti Brasil dan
daerah-daerah jajahan lainnya di belahan barat Afrika yang sudah mereka bangun
bahkan sebelum perjalanan Vasco Da Gama. Orang-orang Portugis berhasil
mempertahankan daerah-daerah jajahan ini hingga pertengahan abad ke-20.
Pembukaan jalur perdagangan baru ke India oleh Vasco da Gama membawa
akibat kemunduran luar biasa buat pedagang-pedagang Muslim yang tadinya
menguasai jalur perdagangan di Samudera Indonesia. Pedagang-pedagang Muslim
ini segera sepenuhnya dikalahkan dan tempatnya digantikan oleh Portugis. Lebih
jauh dari itu, jalur perdagangan lewat darat antara India ke Eropa menjadi
tidak berguna karena jalur laut lewat Afrika yang dirintis oleh Portugis jauh
lebih murah. Ini merupakan pukulan pahit baik buat orang-orang Turki Ottoman
maupun kota-kota perdagangan Itali (seperti Venesia) yang tadinya menguasai
perdagangan ke Timur. Tetapi, bagi Eropa lainnya ini berarti barang-barang dari
Timur Jauh berharga lebih murah daripada semula.
Akhirnya, pengaruh terbesar dari perjalanan Vasco da Gama tidaklah terhadap
Eropa atau Timur Tengah, tetapi lebih banyak terhadap India dan Asia
Tenggara. Sebelum tahun 1498 India
terpencil dari Eropa. Memang, sepanjang sejarah India merupakan satu negeri
berdiri sendiri, kecuali ada pengaruh luar yang datang dari arah barat laut.
Perjalanan Vasco da Gama mendobrak keterasingan ini dan menyuguhkan hubungan
langsung dengan kebudayaan Eropa lewat jalur laut. Pengaruh serta kekuatan
Eropa tumbuh lebih mantap dan lebih kuat di India, hingga pada pertengahan abad
ke-19 seluruh anak benua itu jatuh ke bawah kekuasaan mahkota kerajaan Inggris.
(Perlu dicatat, inilah satu-satunya saat dalam sejarah bahwa India dipersatukan
di bawah satu penguasa). Sedangkan untuk Indonesia, mulanya sekedar peroleh
pengaruh Eropa, kemudian seluruhnya jatuh di bawah kekuasaan Eropa. Hanya
sesudah pertengahan abad ke-20 daerah-daerah ini memperoleh otonominya.
Tokoh yang jelas bisa disejajarkan dengan Vasco da Gama adalah Christopher
Colombus. Dalam beberapa hal, perbandingan ini memberi kelebihan kepada Vasco
da Gama. Perjalanannya, misalnya, jauh lebih membawa hasil yang mengesankan.
Dan jauh lebih lama dari perjalanan Colombus baik diukur dari jarak maupun
lamanya. Lebih dari tiga kali lipat! Dan memerlukan kelihaian navigasi lebih
banyak. (Colombus, tak peduli berapa dia kehilangan arah, paling-paling dia
tidak menemukan Dunia Baru, sedangkan Vasco da Gama akan kehilangan Tanjung
Harapan dan lenyap entah ke mana di Samudera Indonesia). Lebih jauh dari itu,
tidak seperti Colombus, Vasco da Gama berhasil sampai ke tujuan yang direncanakannya.
Tentu bisa diperdebatkan, Vasco da Gama tidak menemukan Dunia Baru, tetapi
sekedar membuat hubungan antara orang-orang Eropa dengan negeri-negeri yang
memang sudah berpenduduk. Jika demikian halnya, apa bedanya dengan Colombus.
Perjalanan Colombus akhimya punya pengaruh yang luar biasa terhadap
kebudayaan yang belum berkembang di Dunia Baru; perjalanan da Gama akhirnya
menghasilkan perubahan budaya India
dan Indonesia.
Dalam hal menilai arti penting antara Colombus dan Vasco da Gama, satu hal perlu
diingat, kendati Amerika Selatan dan Amerika Utara jauh lebih besar ketimbang
India, tetapi India punya penduduk lebih banyak dari semua penduduk Dunia Baru
digabung jadi satu!
Namun bagaimanapun juga, jelas Colombus lebih berpengaruh luas ketimbang Vasco
da Gama. Pertama, pelayaran mengelilingi Afrika menuju India bukanlah berasal
dari keinginan Vasco da Gama sendiri. Raja Portugislah yang memutuskan mengirim
ekspedisi itu jauh sebelum dia memilih Vasco da Gama untuk memimpinnya.
Sedangkan ekspedisi Colombus muncul dari dorongan Colombus sendiri, dan berkat
pendekatan dan cara merebut hatilah sehingga Ratu Isabella bersedia
menunjangnya dengan keuangan. Kalau saja tidak karena Colombus, Dunia Baru
(walaupun cepat atau lambat akan ditemukan orang juga) baru akan diinjak orang
entah berapa tahun kemudian, dan mungkin oleh warga Eropa lain. Selain itu,
andaikata Vasco da Gama tidak diberanakkan oleh bundanya ke dunia ini, raja
Portugis tinggal pilih orang lain memimpin ekspedisi itu. Bahkan andaikata Vasco
da Gama tidak becus dan gagal, orang Portugis tidak akan menyetop niatnya cari
jalur langsung ke India jika tampak olehnya kemungkinan itu tidak jauh. Dan,
kalau saja Portugis tidak mendirikan pangkalan-pangkalan di sepanjang pantai
barat Afrika, sedikit sekali kemungkinan bangsa-bangsa Eropa lain mampu
menjejakkan kakinya pertama kali di India.
Kedua, pengaruh Eropa atas India dan Timur Jauh tidaklah sebanding dengan
pengaruh Eropa atas Dunia Baru. Kebudayaan India cepat berubah sesudah ada
kontak dengan Barat. Tetapi, dalam tempo beberapa dekade sesudah pelayaran
Colombus, kebudayaan Dunia Baru malahan boleh dibilang hancur luluh. Juga tak
ada persamaan antara India dengan berdirinya Amerika Serikat di Dunia Baru itu.
Seperti halnya orang tidak bisa memberi pujian (atau kutukan) kepada
Christopher Colombus atas semua peristiwa yang terjadi di Dunia Baru, begitu
pula orang tidak bisa menghargai Vasco da Gama dengan semua hasil-hasil dari
adanya kontak antara Eropa dan Timur. Vasco da Gama hanyalah membuat salah satu
mata rantai saja karena banyak lagi orang yang dapat dicatat sebagai perintis:
Henry Sang Navigator, sejumlah pelaut Portugis yang menjelajahi pantai barat
Afrika; Bartolomeus Dias; Vasco da Gama sendiri; para pengganti sesudahnya
(seperti Fransisco de Almeida dan Alfonso d'Albuquerque); dan masih banyak
lagi. Saya pikir, Vasco da Gama hanyalah merupakan mata rantai terpenting
belaka. Tetapi, dia bukanlah orang yang begitu punya peranan penting seperti
dilakukan Christopher Colombus dalam hal Eropanisasi Dunia Baru. Atas dasar
prinsip penting itulah Vasco da Gama dicantumkan dalam daftar buku ini jauh di
bawah Colombus.
Dia itulah, Vasco da Gama, penyelidik Portugis yang menemukan jalur jalan
laut langsung dari Eropa ke India
dengan berlayar mengelilingi Afrika.
Orang-orang Portugis sudah lama mencari jalur ini sejak saat Pangeran Henry
Sang Navigator (1394-1460). Tahun 1488 sebuah ekspedisi Portugis di bawah
pimpinan Bartolomeus Dias telah sampai dan mengitari Tanjung Harapan di ujung
selatan Afrika dan kembali ke Portugis. Dengan keberhasilan ini, Raja Portugis
mahfum bahwa usaha lama mencari jarak terpendek ke India kini hampir mendekati
kenyataan. Tetapi, ada pelbagai penundaan, dan baru tahun 1497 sebuah ekspedisi
ke India
benar-benar dilaksanakan. Untuk memimpin ekspedisi itu raja menunjuk Vasco da
Gama, seorang bangsawan dari kelas rendahan yang lahir sekitar tahun 1460 di kota Sines, Portugis.
Da Gama bongkar sauh tanggal 8 Juli 1497, terdiri empat kapal di bawah
komandonya dengan jumlah kelasi seluruhnya 170 orang termasuk penterjemah
bahasa Arab. Pertama ekspedisi berlayar menuju kepulauan Tanjung Verde. Lalu,
daripada dia telusuri pantai Afrika seperti dilakukan oleh Dias, da Gama
berlayar menuju selatan, jauh di luar Samudera Atlantik. Dia berlayar terus
jauh ke selatan, dan kemudian membelok ke timur mencapai Tanjung Harapan. Ini merupakan
pilihan yang jitu, lebih cepat ketimbang menyusuri pantai ke selatan, biarpun
perbuatan ini memerlukan keberanian lebih banyak dan kelihaian navigasi. Akibat
rute yang dipilihnya, kapal-kapal Gama tidak kelihatan dari daratan selama
tidak kurang dari sembilan puluh tiga hari --lebih lama dua setengah kali dari
yang dialami kapal Colombus!
Da Gama mengitari Tanjung Harapan pada tanggal 22 Nopember, kemudian
berlayar ke utara menyelusuri pantai timur Afrika. Dalam pelayaran ke utara itu
dia membuang sauh di pelbagai kota yang dikuasai orang Muslim, termasuk Mambasa
dan Malindi yang kini bernama Kenya. Di Malindi dia ambil seorang penunjuk
jalan bangsa India yang menuntunnya selama 23 hari melintasi Laut Arab menuju
India. Tanggal 20 Mei 1498, sekitar 10 bulan sesudah keberangkatannya dari
Portugis da Gama sampai di Calicut, kota pusat perdagangan paling penting di
India bagian selatan. Penguasa Hindu di Calicut, Zamorin, mulanya menyambut
baik kedatangan da Gama. Tetapi, kemudian Zamorin merasa kecewa karena hadiah
upeti yang dipersembahkan da Gama kelewat murah harganya. Berkaitan dengan
kekejaman pedagang-pedagang Muslim yang menguasai rute jalan perdagangan di
Samudera Hindia, ini menjadi halangan buat da Gama meneruskan transaksi dagang
dengan Zamorin. Kendati begitu, ketika da Gama meninggalkan Calicut bulan
Agustus, da Gama diberi muatan rupa-rupa rempah-rempah agar disampaikan kepada
pemerintahnya di Portugis, begitu juga sejumlah orang India.
Perjalanan pulang rupanya lebih sulit ketimbang pergi. Makan jangka waktu
sekitar 3 bulan melintasi Laut Arab dan banyak awak kapal yang mati karena
penyakit darah akibat kebanyakan makan daging tetapi kekurangan buah dan
tumbuhan. Akhirnya cuma dua kapal selamat sampai di rumah: kapal pertama
berlabuh di Portugis tanggal 10 Juli 1499 dan kapal da Gama sendiri baru sampai
2 bulan kemudian. Hanya 55 anak buahnya dapat bertahan hidup, berarti kurang
dari sepertiga tatkala berangkat memulai pengembaraan. Tetapi, ketika da Gama
kembali ke Lisabon tanggal 9 September 1499, baik dia maupun Raja memahami
betul bahwa perjalanan dua tahun itu merupakan suatu sukses besar.
Enam bulan kemudian, Raja Portugis kirim lagi ekspedisi lanjutan di bawah
pimpinan Pedro Alvares Cabral. Cabral tiba pada saat yang tepat di India, menemukan
rute perjalanan ke Brazil
(kendati para historikus percaya bahwa sudah ada orang Portugis lain yang
menemukannya lebih dulu), dan kembali ke Portugis membawa tumpukan
rempah-rempah. Tetapi, beberapa anak buah Cabral terbunuh di Calicut sehingga
tahun 1502 da Gama dikirim kembali ke sana untuk melakukan hukuman pembalasan,
membawa armada yang terdiri dari 20 kapal.
Tingkah laku da Gama dalam ekspedisi ini betul-betul ganas. Di luar perairan
pantai India
dia merampas sebuah kapal Arab yang sedang lewat dan sesudah memindahkan
muatannya tetapi tidak penumpangnya, dia bakar kapal itu di tengah laut.
Kesemua penumpang yang ada di atas kapal, termasuk wanita dan anak-anak,
musnah. Ketika dia sampai di Calicut da Gama dengan congkak minta agar Zamorin
mengahalau semua Muslim dari pelabuhan. Ketika Zamorin bimbang, da Gama
menangkapnya dan membunuhnya, dan menyisihkan 37 pelaut-pelaut India lantas
dibomnya pelabuhan itu. Murka tetapi tak berdaya orang-orang Zamorin
mengabulkan permintaan da Gama. Dalam perjalanan pulang da Gama mendirikan
beberapa koloni Portugis di Afrika Timur.
Untuk hasil karya ini dia peroleh hadiah besar dari Raja Portugis, diberi
gelar kebangsawanan, diberi perkebunan, diberi jaminan pensiun dan rupa-rupa
hadiah uang. Da Gama tidak kembali ke India hingga tahun 1524 ketika Raja baru
Portugis mengangkatnya jadi Raja muda India. Beberapa bulan sesudah tiba di
India dia jatuh sakit dan meninggal di sana bulan Desember 1524. Dia akhirnya
dimakamkan kembali di Lisabon. Da Gama beristri dan punya tujuh anak.
Arti penting utama perjalanan Vasco da Gama adalah karena dia membuka jalur
laut langsung antara Eropa dan India
serta Timur Jauh, yang faedahnya bisa turut dikecap oleh banyak negara.
Dalam jangka pendek, faedah terbesar karuan saja jatuh pada Portugis.
Melalui jalur perdagangan baru ke Timur, negeri yang tadinya melarat ini di
pinggiran Eropa yang berbudaya mendadak sontak jadi negeri terkaya di Eropa.
Portugis dengan cepat mendirikan koloni-koloni jajahan di seputar Samudera Indonesia.
Mereka punya benteng-benteng dan pos-pos serdadu di India, Indonesia, Madagaskar, di pantai
timur Afrika dan di banyak tempat lagi. Ini sudah barang tentu merupakan
tambahan belaka dari daerah yang mereka sudah kuasai seperti Brasil dan
daerah-daerah jajahan lainnya di belahan barat Afrika yang sudah mereka bangun
bahkan sebelum perjalanan Vasco Da Gama. Orang-orang Portugis berhasil
mempertahankan daerah-daerah jajahan ini hingga pertengahan abad ke-20.
Pembukaan jalur perdagangan baru ke India oleh Vasco da Gama membawa
akibat kemunduran luar biasa buat pedagang-pedagang Muslim yang tadinya
menguasai jalur perdagangan di Samudera Indonesia. Pedagang-pedagang Muslim
ini segera sepenuhnya dikalahkan dan tempatnya digantikan oleh Portugis. Lebih
jauh dari itu, jalur perdagangan lewat darat antara India ke Eropa menjadi
tidak berguna karena jalur laut lewat Afrika yang dirintis oleh Portugis jauh
lebih murah. Ini merupakan pukulan pahit baik buat orang-orang Turki Ottoman
maupun kota-kota perdagangan Itali (seperti Venesia) yang tadinya menguasai
perdagangan ke Timur. Tetapi, bagi Eropa lainnya ini berarti barang-barang dari
Timur Jauh berharga lebih murah daripada semula.
Akhirnya, pengaruh terbesar dari perjalanan Vasco da Gama tidaklah terhadap
Eropa atau Timur Tengah, tetapi lebih banyak terhadap India dan Asia
Tenggara. Sebelum tahun 1498 India
terpencil dari Eropa. Memang, sepanjang sejarah India merupakan satu negeri
berdiri sendiri, kecuali ada pengaruh luar yang datang dari arah barat laut.
Perjalanan Vasco da Gama mendobrak keterasingan ini dan menyuguhkan hubungan
langsung dengan kebudayaan Eropa lewat jalur laut. Pengaruh serta kekuatan
Eropa tumbuh lebih mantap dan lebih kuat di India, hingga pada pertengahan abad
ke-19 seluruh anak benua itu jatuh ke bawah kekuasaan mahkota kerajaan Inggris.
(Perlu dicatat, inilah satu-satunya saat dalam sejarah bahwa India dipersatukan
di bawah satu penguasa). Sedangkan untuk Indonesia, mulanya sekedar peroleh
pengaruh Eropa, kemudian seluruhnya jatuh di bawah kekuasaan Eropa. Hanya
sesudah pertengahan abad ke-20 daerah-daerah ini memperoleh otonominya.
Tokoh yang jelas bisa disejajarkan dengan Vasco da Gama adalah Christopher
Colombus. Dalam beberapa hal, perbandingan ini memberi kelebihan kepada Vasco
da Gama. Perjalanannya, misalnya, jauh lebih membawa hasil yang mengesankan.
Dan jauh lebih lama dari perjalanan Colombus baik diukur dari jarak maupun
lamanya. Lebih dari tiga kali lipat! Dan memerlukan kelihaian navigasi lebih
banyak. (Colombus, tak peduli berapa dia kehilangan arah, paling-paling dia
tidak menemukan Dunia Baru, sedangkan Vasco da Gama akan kehilangan Tanjung
Harapan dan lenyap entah ke mana di Samudera Indonesia). Lebih jauh dari itu,
tidak seperti Colombus, Vasco da Gama berhasil sampai ke tujuan yang direncanakannya.
Tentu bisa diperdebatkan, Vasco da Gama tidak menemukan Dunia Baru, tetapi
sekedar membuat hubungan antara orang-orang Eropa dengan negeri-negeri yang
memang sudah berpenduduk. Jika demikian halnya, apa bedanya dengan Colombus.
Perjalanan Colombus akhimya punya pengaruh yang luar biasa terhadap
kebudayaan yang belum berkembang di Dunia Baru; perjalanan da Gama akhirnya
menghasilkan perubahan budaya India
dan Indonesia.
Dalam hal menilai arti penting antara Colombus dan Vasco da Gama, satu hal perlu
diingat, kendati Amerika Selatan dan Amerika Utara jauh lebih besar ketimbang
India, tetapi India punya penduduk lebih banyak dari semua penduduk Dunia Baru
digabung jadi satu!
Namun bagaimanapun juga, jelas Colombus lebih berpengaruh luas ketimbang Vasco
da Gama. Pertama, pelayaran mengelilingi Afrika menuju India bukanlah berasal
dari keinginan Vasco da Gama sendiri. Raja Portugislah yang memutuskan mengirim
ekspedisi itu jauh sebelum dia memilih Vasco da Gama untuk memimpinnya.
Sedangkan ekspedisi Colombus muncul dari dorongan Colombus sendiri, dan berkat
pendekatan dan cara merebut hatilah sehingga Ratu Isabella bersedia
menunjangnya dengan keuangan. Kalau saja tidak karena Colombus, Dunia Baru
(walaupun cepat atau lambat akan ditemukan orang juga) baru akan diinjak orang
entah berapa tahun kemudian, dan mungkin oleh warga Eropa lain. Selain itu,
andaikata Vasco da Gama tidak diberanakkan oleh bundanya ke dunia ini, raja
Portugis tinggal pilih orang lain memimpin ekspedisi itu. Bahkan andaikata Vasco
da Gama tidak becus dan gagal, orang Portugis tidak akan menyetop niatnya cari
jalur langsung ke India jika tampak olehnya kemungkinan itu tidak jauh. Dan,
kalau saja Portugis tidak mendirikan pangkalan-pangkalan di sepanjang pantai
barat Afrika, sedikit sekali kemungkinan bangsa-bangsa Eropa lain mampu
menjejakkan kakinya pertama kali di India.
Kedua, pengaruh Eropa atas India dan Timur Jauh tidaklah sebanding dengan
pengaruh Eropa atas Dunia Baru. Kebudayaan India cepat berubah sesudah ada
kontak dengan Barat. Tetapi, dalam tempo beberapa dekade sesudah pelayaran
Colombus, kebudayaan Dunia Baru malahan boleh dibilang hancur luluh. Juga tak
ada persamaan antara India dengan berdirinya Amerika Serikat di Dunia Baru itu.
Seperti halnya orang tidak bisa memberi pujian (atau kutukan) kepada
Christopher Colombus atas semua peristiwa yang terjadi di Dunia Baru, begitu
pula orang tidak bisa menghargai Vasco da Gama dengan semua hasil-hasil dari
adanya kontak antara Eropa dan Timur. Vasco da Gama hanyalah membuat salah satu
mata rantai saja karena banyak lagi orang yang dapat dicatat sebagai perintis:
Henry Sang Navigator, sejumlah pelaut Portugis yang menjelajahi pantai barat
Afrika; Bartolomeus Dias; Vasco da Gama sendiri; para pengganti sesudahnya
(seperti Fransisco de Almeida dan Alfonso d'Albuquerque); dan masih banyak
lagi. Saya pikir, Vasco da Gama hanyalah merupakan mata rantai terpenting
belaka. Tetapi, dia bukanlah orang yang begitu punya peranan penting seperti
dilakukan Christopher Colombus dalam hal Eropanisasi Dunia Baru. Atas dasar
prinsip penting itulah Vasco da Gama dicantumkan dalam daftar buku ini jauh di
bawah Colombus.
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as