Sekarang ini peralatan audio bukan hanya para SE dan studio rekaman saja
yang beli. Melainkan mulai dari anak SMA dan Musisi yang mencoba
rekaman sendiri di rumah. Banyak dari para pendatang baru di bidang
audio ini yang punya kesulitan untuk mendapatkan hasil mixing yang pro.
Hasil mixing kedengeran nya sudah oke, tapi koq ada yang kurang ya???
Well,
kita semua tahu bahwa hasil yang pro perlu pengalaman dan ngga bisa
didapat dengan singkat. Tapi saya coba kasih beberapa tips yang mudah2
an bisa mempercepat teman2 sound engineer yang baru beli alat dan masih
bingung untuk cari sound "pro" tersebut.
1. Monitoring Level.
Mungkin karena takut telinga lelah atau tak mau ganggu teman yang lagi
tidur di studio, beberapa orang mixing dengan volume yang pelan. Ini
tidak baik. Kalau anda mixing dengan volume yang terlalu pelan, maka
kemungkinan besar hasil mixing anda akan kebanyakan bass. Ada hubungan
nya dengan teori kurva fletcher / munson yang singkatnya mengatakan
bahwa telinga manusia pada saat volume rendah tak seberapa sensitif pada
low & high frequency. Coba saat anda mixing dengan volume rendah,
setelah selesai lalu naikkan volume nya. Mungkin anda akan merasakan,
lho ternyata bass nya kegedean ya??
Tetapi perlu diingat, bukan
berarti anda harus mixing dengan volume yang kuat. Apabila mixing dengan
volume yang kuat dalam jangka waktu panjang, sangat be-resiko bagi
pendengaran anda. Karena itu saat mixing volume level yang baik biasanya
sekitar 85 dB. Patokan nya apabila anda masih dapat mendengar teman
anda berbicara dalam jarak 1 meter, maka artinya masih oke.
2.
Hasil akhir yang mendem.Ini juga masalah rutin yang banyak terjadi
hehehe. Kalau anda perhatikan ada beberapa CD pro yang bright, high
frequency dan tidak mendem. Sedangkan kalau anda coba EQ pasti akan
sakit ke telinga, dan tak mendapatkan sound spt itu. Lalu itu sound
apa?? Jawabnya adalah HARMONIC. Jadi kalau mau cari sound itu musti beli
alat yang namanya exciter, vitalizer, dsb yang akan meng create
harmonic content untuk musik anda. Cara kerja nya exciter adalah dia
akan me-recreate high frequency yang hilang atau tidak ada dari sana
nya. Jadi beda dengan EQ. Hati2 dengan penggunaan exciter karena mungkin
bisa jadi anda tidak menyadari terlalu banyak memberi exciter. Apalagi
kalau pada master fader. Tahu2 hasil mixing anda terlalu bright jadi
nya.
3. Experiment dengan Reverb.
Pertama kali, reverb
harus ditaruh di fx channel atau aux channel. Jangan di insert karena
akan menghabiskan CPU anda.
Carilah reverb yang baik bunyi nya.
Jangan sembarang ambil reverb lalu pakai preset. Penggunaan reverb yang
salah akan menyebabkan hasil mixing terdengar amatir, dan tak dapat
diperbaiki saat mastering. Misal nya vocal yang seperti di dalam sumur,
atau snare reverb yang jadul dsb.
Experiment lah dengan reverb,
misalnya gunakan reverb dengan karakteristik bright untuk vocal dengan
reverb time agak panjang ( apabila lagu nya slow ). Lalu untuk snare
gunakan karakteristik mid dengan reverb time dan pre delay yang berbeda.
Semakin anda ber eksperiment, maka semakin banyak yang anda temui dan
membuat hasil mixing lebih terdengar pro.
4. Gunakan EQ
seperlu nya.
Selalu usahakan untuk mendapatkan hasil yang di inginkan
pada saat tracking. Ingatlah pepatah "Rubbish in Rubbish out". Secara
pribadi saya selalu mencoba mixing tanpa menggunakan EQ sama sekali.
Tapi sayangnya di sini sering dapat job hasil tracking orang lain.
Semakin parah material nya, terpaksa deh menggunakan banyak EQ
5.
Gunakan Compressor seperlu nya.
Kalau misal nya bisa kelihatan di
graphic nya misalnya waktu intro pelan, lalu waktu ref jadi kencang,
gunakan aja automation untuk menyamakan nya. Sound nya lebih natural
lho. Dan untuk yang baru coba2 pake compressor, kalau settingan ngga
benar malah buat sound nya jadi ngga enak. Ngga percaya? Coba experiment
dengan sound yg agak fluktuatif. Misal nya acoustic guitar yang
petikan, taruh compressor hingga didapat Gain Reduction sekitar 6 dB.
Lalu setting attack 5 ms, release 10 ms. Gimana hasil nya? Kemungkinan
besar sound nya akan terdengar pecah.
6. Pakailah Speaker
Flat
Speaker flat itu netral artinya tidak ada frequency yg di boost,
juga dia lebih detil dalam me reproduksi suara. Misalnya yang ngga akan
kedengeran di speaker rumah spt background noise, akan terdengar di
speaker flat. Juga speaker rumah sangat sulit untuk fine tuning
parameter. Reverb panjang dan pendek ngga jelas beda nya. Lalu suara
bass dan oboe jadi mirip hehehe. Begitu juga susah waktu meng EQ
instrument.
Tapi memang banyak yg tertipu dengan speaker flat
karena belum biasa. Biasa nya dengar speaker rumah yg bass nya mantap,
lho koq di speaker flat ngga gitu berasa. Jadi nya pas mixing di speaker
flat kegedean bass nya. Begitu juga dengan treble.
sumber: my blog... http://cimoe.wordpress.com
yang beli. Melainkan mulai dari anak SMA dan Musisi yang mencoba
rekaman sendiri di rumah. Banyak dari para pendatang baru di bidang
audio ini yang punya kesulitan untuk mendapatkan hasil mixing yang pro.
Hasil mixing kedengeran nya sudah oke, tapi koq ada yang kurang ya???
Well,
kita semua tahu bahwa hasil yang pro perlu pengalaman dan ngga bisa
didapat dengan singkat. Tapi saya coba kasih beberapa tips yang mudah2
an bisa mempercepat teman2 sound engineer yang baru beli alat dan masih
bingung untuk cari sound "pro" tersebut.
1. Monitoring Level.
Mungkin karena takut telinga lelah atau tak mau ganggu teman yang lagi
tidur di studio, beberapa orang mixing dengan volume yang pelan. Ini
tidak baik. Kalau anda mixing dengan volume yang terlalu pelan, maka
kemungkinan besar hasil mixing anda akan kebanyakan bass. Ada hubungan
nya dengan teori kurva fletcher / munson yang singkatnya mengatakan
bahwa telinga manusia pada saat volume rendah tak seberapa sensitif pada
low & high frequency. Coba saat anda mixing dengan volume rendah,
setelah selesai lalu naikkan volume nya. Mungkin anda akan merasakan,
lho ternyata bass nya kegedean ya??
Tetapi perlu diingat, bukan
berarti anda harus mixing dengan volume yang kuat. Apabila mixing dengan
volume yang kuat dalam jangka waktu panjang, sangat be-resiko bagi
pendengaran anda. Karena itu saat mixing volume level yang baik biasanya
sekitar 85 dB. Patokan nya apabila anda masih dapat mendengar teman
anda berbicara dalam jarak 1 meter, maka artinya masih oke.
2.
Hasil akhir yang mendem.Ini juga masalah rutin yang banyak terjadi
hehehe. Kalau anda perhatikan ada beberapa CD pro yang bright, high
frequency dan tidak mendem. Sedangkan kalau anda coba EQ pasti akan
sakit ke telinga, dan tak mendapatkan sound spt itu. Lalu itu sound
apa?? Jawabnya adalah HARMONIC. Jadi kalau mau cari sound itu musti beli
alat yang namanya exciter, vitalizer, dsb yang akan meng create
harmonic content untuk musik anda. Cara kerja nya exciter adalah dia
akan me-recreate high frequency yang hilang atau tidak ada dari sana
nya. Jadi beda dengan EQ. Hati2 dengan penggunaan exciter karena mungkin
bisa jadi anda tidak menyadari terlalu banyak memberi exciter. Apalagi
kalau pada master fader. Tahu2 hasil mixing anda terlalu bright jadi
nya.
3. Experiment dengan Reverb.
Pertama kali, reverb
harus ditaruh di fx channel atau aux channel. Jangan di insert karena
akan menghabiskan CPU anda.
Carilah reverb yang baik bunyi nya.
Jangan sembarang ambil reverb lalu pakai preset. Penggunaan reverb yang
salah akan menyebabkan hasil mixing terdengar amatir, dan tak dapat
diperbaiki saat mastering. Misal nya vocal yang seperti di dalam sumur,
atau snare reverb yang jadul dsb.
Experiment lah dengan reverb,
misalnya gunakan reverb dengan karakteristik bright untuk vocal dengan
reverb time agak panjang ( apabila lagu nya slow ). Lalu untuk snare
gunakan karakteristik mid dengan reverb time dan pre delay yang berbeda.
Semakin anda ber eksperiment, maka semakin banyak yang anda temui dan
membuat hasil mixing lebih terdengar pro.
4. Gunakan EQ
seperlu nya.
Selalu usahakan untuk mendapatkan hasil yang di inginkan
pada saat tracking. Ingatlah pepatah "Rubbish in Rubbish out". Secara
pribadi saya selalu mencoba mixing tanpa menggunakan EQ sama sekali.
Tapi sayangnya di sini sering dapat job hasil tracking orang lain.
Semakin parah material nya, terpaksa deh menggunakan banyak EQ
5.
Gunakan Compressor seperlu nya.
Kalau misal nya bisa kelihatan di
graphic nya misalnya waktu intro pelan, lalu waktu ref jadi kencang,
gunakan aja automation untuk menyamakan nya. Sound nya lebih natural
lho. Dan untuk yang baru coba2 pake compressor, kalau settingan ngga
benar malah buat sound nya jadi ngga enak. Ngga percaya? Coba experiment
dengan sound yg agak fluktuatif. Misal nya acoustic guitar yang
petikan, taruh compressor hingga didapat Gain Reduction sekitar 6 dB.
Lalu setting attack 5 ms, release 10 ms. Gimana hasil nya? Kemungkinan
besar sound nya akan terdengar pecah.
6. Pakailah Speaker
Flat
Speaker flat itu netral artinya tidak ada frequency yg di boost,
juga dia lebih detil dalam me reproduksi suara. Misalnya yang ngga akan
kedengeran di speaker rumah spt background noise, akan terdengar di
speaker flat. Juga speaker rumah sangat sulit untuk fine tuning
parameter. Reverb panjang dan pendek ngga jelas beda nya. Lalu suara
bass dan oboe jadi mirip hehehe. Begitu juga susah waktu meng EQ
instrument.
Tapi memang banyak yg tertipu dengan speaker flat
karena belum biasa. Biasa nya dengar speaker rumah yg bass nya mantap,
lho koq di speaker flat ngga gitu berasa. Jadi nya pas mixing di speaker
flat kegedean bass nya. Begitu juga dengan treble.
sumber: my blog... http://cimoe.wordpress.com
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as