Muhammad Abduh
SEBAGAI AKTIVIS DAN PEMBAHARU
Muhammad Abduh adalah tokoh pembaharu Islam yang kontroversial pada zamannya. Karena pada masa itu atmosfer umum di Al-Azhar pada saat Abduh belajar disana sedang suram, begitu Syaikh Muhammad Mustafa Al-Maraghi menggambarkan lingkungan semasa Abduh menuntut ilmu. Inilah yang melahirkan obsesi yang besar dalam diri ‘Abduh untuk melakukan pembaruan pendidikan.
Ia dilahirkan di pedusunan Mesir , di delta sungai pada 1849. Tetapi semangatnya yang menyala-nyala untuk menuntut ilmu, sehingga pada usia 12 tahun ia sudah hapal Al-Qur’an tanpa melalui pendidikan sekolah Al-Qur’an. Ketika berusia tiga belas tahun, ‘Abduh dibawa ke Tanta untuk belajar di Masjid Ahmadi. Masjid ini kedudukannya dianggap nomor dua setelah Universitas Al-Azhar, dari segi tempat belajar Al-Quran dan menghapalnya. Namun ia kecewa dengan sistem pendidikan tersebut, dan bertekad untuk tidak kembali ke kehidupan akademis. Pada usia enam belas tahun, dia menikah.
Tak lama setelah ini, paman ‘Abduh . seorang Syaikh (guru spritual) Darwisy Khadr, memberikan antusiasme dalam diri anak muda ini untuk cinta terhadap ilmu dan agama. Kemudian pada tahun 1866 ‘Abduh meninggalkan keluarga dan istrinya, menuju kairo untuk belajar di Al-Azhar. Disinipun ia kecewa karena ternyata apa yang diajarkan di Al-Azhar sama dengan yang di Tanta, yaitu suka menonjolkan ilmu dan penghapalan di keluar kepala tanpa memahami.
Tiga tahun setelah ‘Abduh mulai bekerja di Al-Azhar, Jamaluddin Al-Afghani datang ke Mesir. Segera saja ‘Abduh bergabung dengannya. Di bawah bimbingan Afghani, ‘Abduh mulai memperluas studinya sampai meliputi filsafat dan ilmu sosial serta politik. Perkenalannya dengan Afghani ini membawanya pada dunia aktivisme politik, yang berjuang untuk melawan intervensi Eropa ke negeri mereka.
Pada 1878, ‘Abduh mendapat tugas mengajar di perguruan tinggi Dar Al-‘Ulum yang baru saja didirikan. Dia memanfaatkan ini sebagai peluang untuk berbicara dan menulis soal politik dan sosial, dan khususnya tentang pendidikan nasional. Ketika ‘Abduh semakin kritis terhadap metode dan tindakan pemimpin politik dan militer negeri ini, posisinya menjadi sangat terancam. Akhirnya dia terpaksa memilih antara sikap nasionalis dan kebijakan pro-Inggeris Khedive. ‘Abduh memilih yang pertama. Akibatnya ia harus diasingkan dari Mesir. Ketika sedang mencari perlindungan di Beirut, ia menerima undangan dari sahabatnya Afghani, untuk bergabung bersamanya di Paris. Di sini mereka mendirikan organisasi dan koran Al-‘Urwat Al-Wutsqa’ (mata rantai terkuat ) dengan nama sama, yang didekasikan untuk tujuan umum memberi peringatan kepada masyarakat non-Barat tentang bahaya intervensi Erapa, dan tujuan khusus membebaskan Mesir dari pendudukan Inggeris.
Organisasi ini pada akhirnya bubar. ‘Abduh pun kemudian balik ke Beirut. Di Beirut dia jadi guru di sebuah sekolah Muslim. Rumahnya menjadi pusat kaum muda dari berbagai keyakinan – Muslim, Kristen, Druze- yang terpesona oleh gaya mengajarnya. Karya teologisnya yang penting, Risalah At-Tauhid , berdasar pada berbagai kuliah yang disampaikan selama berada di Beirut.
Pada 1888, Khedive mengizinkan pulang ke kairo. Karena tidak boleh mengajar, mengingat dia dianggap terlalu berpengaruh pada kaum muda, dia diangkat menjadi hakim di ‘pengadilan penduduk asli’ yang didirikan untuk menerapkan aturan hukum Khedive. Dia kemudian menjadi anggota dewan administratif Al-Azhar paa tahun 1895. Tepat sebelum pergantian abad, dia diangkat menjadi Mufti Besar Mesir. Ketika berada di posisi ini, dia mengusulkan berbagai perubahan sistem pengadilan agama dan melanjutklan perjuangannya memperbaharui pendidikan di Mesir.
Tokoh yang yang gigih dalam melakukan pembaruan ini meninggal pada 11 Juli 1905. Banyaknya orang yang memberikan hormat di Kairo dan Aleksandria, membuktikan betapa besar penghormatan orang kepada dirinya. Sang pembaharu ini telah tiada namun pikiran-pikiranya dapat kita baca dalam sejumlah risalahnya, agar generasi muslim mendatang dapat meneruskan teladannya. ®
SEBAGAI AKTIVIS DAN PEMBAHARU
Muhammad Abduh adalah tokoh pembaharu Islam yang kontroversial pada zamannya. Karena pada masa itu atmosfer umum di Al-Azhar pada saat Abduh belajar disana sedang suram, begitu Syaikh Muhammad Mustafa Al-Maraghi menggambarkan lingkungan semasa Abduh menuntut ilmu. Inilah yang melahirkan obsesi yang besar dalam diri ‘Abduh untuk melakukan pembaruan pendidikan.
Ia dilahirkan di pedusunan Mesir , di delta sungai pada 1849. Tetapi semangatnya yang menyala-nyala untuk menuntut ilmu, sehingga pada usia 12 tahun ia sudah hapal Al-Qur’an tanpa melalui pendidikan sekolah Al-Qur’an. Ketika berusia tiga belas tahun, ‘Abduh dibawa ke Tanta untuk belajar di Masjid Ahmadi. Masjid ini kedudukannya dianggap nomor dua setelah Universitas Al-Azhar, dari segi tempat belajar Al-Quran dan menghapalnya. Namun ia kecewa dengan sistem pendidikan tersebut, dan bertekad untuk tidak kembali ke kehidupan akademis. Pada usia enam belas tahun, dia menikah.
Tak lama setelah ini, paman ‘Abduh . seorang Syaikh (guru spritual) Darwisy Khadr, memberikan antusiasme dalam diri anak muda ini untuk cinta terhadap ilmu dan agama. Kemudian pada tahun 1866 ‘Abduh meninggalkan keluarga dan istrinya, menuju kairo untuk belajar di Al-Azhar. Disinipun ia kecewa karena ternyata apa yang diajarkan di Al-Azhar sama dengan yang di Tanta, yaitu suka menonjolkan ilmu dan penghapalan di keluar kepala tanpa memahami.
Tiga tahun setelah ‘Abduh mulai bekerja di Al-Azhar, Jamaluddin Al-Afghani datang ke Mesir. Segera saja ‘Abduh bergabung dengannya. Di bawah bimbingan Afghani, ‘Abduh mulai memperluas studinya sampai meliputi filsafat dan ilmu sosial serta politik. Perkenalannya dengan Afghani ini membawanya pada dunia aktivisme politik, yang berjuang untuk melawan intervensi Eropa ke negeri mereka.
Pada 1878, ‘Abduh mendapat tugas mengajar di perguruan tinggi Dar Al-‘Ulum yang baru saja didirikan. Dia memanfaatkan ini sebagai peluang untuk berbicara dan menulis soal politik dan sosial, dan khususnya tentang pendidikan nasional. Ketika ‘Abduh semakin kritis terhadap metode dan tindakan pemimpin politik dan militer negeri ini, posisinya menjadi sangat terancam. Akhirnya dia terpaksa memilih antara sikap nasionalis dan kebijakan pro-Inggeris Khedive. ‘Abduh memilih yang pertama. Akibatnya ia harus diasingkan dari Mesir. Ketika sedang mencari perlindungan di Beirut, ia menerima undangan dari sahabatnya Afghani, untuk bergabung bersamanya di Paris. Di sini mereka mendirikan organisasi dan koran Al-‘Urwat Al-Wutsqa’ (mata rantai terkuat ) dengan nama sama, yang didekasikan untuk tujuan umum memberi peringatan kepada masyarakat non-Barat tentang bahaya intervensi Erapa, dan tujuan khusus membebaskan Mesir dari pendudukan Inggeris.
Organisasi ini pada akhirnya bubar. ‘Abduh pun kemudian balik ke Beirut. Di Beirut dia jadi guru di sebuah sekolah Muslim. Rumahnya menjadi pusat kaum muda dari berbagai keyakinan – Muslim, Kristen, Druze- yang terpesona oleh gaya mengajarnya. Karya teologisnya yang penting, Risalah At-Tauhid , berdasar pada berbagai kuliah yang disampaikan selama berada di Beirut.
Pada 1888, Khedive mengizinkan pulang ke kairo. Karena tidak boleh mengajar, mengingat dia dianggap terlalu berpengaruh pada kaum muda, dia diangkat menjadi hakim di ‘pengadilan penduduk asli’ yang didirikan untuk menerapkan aturan hukum Khedive. Dia kemudian menjadi anggota dewan administratif Al-Azhar paa tahun 1895. Tepat sebelum pergantian abad, dia diangkat menjadi Mufti Besar Mesir. Ketika berada di posisi ini, dia mengusulkan berbagai perubahan sistem pengadilan agama dan melanjutklan perjuangannya memperbaharui pendidikan di Mesir.
Tokoh yang yang gigih dalam melakukan pembaruan ini meninggal pada 11 Juli 1905. Banyaknya orang yang memberikan hormat di Kairo dan Aleksandria, membuktikan betapa besar penghormatan orang kepada dirinya. Sang pembaharu ini telah tiada namun pikiran-pikiranya dapat kita baca dalam sejumlah risalahnya, agar generasi muslim mendatang dapat meneruskan teladannya. ®
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as