Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    Muhammad Abduh

    admin
    admin
    Admin
    Admin


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 688
    Join date : 19.03.10
    Age : 37
    Lokasi : Malang-Indonesia

    Muhammad Abduh Empty Muhammad Abduh

    Post by admin Sun Feb 06, 2011 10:07 pm

    Muhammad Abduh

    SEBAGAI AKTIVIS DAN PEMBAHARU



    Muhammad Abduh adalah tokoh pembaharu Islam yang kontroversial pada zamannya. Karena pada masa itu atmosfer umum di Al-Azhar pada saat Abduh belajar disana sedang suram, begitu Syaikh Muhammad Mustafa Al-Maraghi menggambarkan lingkungan semasa Abduh menuntut ilmu. Inilah yang melahirkan obsesi yang besar dalam diri ‘Abduh untuk melakukan pembaruan pendidikan.

    Ia dilahirkan di pedusunan Mesir , di delta sungai pada 1849. Tetapi semangatnya yang menyala-nyala untuk menuntut ilmu, sehingga pada usia 12 tahun ia sudah hapal Al-Qur’an tanpa melalui pendidikan sekolah Al-Qur’an. Ketika berusia tiga belas tahun, ‘Abduh dibawa ke Tanta untuk belajar di Masjid Ahmadi. Masjid ini kedudukannya dianggap nomor dua setelah Universitas Al-Azhar, dari segi tempat belajar Al-Quran dan menghapalnya. Namun ia kecewa dengan sistem pendidikan tersebut, dan bertekad untuk tidak kembali ke kehidupan akademis. Pada usia enam belas tahun, dia menikah.

    Tak lama setelah ini, paman ‘Abduh . seorang Syaikh (guru spritual) Darwisy Khadr, memberikan antusiasme dalam diri anak muda ini untuk cinta terhadap ilmu dan agama. Kemudian pada tahun 1866 ‘Abduh meninggalkan keluarga dan istrinya, menuju kairo untuk belajar di Al-Azhar. Disinipun ia kecewa karena ternyata apa yang diajarkan di Al-Azhar sama dengan yang di Tanta, yaitu suka menonjolkan ilmu dan penghapalan di keluar kepala tanpa memahami.

    Tiga tahun setelah ‘Abduh mulai bekerja di Al-Azhar, Jamaluddin Al-Afghani datang ke Mesir. Segera saja ‘Abduh bergabung dengannya. Di bawah bimbingan Afghani, ‘Abduh mulai memperluas studinya sampai meliputi filsafat dan ilmu sosial serta politik. Perkenalannya dengan Afghani ini membawanya pada dunia aktivisme politik, yang berjuang untuk melawan intervensi Eropa ke negeri mereka.

    Pada 1878, ‘Abduh mendapat tugas mengajar di perguruan tinggi Dar Al-‘Ulum yang baru saja didirikan. Dia memanfaatkan ini sebagai peluang untuk berbicara dan menulis soal politik dan sosial, dan khususnya tentang pendidikan nasional. Ketika ‘Abduh semakin kritis terhadap metode dan tindakan pemimpin politik dan militer negeri ini, posisinya menjadi sangat terancam. Akhirnya dia terpaksa memilih antara sikap nasionalis dan kebijakan pro-Inggeris Khedive. ‘Abduh memilih yang pertama. Akibatnya ia harus diasingkan dari Mesir. Ketika sedang mencari perlindungan di Beirut, ia menerima undangan dari sahabatnya Afghani, untuk bergabung bersamanya di Paris. Di sini mereka mendirikan organisasi dan koran Al-‘Urwat Al-Wutsqa’ (mata rantai terkuat ) dengan nama sama, yang didekasikan untuk tujuan umum memberi peringatan kepada masyarakat non-Barat tentang bahaya intervensi Erapa, dan tujuan khusus membebaskan Mesir dari pendudukan Inggeris.

    Organisasi ini pada akhirnya bubar. ‘Abduh pun kemudian balik ke Beirut. Di Beirut dia jadi guru di sebuah sekolah Muslim. Rumahnya menjadi pusat kaum muda dari berbagai keyakinan – Muslim, Kristen, Druze- yang terpesona oleh gaya mengajarnya. Karya teologisnya yang penting, Risalah At-Tauhid , berdasar pada berbagai kuliah yang disampaikan selama berada di Beirut.

    Pada 1888, Khedive mengizinkan pulang ke kairo. Karena tidak boleh mengajar, mengingat dia dianggap terlalu berpengaruh pada kaum muda, dia diangkat menjadi hakim di ‘pengadilan penduduk asli’ yang didirikan untuk menerapkan aturan hukum Khedive. Dia kemudian menjadi anggota dewan administratif Al-Azhar paa tahun 1895. Tepat sebelum pergantian abad, dia diangkat menjadi Mufti Besar Mesir. Ketika berada di posisi ini, dia mengusulkan berbagai perubahan sistem pengadilan agama dan melanjutklan perjuangannya memperbaharui pendidikan di Mesir.

    Tokoh yang yang gigih dalam melakukan pembaruan ini meninggal pada 11 Juli 1905. Banyaknya orang yang memberikan hormat di Kairo dan Aleksandria, membuktikan betapa besar penghormatan orang kepada dirinya. Sang pembaharu ini telah tiada namun pikiran-pikiranya dapat kita baca dalam sejumlah risalahnya, agar generasi muslim mendatang dapat meneruskan teladannya. ®



      Waktu sekarang Sat Nov 23, 2024 6:44 pm