Pendeta R Muhammad Nurdin: “Supaya Mereka Mengetahui Injil Melalui Buku-Buku Saya”
Panasnya udara ibukota di kawasan Mampang, Minggu siang (5/3/2006) seolah terusir oleh kemeriahan acara dan makan-makan pada pertemuan doa awal tahun komunitas Batak marga Tambunan se-Jabotabek. Berbagai acara dan aneka hidangan khas Batak yang disajikan, sejenak bisa melupakan kesibukan ibukota yang makin rumit.
Di sela-sela acara “Partangiangan Bona Taon Tambunan Pangaraji Dohot Boruna Se-Jabotabek” yang diadakan di gedung pertemuan Hermina, Mampang, Jakarta Selatan itu, Pendeta Nurdin ditemani seorang putrinya, numpang bazar untuk memasarkan buku-buku Islamologi. Belasan buku-buku dengan judul dan desain sampul mirip bacaan Islam itu, semuanya ditulis sendiri oleh Pendeta Nurdin. Dengan sebuah meja berukuran 1 x 2 meter, Nurdin menggelar buku-buku Islamologi belasan judul. Di hadapannya dipampang kata promosi, “Menjala dan Menginjil,” dan “Sudahkah Anda Membaca Ungkapan-ungkapan Yang Luar Biasa Ini?”
Eros Dai, MA Qohar, dan MA Imran dari Majalah Tabligh menemui Pendeta Nurdin untuk wawancara. Sebelum mewawancarai Nurdin, kru Tabligh menemui Satpam. Dengan nada kesal Satpam itu mengatakan tidak tahu-menahu dengan Pendeta Nurdin, karena dia sama sekali tidak punya etika. Selonong boy, tanpa lapor, permisi atau minta izin berjualan di tempat orang.
Sesaat kemudian, kru Tabligh menemui Pendeta Nurdin. Setelah menyiapkan alat perekam suara, handycam dan kamera digital, Eros mengutarakan maksud baiknya untuk sekedar wawancara seputar buku-buku yang ditulis Nurdin. Tanpa banyak alasan, Pendeta Nurdin tidak bersedia diwawancara. Ia meminta wawancara dilakukan di lain waktu saja, dengan membuat appointment terlebih dahulu. Menindaklanjuti pembicaraan ini, maka Abu Mumtaz mengirim SMS ke HP Pendeta Nurdin untuk minta wawancara. Tanpa basa-basi, Nurdin menolak diwawancara. “Maaf saya tidak ada waktu,” jawab SMS Nurdin (18/03/2006 pukul 20:26 WIB).
Karena Nurdin tidak bersedia diwawancara, maka sebagai alternatif, kami turunkan wawancara Pendeta Nurdin dengan Hatorangan yang dimuat di tabloid Kristen Jemaat Indonesia edisi nomor 112, dengan merubah foto, judul dan pengantar.
Apa tujuan pelayanan Anda?
Tujuan pelayanan saya melalui buku, adalah untuk menyelamatkan umat Kristen. Selama ini umat Kristen sangat terjepit, seperti terlihat dari banyaknya gereja yang dirusak dan dibakar. Kalau umat Kristen hanya berdoa, saya kira kurang tepat. Sebab Firman Tuhan mengatakan supaya kita berdoa dan bekerja. Memang doa dapat menolong secara rohani, tetapi secara jasmani kita harus tetap bekerja.
Oleh sebab itu saya membuat buku agar dapat dibaca umat Kristen, untuk kemudian disalurkan kepada umat beragama lainnya. Buku-buku yang saya tulis berasal dari kitab suci mereka sendiri, yang isinya menguraikan tentang kebenaran.
Jadi tujuan penulisan buku untuk menghindari kesalahpahaman?
Betul sekali. Supaya mereka mengerti tentang ajarannya sendiri. Sebab seringkali mereka tidak diajarkan sesuai dengan yang tertulis dalam kitab sucinya. Caranya tentu saja harus dengan hati-hati. Jangan sampai ada vonis mati seperti untuk dokter Suradi dan Purnama. Hal itu terjadi karena mereka menjelek-jelekkan umat beragama lain. Saya ingin mengikuti rasul Paulus, juga Musa, yang memerlukan waktu untuk menyelamatkan umat Israel.
Jadi bukunya bukan untuk kalangan sendiri?
Betul sekali. Tetapi saya menulis “Untuk Kalangan Sendiri” untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi kita harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.
Bagaimana caranya?
Memang sangat sulit melayani orang yang tidak kenal Tuhan kita. Umumnya mereka tak mau menerimanya. Saya sendiri mencoba untuk mengajar sebagai dosen Islamologi yang benar. Mahasiswa umumnya menyambut baik mata kuliah saya. Karena tidak menyinggung agama lain.
Melalui buku-buku, saya menerangkan hal-hal bagus tentang mereka. Sehingga saya tidak dimusuhi baik oleh keluarga saya yang kebanyakan haji dan hajah, maupun oleh umat Islam pada umumnya. Saya mengikuti firman Tuhan dalam I Kor 9:20 yang berbunyi: “Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi.”
Di antara keluarga juga demikian, bila sedang bicara soal naik haji, saya ikut. Sehingga akhirnya bisa diterima dengan baik.
Sudah berapa lama pelayanan Anda berlangsung?
Pelayanan ini sudah berlangsung sejak tahun 1980. tetapi sampai tahun 1990 masih sangat terbatas, hanya satu buku. Tujuannya untuk menyelamatkan seluruh umat Kristen. Awalnya misteri tentang UFO (piring terbang) sedang melanda seluruh dunia. Di situlah saya menulis buku.
Tahun 1990 saya mulai belajar tentang Islamologi dengan benar. Buku-buku yang saya tulis dan beredar setelah itu kebanyakan tentang Islamologi.
Apa latar belakang pemilihan bidang Islamologi?
Karena kebanyakan umat Kristen membuat buku untuk kalangan sendiri saja, sehingga tak dapat menjangkau umat beragama lainnya. Bila membuat buku tentang keselamatan dalam Yesus, orang beragama lain pasti tak mau baca. Kemudian saya tulis buku Keselamatan Di Dalam Islam supaya mereka (umat Islam, red.) dapat mengetahui Injil melalui buku-buku saya. Sebagian isinya menggunakan tulisan Arab. Tentu saja saya harus memahami tentang Islam terlebih dahulu tentang Islam. Saya juga punya Alkitab berbahasa Arab yang digunakan umat Kristen di Arab.
Berapa banyak buku-buku yang sudah beredar?
Menurut pihak percetakan, sebuah buku tergolong “best seller” bila dalam lima tahun terjual 3.000 buku. Tetapi saya selaliknya, dalam tiga tahun telah terjual 5.000 buku. Setelah berlangsung 10 tahun, maka mungkin penjualan semua buku-buku (10 judul, red) mencapai ratusan ribu buah.
Apa peristiwa yang paling berkesan?
Yang paling mengesankan adalah timbulnya pertanyaan mengapa saya mengangkat agama lain? Sering saya harus menjelaskannya kembali.
Hal lain yang cukup mengesankan adalah banyaknya orang yang datang kemari minta didoakan bertobat dan menerima Yesus. Bahkan ada di antaranya yang akhirnya menjadi penginjil.
Apa himbauan Anda bagi umat Kristen?
Ikutilah jejak rasul Paulus. Di antara orang Yahudi harus seperti orang Yahudi. Umat Muslim sering marah karena tidak diajarkan sesuai dengan Al-Qur‘an. Apa salahnya kita menggunakan nama Isa sebagai pengganti Yesus? Bukankah nama tersebut lebih akrab bagi mereka? Yesus sendiri lahir dengan nama Yeshua Hamasiah. Jadi kalau berdoa kepada Yesus, Yeshua atau Isa, ya sama saja.
Sering sebuah nama menimbulkan pertentangan. Juga tak ada salahnya kita memperkenalkan Isa sebagai nabi terlebih dahulu, baru kemudian diperkenalkan sebagai Juruselamat.
Panasnya udara ibukota di kawasan Mampang, Minggu siang (5/3/2006) seolah terusir oleh kemeriahan acara dan makan-makan pada pertemuan doa awal tahun komunitas Batak marga Tambunan se-Jabotabek. Berbagai acara dan aneka hidangan khas Batak yang disajikan, sejenak bisa melupakan kesibukan ibukota yang makin rumit.
Di sela-sela acara “Partangiangan Bona Taon Tambunan Pangaraji Dohot Boruna Se-Jabotabek” yang diadakan di gedung pertemuan Hermina, Mampang, Jakarta Selatan itu, Pendeta Nurdin ditemani seorang putrinya, numpang bazar untuk memasarkan buku-buku Islamologi. Belasan buku-buku dengan judul dan desain sampul mirip bacaan Islam itu, semuanya ditulis sendiri oleh Pendeta Nurdin. Dengan sebuah meja berukuran 1 x 2 meter, Nurdin menggelar buku-buku Islamologi belasan judul. Di hadapannya dipampang kata promosi, “Menjala dan Menginjil,” dan “Sudahkah Anda Membaca Ungkapan-ungkapan Yang Luar Biasa Ini?”
Eros Dai, MA Qohar, dan MA Imran dari Majalah Tabligh menemui Pendeta Nurdin untuk wawancara. Sebelum mewawancarai Nurdin, kru Tabligh menemui Satpam. Dengan nada kesal Satpam itu mengatakan tidak tahu-menahu dengan Pendeta Nurdin, karena dia sama sekali tidak punya etika. Selonong boy, tanpa lapor, permisi atau minta izin berjualan di tempat orang.
Sesaat kemudian, kru Tabligh menemui Pendeta Nurdin. Setelah menyiapkan alat perekam suara, handycam dan kamera digital, Eros mengutarakan maksud baiknya untuk sekedar wawancara seputar buku-buku yang ditulis Nurdin. Tanpa banyak alasan, Pendeta Nurdin tidak bersedia diwawancara. Ia meminta wawancara dilakukan di lain waktu saja, dengan membuat appointment terlebih dahulu. Menindaklanjuti pembicaraan ini, maka Abu Mumtaz mengirim SMS ke HP Pendeta Nurdin untuk minta wawancara. Tanpa basa-basi, Nurdin menolak diwawancara. “Maaf saya tidak ada waktu,” jawab SMS Nurdin (18/03/2006 pukul 20:26 WIB).
Karena Nurdin tidak bersedia diwawancara, maka sebagai alternatif, kami turunkan wawancara Pendeta Nurdin dengan Hatorangan yang dimuat di tabloid Kristen Jemaat Indonesia edisi nomor 112, dengan merubah foto, judul dan pengantar.
Apa tujuan pelayanan Anda?
Tujuan pelayanan saya melalui buku, adalah untuk menyelamatkan umat Kristen. Selama ini umat Kristen sangat terjepit, seperti terlihat dari banyaknya gereja yang dirusak dan dibakar. Kalau umat Kristen hanya berdoa, saya kira kurang tepat. Sebab Firman Tuhan mengatakan supaya kita berdoa dan bekerja. Memang doa dapat menolong secara rohani, tetapi secara jasmani kita harus tetap bekerja.
Oleh sebab itu saya membuat buku agar dapat dibaca umat Kristen, untuk kemudian disalurkan kepada umat beragama lainnya. Buku-buku yang saya tulis berasal dari kitab suci mereka sendiri, yang isinya menguraikan tentang kebenaran.
Jadi tujuan penulisan buku untuk menghindari kesalahpahaman?
Betul sekali. Supaya mereka mengerti tentang ajarannya sendiri. Sebab seringkali mereka tidak diajarkan sesuai dengan yang tertulis dalam kitab sucinya. Caranya tentu saja harus dengan hati-hati. Jangan sampai ada vonis mati seperti untuk dokter Suradi dan Purnama. Hal itu terjadi karena mereka menjelek-jelekkan umat beragama lain. Saya ingin mengikuti rasul Paulus, juga Musa, yang memerlukan waktu untuk menyelamatkan umat Israel.
Jadi bukunya bukan untuk kalangan sendiri?
Betul sekali. Tetapi saya menulis “Untuk Kalangan Sendiri” untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi kita harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.
Bagaimana caranya?
Memang sangat sulit melayani orang yang tidak kenal Tuhan kita. Umumnya mereka tak mau menerimanya. Saya sendiri mencoba untuk mengajar sebagai dosen Islamologi yang benar. Mahasiswa umumnya menyambut baik mata kuliah saya. Karena tidak menyinggung agama lain.
Melalui buku-buku, saya menerangkan hal-hal bagus tentang mereka. Sehingga saya tidak dimusuhi baik oleh keluarga saya yang kebanyakan haji dan hajah, maupun oleh umat Islam pada umumnya. Saya mengikuti firman Tuhan dalam I Kor 9:20 yang berbunyi: “Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi.”
Di antara keluarga juga demikian, bila sedang bicara soal naik haji, saya ikut. Sehingga akhirnya bisa diterima dengan baik.
Sudah berapa lama pelayanan Anda berlangsung?
Pelayanan ini sudah berlangsung sejak tahun 1980. tetapi sampai tahun 1990 masih sangat terbatas, hanya satu buku. Tujuannya untuk menyelamatkan seluruh umat Kristen. Awalnya misteri tentang UFO (piring terbang) sedang melanda seluruh dunia. Di situlah saya menulis buku.
Tahun 1990 saya mulai belajar tentang Islamologi dengan benar. Buku-buku yang saya tulis dan beredar setelah itu kebanyakan tentang Islamologi.
Apa latar belakang pemilihan bidang Islamologi?
Karena kebanyakan umat Kristen membuat buku untuk kalangan sendiri saja, sehingga tak dapat menjangkau umat beragama lainnya. Bila membuat buku tentang keselamatan dalam Yesus, orang beragama lain pasti tak mau baca. Kemudian saya tulis buku Keselamatan Di Dalam Islam supaya mereka (umat Islam, red.) dapat mengetahui Injil melalui buku-buku saya. Sebagian isinya menggunakan tulisan Arab. Tentu saja saya harus memahami tentang Islam terlebih dahulu tentang Islam. Saya juga punya Alkitab berbahasa Arab yang digunakan umat Kristen di Arab.
Berapa banyak buku-buku yang sudah beredar?
Menurut pihak percetakan, sebuah buku tergolong “best seller” bila dalam lima tahun terjual 3.000 buku. Tetapi saya selaliknya, dalam tiga tahun telah terjual 5.000 buku. Setelah berlangsung 10 tahun, maka mungkin penjualan semua buku-buku (10 judul, red) mencapai ratusan ribu buah.
Apa peristiwa yang paling berkesan?
Yang paling mengesankan adalah timbulnya pertanyaan mengapa saya mengangkat agama lain? Sering saya harus menjelaskannya kembali.
Hal lain yang cukup mengesankan adalah banyaknya orang yang datang kemari minta didoakan bertobat dan menerima Yesus. Bahkan ada di antaranya yang akhirnya menjadi penginjil.
Apa himbauan Anda bagi umat Kristen?
Ikutilah jejak rasul Paulus. Di antara orang Yahudi harus seperti orang Yahudi. Umat Muslim sering marah karena tidak diajarkan sesuai dengan Al-Qur‘an. Apa salahnya kita menggunakan nama Isa sebagai pengganti Yesus? Bukankah nama tersebut lebih akrab bagi mereka? Yesus sendiri lahir dengan nama Yeshua Hamasiah. Jadi kalau berdoa kepada Yesus, Yeshua atau Isa, ya sama saja.
Sering sebuah nama menimbulkan pertentangan. Juga tak ada salahnya kita memperkenalkan Isa sebagai nabi terlebih dahulu, baru kemudian diperkenalkan sebagai Juruselamat.
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as