Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    aswaja vs salafi

    admin
    admin
    Admin
    Admin


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 688
    Join date : 19.03.10
    Age : 36
    Lokasi : Malang-Indonesia

    aswaja vs salafi Empty aswaja vs salafi

    Post by admin Sat Nov 06, 2010 5:03 pm

    http://www.ummusalma.wordpress.com
    Maktabah Ummu Salma al-Atsariyah


    Ummu Salma 1 dari 7 23/03/2007

    Antara Ahlus Sunnah dan Salafiyah Antara Ahlus Sunnah dan Salafiyah Antara Ahlus Sunnah dan Salafiyah Antara Ahlus Sunnah dan Salafiyah
    Syeikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid
    al Halabi Al Atsari

    Antara Aqidah dan Manhaj
    Tidaklah ragu bahwa sebagian da'i manhaj dakwah yang baru (yaitu
    dakwah yang mengikuti salaf dalam pokok-pokok aqidah saja, tidak dalam
    seluruh sisi agama) bersepakat dengan kita dalam "pokok-pokok aqidah",
    artinya mereka mengakui aqidah sesuai dengan metode ulama salaf, baik
    yang berkaitan dengan tauhid uluhiyah, tauhid asma 'wa shifat dan
    berbagai pembahasan iman yang lain.
    Saya katakan "pokok-pokok aqidah" karena di sana ditemukan perbedaan
    dalam menerapkan beberapa rincian aqidah. Misalnya tauhid uluhiyah
    dengan tauhid hakimiyah/mulkiyah. (pendapat) yang membedakan dua
    tauhd diatas, di zaman ini, mula-mula dinukil dari tulisan-tulisan Abul A'la
    al Maududi, Sayid Qutb, kemudian saudaranya, yaitu Muhammad Qutb,
    dan orang-orang yang mengikuti mereka.
    Para da'i itu mengambil pendapat mereka, yang hal ini sesuai dengan
    hasrat para pemuda yang sedang tumbuh semangat dan emosi mereka.
    Mereka senang mendapatkannya, menjadikannya sebagai tema dakwah
    serta simbol manhaj mereka.
    Andaikan mereka mau sejenak merenungkan, niscaya akan mengetahui
    kesalahan istilah tauhid hakimiyah dari dua segi: (1) Istilah tersebut
    adalah istilah baru yang tidak ada faedahnya, kecuali hanya membesar-
    besarkan beberapa masalah daripada masalah-masalah lainnya. (2)
    Tauhid hakimiyah,yang menurut mereka adalah makna dari firman Allah:
    "Tidaklah menetapkan hukum itu melainkan hak Allah" (Al-
    An'aam:57)
    adalah bagian dari keumuman makna tauhid uluhiyah. Ini adalah suatu
    yang sangat jelas. Kalau demikian, membedakannya adalah perbuatan
    sia-sia.
    Tauhid uluhiyah adalah aspek paling penting dalam dakwah para Rasul
    sebagaimana yang dipaparkan al-Quran. Tauhid ini merupakan tema
    konflik yang terjadi antara para Rasul dengan para penentang dan musuh
    mereka di setiap umat. Tauhid ini hingga sekarang menjadi tema konflik
    antara pembela kebenaran dan pendukung kesesatan. Bahkan mungkin
    hal ini akan terus berlangsung sampai hari kiamat. Sebagai ujian bagi ahli
    waris para Rasul dan sebagai sarana untuk meninggikan kedudukan
    mereka di hadapan Allah.
    Pemisahan tauhid uluhiyah dengan hakimiyah ini menyebabkan prioritas
    dakwah Islam menjadi berantakan. Dalam kitab "Al-Usus Al-Akhlaqiyyah" http://www.ummusalma.wordpress.com
    Maktabah Ummu Salma al-Atsariyah


    Ummu Salma 2 dari 7 23/03/2007
    Al-Maududi menyatakan: "Tujuan hakiki agama (Islam) adalah
    menegakkan sistem imamah/kepemimpinan yang shalih lagi terbimbing".
    Ini adalah ucapan yang tidak berdasar, karena tujuan hakiki agama ini,
    tujuan penciptaan jin dan manusia, tujuan para Rasul diutus dan tujuan
    berbagai kitab samawi diturunkan adalah beribadah kepada Allah dan
    memurnikan ketundukan kepadaNya.
    Meski demikian, bentuk perpecahan nampak jelas dalam manhaj dan
    metode yang ditempuh para da'i tersebut untuk mewujudkan aqidah dan
    tujuannya.
    Inilah titik perbedaan antara dakwah salafiyah dengan dakwah-dakwah
    lainnya, yang hanya mengadopsi aqidah salafiyah namun menyelisihi
    manhajnya.
    Untuk mengetahui perbedaan aqidah dengan manhaj, saya katakan:
    Allah Ta'ala berfirman:
    'Untuk setiap kalian, kami jadikan manhaj dan syariat yang
    berlainan' (Al Maidah:48).
    Ibnu Abbas berkata, 'Jalan dan sunnah'(Lalikai:66, Thabari 6/271).
    Ibnu Katsir dalam tafsirnya 2/105 menyatakan, 'Ayat ini berisi informasi
    tentang berbagai umat yang berbeda-beda agamanya, dari sisi perbedaan
    syariat dalam hukum amaliah, tetapi sama dalam masalah tauhid'.
    Jadi ayat ini mengisyaratkan kesatuan dakwah para Nabi dalam aspek
    tauhid dan perbedaan mereka dalam manhaj, jalan dan metode.
    'Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat
    (peraturan) dari urusan agama itu, maka ikutilah syariat itu'. (Al
    Jatsiyah:18).
    Sufyan bin Husain menyatakan (berada di atas suatu syariat), yaitu: 'di
    atas Sunnah' (Thabari 6/27 1).
    Walhasil syariat Islam ini memilih manhaj yang jelas, kita diperintahkan
    untuk menikutinya, yaitu jalan orang-orang beriman. Manhaj ini secara
    dangat gamblang telah dinyatakan oleh Allah dalam Al Quran. Bahkan
    Allah mendorong untuk mengikutinya dan mencela keras orang yang
    menyelisihinya, sebagaimna dalam firmanNya:
    'Barangsiapa menentang rasul setelah jelas baginya petunjuk/ilmu dan
    menempuh bukan jalan orang-orang beriman, maka Kami akan palingkan ia
    ke mana ia mau, dan Kami akan memasukkannya ke dalam jahanam. Itulah
    sejelek-jelek tempat kembali'. (an-Nisaa':15).
    Ini merupakan penjelasan yang sangat gambalang dan hujjah yang
    sangat kuat bagi para hambaNya untuk menyatakan kewajiban
    menempuh jalan orang-orang yang beriman. Allah juga mengancam
    kepada orang yang keluar dari jalan orang-orangyang beriman dan
    menempuh selain jalan mereka. Allah akan meninggalkan mereka di
    dunia, dan akan menyiksanya di akhirat nanti dengan azab yang
    menyakitkan. http://www.ummusalma.wordpress.com
    Maktabah Ummu Salma al-Atsariyah


    Ummu Salma 3 dari 7 23/03/2007
    Akan kami tegaskan lagi manhaj dan urgensinya. Manhaj itu adalah
    manhaj para shahabat dan orang-orang yang menempuh jalan mereka,
    baik tabiin maupun tabiut tabiin. Merekalah Salafush Shaleh yang
    mendapat rekomendasi dari Nabi. Karena mereka adalah generasi yang
    memiliki pemahaman pada masa wahyu diturunkan. Mereka sendiri
    menyaksikan Al Quran diturunkan. Tentu, mereka adalah orang yang
    memiliki pemahaman yang paling dekat dengan kehendak Allah dan
    RasulNya serta mengetahui sisi-sisi pemahaman hukum.
    Maka kita menempuh manhaj mereka, mengikuti petunjuk mereka,
    menisbatkan diri dan mengajak kepada manhaj itu. Manhaj mereka
    adalah menekuni dakwah, saling mewasiatkan kebenaran dan komitmen
    dengan jalan yang lurus.
    'Katakanlah, inilah jalanku mengajak kepada agama Allah
    berdasarkan ilmu, aku dan orang-orang yang mengikutiku. Maha
    Suci allah dan aku bukan termasuk orang-orang musyrik'.
    (Yusuf:108)
    'Dan Inilah jalanku yang lurus, ikutilah ia dan jangan kalian
    menikuti berbagai jalan yang lain niscaya kalian akan terpisah dari
    jalanNya'. (Al An'am:153)
    Pemahaman salaf merupakan rujukan pokok, karena mereka adalah orang
    yang berfitrah lurus, beriman yang benar, memiliki kefasihan dan Al
    Quran turun dengan menggunakan bahasa mereka.
    Demikian pula Rasulullah di tengah-tengah mereka. Beliau jelaskan hal-
    hal yang musykil, beliau singkap hal-hal yang samar/tidak jelas dalam
    pikiran mereka dan selalu meluruskan jalan mereka.
    Nash Al Quran dan Sunnah yang menunjukkan keutamaan dan ketinggian
    kedudukan mereka, sudah sampai derajat mutawatir. Kedudukan ini
    mereka dapatkan, karena mereka pendahulu dalam menempuh jalan-
    jalan kebaikan.
    Allah menjadikan mereka sebagai panutan beragama bagi orang-orang
    sesudah mereka. Allah juga menyanjung orang-orang yang mau
    mengikuti dan menempuh jalan mereka. Sedangkan pengikut itu
    mendapatkan keutamaan karena disebabkan keutamaan orang yang
    diikuti sebagaimana firman Allah:
    'Orang-orang terdahulu lagi pertama kali masuk Islam di antara
    muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka
    dengan baik. Allah r idha kepada mereka dan mereka pun r idha
    kepada Allah. Allah sediakan bagi mereka surga-surga yang sungai-
    sungai mengalir di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya selama-
    lamanya. Itulah kemenangan yang besar '. (At Taubah:100).
    Inilah cuplikan dan keutamaan manhaj salaf dan keistimewaannya
    dibandingkan manhaj-manhaj yang baru atau menyimpang. Manhaj yang
    dibangun di atas kepasrahan mutlak kepada perintah Allah dan RasulNya
    tanpa mempertimbangkan kemaslahatan, menoleh kepada istihsan
    (anggapan baik berdasarkan akal/perasaan) atau mengkonsentrasikan
    kepada emosi, semangat atau pendapat manusia. http://www.ummusalma.wordpress.com
    Maktabah Ummu Salma al-Atsariyah


    Ummu Salma 4 dari 7 23/03/2007
    Dalil tentang hal ini, berlimpah ruah dalam Al Quran dan Sunnah. Di sini
    akan disebutkan dua diantaranya. Kedua dalil ini merupakan penjelasan
    yang gamblang berkaitan dengan kerangka umum manhaj yang lurus ini.
    Pertama:
    'Maka tidak, demi Rabbmu, tidaklah mereka beriman sehingga
    mereka menjadikanmu sebagai hakim dalam hal-hal yang
    diperselisihkan di antara mereka. Kemudian mereka tidak
    mendapatkan kesempitan dalam dir i mereka terhadap keputusan
    yang engkau ber ikan dan mereka benar-benar memasrahkan diri'.
    (An Nisaa':65)
    Kedua: Perkataan Rafi bin Khadij dalam sebuah hadits:
    'Rasulullah melarang dari hal yang bermanfaat bagi kami. Namun
    ketaatan kepada Allah dan RasulNya lebih bermanfaat bagi kami'.
    (HR Muslim no 1548)
    Berdasarkan penjelasan di atas, nampak jelas perbedaan global antara
    aqidah dan manhaj. Intinya, manhaj itu dibangun berdasarkan
    kepasrahan yang mutlak. Namun di sini harus dijelaskan bahwa terus-
    menerus menyimpang dari manhaj akan menyebabkan penyimpangan
    dalam aqidah dan tauhid itu sendiri. Orang yang mengamati jama'ah-
    jama'ah dakwah kontemporer akan melihat bukti jelas tentang hal itu.
    Bukanlah sudah maklum dalam pembinaan keimanan yang dilakukan
    Allah, bahwa Allah akan menghukum tindakan dosa dengan mengerjakan
    dosa yang lain, inilah hukuman dosa yang paling keras.
    Seperti itulah karena penyimpangan umat Islam dalam amal dan perilaku,
    umat ini dihukum dengan terjadinya penyimpangan dalam aqidah dan
    persepsi.

    Antara Ahlus Sunnah dan Salafiyah
    Di sini juga perlu dijelaskan antara istilah Ahlus Sunnah wal Jama'ah
    dengan Salafiyah. Suatu hal yang perlu dicermati dari tingkah laku
    sebagian da'i adalah mereka tidak mau menyebut dakwah mereka dengan
    dakwah salafiyah, walapun secara tegas mereka menyatakan bahwa
    aqidah mereka adalah salafi. Mereka hanya mau mempopulerkan dakwah
    mereka dengan nama Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Mereka mengulang-
    ulang nama tersebut di berbagai kesempatan, ketika menyampaikan
    pidato atau ketika menulis buletin.
    Ini merupakan ketetapan Allah yang agung. Supaya dakwahyang haq
    nampak beda dengan dakwah-dakwah yang menyerupainya. Agar dakwah
    yang haq tidak tercampur dari segala hal yang mengaburkannya.
    Penjelasan tentang hal itu sebagai berikut: Sesungguhnya istilah Ahlus
    Sunnah wal Jama'ah muncul ketika timbul bid'ah-bid'ah yang meyesatkan
    sebagian manusia. Maka perlu nama untuk membedakan umat islam yang
    komitmen dengan sunnah. Nama itu adalah Ahlus Sunnah sebagai lawan
    Ahlu Bid'ah. Ahlus Sunnah juga disebut Al-Jama'ah, karena mereka adalah http://www.ummusalma.wordpress.com
    Maktabah Ummu Salma al-Atsariyah


    Ummu Salma 5 dari 7 23/03/2007
    kelompok asal (asli). Sedangkan orang-orang yang terpecah dari ahlus
    sunnah dikarenakan bid'ah dan hawa nafsu adalah orang-orang yang
    menyelisihi Ahlus Sunnah wal Jama'ah.
    Sedangkan saat ini, istilah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah telah menjadi
    rebutan berbagai kaum dan jama'ah yang beraneka ragam. Bisa kita
    saksikan sendiri, banyak kaum hizbi yang menyebut jama'ah dan
    organisasi mereka dengan istilah ini. Bahkan beberapa tharekat Sufi
    melakukan tindakan yang sama. Sampai-sampai Asy'ariyah, Maturidiyah,
    Barilawiyah dan lain-lainnya mengatakan 'Kami adalah Ahlus Sunnah wal
    Jama'ah'.
    Namun mereka semua menolak untuk menamakan diri mereka dengan
    Salafiyah. Mereka menjauhkan diri utuk menisbatkan kepada manhaj
    salaf, terlebih lagi kenyataan dan hakikat mereka (yakni mereka jauh dari
    mengikuti Salafush Shalih).
    Ini adalah suatu yang biasa bagi kita, karena termasuk perkara yang
    sudah maklum di kalangan para dai yang mengajak kepada Al Quran dan
    as Sunnah dengan pemahaman ulama salaf, bahwa slogan/prinsip para
    ahli bid'ah adalah tidak menganut prinsip mengikuti salaf. Karena ittiba'
    (mengikuti) sesungguhnya mengikuti pemahaman salaf merupakan kata
    pemutus terhadap perselisihan pemahaman-pemahaman orang-orang di
    masa kini. Karena sebagian orang menghukumi dengan akalnya, yang lain
    menghukumi dengan dasar pengalamannya, yang lain lagi menghukumi
    dengan emosi.
    Demikianlah pemahaman mereka, tanpa memperhatikan jalan orang-
    orang yang beriman (yaitu jalanpara sahabat) yang wajib diikuti dan
    didakwahkan. Jalan orang-orang yang beriman itu pada hakikatnya adalah
    jalan Salafush Shalih, yang kita menisbatkan diri kepadanya dan kita
    mengambil petnjuk cahayanya. Karena itu slogan Ahlus sunnah adalah
    mengikuti salafush shalih dan meninggalkan segala sesuatu yang bid'ah
    dan baru dalam agama.
    Barangsiapa mengingkari penisbatan kepada salaf dan mencelanya, maka
    perkataannya terbantah dan tertolak 'karena tidak ada aib untuk orang-
    orang yang menampakkan madzab salaf dan bernisbat kepadanya bahkan
    hal itu wajib diterima menurut kesepakatan ulama, karena mazhab salaf
    itu pasti benar'(Majmu Fatawa 4/149)
    Pada zaman ini banyak pengakuan-pengakuan sebagai Ahlus Sunnah wal
    Jama'ah (memang pada hakekatnya Ahlus Sunnah wal Jama'ah
    merupakan sifat di antara sifat-sifat salafiyah), Maka ada keharusan untuk
    membedakan diri dari orang-orang yang mengaku-aku Ahlus Sunnah wal
    Jama'ah (namun mereka menyelisihi sunnah, baik dalam aspek aqidah
    maupun manhaj) dengan menisbatkan diri dengan manhaj yang mereka
    ketakutan untuk terang-terangan menyatakannya dan tidak merasa
    terhormat dengan bernisbat kepadanya. Karena hal itu akan mengadili
    mereka apakah mereka mencocoki atau menyelisihi manhaj itu yaitu
    manhaj salaf dalam metode dan tujuan dakwah, atau dalam aqidah, fiqih,
    persepsi tentang Islam dan perilaku. http://www.ummusalma.wordpress.com
    Maktabah Ummu Salma al-Atsariyah


    Ummu Salma 6 dari 7 23/03/2007
    Juga perlu dikatakan kepada orang yang mengikngkari penisbatan kepada
    Salafiyah. Sesungguhnya menisbatkan diri kepada salaf dan terus terang
    berbangga terhadap setiap orang yang menyelisihi kebenaran, baik
    menyelisihi dalam perilaku maupun pembuatan teori-teori, dan terang-
    terangan menyatakan bahwa satu-satunya dakwah yang benar adalah
    dakwah salafiyah, itu semua bukanlah aib. Tidak ada bahaya bagi
    pelakunya. Karena slafiyah adalah nisbat kepada salaf. Penisbatan ini
    tidak pernah terpisah meski dalam sekejap mata dari umat Islam sejak
    terbentuknya minhaj kenabian. Slafiyah itu mencakup semua umat
    Islamyang menempuh metode generasi pertama dan orang-orang yang
    mengikuti mereka, dalam metode mendapatkan ilmu, memahami ilmu
    dan mendakwahkannya. Jadi Salafiyah tidak lagi terbatas pada fase
    sejarah tertentu, bahkan harus dipahami bahwa makna salaf terus
    berjalan sepanjang kehidupan dunia.
    Hal ini makin dikuatkan bahwa Salafiyah mencakup setiap bagian dari
    Islam yaitu Al Quran dan As Sunnah. Jadi Salafiyah bukanlah suatu corak
    beragama yang menyelisihi al Kitab dan As Sunnah, baik dengan
    menambah ataupun dengan menguranginya.
    Termasuk perkara yang perlu diperhatikan, seandainya umat ini telah
    berada di dalam bentuk Islam yang benar, tanpa tercampur dengan bid'ah
    dan hawa nafsu, sebagaimana yang terjadi di masa awal Islam terutama
    masa salafus shalih, niscaya lenyaplah berbagai sebutan yang berfungsi
    sebagai pembeda karena tidak adanya penentang.
    Karena hal itu maka ikatan wala' (kecintaan) dan bara'(berlepas
    diri),pembelaan dan permusuhan menurut orang-orang yang menisbatkan
    diri kepada salaf adalah berdasarkan Islam. Bukan yang lain. Tidak
    dengan corak tertentu selain Islam. Wala' dan bara' itu hanyalah
    berdasarkan Al Quran dan Sunnah saja.
    Dengan ini semua,benar-benar jelas bahwa makna Salafiyah dan hakikat
    penisbatan kepada salaf adalah nisbat kepada salaf shaleh, yaitu semua
    sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Bukan
    orang-orang setelah sahabat yang dibelokkan oleh hawa nafsu, yang
    mereka adalah generasi yang buruk. Generasi yang menyimpang dari
    salaf shaleh dengan nama atau corak tertentu. Dari sinilah mereka
    dinamai khalaf (orang yang datang kemudian) dan penisbatannya adalah
    khalafi.
    Jadi Salafiyah tidak memiliki corak yang keluar dari Kitab dan Sunnah.
    Salafiyah adalah nisbat yang tidak pernah terpisah sekejappun dari
    generasi pertama. Bahkan Salafiyah adalah bagian dari mereka dan
    merujk kepada mereka.
    Sedangkan orang-orang yang menyelisihi salaf shaleh dengan nama atau
    corak tertentu, bukanlah bagian dari mereka, meski hidup di tengah-
    tengah mereka atau senantiasa dengan mereka. Karena itulah para
    sahabat berlepas diri dari Qadariyah, Murjiah dan lain-lain. http://www.ummusalma.wordpress.com
    Maktabah Ummu Salma al-Atsariyah


    Ummu Salma 7 dari 7 23/03/2007
    Jika demikian maka asas-asas dan kaedah-kaedah untuk mengikuti salaf
    harus nampak jelas dan tegar. Sehingga tidak merancukan orang-orang
    yang ingin mengikuti salafus shaleh.
    Karena itulah harus ada pembeda antara Ahlus Sunnah dengan para
    pengaku Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. Yaitu dengan sebuah nisbat yang
    mereka tidak berani menggunakannya. Karena penisbatan itu akan
    membongkar penyimpangan dan cacat jika dicek/dibandingkan dengan
    jalan orang-orang yang beriman (yaitu sahabat) dan metode salafus
    shalih. Pembeda itu adalah Salafiyah. Jalan salaf shalih itulah jalan yang
    jelas tanpa perlu diragukan. Yakni jalan para sahabat dan tabi'in. Inilah
    jalan petunjuk dan jalan untuk mendapatkan petunjuk.
    'Maka janganlah orang-orang yang tidak mau beriman dan
    mengikuti hawanya menghalangimu darinya sehingga engkau akan
    binasa'. (Thaha:16).


    Sumber : Mukadimah Kitab Ru'yah Waqi'iyah karya Syaikh Ali bin Hasan al Halabi oleh
    Ibnu Ahmad al Lambunji dari majalah As Sunnah Edisi 02/Tahun VI/1423H/2002M

      Similar topics

      -

      Waktu sekarang Thu May 09, 2024 5:24 am