Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    penuhi panggilan jihad

    admin
    admin
    Admin
    Admin


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 688
    Join date : 19.03.10
    Age : 36
    Lokasi : Malang-Indonesia

    penuhi panggilan jihad Empty penuhi panggilan jihad

    Post by admin Sat Nov 06, 2010 5:00 pm

    1
    SERI TAUJIHAT RI’AYAH MA’NAWIYAH KADER PK-SEJAHTERA 1424 H
    TAUJIHAT DUA PEKANAN

    Seri 19/67
    Sigap Memenuhi Panggilan Dakwah Dan Jihad
    ﻪﺗﺎﻛﺮﺑﻭ ﷲﺍ ﺔﲪﺭﻭ ﻢﻜﻴﻠﻋ ﻡﻼﺴﻟﺍ
    ﻣﺃ ،ﻩﻻﺍﻭﻭ ﻩﺍﺪﻫ ﻊﺒﺗ ﻦﻣﻭ ﻪﺒﺤﺻﻭ ﻪﻟﺁ ﻰﻠﻋﻭ ،ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﻰﻠﻋ ﻡﻼﺴﻟﺍﻭ ﺓﻼﺼﻟﺍﻭ ،ﷲ ﺪﻤﳊﺍ ،ﷲﺍ ﻢﺴﺑ ﺪﻌﺑ ﺎ : 
                    
        
    “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul
    menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa
    sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu
    akan dikumpulkan.” (Q.S. Al-Anfaal: 24).

    Ikhwah dan akhwat fillah,
    Dakwah dan jihad adalah dua kata yang selamanya harus ada dan terpatri dalam diri seorang
    Muslim yang menghendaki al-manzilah al-‘ulya (kedudukan tinggi) di sisi Allah SWT. Setiap mukmin
    yang memahami dan menghayati hakikat kehidupan pasti akan menempuh jalan kebahagiaan abadi di
    sisi Allah SWT. Ia akan mendekat, berlari, dan terbang menuju keridhaan-Nya “ fafirruu ilallaah”
    (Q.S. Adz-Dzaariyaat/51/50). Dan setiap al-akh yang di dalam relung hatinya terhunjam keyakinan
    bahwa kematian itu kepastian yang cuma terjadi sekali, maka ia akan memilih seni kematian yang
    paling mulia di sisi Allah.
    Imam Syahid Hasan Al-Banna rahimahullah mengungkapkan bahwa umat yang dapat memilih
    seni kematian dan memahami bagaimana mencapai kematian yang mulia, maka pasti Allah berikan
    kepada mereka kemuliaan hidup di dunia dan kenikmatan abadi di akhirat (Risalah Jihad-Majmu’ah
    Rasail Al-Banna).
    Akhil kariim, adakah jalan yang lebih mulia dan dapat membawa kita menuju puncak
    kebahagiaan selain jalan dakwah yang telah ditempuh oleh Rasulullah SAW dan yang beliau nyatakan
    menjadi jalan pengikutnya? Allahumma laa. Dan adakah kematian yang lebih terpuji di sisi-Nya yang
    selalu didambakan oleh hamba-hamba yang beriman sejak dulu hingga hari kiamat selain mati dalam
    jihad fii sabiililllah? Allahumma laa.
                       
    Katakanlah, “ Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak
    (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang
    yang musyrik. (Q.S. Y usuf: 108) 2
                     
                        
           
    Apakah (orang-orang yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan
    mengurus Masjidil Haram, kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari
    kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberikan
    petunjuk kepada kaum yang zhalim. Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan
    Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah
    orang-orang yang mendapat kemenangan. (Q.S. At-Taubah: 19-20)
    Ikhwati, tidak ada yang telah membuat usia para sahabat dan para ulama sekaliber Imam Abu
    Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad r.a. seolah terus memanjang hingga akhir
    zaman, kecuali dakwah yang mereka lakukan. Tidak ada sesuatu yang telah membuat lisan orang-orang
    mukmin menyebut dan mendoakan Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Thalhah, Zubair, dan Khalid bin
    Walid r.a. atau tokoh-tokoh seperti Shalahuddin Al-Ayyubi, Thariq bin Ziyad, dan Al-Muzhaffar
    Quthuz selain jihad fii sabilillah. Kehidupan mereka menjadi amat berarti dan berharga karena mereka
    sigap menyambut seruan Allah dan Rasul-Nya.
    Namun akhil kariim, kesigapan itu bukanlah suatu hal yang muncul begitu saja, melainkan adalah
    buah keimanan kepada Allah sebagai Pemberi dan Pencipta kehidupan, buah keimanan yang kokoh
    kepada hari akhir saat terwujudnya kehidupan dan kebahagiaan hakiki. Kesigapan itu lahir dari hati
    yang tidak lalai dari hakikat ini berkat taufiq dan ri’ayah rabbaniyah. Oleh sebab itu, Allah SWT
    berfirman: “…dan ketahuilah bahwa Allah membentengi antara seseorang dengan hatinya, dan
    ketahuilah bahwa hanya kepada-Nya kamu akan dikumpulkan (di mahsyar).
    Maka kita patut bertanya dan mengevaluasi diri. Seberapa kuatkah hakikat kehidupan abadi di
    akhirat telah tertanam dalam hati sehingga kita berhak mendapatkan ri’ayah rabbaniyyah tersebut yang
    membuat ruhul istijabah menjadi karakter dalam diri kita? Seberapa kuat hakikat ini mewarnai atau
    men-shibghah (QS 2:138) diri dan perilaku kita sehingga segala resiko duniawi dalam dakwah dan
    jihad fi sabililillah menjadi kecil di mata kita?
    Kekuatan inilah yang menyebabkan Anas bin An-Nadhr r.a.--paman Anas bin Malik r.a.)
    memberikan respon spontan kepada Saad bin Muadz r.a. tatkala pasukan mukmin terdesak oleh
    musyrikin di perang Uhud dengan ucapannya: “Y a Saad! Surga…surga… aku mencium baunya di
    bawah bukit Uhud.” Kemudian beliau maju menjemput syahid hingga jenazahnya tidak dapat dikenali,
    kecuali oleh saudara perempuannya lewat jari tangannya (Muttafaq ‘alaih - Riyadhus shalihin, Kitab
    Al-Jihad, hadits No 1317).
    Hal itu pula yang menjadikan Hanzhalah Sang ‘Ghasiil Al-malaikat’ segera merespon panggilan
    jihad, meski ia baru menikmati malam pengantin dan belum sempat mandi hadats besar. Perhatikan
    pula respon ‘Umair Ibn Al-Humam r.a. tatkala beliau mendengar sabda Rasulullah SAW, “Quumuu
    ilaa jannatin ‘ardhuhas-samaawaatu wal-ardh” (Bangkitlah menuju surga yang luasnya seluas langit
    dan bumi). Beliau mengucapkan kata “bakh-bakh” (ungkapan takjub terhadap kebaikan dan pahala)
    semata-mata karena ingin menjadi penghuni surga, lalu segera membuang beberapa biji kurma yang
    sedang dikunyahnya sambil berkata, “La-in ana hayiitu hattaa aakula tamaraatii haadzihii innahaa
    lahayaatun thawiilah” (Jika saya hidup sampai selesai memakan kurma ini, oh betapa lamanya
    (menanti surga)). Lalu beliau maju hingga gugur di perang Badar. (H.R. Muslim, dalam Riyadhus
    shalihin, Kitab Al-Jihad, hadits No 1314). 3
    Atau seperti Imam Al-Banna yang berangkat menunaikan tugas dakwah meskipun anaknya
    terbaring sakit. Beliau meyakini bahwa setelah usahanya optimal untuk mengobati putranya, Allah
    SWT yang diharapkan ridha-Nya dalam menunaikan tugas dakwahnya, tidak pernah akan
    mengecewakan dirinya.
    Akhil ‘aziiz, ruhul istijabah juga muncul karena pemahaman kita tentang qhadhaya ummah (fahmul
    qhadaya) dan tanggung jawab (ruhul mas’uliyyah) kita untuk mencari solusinya. Orang yang tidak
    mengetahui bahaya yang mengancam dirinya, sangat sulit kita harapkan responnya untuk menghindari
    apalagi menghilangkan bahaya tersebut. Imam Syahid Hasan Al-Banna bahkan menghendaki agar
    setiap al-akh memiliki kepekaan perasaan (daqiiq asy-syu’uur), bukan sekadar pengetahuan teoritis,
    tetapi harus menjadi kepekaan perasaan yang membuatnya tersentuh bahagia dengan kebaikan, dan
    terluka karena keburukan dan kebatilan. Bukankah dakwah adalah upaya kita menegakkan al-haq dan
    menghancurkan kebatilan?
    Sifat daqiiq asy-syu’uur dan ruuhul mas’uuliyyah berarti mengharuskan kita untuk selalu
    berinteraksi dengan qhadhaya ummah dan terus memahaminya tanpa menunggu orang lain
    memahamkannya untuk kita. Sifat ini juga seharusnya membuat respon kita menjadi spontan dan penuh
    energi sehingga melahirkan kekuatan dahsyat, betapapun lemahnya kondisi fisik.
    Lihatlah, bagaimana Al-Qur’an menceritakan kemampuan Maryam AS, ibunda Isa AS,
    menggoyang batang pohon kurma sehingga buahnya berjatuhan ketika beliau dalam keadaan lemah tak
    berdaya, semata-mata karena rasa tanggung jawabnya akan kelahiran dan keselamatan putranya yang
    akan mengemban risalah dakwah? (periksa Q.S. Maryam: 22-25).
    Ikhwah fillah, beban kehidupan dunia yang kita hadapi, apapun bentuknya, jangan sampai membuat
    kita kehilangan kepekaan dan kesigapan memenuhi seruan dakwah dan jihad. Kita patut meneladani
    mujahidin Palestina yang tidak pernah mengendor semangat dan aktivitas jihadnya meskipun
    perjalanan panjang telah melewati dan terus menanti mereka. Juga, meskipun kesulitan hidup, bahkan
    tekanan bertubi-tubi terus menghantam. Yakinlah bahwa kebersamaan kita dengan Rasulullah SAW,
    shiddiqin, syuhada, dan shalihin di surga – insya Allah – ditentukan oleh sejauh mana kita meneladani
    mereka dalam kesigapan memenuhi seruan dakwah dan jihad.
    Ingatlah selalu kecaman Allah dan Rasul-Nya terhadap orang-orang munafik yang selalu mencari-
    cari alasan (tafannun fil ‘udzr) untuk menghindar dari kebutuhan berdakwah dan berjihad (lihat Q.S.
    9/At-Taubah: 94). Tadabburi pula ayat lainnya di dalam surat At-Taubah, terutama ayat 41-47, yang
    mengungkapkan kemalasan dan keengganan mereka agar kita senantiasa terhindar dari sifat-sifat
    mereka.
                
                   
          
    Katakanlah, “ Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta
    kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah
    tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari)
    berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak
    memberi petunjuk kepada orang-orang fasiq. (Q.S. At-Taubah: 24).Wallahu a’lam
    4
     ﻢﹸ ﻜﹶ ﻟﻭ  ﻲِﻟ َ ﷲﺍ ﺍ ﻭ ﺮِ ﻔ ﻐ ﺘ ﺳﹶ ﺃﻭ ﺍﹶ ﺬﻫ  ﻲِ ﻟ ﻮﹶﻗ ﹸ ﻝ ﻮﹸ ﻗﹶﺃ - ﻪﺗﺎﻛﺮﺑﻭ ﷲﺍ ﺔﲪﺭﻭ ﻢﻜﻴﻠﻋ ﻡﻼﺴﻟﺍﻭ


    Seri Taujihat Ri ’ayah Ma’nawiyah terdiri dari Khithab Qiyadi, Taujihat Lailatul Katibah dan Taujihat Dua Pekanan.
    Taujihat tersedia dalam bentuk audio, vcd dan tulisan.
    Taujihat Ri’ayah Ma’nawiyah terbit secara berkala dalam rangka penyiagaan kader menghadapi agenda Dakwah 1424 H.
    kaderisasi@pk-sejahtera.org



      Waktu sekarang Thu May 09, 2024 6:30 am