Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    etika jurnalistik

    sumanto
    sumanto
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Libra Jumlah posting : 123
    Join date : 03.07.10
    Age : 59
    Lokasi : di belakangmu

    etika jurnalistik Empty etika jurnalistik

    Post by sumanto Sun Aug 08, 2010 8:09 pm

    Sekedar Pengantar[1]


    M. Salim Nabhani2





    Berbicara
    tentang etika atau etik, pikiran pertama kita akan melangkah ke dalam sesuatu
    yang mutlak dan absolut. Dimana dalam setiap pemberlakuannya terlebih dahulu
    memerlukan kajian yang membutuhkan kurun waktu lama dalam pembelajarannya. Ini
    diatur itu diatur.


    Seperti
    halnya pertemuan kita kali ini dalam diklat jurnalistik Lembaga Pers Mahasiswa
    F-MIPA Pikiran-peikiran kita tentunya, apa saja sih yang harus ditaati
    dalam jurnalistik itu? Prinsip apa saja yang harus dikedepankan dalam
    jurnalistik itu?


    Sedikit berbeda
    dengan etika dan norma-norma dalam tataran filosofis. Etika jurnalistik sendiri
    mengalami perkembangan sesuai dengan perubahan zaman. Sebab, secara umum,
    jurnalistik itu sendiri merupakan rangkaian-rangkaian peristiwa sejarah yang
    terentang dari waktu ke waktu. Hingga sekarang kita mengenal apa yang disebut
    dengan jurnalistik itu sendiri. Semisal, etika makan harus duduk tidak boleh
    makan sambil berdiri, menurut orang Jawa (juga sebagian orang Indonesia yang
    lainnya) merupakan sesuatu pamali, tabu dan tidak boleh dilakukan. Namun
    selaras dengan perkembangan jaman, saat ini kita mengenal dan kadang diantara
    dari kita juga melakukannya, kita makan sambil berdiri. Lihat saja bagaimana
    ketika sebuah pesta cokctail diselenggarakan dan hidangan prasmanan disajikan.
    Hampir seluruh hadirin makan dan minum sambil berdiri. Lalu apakah saat itu
    menjadi hal yang tabu, pamali dan tidak boleh dilakukan?


    Menjadi seorang
    Jurnalis sebegitu juga ruwetnya. Kadang dia menjadi hero dengan
    membongkar konspirasi, menguak kebusukan dan berbagai informasi lainnya yang
    sangat penting bagi masyarakat. Sedangkan di sisi lain, kadang jurnalis
    dianggap sebagai preman, sebab dengan kekuasaan yang dipunyainya, mampu
    menjadikan orang baik-baik terdengar buruk dan begitu juga sebaliknya. Belum
    lagi dengan ulah beberapa oknum yang meminta uang saku kepada narasumber yang
    diwawancarainya. Seperti tuduhan salah seorang pengawal Tommy Winata ketika
    menyerang kantor Tempo “Wartawan itu tahi, nulis ini-itu tapi
    ujung-ujungya duit,” semprotnya kepada salah seorang wartawan Tempo.


    Nah....,
    sebenarnya bagaimana sih menjadi jurnalis yang baik? Agar kita tak kena
    semprot seperti yang dialami oleh wartawan Tempo tersebut. Pun apabila ada
    semprotan dari pihak lain. Hal itu bukanlah semata kesalahan kita, tapi memang
    kesalahan dari si Penyemprot.


    Jika kita melihat
    lebih jauh lagi. Tak hanya sekedar semprotan yang diterima Jurnalis, namun juga
    beberapa hal yang malah menjerumuskan Jurnalis itu sendiri. Ambil misal saja
    pembreidelan dan penutupan media tempat Si Jurnalis tersebut bekerja. Seperti
    halnya Ketawang Gede, majalah mahasiswa Universitas Brawijaya yang dibreidel
    tahun 1994 karena dianggap telah memicu konflik SARA lewat tampilan cover
    belakangnya.


    Dari beberapa
    yang sudah dicatat, para Jurnalis sendiri membatasi ruang lingkupnya dengan
    aturan yang bersifat fungsional. Hal itu termaktub dalam kode etik, di mana
    kode etik tersebut tergantung dari organisasi mana dan ideologi apa yang
    menjadi landasan dari pergerakan dari organisasi tersebut yang membuat kode
    etik.


    Namun dari
    kesekian hal tersebut, muara kita akan kembali lagi kepada kebenaran fungsional
    mana yang menjadi landasan dari kode etik tersebut. Untuk memperjelas itu, kita
    akan lebih masuk lagi dengan berdiskusi.
















    1. Disampaikan dalam
    Diklat Lembaga Pers Mahasiswa F-MIPA 1 Juni 2003



    2. Mahasiswa biasa saja
    yang kebetulan aktif di Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa Universitas
    Brawijaya (UAPKM-UB) sebagai koordinator departemen
    Kavling
    10
    UAPKM-UB dan reporter Mimbar Mahasiswa

      Waktu sekarang Thu Nov 21, 2024 11:32 pm