Pendeta yang Mengaku bernama lengkap Pendeta Rudy Muhamad Nurdin yang tinggal di kawasan Grogol, Jakarta Barat ini memang memiliki semangat misionari (penginjilan, Kristenisasi) yang sangat tinggi, terutama kepada umat Islam. Dia berusaha memasukkan doktrin Kristen dan pendangkalan akidah kepada umat Islam. Maka Pendeta yang menjabat sebagai Wakil Gembala Gereja Kristen Maranatha Indonesia (GKMI) Rawamangun, Jakarta Timur ini menulis belasan buku berwajah Islam. Wajah Islam dalam buku-buku Pendeta Nurdin ini hanya kedok belaka. Demikian pula label “Untuk Kalangan Sendiri” yang dicantumkan pada cover 4 semua bukunya. Semua itu hanya tipuan, karena dalam wawancaranya dengan Hatorangan, Pendeta mengaku bahwa sebenarnya buku-buku itu semuanya diperuntukkan untuk umat Islam. (baca wawancara: Supaya Mereka Dapat Mengetahui Injil Melalui Buku-Buku Saya).
Belasan buku penginjilan berkedok Islam tulisan Pendeta Nurdin itu adalah:
Ayat-ayat Penting di dalam Al-Qur’an (Al-Aayatul Muhmitatu fil-Qur’an) 84 halaman,
Keselamatan di dalam Islam (61 halaman),
Selamat Natal Menurut Al-Qur’an (28 halaman),
Kebenaran Yang Benar (Ash-Shodiqul Masduuq) 107 halaman,
Kebenaran yang Menyelamatkan (Ash-Shodiiqul Muslim) 79 halaman,
Isa Alaihi Salam dalam Al-Qur’an yang Benar (‘Isa ‘Alaihissalam fil-Qur’an) 84 halaman,
Keselamatan untuk Akhir Hayat (Salamatul Akhirotul Khoyat) 62 halaman,
Telah Kutemukan Rahasia Allah Yang Paling Besar (As-Sirrullahi Al-Akbar) 93 halaman,
Rahasia Allah Yang Paling Besar (As-Sirrullahi Al-Akbar) 77 halaman,
Waspadalah UFO Berbahaya (99 halaman),
Bila Terjadi Kiamat Aku Selamat (86 halaman),
Ya Allah Ya Ruh Ulqudus Aku Selamat Dunia dan Akhirat (76 halaman),
Waspadalah!!! “….” Itu Selalu Ada (28 halmaan),
Hampir Saya Musnah dan Terungkaplah Sebuah Misteri Dunia (96 halaman),
Bila Terjadi Perang Nuklir Aku Selamat,
Wahyu Tentang Neraka,
Wahyu Keselamatan Allah, dll.
Dengan belasan judul buku itu, Nurdin pun ditokohkan di gereja sebagai “Pendeta Pakar Islamologi.” Maka Pendeta Nurdin dipercaya sebagai islamologi di Sekolah Tinggi Teologi Arastamar Jakarta. Sedangkan di Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), Nurdin tercatat sebagai Anggota Kelompok Kerja WASAI.
Bila dikaji, hampir semua isi buku Pendeta Nurdin tidak bisa dipertanggungjawabkan. Selalu ada kesalahan ilmiah, bahkan penghujatan kepada Nabi Muhammad SAW. Bukan hanya isi buku yang salah, bahkan dari judul bukunya pun rata-rata mengalami kesalahan yang sangat fatal.
Buku Kebenaran Yang Menyelamatkan misalnya, pada cover depan judul ini ditulis pula dengan kalimat bahasa Arab “Ash-Shodiiqul Muslim.” Judul ini tentu salah dan artinya sangat jauh meleset, karena “Ash-Shodiiqul Muslim” bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti “Teman yang beragama Islam.”
Kesalahan judul buku dalam transliterasi Indonesia–Arab ini membuktikan bahwa Pendeta Nurdin bukanlah pakar Islamologi, tapi awam Islamologi. Kita pun merasa heran dan prihatin kepada umat Kristiani di Indonesia yang menjadikannya sebagai pahlawan penginjilan. Karena pada hakikatnya semua ajaran penginjilan, perbandingan agama dan Islamologi yang dipersembahkan Pendeta Nurdin kepada gereja itu penuh kebohongan dan kekeliruan. Bahkan bila dibiarkan, sepak-terjang Pendeta Nurdin itu mencederai dan merobek kerukunan umat beragama. Sebab dalam buku-bukunya, Pendeta Nurdin banyak terdapat pemelesetan ayat, penghujatan Nabi, pelecehan Islam dan kebohongan sejarah.
Beberapa poin yang bisa memicu amarah umat dalam buku-buku Pendeta Nurdin antara lain: Nabi Muhammad Belajar Alkitab (Bibel) Sampai Hafal; Nabi Menikahi Wanita Kristen dengan Tatacara Kristen, dan Mendapat Kado Alkitab (Bibel); Nabi Muhammad Beribadah Kristen selama 15 tahun; Nabi Muhammad Adalah Pencetus Agama Pantekosta dan Kharismatik; dan Nabi Muhammad disamakan dengan Pendeta Nurdin dan Lia Aminuddin (Lia Eden)
Komentar tentang agama lain adalah isu yang paling sensitif dalam hubungan antarumat beragama, lebih sensitif daripada kulit telur, dan lebih bahaya ledakannya daripada bom. Karena bila tersulut, akan mudah meledak dan berdampak pada rusaknya hubungan sesama manusia beragama yang terlibat.
Penghujatan kepada Nabi Muhammad yang dilakukan oleh Pendeta Nurdin dari Indonesia dan Jyllands Posten dari Denmark telah melakukan pencederaan terhadap agama Islam. Dan, jembatan yang selama ini dibangun untuk menjalin kerukunan antarumat beragama pun menjadi berantakan, lantaran akar-akar permasalahan selalu ditanam oleh manusia-manusia jahil yang ditokohkan sebagai ahli agama oleh pihak tertentu. Contoh konkretnya adalah Pendeta Rudy Muhamad Nurdin, sang pemecah-belah bangsa. mag, mai, eros, qohar
Belasan buku penginjilan berkedok Islam tulisan Pendeta Nurdin itu adalah:
Ayat-ayat Penting di dalam Al-Qur’an (Al-Aayatul Muhmitatu fil-Qur’an) 84 halaman,
Keselamatan di dalam Islam (61 halaman),
Selamat Natal Menurut Al-Qur’an (28 halaman),
Kebenaran Yang Benar (Ash-Shodiqul Masduuq) 107 halaman,
Kebenaran yang Menyelamatkan (Ash-Shodiiqul Muslim) 79 halaman,
Isa Alaihi Salam dalam Al-Qur’an yang Benar (‘Isa ‘Alaihissalam fil-Qur’an) 84 halaman,
Keselamatan untuk Akhir Hayat (Salamatul Akhirotul Khoyat) 62 halaman,
Telah Kutemukan Rahasia Allah Yang Paling Besar (As-Sirrullahi Al-Akbar) 93 halaman,
Rahasia Allah Yang Paling Besar (As-Sirrullahi Al-Akbar) 77 halaman,
Waspadalah UFO Berbahaya (99 halaman),
Bila Terjadi Kiamat Aku Selamat (86 halaman),
Ya Allah Ya Ruh Ulqudus Aku Selamat Dunia dan Akhirat (76 halaman),
Waspadalah!!! “….” Itu Selalu Ada (28 halmaan),
Hampir Saya Musnah dan Terungkaplah Sebuah Misteri Dunia (96 halaman),
Bila Terjadi Perang Nuklir Aku Selamat,
Wahyu Tentang Neraka,
Wahyu Keselamatan Allah, dll.
Dengan belasan judul buku itu, Nurdin pun ditokohkan di gereja sebagai “Pendeta Pakar Islamologi.” Maka Pendeta Nurdin dipercaya sebagai islamologi di Sekolah Tinggi Teologi Arastamar Jakarta. Sedangkan di Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), Nurdin tercatat sebagai Anggota Kelompok Kerja WASAI.
Bila dikaji, hampir semua isi buku Pendeta Nurdin tidak bisa dipertanggungjawabkan. Selalu ada kesalahan ilmiah, bahkan penghujatan kepada Nabi Muhammad SAW. Bukan hanya isi buku yang salah, bahkan dari judul bukunya pun rata-rata mengalami kesalahan yang sangat fatal.
Buku Kebenaran Yang Menyelamatkan misalnya, pada cover depan judul ini ditulis pula dengan kalimat bahasa Arab “Ash-Shodiiqul Muslim.” Judul ini tentu salah dan artinya sangat jauh meleset, karena “Ash-Shodiiqul Muslim” bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti “Teman yang beragama Islam.”
Kesalahan judul buku dalam transliterasi Indonesia–Arab ini membuktikan bahwa Pendeta Nurdin bukanlah pakar Islamologi, tapi awam Islamologi. Kita pun merasa heran dan prihatin kepada umat Kristiani di Indonesia yang menjadikannya sebagai pahlawan penginjilan. Karena pada hakikatnya semua ajaran penginjilan, perbandingan agama dan Islamologi yang dipersembahkan Pendeta Nurdin kepada gereja itu penuh kebohongan dan kekeliruan. Bahkan bila dibiarkan, sepak-terjang Pendeta Nurdin itu mencederai dan merobek kerukunan umat beragama. Sebab dalam buku-bukunya, Pendeta Nurdin banyak terdapat pemelesetan ayat, penghujatan Nabi, pelecehan Islam dan kebohongan sejarah.
Beberapa poin yang bisa memicu amarah umat dalam buku-buku Pendeta Nurdin antara lain: Nabi Muhammad Belajar Alkitab (Bibel) Sampai Hafal; Nabi Menikahi Wanita Kristen dengan Tatacara Kristen, dan Mendapat Kado Alkitab (Bibel); Nabi Muhammad Beribadah Kristen selama 15 tahun; Nabi Muhammad Adalah Pencetus Agama Pantekosta dan Kharismatik; dan Nabi Muhammad disamakan dengan Pendeta Nurdin dan Lia Aminuddin (Lia Eden)
Komentar tentang agama lain adalah isu yang paling sensitif dalam hubungan antarumat beragama, lebih sensitif daripada kulit telur, dan lebih bahaya ledakannya daripada bom. Karena bila tersulut, akan mudah meledak dan berdampak pada rusaknya hubungan sesama manusia beragama yang terlibat.
Penghujatan kepada Nabi Muhammad yang dilakukan oleh Pendeta Nurdin dari Indonesia dan Jyllands Posten dari Denmark telah melakukan pencederaan terhadap agama Islam. Dan, jembatan yang selama ini dibangun untuk menjalin kerukunan antarumat beragama pun menjadi berantakan, lantaran akar-akar permasalahan selalu ditanam oleh manusia-manusia jahil yang ditokohkan sebagai ahli agama oleh pihak tertentu. Contoh konkretnya adalah Pendeta Rudy Muhamad Nurdin, sang pemecah-belah bangsa. mag, mai, eros, qohar
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as