Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    waspadai seks bebas

    kutubuku
    kutubuku
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 297
    Join date : 18.06.10
    Age : 36
    Lokasi : rahasia

    waspadai seks bebas Empty waspadai seks bebas

    Post by kutubuku Sun Jun 27, 2010 8:02 pm

    Waspadai Seks Bebas Kalangan Remaja








    Berdasarkan penelitian di berbagai kota besar di Indonesia,
    sekitar 20 hingga 30 persen remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks.
    Celakanya, perilaku seks bebas tersebut berlanjut hingga menginjak ke jenjang
    perkawinan. Ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik di pondokan
    atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Mungkinkah karena
    longgarnya control mereka pada mereka? Berikut ini laporan wartawan Majalah
    Gemari Haris Fadillah dari "Kota Pelajar" Yogyakarta dan Kota
    Jakarta.

    Pakar seks juga specialis Obstetri dan Ginekologi Dr. Boyke Dian Nugraha di
    Jakarta mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan
    seks bebas semakin meningkat. Dari sekitar lima persen pada tahun 1980-an,
    menjadi duapuluh persen pada tahun 2000.

    Kisaran angka tersebut, kata Boyke, dikumpulkan dari berbagai penelitian di
    beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Palu dan
    Banjarmasin. Bahkan di pulau Palu, Sulawesi Tenggara, pada tahun 2000 lalu
    tercatat remaja yang pernah melakukan hubungan seks pranikah mencapai 29,9
    persen.

    "sementara penelitian yang saya lakukan pada tahun 1999 lalu terhadap
    pasien yang datang ke Klinik Pasutri, tercatat sekitar 18 persen remaja pernah
    melakukan hubungan seksual pranikah," kata pemilik Klinik Pasutri ini.

    Kelompok remaja yang masuk ke dalam penelitian tersebut rata-rata berusia 17-21
    tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
    atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang
    duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

    Tingginya angka hubungan seks pranikah di kalangan remaja erat kaitannya dengan
    meningkatnya jumlah aborsi saat ini, serta kurangnnya pengetahuan remaja akan
    reproduksi sehat. Jumlah aborsi saat ini tercatat sekitar 2,3 juta, dan 15-20
    persen diantaranya dilakukan remaja. Hal ini pula yang menjadikan tingginya
    angka kematian ibu di Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai negara yang angka
    kematian ibunya tertinggi di seluruh Asia Tenggara.

    Dari sisi kesehatan, perilaku seks bebas bisa menimbulkan berbagai gangguan.
    Diantaranya, terjadi kehamilan yang tidak di inginkan. Selain tentunya
    kecenderungan untuk aborsi, juga menjadi salah satu penyebab munculnya
    anak-anak yang tidak di inginkan. Keadaan ini juga bisa dijadikan bahan
    pertanyaan tentang kualitas anak tersebut, apabila ibunya sudah tidak
    menghendaki.

    Seks pranikah, lanjut Boyke juga bisa meningkatkan resiko kanker mulut rahim.
    Jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena
    penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat.

    Selain itu, seks pranikah akan meningkatkan kasus penyakit menular seksual,
    seperti sipilis, GO (ghonorhoe), hingga HIV/AIDS. Androlog Anita Gunawan
    mengatakan, kasus GO paling banyak terjadi. Penderita bisa saja tidak mengalami
    keluhan. Tapi, hal itu justru semakin meningkatkan penyebaran penyakit
    tersebut.

    Anita menggolongkan penyakit GO tersebut ke dalam subklinis, kronis dan akut.
    Subklinis dan kronis, kata anita, tidak menimbulkan gejala serta keluhan pada
    penderita. Sedangkan GO akut akan menampakan gejala, seperti sulit buang air
    kecil atau sakit pada ujung kemaluan. "Pada pria biasanya menampakan gejala.
    Berbeda dengan wanita, seringkali tidak menampakan gejala yang jelas.
    Paling-paling hanya timbul keputihan atau anyang-anyang," ujarnya.

    Bagaimana dengan GO yang sudah parah? Dr Boyke Dian Nugraha menjelaskan, untuk
    GO yang sudah parah dapat menyebabkan hilangnya kesuburan, baik pada pria
    maupun wanita. Saluran sperma atau indung telur menjadi tersumbat oleh kuman
    GO.

    Disisi lain, Boyke menambahkan, perilaku seks bebas ini bisa berlanjut hingga
    menginjak perkawinan. Tercatat sekitar 90 dari 121 masalah seks yang masuk ke
    Klinik Pasutri (pasangan suami istri)pada tahun 2000 lalu, dialami orang-orang
    yang pernah melakukan hubungan pranikah (pre marital).

    "Masalah seks dengan pasangannya justru dijadikan legistimasi untuk
    melakukan seks bebas. Bahkan, saat ini, seks bebas sudah menjadi bagian dari
    budaya bisnis," cetusnya. Factor yang melatarbelakangi hal ini, ujar
    Boyke, antara lain disebabkan berkurangnya pemahaman nilai-nilai agama. Selain
    itu, juga disebabkan belum adanya pendidikan seks secara formal di
    sekolah-sekolah. Selain itu, juga maraknya penyebaran gambar serta VCD porno.

    Banyak remaja terjebak

    Lalu bagaimana dengan remaja di "Kota Pelajar" Yogyakarta?
    Berdasarkan survey Pusat Studi Wanita Universitas Islam Indonesia (PSW-UII)
    Yogyakarta, jumlah remaja yang mengalami masalah kehidupan seks terutama di
    Yogyakarta terus bertambah, akibat pola hidup seks bebas. Mengapa demikian?
    "karena pada kenyataannya pengaruh gaya seks bebas yang mereka terima jauh
    lebih kuat dari pada control yang mereka terima maupun pembinaan secara
    keagamaan," kata Kepala PSW-UII Dra Trias Setiawati, Msi.

    Saat ini, jumlah pelajar di Kota Yogyakarta sebanyak 121.000 orang, atau
    sekitar 25 persen dari penduduk kota yang terkenal sebagai Kota pelajar yang
    sebanyak 490.000. Ini, tentunya mendorong makin suburnya bisnis rumah kos di
    kota ini. Sementara tingkat pengawasan dari pemilik kos di kota ini. Sementara
    tingkat pengawasan dari pemilik kos maupun pihak orang tua, kata Trias
    Setiawati, semakin longgar. Sehingga, makin banyak remaja yang terjebak ke
    dalam pola seks bebas karena berbagai pengaruh yang mereka terima baik dari
    teman, internet, dan pengaruh lingkungan secara umum.

    "Sekuat-kuatnya mental seorang remaja untuk tidak tergoda pola hidup seks
    bebas, kalau terus-menerus mengalami godaan dan dalam kondisi sangat bebas dari
    kontrol, tentu suatu saat akan tergoda pula untuk melakukannya. Godaan semacam
    itu terasa lebih berat lagi bagi remaja yang memang benteng mental dan
    keagamaannya tidak begitu kuat," dalihnya.

    Salah satu upaya untuk menanggulangi maraknya seks bebas di kalangan remaja,
    khususnya penghuni kos, selain perlu dilakukan pengawasan yang ketat dan
    intensif dari pemilik kos secara proporsional, juga meningkatkan kesadaran dari
    orang tua untuk memilihkan tempat kos bagi anak-anaknya yang layak dan aman.
    "Selain itu, tentu membekali putra-putrinya dengan benteng ajaran agama
    yang kokoh," ujar Trias saat ditemui di Yogyakarta, belum lama ini.

    Pendidikan Kesehatan Reproduksi

    Maraknya seks bebas di kalangan remaja membuat banyak pihak sangat prihatin.
    Salah satunya adalah Ketua Yayasan Sayap Ibu Daerah Istimewa Yogyakarta Ny Hj
    Ciptaningsih Utaryo. Pasalnya, kata dia, hal itu akan menimbulkan masalah baru
    bukan hanya bagi wanita remaja itu sendiri, tapi juga pada anak-anak yang akan
    dilahirkan. Terlebih anak yang lahir tersebut merupakan anak yang dikehendaki,
    sehingga ada kecenderungan akan ditelantarkan orang tua.

    Ditambahkannya, munculnya perilaku seks bebas di kalangan remaja yang marak
    belakangan ini tidak terlepas dari pengaruh era globalisasi, serta berkaitan
    erat dengan pengaruh Napza (narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya)
    atau di Daerah Istimewa Yogyakarta di sebut madat.

    Sebagai Yayasan yang perduli dengan anak-anak terlantar, Yayasan Sayap Ibu
    (YSI) berupaya untuk mengatasi permasalahan anak-anak yang ditelantarkan
    orangtuannya, yang hingga kini jumlahnya demikian besar. Di Yayasan Sayap Ibu
    Daerah Istimewa Yogyakarta saja saat ini tercatat sekitar 500 orang anak lebih
    yang dirawat dan belum mendapatkan orang tua angkat. Bila digabung dengan lain
    jumlahnya akan mencapai ribuan orang.

    Di antara mereka yang dirawat bukan hanya fisiknya yang normal, tapi ada juga
    diantaranya yang mengalami kecacatan akibat aborsi yang gagal dilakukan orang
    tuannya. "Karena biasanya orang tua yang hamil di luar nikah akan
    cenderung mencari jalan pintas untuk menutupi aib yang dideritannya. Padahal ,
    cara ini selain tidak berprikemanusiaan, juga akan menyebabkan beban ganda pada
    anak-anak yang gagal di aborsi," dalih Ciptaningsih.

    Untuk menghindari tindakan aborsi illegal yang dilakukan ibu-ibu yang tidak
    menginginkan kehamilan, Yayasan Sayap Ibu selain menampung anak-anak yang
    ditelantarkan orang tuanya, juga mempunyai program merawat ibu-ibu muda yang
    hamil akibat seks bebas atau kehamilan tidak dikehendaki sampai anak tersebut
    lahir dengan selamat.

    "Upaya yang dilakukan Yayasan Sayap Ibu ini bukannya justru memberikan
    peluang kepada anak-anak remaja untuk melakukan seks bebas, tapi semata untuk
    menolong nyawa ribuan generasi muda dari perbuatan tidak berkemanusiaan. Aborsi
    illegal bukan hanya berbahaya bagi janin, tapi juga nyawa ibu muda itu sendiri.
    Karena setiap janin berdasarkan kontroversi Hak Anak Internasional perlu dijaga
    kelangsungan hidupnya," tungkasnya.

    Ciptaningsih menegaskan, saat ini untuk menekankan jumlah pelaku seks bebas
    -terutama di kalangan remaja- bukan hanya membentengi diri mereka dengan unsure
    agama yang kuat, juga dibentengi dengan pendampingan orang tua Dan selektivitas
    dalam memilih teman-teman. Karena ada kecenderungan remaja lebih terbuka kepada
    teman dekatnya ketimbang dengan orang tua sendiri.

    Selain itu, sudah saatnya di kalangan remaja diberikan suatu bekal pendidikan
    kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks secara
    vulgar. "Pendidikan Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja bukan hanya
    memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan
    bebas, seperti penyakit menular seksual dan sebagainya. Dengan demikian, anak-anak
    remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan seks bebas," imbau
    Ciptaningsih.




      Waktu sekarang Wed May 08, 2024 6:39 am