Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    backstreet dalam islam

    kutubuku
    kutubuku
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 297
    Join date : 18.06.10
    Age : 36
    Lokasi : rahasia

    backstreet dalam islam Empty backstreet dalam islam

    Post by kutubuku Thu Jun 24, 2010 4:50 pm

    Cinta VS Orang Tua
    ABSTRACT:
    Saat cinta kita kepada orang tua "terbentur" dengan cinta kita kepada si
    dia, apa yang harus kita lakukan? Bukankah, cinta kepada si dia, sebelum
    pernikahan, bukan segalanya? Cinta semacam ini masih bisa datang dan
    pergi, berbeda dengan kasih dan cinta pasca pernikahan. Dan cinta orang
    tua kepada kita selaku anak-anaknya, tak akan pernah habis, namun itu
    bukan alasan untuk kita menyakiti mereka. Pahamilah itu sebagai cinta dan
    kasih yang abadi.
    Patutkah kita menyakiti hati orang tua yang telah berpuluh-puluh tahun
    mendidik, mengasuh dan membimbing? Nyebokin kalau buang air, memandikan
    dan menggendong kita dalam pelukannya, saat kita kecil. Dan kemudian kita
    balas jasa mereka dengan protes yang menyakitkan hati mereka? Dan itu
    kita lakukan kepada "seseorang" yang baru dikenal! Haruskah kasih sayang
    mereka yang berpuluh-puluh tahun itu dimusnahkan untuk "kasih sayang yang
    baru seumur jagung"?
    Mudah-mudahan Allah selalu mengingatkan kita bahwa, "KERIDHAAN ALLAH
    BERADA DALAM KERIDHAAN ORANG TUA, DAN KEMURKAAN ALLAH BERADA DALAM
    KEMARAHAN ORANG TUA."
    Dari judulnya, keliatannya kita lagi mau bicara tentang tema film India
    yang selalu bikin facing antara Pacar dan Ortu. Kayaknya emang begitu,
    tapi ada beda pada hasilnya nanti, baca aja selanjutnya.
    Kalau kita sedang suka, jatuh cinta, ada kasih, falling (dan bahasa
    lainnya) ama seorang wanita (gua lebih suka menyebutnya wanita daripada
    perempuan), dan kita berpikir untuk melanjutkan hubungan lebih jauh,
    biasanya kita akan berusaha semampu mungkin untuk merealisasi "cerita
    India" itu. Abis, "ia" begitu indah, begitu mengharukan dan romantis,
    bahkan gak berlebihan kadang punya efek langsung pada kesehatan dan sikap
    kita sehari-hari.
    DEMIKIAN INDAHNYA
    Masalahnya berlanjut ketika kita sadar bahwa KITA HIDUP DALAM TATANAN
    MASYARAKAT ASIA, DIMANA PERAN ORANG TUA SEDIKIT BANYAK MASIH MEMPUNYAI
    KEPENTINGAN DALAM DIRI KITA, BAHKAN KADANG PERAN MASYARAKATPUN IKUT
    MENENTUKAN. Itu sebabnya dalam banyak undangan dan dekorasi pernikahan
    banyak ditemukan berseliweran kata-kata "Mohon doa restu", dimana tradisi
    kayak gini gak kita temukan dalam masyarakat Barat (Barat disebutkan di
    sini bukan berarti wah, ini cuma perbandingan fenomena).
    Dalam beberapa orang, percintaan sering gak berjalan dengan mulus karena
    faktor yang baru disebut di atas. Sebuah keberuntungan kalau kekasih anda
    diterima apa adanya oleh orang tua dan (mungkin) masyarakat anda, namun
    ketika sebaliknya terjadi gimana?
    Beberapa teman saya kasih saran, coba dong didialogkan kembali dengan
    orang tua dengan baik-baik, dicarikan jalan keluarnya. Itu betul jika
    kemudian orang tua dapat menurunkan "standar permintaannya", namun
    BAGAIMANA KETIKA MEREKA TETAP BERPEGANG KUKUH DENGAN PENDAPATNYA untuk
    menolak kekasih anda?
    Teman saya nyeletuk, "Orang tua apaan tuh! Masa sih kebahagiaan si anak
    dihalang-halangi, toh mereka menginginkan sebuah kebaikan (maksudnyapernikahan, suatu institusi yang tentu saja direstui oleh Tuhan)." Yang
    satu lagi menambahkan, "Apa sih maksud orang tua seperti itu, apakah
    mereka menginginkan anaknya berpasangan tanpa saling menyayangi?" Si A
    nyeletuk dengan kasar, "Emang yang mau kawin siapa sih, bokap nyokap loe
    apa loe, kok jadi dia pada yang repot?" Dan bermacam-macam tanggapan dari
    teman-teman.
    So judulnya di sini adalah PERTENTANGAN, mana yang anda pilih ketika
    solusi "keinginan" anda terhalang oleh "idealisme' orang tua?
    CINTA (SAAT BELUM MENIKAH) BUKAN SEGALA-GALANYA, DIA BISA DATANG DAN
    PERGI BEGITU SAJA (saya tau kalimat ini pasti tidak disukai oleh banyak
    orang, khususnya para idealis cinta, tapi itulah realita). Cinta itu,
    seperti kata pepatah Jawa, timbul hanya karena faktor kebersamaan yang
    sering. Itu sebabnya Dewa bilang dalam salah satu lirik lagunya, "Beri
    aku sedikit waktu, biar cinta datang karena telah terbiasa." So, UNSUR
    TERPENTING PEMBENTUKAN CINTA ADALAH UNSUR "SELALU BERSAMA", itu saja, gak
    lebih. (Kalau loe deket ama seorang cewek cuma temenan biasa asalnya,
    kemudian akrab bener, jangan heran kalau kemudian bisa jatuh cinta, itu
    karena unsur kebersmaan tadi).
    Logikanya, KETIKA KEBERSAMAAN ITU HILANG, MAKA HILANGLAH CINTA ITU.
    Jangan heran jika kita sering menganggap aneh dan gak realistis orang-
    orang yang selalu mengenang berat kekasih masa lalu kalau hanya untuk
    dikenang begitu saja dan hanya untuk bahan perbandingan (kecuali kalau
    mengenangnya cuma buat hiburan aja, itu sih gak bikin rusak). Jangan
    heran juga kalau orang yang pacaran long distance banyak yang putus
    hehehehe
    Menghilangkan cinta dengan cara menghilangkan kebersamaan, jika itu
    dilakukan tentunya bukan suatu hal yang mudah. iya khan? Yup, itu benar,
    ketika anda memutuskan untuk menjauhi sang kekasih, itu memang suatu
    keputusan yang berat, bahkan tidak berlebihan kalau dibilang itu bisa
    bikin anda cengeng dan serasa dunia ini hampa (kayak roman picisan).
    Namun percaya atau tidak, itu satu-satunya proses terapi mujarab hingga
    saat ini.
    Kembali ke masalah ortu. Kita dihadapkan pada dua pilihan sekarang,
    antara MENURUTI KEINGINAN ORANG TUA UNTUK MEMBONGKAR CINTA KITA dan
    antara MEMASANG CINTA PADA KEKASIH KITA. Dilema bukan? Kayak si buah
    Simalakama, duanya-duanya pilihan yang berat. Mari kita itung-itungan
    sekarang dengan asas kebesaran jiwa.
    Ada satu pernyataan dari seorang bijak ketika menasehati anak didiknya,
    Si bijak bilang, "PATUTKAH KAMU MENYAKITI HATI ORANG TUA YANG TELAH
    BERPULUH-PULUH TAHUN MENDIDIK, MENGASUH, dan MEMBIMBINGMU.
    Ketika kamu kecil mereka nyebokin kamu kalau buang air, mandiin,
    menggendong kamu dalam pelukannya selama dua tahun lebih dengan kasih
    sayang tanpa imbalan? Kemudian semua jasa itu kamu lupakan begitu saja
    dan kamu balas dengan sebuah protes yang menyakitkan hati mereka? Dan itu
    kamu lakukan hanya karena seseorang yang baru kamu kenal dalam hitungan
    satu atau dua tahun? Haruskah kasih sayang berpuluh-puluh tahun itu
    dimusnahkan untuk kasih sayang katakan, dua tahun!?
    Sebuah pertanyaan yang betul-betul dalam dan jelas maknanya jika diterima
    dengan jiwa yang bersih.Si bijak kemudian melanjutkan," Nak, kamu masih mau comparing antara
    cinta si Dia dengan kamu dan cinta orang tua terhadap kamu? Sungguh,
    tidak balance, ada yang berat sebelah! Jauh dan sangat jauh. Cinta dia
    kepada kamu, sedikit banyak bertendensi, saya tidak bisa pastikan
    bertendensi apa, namun cinta mereka (orang tua) terhadapmu, sungguh, saya
    berani pastikan adalah tanpa tendensi apapun! BAGI ORANG TUA, KEBAHAGIAAN
    KAMU DI MASA DEWASA SAJA SUDAH CUKUP SEBAGAI KEBANGGAAN DAN KEBERHASILAN
    ATAS USAHA CINTANYA SELAMA INI UNTUK KAMU. SEDERHANA DAN TANPA TENDENSI!"
    "Satu lagi yang mesti kamu pikirkan, dan ini sangat besar artinya untuk
    ketenangan jiwa kamu, yaitu, ADAKAH KAMU RELA ORANG TUAMU MENINGGAL DUNIA
    NANTI SEMENTARA DALAM HATINYA MASIH MENYIMPAN PERASAAN SAKIT SAMA KAMU?
    ADAKAH KAMU RELA MEREKA MENINGGALKANMU UNTUK YANG TERAKHIR KALINYA TANPA
    SENYUM SAMA KAMU?"
    "KECINTAAN DAN KEPATUHAN KEPADA ORANG TUA ADALAH KECINTAAN DAN KEPATUHAN
    TOTAL TANPA SYARAT, KECUALI SATU, KETIKA MEREKA MENGAJAKMU BERBUAT TIDAK
    BAIK, ITU SAJA! DI LUAR ITU, ADALAH KEPATUHAN TOTAL."
    ?DAN JIKA KEDUANYA MEMAKSAMU UNTUK MEMPERSEKUTUKAN-KU DENGAN SESUATU YANG
    TIDAK ADA PENGETAHUANMU TENTANG ITU, MAKA JANGANLAH KAMU MENGIKUTI
    KEDUANYA DAN PERGAULILAH KEDUANYA DI DUNIA DENGAN BAIK" [Luqman:15].
    Jadi, kalau ortu ngajak ke arah kemusyrikan maka tidak wajib kita
    mentaati mereka. Hanya saja sebagai anak tetap berkewajiban bergaul
    dengan baik selama di dunia. Sikap santun harus senantiasa dijaga.
    "Aku bisa mengerti, jiwamu sedang bergejolak, sakit menerima kenyataan,
    bahkan gak menutup kemungkinan kasus-kasus cinta kayak gini bisa bikin
    orang bunuh diri. Namun inilah dunia dengan permasalahannya, tidak
    semuanya happy ending, KADANG SEBUAH KEPUTUSAN PAHIT HARUS DIAMBIL UNTUK
    MENGHINDARI AKIBAT KEPUTUSAN YANG LEBIH PAHIT.
    Tidak semua masalah mempunyai solusi happy kayak film-film India,
    contohnya adalah masalahmu ini. Di sini tidak ada solusi, yang ada cuma
    opsi, antara tetap meneruskan cintamu ama si dia dan antara kepatuhan
    terhadap keinginan orang tua."
    Kamu mungkin bilang, "Guru, anda begitu mudah menasehati saya, Anda tidak
    merasakan sedikitpun apa yang sedang saya rasakan." Saya akan jawab,
    seorang yang bijak adalah seseorang yang bisa mengatur derap emosi jiwa
    dengan logika, begitu kira-kira yang saya pahami selama saya hidup. Saya
    menghargai cinta kamu, dan itu merupakan bukti bahwa kamu adalah manusia
    yang romatik dan penuh cinta, namun permasalahannya di sini adalah, kamu
    berhadapan dengan cinta lain yang lebih tulus meskipun bagi kamu
    (sementara ini) cinta tulus orang tua itu bukan cinta tetapi suatu
    tekanan yang menyakitkan."
    "KASIH ORANG TUA KEPADA ANAKNYA TAK AKAN HABIS, NAMUN ITU BUKAN ALASAN
    BUAT KAMU UNTUK MENYAKITINYA, PAHAMI ITU SEBAGAI CINTA DAN KASIH YANG
    ABADI."
    Si anak didik memotong, "Kebanyakannya, orang tua bisa menerima kita
    setelah kita punya anak, itu khan artinya nanti bisa kembali damai kalau
    saya tetap meneruskan keinginan mengawini kekasih saya."
    Sang Guru menjawab, " Ya, ada beberapa yang seperti itu, namun, jika itu
    mungkin bisa terjadi kepada kamu juga. Tetapi JIKA ITU TETAP KAMU
    LAKUKAN, KAMU TELAH MENINGGALKAN SEDIKIT NODA DALAM JIWA MEREKA DAN ITUSUDAH CUKUP SEBAGAI NILAI MINUS KAMU DI JIWA MEREKA. Itu pun kalau mereka
    kemudia memaafkanmu setelah mereka melihat cucu. Permasalahannya, apakah
    kamu yakin bahwa mereka suatu saat nanti mereka dapat memaafkan? jika
    ternyata tidak hingga akhir hayat mereka, kamu akan dihantui dengan
    perasaan tidak tenang dan rasa bersalah di saat mereka tidak ada lagi.
    Sungguh Nak."
    "Sekali lagi, CINTA KAMU DENGAN DIA SEBELUM PERNIKAHAN, BUKAN SEGALANYA,
    SEKALI LAGI BUKAN SEGALANYA. CINTA SEMACAM INI MASIH BISA DATANG DAN
    PERGI, BERBEDA DENGAN KASIH DAN CINTA PASCA PERNIKAHAN, tidak begitu
    mudah untuk create cinta baru yang lain, karena ia sudah dilandasi dengan
    aspal baru, yaitu aspal TANGGUNGJAWAB DAN KOMITMEN, karena pernikahan
    adalah suatu perjanjian bernilai sakral abstrak yang harus diperjuangkan,
    meskipun dengan nyawa. KEHIDUPAN CINTA PASCA PERNIKAHAN ADALAH KOMITMEN
    PRIBADI DUA ANAK MANUSIA UNTUK TETAP MENJAGA SEBISA MUNGKIN AGAR TIDAK
    RETAK, MESKIPUN ITU HARUS DENGAN MENJUAL IDEALISME HARIAN. Sangat berbeda
    dengan kehidupan cinta sebelum pernikahan, sangat berbeda, yang kayak
    gini tuh masih bisa dibongkar pasang, masih bisa di-adjust sono-sini, itu
    realita. Saya tidak katakan cintamu sama dia tidak harus diperjuangkan
    sama sekali. Yang saya ingin katakan di sini adalah, cintamu dengan
    seseorang sebelum pernikahan adalah masih bernilai fifty-fifty untuk
    dipertahankan, ini artinya kamu bisa saja mempertahankan cinta itu,
    memperjuangkannya, cuma, menurut saya, proporsional dong. Artinya ketika
    dihadapkan kepada memilih antara dia dan kepatuhan terhadap orang tua,
    maka di sinilah kamu harus hitung menghitung kayak orang dagang!
    Yah,semacam usaha untuk lebih relistis."
    Si murid mulai ragu dan bertanya, "Jika saya mengikuti orang tua, apakah
    ini berarti saya pengecut dan tidak berani dalam mengambil keputusan
    untuk menikahinya, tidak berani dalam memperjuangkan Cinta?" Sang guru:
    "Anakku, cobalah belajar untuk membedakan antara pemberani dengan si
    konyol!"
    Sang Murid, "Lalu apa yang harus saya katakan kepada si Dia?" Guru,
    "Berbicaralah apa adanya, bahwa kamu telah berusaha untuk meyakinkan
    orang tua namun tidak berhasil, dia tentu akan sedih bercampur dengan
    marah, itu pasti, namun kamu perlu jelaskan juga, bahwa dia tidak sedih
    dan marah sendiri. Tidak ada orang yang ingin kebahagiaannya rusak dan
    hancur. Namun tidak berarti juga realita hidup selalu happy ending kayak
    film India."
    Rasulullah shallallahu ?alaihi wasallam bersabda, ?BARANGSIAPA MEMBUAT
    HATI ORANG TUA SEDIH, BERARTI DIA TELAH DURHAKA KEPADANYA." [Riwayat
    Bukhari]. Dalam kesempatan lain Rasulullah bersabda, ?TERMASUK PERBUATAN
    DURHAKA SESEORANG YANG MEMBELALAKKAN MATANYA KARENA MARAH. [Riwayat
    Thabrani].
    Semoga Allah menjadikan kita sebagai anak-anak yang dapat MEMPERSEMBAHKAN
    CINTA, SAYANG, HORMAT DAN BAKTI KITA KEPADA KEDUANYA, HANYA UNTUK SATU
    TUJUAN: MERAIH CINTA, AMPUNAN, PAHALA DAN RIDHA-NYA.
    Amin allahumma amin...
    *IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
    Al-Hubb Fillah wa Lillah,

      Waktu sekarang Sat Apr 27, 2024 9:51 pm