Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    apel stories

    ratri
    ratri
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 281
    Join date : 01.04.10
    Age : 36
    Lokasi : di hati si admin

    apel stories Empty apel stories

    Post by ratri Fri Jun 11, 2010 6:25 pm

    Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang
    bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari.
    Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya,
    tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat
    mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak
    kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan
    tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

    Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo ke sini
    bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu. "Aku bukan anak kecil
    yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu."Aku ingin
    sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."

    Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau
    boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang
    untuk membeli mainan kegemaranmu." Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu
    memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita.
    Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu
    kembali sedih.

    Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya
    datang. "Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon apel. "Aku tak punya
    waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami
    membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?" Duh, maaf
    aku pun tak memiliki rumah.

    Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," kata
    pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon
    apel itu dan pergi dengan gembira.Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat
    anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon
    apel itu merasa kesepian dan sedih.

    Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa
    sangat bersuka cita menyambutnya."Ayo bermain-main lagi denganku," kata
    pohon apel."Aku sedih," kata anak lelaki itu."Aku sudah tua dan ingin hidup
    tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah
    kapal untuk pesiar?"

    "Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan
    menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan
    bersenang-senanglah."

    Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal
    yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui
    pohon apel itu.

    Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. "Maaf
    anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi
    untukmu." "Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah
    apelmu," jawab anak lelaki itu.

    "Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat," kata pohon
    apel."Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu," jawab anak lelaki itu."Aku
    benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang
    tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini," kata pohon
    apel itu sambil menitikkan air mata.


    "Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang," kata anak lelaki.
    "Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah
    sekian lama meninggalkanmu." "Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar
    pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari,
    marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang."
    Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon.

    Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.


    Pohon apel itu adalah orang tua kita.
    Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika
    kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita
    memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita
    akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk
    membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah
    bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita
    memperlakukan orang tua kita.

    Dan, yang terpenting: cintailah orang tua kita.
    Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan
    berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada
    kita.

      Similar topics

      -

      Waktu sekarang Mon May 06, 2024 6:45 pm