Sejarah Singkat
LMND
Perjuangan
demokrasi adalah sebuah proses sosial yang penting untuk masyarakat Indonesia.
Jatuhnya Soeharto di Mei 1998 jelas adalah salah satu batu loncatannya. Seperti
yang kita ketahui, gerakan mahasiswa menjadi salah satu tulang punggung
perjuangan melawan kediktatoran Orde Baru. Sepanjang 1998-1999 sangat terlihat
begitu banyak aksi-aksi mahasiswa, dengan ribuan sampai jutaan massa rakyat
mencoba menghantam satu per satu pilar kekuasaan Orde Baru.Tapi, demokrasi yang
mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial yang sejati belum terwujud.
Gerakan
Mahasiswa Kerakyatan memang tak luput dari kelemahan. Salah satunya adalah
persoalan perjuangan yang terus berkelanjutan. Organisasi, mau tidak mau,
menjadi masalah yang penting. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memperkuat
diri gerakan ini. Mulai dari Rembuk Mahasiswa Nasional Indonesia atau RMNI I di
Bali pada Maret 1999, RMNI II di Surabaya pada Mei 1999, ataupun front-front
perjuangan mahasiswa secara nasional yang berdiri dan bubar sepanjang
1998-2001.
Sejak jatuhnya
Soeharto, beberapa komite aksi menyadari kebutuhan sebuah organisasi perjuangan
yang bergerak secara nasional, menyatukan perlawanan mahasiswa bersama rakyat
dengan sistematis dan terprogram. Dimulai dengan pendirian Front Nasional untuk
Reformasi Total (FNRT) pada pertengahan Mei 1998, 11 komite aksi dari 10 kota
(termasuk Mahasiswa Timor Leste) mencoba mengatasi persoalan gerakan secara
nasional.
Usia FNRT
tidak lama. Pada pertengahan 1998, FNRT bubar dengan sendirinya. Tapi
komite-komite yang pernah bergabung di dalamnya mencoba membentuk lagi sebuah
organisasi nasional, Aliansi Demokratik (ALDEM) pada Agustus 1998. Mereka
berhasil menerbitkan sebuah majalah “ALDEM” satu kali dan upaya menggalang aksi
nasional pada tanggal 14 September dengan isu Cabut Dwifungsi ABRI. Malang,
nasibnya tak jauh dengan FNRT. Putus koordinasi menjelang Sidang Istimewa 1998.
Upaya berikutnya adalah pembentukan Front
Nasional untuk Demokrasi (FONDASI) pada pertengahan Februari 1999. Buntunya RMNI
II di Surabaya dalam persoalan Pemilu Juni 1999 memaksa FONDASI untuk
memunculkan dirinya dan mengadakan Kongres Mahasiswa di Bogor, 9-12 Juli 1999.
Dari 20 komite aksi mahasiswa-rakyat, 19 di antaranya sepakat untuk membentuk
sebuah organisasi nasional demi terwujudnya kesatuan perjuangan gerakan secara
nasional. Organisasi tersebut bernama Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi,
disingkat LMND (bisa dibaca “elemende”).
Kongres I tersebut menyatakan bahwa
perjuangan LMND adalah sebagai bagian dari perjuangan rakyat Indonesia
menghancurkan sistem yang anti demokrasi dan mewujudkan masyarakat demokratis
dan berkeadilan sosial. Tujuan ini juga dinyatakan dalam ideologi organisasi
yang disebut Demokrasi Kerakyatan, demokrasi yang secara ide dan kenyataan berpihak
kepada mayoritas rakyat, yaitu kaum buruh, tani, dan miskin kota.
Saat ini LMND memiliki 40 basis kerja,
baik dalam bentuk komisariat, komisariat persiapan, dan kampung
pengorganisasian dengan kekuatan 300an organiser, tersebar 20 kota Indonesia untuk
menggalang kekuatan mahasiswa dan rakyat untuk memperjuangkan kepentingan
mereka, yang jelas berbeda dengan penguasa Indonesia.
Kongres II di Bandung, Oktober 2000,
telah mengamanatkan penggalangan kekuatan-kekuatan mahasiswa untuk bersama-sama
membangun dewan-dewan mahasiswa sebagai alat perjuangan kepentingan mahasiswa
di dalam kampus, melawan upaya-upaya komersialisasi pendidikan, dan melawan
sisa-sisa Orde Baru yang anti Demokrasi.
LMND
Perjuangan
demokrasi adalah sebuah proses sosial yang penting untuk masyarakat Indonesia.
Jatuhnya Soeharto di Mei 1998 jelas adalah salah satu batu loncatannya. Seperti
yang kita ketahui, gerakan mahasiswa menjadi salah satu tulang punggung
perjuangan melawan kediktatoran Orde Baru. Sepanjang 1998-1999 sangat terlihat
begitu banyak aksi-aksi mahasiswa, dengan ribuan sampai jutaan massa rakyat
mencoba menghantam satu per satu pilar kekuasaan Orde Baru.Tapi, demokrasi yang
mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial yang sejati belum terwujud.
Gerakan
Mahasiswa Kerakyatan memang tak luput dari kelemahan. Salah satunya adalah
persoalan perjuangan yang terus berkelanjutan. Organisasi, mau tidak mau,
menjadi masalah yang penting. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memperkuat
diri gerakan ini. Mulai dari Rembuk Mahasiswa Nasional Indonesia atau RMNI I di
Bali pada Maret 1999, RMNI II di Surabaya pada Mei 1999, ataupun front-front
perjuangan mahasiswa secara nasional yang berdiri dan bubar sepanjang
1998-2001.
Sejak jatuhnya
Soeharto, beberapa komite aksi menyadari kebutuhan sebuah organisasi perjuangan
yang bergerak secara nasional, menyatukan perlawanan mahasiswa bersama rakyat
dengan sistematis dan terprogram. Dimulai dengan pendirian Front Nasional untuk
Reformasi Total (FNRT) pada pertengahan Mei 1998, 11 komite aksi dari 10 kota
(termasuk Mahasiswa Timor Leste) mencoba mengatasi persoalan gerakan secara
nasional.
Usia FNRT
tidak lama. Pada pertengahan 1998, FNRT bubar dengan sendirinya. Tapi
komite-komite yang pernah bergabung di dalamnya mencoba membentuk lagi sebuah
organisasi nasional, Aliansi Demokratik (ALDEM) pada Agustus 1998. Mereka
berhasil menerbitkan sebuah majalah “ALDEM” satu kali dan upaya menggalang aksi
nasional pada tanggal 14 September dengan isu Cabut Dwifungsi ABRI. Malang,
nasibnya tak jauh dengan FNRT. Putus koordinasi menjelang Sidang Istimewa 1998.
Upaya berikutnya adalah pembentukan Front
Nasional untuk Demokrasi (FONDASI) pada pertengahan Februari 1999. Buntunya RMNI
II di Surabaya dalam persoalan Pemilu Juni 1999 memaksa FONDASI untuk
memunculkan dirinya dan mengadakan Kongres Mahasiswa di Bogor, 9-12 Juli 1999.
Dari 20 komite aksi mahasiswa-rakyat, 19 di antaranya sepakat untuk membentuk
sebuah organisasi nasional demi terwujudnya kesatuan perjuangan gerakan secara
nasional. Organisasi tersebut bernama Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi,
disingkat LMND (bisa dibaca “elemende”).
Kongres I tersebut menyatakan bahwa
perjuangan LMND adalah sebagai bagian dari perjuangan rakyat Indonesia
menghancurkan sistem yang anti demokrasi dan mewujudkan masyarakat demokratis
dan berkeadilan sosial. Tujuan ini juga dinyatakan dalam ideologi organisasi
yang disebut Demokrasi Kerakyatan, demokrasi yang secara ide dan kenyataan berpihak
kepada mayoritas rakyat, yaitu kaum buruh, tani, dan miskin kota.
Saat ini LMND memiliki 40 basis kerja,
baik dalam bentuk komisariat, komisariat persiapan, dan kampung
pengorganisasian dengan kekuatan 300an organiser, tersebar 20 kota Indonesia untuk
menggalang kekuatan mahasiswa dan rakyat untuk memperjuangkan kepentingan
mereka, yang jelas berbeda dengan penguasa Indonesia.
Kongres II di Bandung, Oktober 2000,
telah mengamanatkan penggalangan kekuatan-kekuatan mahasiswa untuk bersama-sama
membangun dewan-dewan mahasiswa sebagai alat perjuangan kepentingan mahasiswa
di dalam kampus, melawan upaya-upaya komersialisasi pendidikan, dan melawan
sisa-sisa Orde Baru yang anti Demokrasi.
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as