Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    akurasi dan kutipan

    kutubuku
    kutubuku
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 297
    Join date : 18.06.10
    Age : 36
    Lokasi : rahasia

    akurasi dan kutipan Empty akurasi dan kutipan

    Post by kutubuku Thu Jun 24, 2010 7:09 pm

    AKURASI DAN KUTIPAN



    Farid Gaban






    AKURASI: KUNCI KREDIBILITAS







    Informasi
    yang penting adalah informasi yang akurat dan jelas.






    Penulis
    dan pembaca mempunyai keperluan yang berbeda, namun bisa bekerjasama. Penulis
    tak ada artinya tanpa pembaca, dan pembaca masuk dalam sebuah cerita dengan
    harapan besar bisa memahami semuanya.






    Tanggung
    jawab yang terbesar terletak pada penulis. Jika penulis mengkhianati harapan
    pembaca dengan membuat sejumlah kesalahan atau kekurang-tepatan, dia merusak
    kerjasama yang telah terbentuk.






    Ketidak-akuratan
    biasanya disebabkan karena kecerobohan, kemalasan, penipuan atau
    ketidakpedulian reporter dalam menuliskan hasil reportasenya.






    Pengecekan
    ulang sebelum kita menulis, membaca kembali dengan hati-hati dan mengeceknya
    kembali setelah kita menulis adalah benteng terbaik terhadap ketidak-akuratan.





    MENGUJI AKURASI







    Berikut
    ini adalah elemen-elemen utama dalam mencermati sebuah fakta atau detil.





    Jangan menebak




    Penulis
    harus memegang betul apa saja yang diketahui dan apa saja yang dimengerti. Jika
    kita tidak benar-benar memahami, cek kembali hal itu atau tinggalkan sama
    sekali. Jangan pernah mengira-kira.





    Angka




    Ceklah
    dua kali semua angka dan jumlah. Sebuah angka seringkali tak memiliki makna,
    kecuali diletakkan pada konteks yang mudah dipahami pembaca. Angka tentang
    omset penjualan misalnya, tak punya makna jika tak disertai omset penjualan
    tahun lalu, berapa prosentase kenaikan atau penurunan dari tahun-tahun
    sebelumnya.






    Angka
    juga seringkali lebih bermakna jika disertai penjelasan yang menyentuh pembaca:



    • Seberapa jauh melampaui standar
      pencemaran udara?

    • Seberapa mahal dibanding APBN
      Indonesia tahun ini atau dibanding harga mobil Kijang yang rata-rata
      dimiliki pembaca?

    • Seberapa luas dibanding lapangan
      sepakbola?







    Dengan
    kata lain, angka yang ada sebaiknya disertai ekuivalennya yang mudah dicerap
    pembaca.






    Ukuran-ukuran
    juga sebaiknya dikonversikan ke ukuran yang lazim dipakai pembaca: km bukan
    mil, rupiah bukan dolar, meter bukan kaki, kg bukan pound.






    Jika
    Anda tak menghitung sendiri, sebutkan dari mana angka itu dikutip -- dari
    sumber atau dari buku statistik, misalnya.





    Nama, Tanggal dan Tempat




    Tak
    ada orang yang suka namanya ditulis secara salah. Usahakan untuk meminta sumber
    berita mengeja sendiri nama sekaligus gelar dan nama panggilannya. Lihat di
    buku rujukan yang terpercaya, misalnya buku apa siapa atau ensiklopedi. Jangan
    percaya hanya pada leaflet atau selebaran atau omongan teman Anda.






    Catatan
    penting tentang nama sumber: sebagian besar nama orang Indonesia
    terdiri atas dua kata (kecuali Soeharto misalnya). Cantumkan nama lengkap
    ketika pertama kali Anda menyebutnya dalam laporan.






    Pada
    saat kita menulis tentang tanggal, lihatlah kalender lebih dahulu. Ketika
    menulis tentang tempat, lihatlah kembali peta.






    Jika
    mungkin, milikilah sebuah buku pintar, infopedi, tabel konversi, kalender dan
    peta kecil. Letakkan pada tempat yang mudah dijangkau, sehingga tak enggan kita
    untuk mengecek sesuatu fakta.





    Kutipan




    Apakah
    sesuatu kutipan benar-benar seperti yang dikatakan oleh sumber? Apakah catatan
    kita benar dan kita berani mempertahankan sampai di meja pengadilan? Jika
    tidak, sebaiknya dijelaskan dengan kata-kata kita sendiri saja.





    Terburu-buru




    Kata-kata
    yang sering digunakan sebagai permintaan maaf atas beberapa kesalahan adalah:
    ''Saya tidak punya waktu untuk mengeceknya kembali''. Alasan yang tidak bisa
    diterima.





    Cerita Bohong




    Sangat
    jarang penerbitan yang tidak memasukkan hal ini ke dalam beritanya.
    Keragu-raguan adalah perlindungan yang terbaik. Jika sebuah cerita atau kenyataan
    seolah-olah sangat aneh atau menakjubkan untuk dipercaya, jangan percaya hal
    itu sebelum ada pembuktiannya.





    Kesalahan Teknis




    Perhatian
    yang istimewa sangat dibutuhkan pada tulisan khusus seperti ilmu pengetahuan,
    hukum, kedokteran, teknik, keuangan dan sejenisnya. Sediakan waktu untuk
    menelitinya, dan kemudian ceklah kembali informasi yang kita peroleh melalui
    pakar yang dapat dipercaya pada bidang tersebut.





    Rekayasa




    Manipulasi,
    perubahan konteks, distorsi, pemaparan yang salah, sindiran, kebencian, gosip,
    kabar angin dan melebih-lebihkan. Semua itu sangat tinggi ongkosnya, sementara
    hasilnya sangat rendah.





    MEMILIH DAN MENULIS KUTIPAN




    Kutipan
    adalah cara yang paling indah untuk menyajikan cerita dalam kerangka yang
    manusiawi. Dan kutipan hanya akan bagus jika:



    • Menggambarkan aktivitas secara lebih
      lebih hidup atau lebih tepat daripada yang bisa digambarkan dengan cara
      lain.

    • Menjawab pertanyaan yang mungkin
      diajukan oleh pembaca.

    • Berusaha memberikan gambaran sekilas
      tentang pribadi pembicara.

    • Untuk memberikan citarasa kesegaran
      dan kredibilitas pada sebuah cerita.







    Untuk
    menentukan apakah Anda akan mengutip langsung ataut idak, inilah pedomannya:



    • Apakah kutipan itu kata-katanya tidak
      berantakan, ringkas dan jelas? Bila jawabannya tidak, Anda harus memakai
      kalimat tidak langsung.

    • Apakah kutipan langsung itu akan
      memperkuat efek, memperjelas siapa yang bicara, atau menambah kesan
      sebagaipendapat dari orang yang memang layak dikutip? Bila jawabannya ya,
      pakailah kalimat kutipan langsung.

    • Apakah cerita yang mengawalinya
      cenderung untuk under-quote?
      Bila jawabannya ya, pakailah kutipan langsung. Bila over-quote, pakailah bentuk kutipan tidak langsung.







    Kadang-kadang
    pilihannya malah lebih sulit. Yakni bila hanya sedikit bagian kutipan yang
    dapat diangkat, yakni bagian kecil yang sangat bagus. Bila demikian halnya,
    baiklah kita memakai bentuk kutipan tidak langsung untuk menuliskan sebagian
    besar ucapan si subyek, dan baru kita pakai tanda kutipan langsung pada bagian
    yang menarik perhatian itu:






    Walikota mengutuk Komisi Pelayanan Masyarakat yang cara kerjanya
    ''tolol dan brengsek'' dalam menjalankan petunjuk-petunjuk DPRD.





    Kadang-kadang
    kutipan yang bagus bisa lemah karena ditulis terlalu panjang:






    ''Karena
    sikap warga yang tidak kooperatif, selalu mengganggu kami dengan keluhan
    kecil-kecil, seperti gong-gongan anjing, radio stereo yang berisik, anak-anak
    yang ribut, perkelahian pribadi, kucing hilang, bau yang tidak enak dari
    pabrik, saya mengundurkan diri,'' kata Ketua RT itu.





    Pak
    Ketua RT itu terlalu berkepanjangan, sehingga wartawan bisa memilih begini:






    ''Karena sikap warga yang tidak kooperatif, yang selalu mengganggu
    kami dengan keluhan kecil-kecil... saya mengundurkan diri,'' kata Ketua RT itu.





    Dalam
    bagian atas sudah kita bicara perlunya alinea pendek. Tapi kadang-kadang,
    sebuah kutipan yang bagus memerlukan tempat panjang. Nah, seorang penulis yang
    baik akan membagi kutipan itu menjadi beberapa alinea.






    ''Kesulitan kami muncul setelah
    saya dipecat. Uang kami habis tiga minggu kemudian, sehingga kami tidak bisa
    membayar sewa. Pemilik rumah mengusir kami, meskipun sebelumnya kami tidak
    pernah menunggak pembayaran. Kami tinggal di bawah jembatan, semacam
    gelandangan,'' kata Abdul Gafur.





    Bila
    penulis memutuskan memakai kutipan itu supaya efektif, ia harus memotongnya
    menjadi paling tidak dua alinea. Ini bisa dilakukan dengan tidak menutup
    kutipan pada akhir satu aliena dan menambahkan tanda kutip pada awal alinea
    berikutnya:






    ''Kesulitan kami muncul setelah saya
    dipecat,''
    kata Abdul Gafur. ''Uang kami habis tiga minggu kemudian, sehingga kami tidak bisa
    membayar sewa. Pemilik rumah mengusir kami, meskipun sebelumnya kami tidak
    pernah menunggak pembayaran.






    ''Saya mencoba kemudian untuk pergi ke Kantor
    Jawatan Sosial, tapi mereka mengatakan saya tidak berhak dapat bantuan karena
    saya menolak tawaran pekerjaan di luar kota.
    Saya tidak ada pilihan lain karena saya tidak punya uang untuk ongkos bis.





    ''Maka, selama 2 minggu terakhir
    ini, kami tinggal di bawah jembatan, semacam gelandangan.''





    Anda
    perhatikan bahwa penyebutan nama hanya sekali pada awal alinea karena kutipan
    masih berlanjut. Dalam hal-hal lain, bila ada kutipan baru, nama yang dikutip
    harus disebutkan lagi:






    ''Kesulitan kami muncul setelah saya dipecat,'' kata Abdul Gafur.
    ''Uang kami habis tiga minggu kemudian, sehingga kami tidak bisa membayar sewa.
    Pemilik rumah mengusir kami, meskipun sebelumnya kami tidak pernah menunggak
    pembayaran.''





    Untuk
    meneruskan cerita itu setelah pengecekan secukupnya, penulis mencampur kutipan
    langsung dan kutipan tidak langsung:






    Pertama:


    Mudjono, kepada bagian di tempat Abdul
    Gafur bekerja di Koperasi Pertanian Meguwo, mengatakan bahwa Gafur dipecat
    setelah terbukti menggelapkan uang pupuk. Gafur membantah tuduah itu.






    Yang empunya rumah tempat Gafur tinggal,
    Cecep Suganda, membantah kata-kata Gafur, bahwa ia selalu membayar sebelumnya.
    Menurut Cecep, Gafur belum membayar 4 bulan.






    Kedua:


    ''Saya mencoba ke Kantor Jawatan Sosial, tetapi
    mereka mengatakan saya tidak berhak dapat bantuan karena saya menolak tawaran pekerjaan
    di luar kota.
    Saya tidak ada pilihan lain, karena tidak punya uang untuk ongkos bis,'' kata
    Gafur.





    Sri Sukatni seorang petugas di Kantor
    Jawatan Sosial, mengatakan bahwa Gafur menolak tiga tawaran pekerjaan, termasuk
    di sebuah toko, 2 km jauhnya dari jembatan tempat tinggalnya kini.






    Ketiga:


    ''Maka, selama dalam dua minggu terakhir
    ini, kami tinggal di bawah jembatan, semacam gelandangan,'' kata Gafur.






    Di kampung Jambe, Kelurahan Karangkobar,
    Nyi Fatimah, ibu Gafur, tinggal dalam sebuah rumah yang punya 4 kamar. Para tetangga mengatakan bahwa Gafur dan isterinya
    menyusup ke rumah ibunya segera setelah matahari tenggelam dan tinggal di sana sampai matahari
    terbit.





    OVER ATAU UNDER QUOTE?







    Dalam
    menulis kutipan, banyak problem teknis yang dihadapi. Kebanyakan penulis muda
    cenderung terlalu banyak mengutip (over-quote)
    atau terlalu sedikit mengutip (under-quote).






    Dalam
    over-quoting, penulis hanya sekadar
    menyusun kutipan, seraya kadang-kadang menysipkan kata penyambung.






    Cara
    pengutipan seperti ini sering tidak bisa diterima. Sedikit orang yang
    menggunakan kata-kata secara ringkas dalam percakapan. Sebagai penulis,
    wartawan harus mampu menyampaikan pesan itu dengan lebih jelas dan ringkas
    dengan cara membuat menjadi kalimat kutipan tak langsung.






    Over-quoting juga menghancurkan salah satu tujuan baik
    dalam pengutipan: menghapuskan kejemuan karena gaya yang sama. Dengan over-quoting, penulis hanya mengganti gaya monoton dirinya dengan gaya monoton seorang lain.






    Unverquoting juga merusak. Banyak penulis baru yang
    tidak yakin akan kemampuannya mengambil kutipan, sehingga ia selalu membuat
    kutipan tidak langsung. Cara ini juga menghilangkan tujuan baik pengutipan.






    [selesai]

      Waktu sekarang Mon Apr 29, 2024 3:03 pm