Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    biar lambat asal selamat

    kutubuku
    kutubuku
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 297
    Join date : 18.06.10
    Age : 36
    Lokasi : rahasia

    biar lambat asal selamat Empty biar lambat asal selamat

    Post by kutubuku Thu Jun 24, 2010 4:44 pm

    WAHYU DAN AKAL -IMAN DAN ILMU
    Biar Lambat Asal Selamat, Takkan Lari Gunung Dikejar
    "Buat apa peribahasa itu dimunculkan kembali dari tumpukan
    perbendaharaan lama yang kelihatannya sudah ketinggalan zaman? Yang
    sudah tidak relevan lagi dengan nilai kekinian? Berpacu dengan waktu,
    atau waktu itu uang! Kita ini sekarang harus bertindak cepat, karena
    cepat berarti efisien." Itulah penggalan-penggalan kalimat yang sempat
    saya dengar pada waktu duduk di antara para penunggu pengantin laki-
    laki. Rupanya telah terjadi diskusi kecil-kecilan sebelum saya datang
    bergabung di kelompok itu. Biar lambat asal selamat, takkan lari gunung
    dikejar diucapkan sekadar untuk menghibur para penunggu itu untuk
    mengisi kekosongan dan kebosanan karena rombongan "raja sehari" yang
    ditunggu itu belum kunjung datang jua.
    Sepintas lalu penggalan-penggalan kalimat yang sempat saya dengar itu
    kelihatannya ada benarnya. Apapula jika diperhadapkan pada untaian kata
    dalam Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia: dalam tempoh yang
    sesingkat-singkatnya. Maka pepatah: Biar lambat asal selamat ini, tidak
    perlu diungkit-ungkit lagi, bukan lagi masanya sekarang ini untuk
    bersikap demikian, cuma menghabiskan waktu saja untuk dibicarakan, tidak
    efisien. Demikianlah logikanya.
    Tunggu dahulu! Apa yang dikutip dari untaian kata dalam Proklamasi itu
    didahului oleh: dengan cara saksama. Apa maknanya itu! Ini mengandung
    nilai yang masih relevan hingga kini, yaitu nilai ketelitian,
    kecermatan. Orang tua yang banyak pengalaman kelihatannya lamban, tidak
    tergesa-gesa, karena ia itu teliti, sudah banyak makan garam kehidupan
    yang serba getir, tidak mau seperti keledai, terantuk pada patok yang
    sama untuk kedua kalinya. Orang muda yang masih kurang pengalaman, belum
    makan garam kehidupan yang getir, memandang hidup ini dari segi
    cemerlangnya saja, semangat meledak-letup, rasa optimisme yang
    berlebihan, maka ia itu bertindak serba cepat, tergesa-gesa.
    Kedua nilai cermat dan cepat ini perlu dijadikan satu sistem, yaitu
    saling membingkai. Cermat diberi berbingkai cepat dan cepat berbingkai
    cermat. Artinya orang tua yang lamban karena ingin cermat, ditarik oleh
    orang muda supaya mempercepat langkah. "Hai Pak, yang cepat sedikit".
    Sebaliknya jika orang muda terlalu cepat, berakselerasi, orang tua
    menahan, menarik kebelakang. "Hai anak muda, jalan licin berjurang,
    perlambat langkah". Ini namanya kerja sama antara generasi tua dengan
    generasi muda dalam arti yang sebenarnya.
    Pepatah di atas itu tidak berlaku secara umum, yakni situasional dan
    berbingkai. Situasional karena adanya pernyataan asal selamat, artinya
    ada ranjau yang menghadang, maka gerak perlu diperlambat. Berbingkai
    karena ruang lingkup dibatasi, yang dikejar itu adalah benda yang tidak
    bergerak terhadap bumi. Kalau yang dikejar itu bergerak ataupun yang
    datangnya hanya sekilas, maka ingatlah cerita dalam Hikayat Tuanta
    Salamaka. Bagaimana pengarang hikayat itu menyampaikan pesan berbungkus
    mistik, bergaya simbolisme dalam peristiwa di telaga Mawang. Datoka riPa'gentungang dengan gerak cepat menyulut rokoknya pada kilat yang
    menyala, menunjukkan kesigapan memanfaatkan kesempatan yang ada walaupun
    sekejap. Bagaimana kalau yang dikejar itu bergerak mendekat? Juga lihat
    peristiwa di telaga Mawang, Lo'moka ri Antang menyulut rokok pada titik
    air hujan dari pinggir saraung (sombrero)-nya.
    Dalam kenyataan hidup sehari-hari dari dahulu hingga sekarang dan insya-
    Allah untuk masa yang akan datang tidaklah selamanya mesti cepat. Ada
    yang sengaja diperlambat. Artinya cepat dan lambat itu situasional. Agar
    jelas inilah contohnya. Ilmu yang sangat bermanfaat dalam mengelola
    proyek adalah Network Planning. Apabila hasil monitoring pada kegiatan
    kritis menunjukkan terjadi penyimpangan, yaitu apa yang dicapai dalam
    pelaksanaan ternyata lebih lambat dari menurut jadwal, maka harus segera
    diadakan kontrol. Caranya ialah dengan mempercepat kegiatan kritis yang
    berikutnya. Perlu pengerahan sumber daya dari unit-unit kegiatan lain
    yang tidak kritis. Itu dapat dilakukan oleh karena kegiatan-kegiatan
    yang tidak kritis itu mempunyai waktu longgar (float), jadi sebagian
    sumberdayanya dapat diambil dengan memperlambat kegiatan-kegiatan
    tersebut. Sumberdaya yang diambil itu kemudian dikerahkan untuk
    mengeroyok kegiatan kritis yang akan dipercepat itu. Jadi dalam aksi
    kontrol ini nyatalah bahwa cepat dan lambat itu situasional. Kegiatan-
    kegiatan yang tidak kritis diperlambat untuk dapat mempercepat kegiatan
    kritis.
    Lalu bagaimana dengan ajaran Al Quran? Semua ummat Islam asal saja ia
    mengerjakan shalat mesti hafal S. Al 'Ashar: Perhatikanlah waktu!
    Sesungguhnya manusia senantiasa dalam kerugian. Kecuali, yang beriman,
    dan berbuat kebajikan, dan berwasiat tentang yang haq, dan berwasiat
    atas kesabaran.
    Jadi menurut ajaran Islam dalam hal waktu bukanlah soal cepat ataupun
    lamban yang menjadi perhatian utama. Yang penting adalah memanfaatkan
    waktu untuk berbuat kebajikan, berkomunikasi dengan sesama manusia untuk
    meneruskan nilai-nilai wahyu dan dalam berkomunikasi itu tidak ceroboh,
    tidak tergesa-gesa, melainkan harus cermat, dan untuk itu perlu
    kesabaran, karena menurut SunnatuLlah semua itu memerlukan waktu untuk
    berproses, tidaklah cespleng, sebagaimana bualan pembual dalam reklame
    obat-obatan, kosmetika, sedap-sedapan menthos, kristal, dll. WaLlahu
    a'lamu bishshawab.

    [H.Muh.Nur Abdurrahman]

      Waktu sekarang Wed May 08, 2024 9:59 pm