Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    publikasi karya ilmiah

    admin
    admin
    Admin
    Admin


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 688
    Join date : 19.03.10
    Age : 36
    Lokasi : Malang-Indonesia

    publikasi karya ilmiah Empty publikasi karya ilmiah

    Post by admin Wed May 19, 2010 2:42 pm

    Diklat Jurnalistik Mahasiswa


    1
    PENULISAN ILMIAH POPULER:
    SEBUAH PENGANTAR

    Disampaikan dalam Diklat Jurnalistik Mahasiswa,
    yang diselenggarakan oleh LPM Keadilan FE dan
    LPM Keadilan FH UII, Jumat 19 Nopember 1993,
    di Asrama Haji Yogyakarta.

    Oleh: Mudrajad Kuncoro, SE, M.Soc.Sc



    Banyak orang yang bertanya: Bagaimana sih cara menulis artikel ilmiah populer?
    Apa kiat untuk menembus media massa? Pertanyaan semacam ini sering diajukan oleh
    seseorang yang berminat untuk memulai menulis di media massa. Tidak hanya seorang
    mahasiswa bahkan profesor atau dosen senior pun tidak jarang mengalami artikel yang
    dikirimnya ke media massa ditolak. Yang pertama karena analisisnya terlalu "dangkal",
    sementara untuk kasus kedua disebabkan karena bahasanya terlalu "ilmiah" sehingga
    sulit dipahami oleh masyarakat yang awam akan bidang tulisan tersebut.
    Makalah singkat ini diharapkan dapat menjadi "tuntunan" bagi Anda yang
    berminat untuk memulai beramal ilmiah lewat tulisan ilmiah populer. Tentu saja
    tuntunan ini tidak akan efektif tanpa disertai upaya yang keras untuk belajar dan
    memulainya sejak kini. Kiat hangat-hangat tahi ayam nampaknya tidak laku untuk
    "ketrampilan" ini. Saya tidak berpretensi mengatakan saya sudah "jagoan" menulis,
    karena saya pun sampai detik ini masih belajar. Kendati demikian, barangkali
    pengalaman saya ada manfaatnya. Konon kata orang, "Pengalaman adalah guru yang
    paling baik, namun uang sekolahnya mahal". Ibaratnya, saya tidak pernah belajar teknik
    berenang, namun telah mencoba agar tidak tenggelam.
    Bagi seorang pemula, memulai untuk menulis merupakan hal yang sulit. Namun,
    kalau menulis surat kepada pacar kok bisa lancar bahkan sampai berlembar-lembar?
    Kegiatan menulis ibarat menciptakan suatu kebiasaan baru. Bagi Anda yang tidak biasa
    merokok, apabila Anda tiap hari menghisap satu batang rokok, dapat dipastikan dalam
    tempo satu bulan Anda sudah menjadi perokok. Demikian juga menulis. Witing bisa
    jalaran saka kulina. Artinya Anda akan bisa menulis apabila Anda sudah membiasakan
    diri (atau "memaksakan" diri untuk pemula) untuk menulis.
    Tentu saja untuk menjadi seorang penulis yang baik dibutuhkan pemahaman
    akan teknik menulis. Seorang Maradona pun, belajar bagaimana teknik menendang dan
    mengolah bola yang efektif.
    Menulis artikel ilmiah populer agak berbeda dengan menulis berita atau cerpen.
    Kalau Arswendo Atmowiloto mengatakan, "Mengarang (baca: cerpen atau karya fiksi)
    itu mudah". Saya lebih cenderung mengatakan, "Menulis (baca: artikel ilmiah populer)
    itu gampang-gampang sulit". Ini menuntut tidak hanya pemahaman akan masalah atau
    topik yang dibahas, namun juga cara pengungkapannya melalui bahasa ilmiah yang pas
    dengan selera pop. "Ia" akan menjadi gampang kalau kita sudah terbiasa
    melakukannya tetapi akan menjadi sulit bagi yang tidak tahu kiat dan teknik menulis
    artikel ilmiah populer.
    Pertanyaannya kini: bagaimana kiat dan tahapan menulis artikel ilmiah populer?
    Yang pertama adalah memilih topik yang mau kita tulis. Binatang yang namanya
    "topik" itu bisa kita cari di mana-mana. Bisa dari membaca surat kabar, membaca buku, Diklat Jurnalistik Mahasiswa


    2
    ngobrol dengan teman di warteg, diskusi dalam forum resmi, seminar, atau mengamati
    keadaan suatu masyarakat.
    Nah, kalau Anda sudah menangkap binatang yang namanya "topik" itu, mulailah
    menuangkannya dalam tulisan. Untuk pemula biasanya diperlukan menulis outline atau
    GBHN (Garis-garis Besar Haluan Nulis) mengenai apa yang mau kita tulis. Ini
    menyangkut: pendahuluan, uraian masalah, analisis masalah, solusi atau alternatif
    pemecahan masalah. GBHN akan sangat membantu agar tulisan kita sistematis.
    Sistematika akan memudahkan pembaca untuk memahami ide-ide yang kita tulis. Bagi
    penulis, sistematika juga akan memperlancar aliran ide yang hendak ditulisnya.
    Menyusun pendahuluan dalam artikel ilmiah populer dapat menggunakan
    beberapa teknik. Yang pertama, bisa berupa kejadian atau isyu paling aktual saat ini.
    Atau bisa juga berupa pernyataan seorang pejabat/tokoh Anu yang barangkali menarik
    untuk dikaji lebih dalam esensi dan implikasinya. Yang penting di sini, pendahuluan
    harus mampu menarik minat pembaca untuk membaca lebih lanjut.
    Setelah pendahuluan, Anda dapat langsung menukik pada inti masalah sekaligus
    analisis masalahnya. Penganalisaan masalah terserah penulis: apakah hanya bersifat
    informatif ataukah menyajikan suatu alternatif pikiran, ataukah solusi, atukah hanya
    menggugah aspek kepedulian pembaca? Tentu pada tahap ini pemahaman mengenai
    berbagai aspek dari masalah yang ditulis menjadi syarat mutlak. Untuk itu peranan data,
    teori, fakta, atau bahkan intuisi sangat dibutuhkan.
    Tahap terakhir adalah editing. Tidak jarang tulisan yang menarik dan bagus dari
    sisi ilmiah tidak dapat dimuat oleh Redaksi. Ini pada gilirannya menghendaki
    penggunaan bahasa ilmiah yang populer. Artinya secara ilmiah dapat
    dipertanggungjawabkan, sekaligus enak dibaca dan perlu. Karena itu pengeditan sangat
    membantu. Pengeditan akan semakin menyempurnakan bahasa yang kita gunakan.
    Anda bisa minta bantuan kepada rekan atau dosen Anda yang telah biasa menulis di
    media massa untuk tahap pengeditan ini. Atau kalau artikel tersebut ditujukan untuk
    konsumsi surat kabar, Anda bisa meminta adik Anda yang masih SMA untuk
    membacanya. Yang terakhir ini barangkali lucu bin aneh. Namun, percayalah,
    konsumen utama surat kabar adalah masyarakat awam yang rata-rata pendidikannya
    SMA.
    Yang layak dicatat pada tahap editing adalah jumlah halaman dari artikel yang
    Anda tulis. Untuk konsumsi surat kabar, maksimum halaman berkisar antara 7-10
    halaman, dengan asumsi diketik 2 spasi. Untuk konsumsi majalah atau jurnal, lebih
    longgar, bisa antara 15-40 halaman. Oleh karena itu, menulis di surat kabar diperlukan
    bahasa yang singkat, padat dan berisi. Kajiannya jangan terlalu ilmiah, namun jangan
    terlalu dangkal. Dengan bahasa Minggu Pagi: pokoknya enteng tetapi berisi. Bila Anda
    menulis untuk majalah atau jurnal ilmiah, analisis Anda dimungkinkan untuk lebih
    rigorous, lebih teknis, lebih banyak data dan teori. Di sini Anda dapat lebih berkreasi
    dan lebih dalam dalam menganalisis suatu masalah.
    Tahap terakhir adalah mengirimkannya ke media massa. Dalam surat pengantar
    kepada Redaksi, Anda dapat melampirkan riwayat hidup singkat maupun status Anda
    saat ini. Pengalaman menunjukkan, Redaksi amat menghargai apabila kita sudah
    mempunyai pengalaman menulis atau pernah terlibat dalam dunia pers. Pengalaman
    menulis di pers kampus seperti majalah Ekonomika, Keadilan, Equlibrium, Balairung
    dapat dijadikan referensi. Apalagi kalau Anda pernah menjadi sebagai staf redaksi atau
    bahkan pemimpin redaksi suatu media.
    Tahap terakhir tinggal menunggu lampau hijau dari Redaksi apakah memuat Diklat Jurnalistik Mahasiswa


    3
    tulisan kita atau tidak. Ini membutuhkan waktu yang berkisar dari sehari hingga 3 bulan;
    tergantung kepada media mana Anda mengirim artikel. Untuk harian biasanya tenggang
    waktu menunggu berita pemuatan lebih cepat dibanding majalah atau jurnal ilmiah.
    Untuk surat kabar atau majalah berkaliber nasional, biasanya Redaksi secara otomatis
    akan mengirim kembali artikel Anda apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dimuat
    dengan disertai alasan tidak layak muatnya. Untuk majalah atau jurnal ilmiah yang
    terbitnya bulanan atau triwulanan, Redaksi biasanya mengabarkan bahwa artikel yang
    kita kirim akan dimuat pada edisi tertentu.
    Jangan putus asa apabila artikel Anda ditolak Redaksi. Anda dapat
    menyempurnakannya, dan kemudian mengirimkannya ke media lain. Tetapi ingat,
    jangan mengirim ke media lain sebelum ada pernyataan resmi (tertulis) dari Redaksi
    bahwa mereka menolak artikel kita.
    Nah.. begitulah kiat dan teknik menulis artikel ilmiah populer. Tidak ada kata
    terlambat untuk belajar, apalagi untuk memulai beramal ilmiah. Selamat mencoba dan
    berkarya! Do it now, or Never!

      Waktu sekarang Wed May 15, 2024 3:11 pm