SEBERAPA BESAR MANFAAT PENGOBATAN ALTERNATIF ?
dr. Yuda Turana
Pendahuluan
Saat ini penggunaan pengobatan alternatif semakin populer . Dari data didapatkan bahwa di
Amerika , pasien yang menggunakan pengobatan alternatif lebih banyak dibandingkan dengan
yang datang ke dokter umum sedangkan di Eropa penggunaannya bervariasi dari 23 % di
Denmark dan 49 % di Prancis ( 1 ). Di Taiwan 90 % pasien mendapat terapi konvensional
dikombinasikan dengan pengobatan tradisional Cina dan di Australia sekitar 48,5 %
masyarakatnya menggunakan terapi alternatif ( 2 ). Dari data diketahui pula bahwa penggunaan
terapi alternatif pada penyakit kanker bervariasi antara 9 % sampai dengan 45 % dan penggunaan
terapi alternatif pada pasien penyakit saraf bervariasi antara 9 sampai 56 % ( 3 ). Penelitian di
Cina menunjukkan bahwa 64 % penderita kanker stadium lanjut menggunakan terapi alternatif
( 4 ) . Penelitian Kessler et all menunjukkan bahwa 9 dari 10 pasien yang menderita ansietas dan
6 dari 10 penderita depresi berkunjung ke psikiater dan pengobat alternatif ( 5 ). Dokter yang
berkecimpung pada pengobatan alternatif pun meningkat . Di Inggris ada sekitar 40 % dokter
mengadakan pelayanan pengobatan alternatif ( 6 ).
Dari berbagai data di atas terlihat adanya kecenderungan yang besar pemanfaatan pengobatan
alternatif . Kedokteran konvensional tidak dapat mengabaikan pengobatan alternatif ini.
Kedokteran konvensional sangat tergantung dari teknologi yang mahal untuk memecahkan
masalah kesehatan, meskipun kadang pula hal tersebut tidak efektif ( 6,7). Dalam antusiasme
terhadap teknologi, kembali pada pendekatan holistik dan metode-metode sederhana seperti diet
dan metode relaksasi yang dilakukan pada pengobatan alternatif seringkali pula berjalan dengan
efektif ( 6 ). Penelitian juga menunjukkan bahwa pendekatan holistik dan konsultasi dengan
pengobat alternatif / komplementer membuat pasien lebih dapat mengontrol penyakitnya ( 5,6 ).
Pada beberapa kalangan yang berpikiran luas , timbul keraguan pula akan hakekat pelayanan
kedokteran yang cenderung hanya bertumpu pada regionalisasi, pemberian resep obat,
instrumentasi dan pembedahan tanpa memperhatikan faktor intrinsik , aspek kemanusiaan pasien
( 7 ).
Dalam makalah ini penulis mencoba membahas beberapa masalah yang krusial yaitu : Seberapa
efektif manfaat pengobatan alternatif , peranan dokter dan institusi pendidikan kedokteran
terhadap keberadaan pengobatan alternatif .
Apakah pengobatan alternatif benar bermanfaat ?
Sebelum membahas mengenai seberapa besar manfaat pengobatan ini perlu kiranya dibahas
dahulu sedikit mengenai pengobatan alternatif ini. Pengobatan alternatif merupakan bentuk
pelayanan pengobatan yang menggunakan cara, alat, atau bahan yang tidak termasuk dalam
standar pengobatan kedokteran modern ( pelayanan kedokteran standar ) dan dipergunakan
sebagai alternatif atau pelengkap pengobatan kedokteran modern tersebut. Manfaat dan khasiat
serta mekanisme pengobatan alternatif biasanya masih dalam taraf diperdebatkan ( 6,8,9 ). Charthy , dalam Natural therapies ( 10 ) menyebutkan beberapa jenis pengobatan alternatif ,
yaitu : akupresur, akupuntur, teknik alexander, kinesiology, aromaterapi, autogenic therapy,
chiropractice, terapi warna, homeopati, osteopati, hipnoterapi, iridology, naturopathy, terapi
nutrisi, terapi polaritas, psikoterapi , refleksiologi , pemijatan, pengobatan Cina. Sedangkan
dalam ensiklopedia pengobatan alternatif ( 11 ) , Jenis pengobatan ini dibagi dalam 3 kelompok
besar yaitu :
1. Terapi Energi yang meliputi : Akupuntur , Akupresur, Shiatsu, Do-in, Shaolin, Qigong,, T’ai
chi ch’uan, Yoga, Meditasi, Terapi polaritas, Refleksiologi, Metamorphic technique, Reiki,
Metode Bowen, Ayurveda, Terapi tumpangan tangan.
2. Terapi fisik yang meliputi : Masase, Aromaterapi, Osteopati, Chiropractic, Kinesiology,
Rolfing, Hellework, Feldenkrais method, Teknik Alexander, Trager work, Zero balancing,
Teknik relaksasi, Hidroterapi, Flotation therapy, Metode Bates .
3. Terapi pikiran dan spiritual yang meliputi : Psikoterapi, Psikoanalitik, Terapi kognitif, Terapi
humanistik, Terapi keluarga, Terapi kelompok, Terapi autogenik, Biofeedback, Visualisasi,
Hipnoterapi, Dreamwork, Terapi Dance movement , Terapi musik, Terapi suara, Terapi seni,
Terapi cahaya, Biorhythms, Terapi warna.
Dalam sistem pelayanan kesehatan di Inggris, jenis pengobatan alternatif ini dibagi menjadi 3
kelompok besar . Kelompok pertama adalah : Kelompok yang paling terorganisasi dan teratur ,
seperti : akupuntur, chiropractic, pengobatan dengan herbal, homeopati, osteopati. Pengobatan
alternatif yang masuk dalam kelompok ini mempunyai dasar penelitian. Kelompok kedua
adalah : Kelompok pengobatan alternatif yang membutuhkan penelitian lebih lanjut , namun
sudah digunakan sebagai pelengkap dalam sistem pelayanan kesehatan , seperti : hipnoterapi dan
aromaterapi. Kelompok ketiga adalah : kelompok pengobatan alternatif yang belum mempunyai
data sama sekali , seperti : terapi dengan kristal dan pendulum ( 6 ).
Beberapa pendukung terkemuka dari pengobatan alternatif menolak konsep bahwa efektifitas
dari pengobatan alternatif membutuhkan atau dapat dilakukan validasinya dengan penelitian
secara random dan controlled – trial ( 9). Dengan pertimbangan bahwa banyak intervensi
pengobatan alternatif tidak memberikan obat atau melakukan operasi , seperti pengobatan
tradisional Cina , pengobatan Ayurvedic, terapi tumpangan tangan didasarkan pada pandangan
vitalistik dari kesehatan dan penyakit. Terapi –terapi ini percaya adanya energi vital ( qi, prana,
kekuatan spiritual )( 9,10,11) . Masalah lainnya adalah penelitian double-blind, misalnya pada
akupuntur sangat sulit karena metode ‘blinding’ dengan menusukkan jarum tidak memungkinkan
(12) . Sehingga efektifitas pengobatan alternatif dipengaruhi oleh banyak faktor yang tidak dapat
dispesifikasi, dihitung, dan dikontrol dengan metode penelitian double-blind ( 9 ).
Beberapa penelitian telah dilakukan pada akupuntur, tanaman obat, dan chiropractic, namun
kadangkala kesimpulan tidak dapat ditarik karena adanya kekurangan pada rancangan penelitian.
Kesulitan lain yang dihadapi peneliti dalam mengevaluasi efektifitas suatu pengobatan alternatif
adalah tingginya heterogenitas cara yang digunakan untuk mengobati gejala yang sama.
Penelitian Kalauokalani et all ( 13 ) terhadap 7 praktisi akupuntur dalam mengobati nyeri
pinggang bawah , memperlihatkan adanya variasi yang besar pada jumlah titik yang digunakan( antara 5 – 14 titik ) dan jumlah jarum yang digunakan ( antara 7 sampai 26 jarum ) dan
kesamaan titik yang digunakan hanya ada pada 4 titik ( 14 % ). Tingginya heterogenitas ini
menimbulkan tantangan bagi peneliti dalam membuat rancangan penelitian dan cara
menginterpretasikannya.
Beyerstein ( 14 ) ,menyatakan saat seseorang sembuh dari penyakit dengan menggunakan suatu
metode alternatif maka tidak dapat dikatakan metode tersebut benar efektif . Beberapa faktor
yang menyebabkan suatu pengobatan yang tidak efektif menjadi seolah efektif adalah :
1. Penyakit mempunyai perjalanan alami untuk sembuh sendiri.
2. Penyakit mempunyai siklus remisi – eksaserbasi , seperti pada multiple sclerosis, asma, alergi,
dan migren. Bukan tidak mungkin pasien datang pada saat penyakitnya akan membaik.
3. Efek plasebo. Para pengobat alternatif seringkali membuat penyakit seolah dapat lebih
dihadapi. dan pengobat alternatif biasanya lebih antusias dan karismatik ( 15 ). Jadinya
kesembuhan yang dialami lebih kepada faktor psikologis. Sebagai contoh : Pada pasien nyeri
kronik seringkali nyerinya berkurang dengan pendekatan psikologis tanpa menyentuh faktor
patologis yang mendasarinya.
4. Adanya somatisasi dan ketakutan akan hilangnya perasaan ‘sehat’ . Banyak pasien dengan
somatisasi berobat ke dokter dan telah dilakukan berbagai pemeriksaan tidak ditemukan adanya
kelainan. Pasien tersebut akhirnya datang ke pengobat alternatif yang ‘selalu’ menemukan
sesuatu untuk di obati dan jika terjadi ‘ penyembuhan ‘ maka kepercayaan semakin timbul.
Dari sudut aspek antropologis, pandangan efektifitas pengobatan modern dan alternatif-
tradisional sebenarnya menggunakan terminologi yang tidak sama . Pengertian biomedis dari
Barat tidak bisa sama dengan pengertian etnomedis tentang kemanjuran dan terdapat pandangan
di kalangan Barat bahwa di luar sistem medis yang didasarkan ilmu biomedis Barat pasti
irasional karena didasarkan pada magis dan bukannya observasi empiris. Sehingga dalam
menentukan efektifitas pengobatan alternatif – tradisional perlu diadakan suatu pendekatan
multidimensi ( 16 ).
Seberapa besar manfaat pengobatan alternatif berdasarkan tanggapan dokter maupun
pasien penggunanya ?
1. Penelitian meta-analisis terhadap tanggapan dokter mengenai pengobatan alternatif
menunjukkan bahwa dari 12 penelitian yang berbeda , dokter memberikan jawaban yang positif
terhadap keberadaan pengobatan alternatif, terutama terhadap akupuntur, osteopati, homeopati,
dan chiropractic. Pada 5 penelitian diantaranya ditanyakan mengenai bermanfaat atau tidaknya
pengobatan alternatif tersebut. Tanggapan dokter yang menjawab bahwa pengobatan alternatif
bermanfaat berkisar dari 54 % sampai 86 %. Dapat dikatakan di sini bahwa sebagian besar
dokter setuju bahwa pengobatan alternatif bermanfaat pada penyembuhan penyakit ( 1 ). 2.
Penelitian Verhoef et all, pada pasien tumor otak yang menggunakan pengobatan alternatif
menunjukkan dua pertiganya menyatakan bahwa pengobatan tersebut bermanfaat. Secara umum
pasien mengatakan bahwa tingkat ‘ energi ‘ meningkat dan merasa lebih sehat fisik dan mental.Pada sepertiga pasien mempunyai harapan yang tinggi bahwa pengobatan alternatif ini mampu
mengecilkan dan menghilangkan tumornya ( 3 ). 3. Penelitian Ernaldi bahar dkk, terhadap
gangguan kesehatan jiwa pada anak dan remaja di Palembang menunjukkan bahwa orang tua
penderita percaya bahwa pengobatan tradisional lebih kompeten dan mampu mengobati
kesehatan jiwa anaknya ( 17 ). 4. Penelitian Kessler et all, pada pasien yang menderita ansietas
dan depresi didapatkan data bahwa sebagian besar pasien menyatakan pengobatan alternatif
sama berguna dengan pengobatan konvensional ( 5 ) 5. Dalam suatu diskusi panel National
Institut of Health ( NIH ) yang dihadiri oleh 23 ahli di bidang kedokteran perilaku, penanganan
nyeri, ilmu jiwa, ilmu saraf dan psikologi ditemukan berbagai bukti kuat bahwa penggunaan
teknik relaksasi dan terapi perilaku dapat mengurangi rasa nyeri dan masalah insomnia akibat
berbagai kondisi penyakit ( 18 ). Diskusi Panel NIH pernah juga memberikan simpulan bahwa
akupuntur efektif untuk mengurangi nyeri gigi, mual, muntah, nyeri kepala dan nyeri pinggang
bawah ( 12, 19 ).
Bila pengobatan alternatif tidak didukung dengan dasar ilmiah , mengapa banyak orang ,
termasuk yang berpendidikan tinggi menggunakan terapi alternatif ini ?
1. Dari sudut pandang pasien bukan suatu hal yang penting mengenai dasar ilmiah. Pengguna
dari pengobatan alternatif ini biasanya pula sudah mencoba pengobatan konvensional yang tidak
menyembuhkan penyakitnya. Hal ini membuat mereka menilai bahwa nilai statistik adalah tidak
penting . Seringkali pula para pengguna pengobatan alternatif ini mendengar keberhasilan
penyembuhan alternatif dari orang yang baru dikenal , keluarga, dan teman yang mungkin sudah
mengalami kesembuhan dengan penyakit yang serupa melalui pengobatan alternatif tersebut ( 4,
20 ). 2. Kedokteran modern menjadi identik dengan unpersonal dan high cost medicine yang
hanya terjangkau oleh sekelompok kecil masyarakat dan kedokteran modern tersebut belum
mampu secara meyakinkan manangani masalah penyakit degeneratif seperti masalah penuaan ,
kanker, diabetes, hipertensi. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kepercayaan masyarakat dan
minat pencari pertolongan. Apalagi disampingnya terdapat pelayanan kesehatan alternatif yang
menjanjikan ( 21 ). 3. Pengobatan alternatif tradisional masih digunakan oleh sebagian besar
masyarakat bukan hanya karena kekurangan fasilitas pelayanan kesehatan formal yang
terjangkau oleh masyarakat , tetapi lebih disebabkan oleh faktor-faktor sosial budaya dari
masyarakat tersebut. Ia memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat yang dilayani ( 13, 21 ). 4.
Adanya beberapa stereotypes di masyarakat ( 15 ), seperti : - pengobatan alternatif – tradisional
bersifat holistik dan pengobatan modern hanya melihat penyakitnya saja dan adanya dikotomi
penyakit ke dalam dua jenis , yaitu penyakit yang dapat disembuhkan oleh dokter dan penyakit
yang hanya dapat disembuhkan oleh pengobat tradisional. 5. Adanya beberapa manfaat umum
dari pengobatan alternatif – tradisional baik secara psikologis dan sosial yang tidak terpengaruh
dengan keberadaan pengobatan modern , yaitu : mengurangi stress dan kecemasan akibat
ketidakpastian penyakit, biaya yang rendah dan menyenangkan, penguatan dan keterlibatan
langsung pasien dalam penanganan penyakitnya, fungsi kontrol bila ada penyimpangan,
mengurangi trauma akibat perubahan kultural dan mempromosikan identitas kebudayaan ( 22 ,23
).
Peranan fakultas kedokteran dan praktisi kedokteran dalam menyikapi keberadaan
pengobatan alternatifDalam menyikapi keberadaan pengobatan alternatif maka penting bagi fakultas kedokteran untuk
membangun suatu program pendidikan baru bagi mahasiswa kedokteran dan mendukung serta
meningkatkan penelitian mengenai pengobatan alternatif yang nantinya menjadi dasar evaluasi
bagi keamanan dan kerasionalan penggunaannya. Perlu diingat sangatlah mustahil untuk
menuntut keefektifan suatu pengobatan alternatif berdasarkan penelitian eksperimental bila sama
sekali tidak ada dukungan dana yang menunjang ke arah tersebut. Jadinya keefektifan suatu
pengobatan alternatif lebih banyak berdasarkan laporan kasus per kasus dan laporan dari
pengguna maupun dokter yang pernah melihat maupun mengalami sendiri efektifitas dari
pengobatan alternatif tersebut.
Mahasiswa kedokteran perlu diberi informasi mengenai konsep dasar , efektifitas, dan keamanan
dari setiap pengobatan alternatif . Materi pendidikan ini sebaiknya di masukkan dalam kurikulum
fakultas kedokteran dan pelatihan berkelanjutan. Tanpa adanya pendidikan tambahan mengenai
pengobatan alternatif , mahasiswa kedokteran nantinya tidak dapat berfungsi sebagai dokter yang
mampu menerima informasi tentang pengobatan alternatif yang dilakukan oleh pasiennya dan
tidak dapat memberikan informasi dan tuntunan yang akurat untuk pasiennya. Para praktisi
kedokteran pun harus sensitif terhadap pasien pengguna pengobatan alternatif ini terutama untuk
pasien dengan penyakit yang menahun dan sulit disembuhkan seperti : kanker, nyeri menahun ,
dan penyakit saraf degeneratif ( 9 ). Praktisi kedokteran sebaiknya pula mengetahui penggunaan
terapi alternatif pada pasiennya, mengingat kemungkinan adanya reaksi interaksi antar obat
( 24,25 ). Berbeda dengan ilmu kedokteran yang scientific & technological dengan pendekatan
analitik, pengobatan alternatif - tradisional ( berkembang dari tradisi masyarakat tertentu ) lebih
bersifat pre scientific & magico –mystical dengan pendekatan holistik. Pendekatan holistik
dalam pengobatan tradisional yang memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat dapat
diterapkan dalam ilmu kedokteran tanpa harus kehilangan identitas dan sifat keilmuannya. .
Pengobatan tradisional sudah merupakan bagian integral dari lingkungan sosial budaya dan ada
nilai-nilainya yang patut dipertahankan dan ditingkatkan yang dapat memberikan sumbangan
positif bagi upaya kesehatan ( 21 ).
Simpulan
Perbedaan yang mendasar dari pengobatan alternatif dengan kedokteran konvensional lebih
kepada tidak adanya dasar penelitian (6,8,9,20 ). Namun keterbatasan berbagai sumber telah
semakin meningkat, karenanya pengetahuan kedokteran harus tanggap. Bagaikan harta
terpendam, semuanya tidak boleh diabaikan meskipun pada mulanya tidak ilmiah ( 26 ).
SUMBER PUSTAKA
1. Ernst E, Resch L K, White RA. Complementary medicine, What physicians think of it : Meta-
analysis. Arch Intern Med 1995 ; 155 : 3405 – 8.
2. Huang TY, Hong YC. Alternative medicine- formulary evaluation in Asia. Medical Progress
1998 ; June : 5 – 7
3. Verhoef JM, Hagen N, Pelletier G, et all. Alternative therapy use in neurologic diseases, use in
brain tumor patients. Neurology 1999 ; 52 : 617 – 22.
4. Liu JM, Chu HC, Chin YH, et all. Cross sectional study of use of alternative medicines in
Chinese cancer patients. Jpn J Clin Oncol 1997 ; 27 : 37 – 41. 5. Kessler CR, Soukup J, Davis BR, et all. The use of complementary and alternative therapies to
treat anxiety and depression in United States. Am J Psychiatry 2001 ; 158 : 289 – 94.
6. Rees L, Weil A. Integrated medicine. British Med Journal 2001 ; 322 : 119 – 20.
7. Soeprono R. Upaya kesehatan alternatif, melihat kausa internal. Medika 1997 ; September :
718 – 720.
8. Almatsier M. Peran dokter dalam pemanfaatan obat tradisional pada pelayanan kesehatan.
Dexa media 2001 ; 14 : 76 – 77.
9. Marcus M D. How should alternative medicine be taught to medical students and physicians ?.
Acad Med 2001 ; 76 : 224 – 229.
10. Charty M M. Natural Therapies. Harper Collins Pub 1994. P 67 – 268
11. Shealy C N. The Complete illustrated encyclopedia of alternative healing therapies. USA :
Element Books Inc 1999.
12. Mauskop A. Alternative therapies in Headache. AAN, San Diego, CA, April 29 – may 6 ,
2000 : 7 DS.005 –32-36.
13. Kalauokalani D, Sherman J K, Cherkin CD. Acupuncture for chronic low back pain :
diagnosis and treatment patterns among acupuncturists evaluating the same patient. Southern
Med J 2001 ; 94 : 486 – 92.
14. Beyerstein B. Alternative medicine and common errors of reasoning. Acad Med 2001 ; 76 :
230 – 236.
15. Foster MG. An introduction to ethnomedicine. In : WHO : Traditional medicine and health
care coverage. Geneva : WHO 1983. P 17 -24
16. Afdhal FA. Obat tradisional, efektifitasnya dan aspek antropologis. Medika 1988 ; Nopember
: 1079 – 80.
17. Ernaldi bahar. The role of traditional healers on child and adolescent psychiatric cases in
Palembang. JIWA th XV No. 2 Juni 1982.
18. NIH Technology Assesment Panel on Integration of Behavioral and Relaxation Approaches
Into Treatment of Chronic Pain and Insomnia. JAMA 1996 ; 276 : 313 – 318.
19. National Institutes of Health Consensus Statement: Acupuncture. JAMA 1998 ; 280 : 1518 –
24.
20. Turana Y, Pringgoutomo S. Penggunaan produk bahan alami yang lebih rasional. In :
Published.
21. Sosrokusumo P, Maslim R. Peran serta pengobatan tradisional dalam pelayanan kesehatan
jiwa. Medika 1991 ; Juni : 1991.
22. Good M C. Medical Pluralisme. In : Ornstein R ( ed ). The Healing Brain . New York : The
Guilford Press 1990. P 43 – 60.
23. Rosner Fred . Religion and Medicine. Arch Intern Med 2001 ; 161 : 19 – 20.
24. Lee MK, Moss J, Yuan CS. Herbal medicines and perioperative care. JAMA 2001 ; 286 : 208
– 216.
25. Ernst Edzard. Harmless herbs ? a review of the recent literature. Am J Med 1998 ; 108 : 170
-8.
26. Era baru pengobatan Tradisional. Medika 1993 ; Januari : 78 – 79.
dr. Yuda Turana
Pendahuluan
Saat ini penggunaan pengobatan alternatif semakin populer . Dari data didapatkan bahwa di
Amerika , pasien yang menggunakan pengobatan alternatif lebih banyak dibandingkan dengan
yang datang ke dokter umum sedangkan di Eropa penggunaannya bervariasi dari 23 % di
Denmark dan 49 % di Prancis ( 1 ). Di Taiwan 90 % pasien mendapat terapi konvensional
dikombinasikan dengan pengobatan tradisional Cina dan di Australia sekitar 48,5 %
masyarakatnya menggunakan terapi alternatif ( 2 ). Dari data diketahui pula bahwa penggunaan
terapi alternatif pada penyakit kanker bervariasi antara 9 % sampai dengan 45 % dan penggunaan
terapi alternatif pada pasien penyakit saraf bervariasi antara 9 sampai 56 % ( 3 ). Penelitian di
Cina menunjukkan bahwa 64 % penderita kanker stadium lanjut menggunakan terapi alternatif
( 4 ) . Penelitian Kessler et all menunjukkan bahwa 9 dari 10 pasien yang menderita ansietas dan
6 dari 10 penderita depresi berkunjung ke psikiater dan pengobat alternatif ( 5 ). Dokter yang
berkecimpung pada pengobatan alternatif pun meningkat . Di Inggris ada sekitar 40 % dokter
mengadakan pelayanan pengobatan alternatif ( 6 ).
Dari berbagai data di atas terlihat adanya kecenderungan yang besar pemanfaatan pengobatan
alternatif . Kedokteran konvensional tidak dapat mengabaikan pengobatan alternatif ini.
Kedokteran konvensional sangat tergantung dari teknologi yang mahal untuk memecahkan
masalah kesehatan, meskipun kadang pula hal tersebut tidak efektif ( 6,7). Dalam antusiasme
terhadap teknologi, kembali pada pendekatan holistik dan metode-metode sederhana seperti diet
dan metode relaksasi yang dilakukan pada pengobatan alternatif seringkali pula berjalan dengan
efektif ( 6 ). Penelitian juga menunjukkan bahwa pendekatan holistik dan konsultasi dengan
pengobat alternatif / komplementer membuat pasien lebih dapat mengontrol penyakitnya ( 5,6 ).
Pada beberapa kalangan yang berpikiran luas , timbul keraguan pula akan hakekat pelayanan
kedokteran yang cenderung hanya bertumpu pada regionalisasi, pemberian resep obat,
instrumentasi dan pembedahan tanpa memperhatikan faktor intrinsik , aspek kemanusiaan pasien
( 7 ).
Dalam makalah ini penulis mencoba membahas beberapa masalah yang krusial yaitu : Seberapa
efektif manfaat pengobatan alternatif , peranan dokter dan institusi pendidikan kedokteran
terhadap keberadaan pengobatan alternatif .
Apakah pengobatan alternatif benar bermanfaat ?
Sebelum membahas mengenai seberapa besar manfaat pengobatan ini perlu kiranya dibahas
dahulu sedikit mengenai pengobatan alternatif ini. Pengobatan alternatif merupakan bentuk
pelayanan pengobatan yang menggunakan cara, alat, atau bahan yang tidak termasuk dalam
standar pengobatan kedokteran modern ( pelayanan kedokteran standar ) dan dipergunakan
sebagai alternatif atau pelengkap pengobatan kedokteran modern tersebut. Manfaat dan khasiat
serta mekanisme pengobatan alternatif biasanya masih dalam taraf diperdebatkan ( 6,8,9 ). Charthy , dalam Natural therapies ( 10 ) menyebutkan beberapa jenis pengobatan alternatif ,
yaitu : akupresur, akupuntur, teknik alexander, kinesiology, aromaterapi, autogenic therapy,
chiropractice, terapi warna, homeopati, osteopati, hipnoterapi, iridology, naturopathy, terapi
nutrisi, terapi polaritas, psikoterapi , refleksiologi , pemijatan, pengobatan Cina. Sedangkan
dalam ensiklopedia pengobatan alternatif ( 11 ) , Jenis pengobatan ini dibagi dalam 3 kelompok
besar yaitu :
1. Terapi Energi yang meliputi : Akupuntur , Akupresur, Shiatsu, Do-in, Shaolin, Qigong,, T’ai
chi ch’uan, Yoga, Meditasi, Terapi polaritas, Refleksiologi, Metamorphic technique, Reiki,
Metode Bowen, Ayurveda, Terapi tumpangan tangan.
2. Terapi fisik yang meliputi : Masase, Aromaterapi, Osteopati, Chiropractic, Kinesiology,
Rolfing, Hellework, Feldenkrais method, Teknik Alexander, Trager work, Zero balancing,
Teknik relaksasi, Hidroterapi, Flotation therapy, Metode Bates .
3. Terapi pikiran dan spiritual yang meliputi : Psikoterapi, Psikoanalitik, Terapi kognitif, Terapi
humanistik, Terapi keluarga, Terapi kelompok, Terapi autogenik, Biofeedback, Visualisasi,
Hipnoterapi, Dreamwork, Terapi Dance movement , Terapi musik, Terapi suara, Terapi seni,
Terapi cahaya, Biorhythms, Terapi warna.
Dalam sistem pelayanan kesehatan di Inggris, jenis pengobatan alternatif ini dibagi menjadi 3
kelompok besar . Kelompok pertama adalah : Kelompok yang paling terorganisasi dan teratur ,
seperti : akupuntur, chiropractic, pengobatan dengan herbal, homeopati, osteopati. Pengobatan
alternatif yang masuk dalam kelompok ini mempunyai dasar penelitian. Kelompok kedua
adalah : Kelompok pengobatan alternatif yang membutuhkan penelitian lebih lanjut , namun
sudah digunakan sebagai pelengkap dalam sistem pelayanan kesehatan , seperti : hipnoterapi dan
aromaterapi. Kelompok ketiga adalah : kelompok pengobatan alternatif yang belum mempunyai
data sama sekali , seperti : terapi dengan kristal dan pendulum ( 6 ).
Beberapa pendukung terkemuka dari pengobatan alternatif menolak konsep bahwa efektifitas
dari pengobatan alternatif membutuhkan atau dapat dilakukan validasinya dengan penelitian
secara random dan controlled – trial ( 9). Dengan pertimbangan bahwa banyak intervensi
pengobatan alternatif tidak memberikan obat atau melakukan operasi , seperti pengobatan
tradisional Cina , pengobatan Ayurvedic, terapi tumpangan tangan didasarkan pada pandangan
vitalistik dari kesehatan dan penyakit. Terapi –terapi ini percaya adanya energi vital ( qi, prana,
kekuatan spiritual )( 9,10,11) . Masalah lainnya adalah penelitian double-blind, misalnya pada
akupuntur sangat sulit karena metode ‘blinding’ dengan menusukkan jarum tidak memungkinkan
(12) . Sehingga efektifitas pengobatan alternatif dipengaruhi oleh banyak faktor yang tidak dapat
dispesifikasi, dihitung, dan dikontrol dengan metode penelitian double-blind ( 9 ).
Beberapa penelitian telah dilakukan pada akupuntur, tanaman obat, dan chiropractic, namun
kadangkala kesimpulan tidak dapat ditarik karena adanya kekurangan pada rancangan penelitian.
Kesulitan lain yang dihadapi peneliti dalam mengevaluasi efektifitas suatu pengobatan alternatif
adalah tingginya heterogenitas cara yang digunakan untuk mengobati gejala yang sama.
Penelitian Kalauokalani et all ( 13 ) terhadap 7 praktisi akupuntur dalam mengobati nyeri
pinggang bawah , memperlihatkan adanya variasi yang besar pada jumlah titik yang digunakan( antara 5 – 14 titik ) dan jumlah jarum yang digunakan ( antara 7 sampai 26 jarum ) dan
kesamaan titik yang digunakan hanya ada pada 4 titik ( 14 % ). Tingginya heterogenitas ini
menimbulkan tantangan bagi peneliti dalam membuat rancangan penelitian dan cara
menginterpretasikannya.
Beyerstein ( 14 ) ,menyatakan saat seseorang sembuh dari penyakit dengan menggunakan suatu
metode alternatif maka tidak dapat dikatakan metode tersebut benar efektif . Beberapa faktor
yang menyebabkan suatu pengobatan yang tidak efektif menjadi seolah efektif adalah :
1. Penyakit mempunyai perjalanan alami untuk sembuh sendiri.
2. Penyakit mempunyai siklus remisi – eksaserbasi , seperti pada multiple sclerosis, asma, alergi,
dan migren. Bukan tidak mungkin pasien datang pada saat penyakitnya akan membaik.
3. Efek plasebo. Para pengobat alternatif seringkali membuat penyakit seolah dapat lebih
dihadapi. dan pengobat alternatif biasanya lebih antusias dan karismatik ( 15 ). Jadinya
kesembuhan yang dialami lebih kepada faktor psikologis. Sebagai contoh : Pada pasien nyeri
kronik seringkali nyerinya berkurang dengan pendekatan psikologis tanpa menyentuh faktor
patologis yang mendasarinya.
4. Adanya somatisasi dan ketakutan akan hilangnya perasaan ‘sehat’ . Banyak pasien dengan
somatisasi berobat ke dokter dan telah dilakukan berbagai pemeriksaan tidak ditemukan adanya
kelainan. Pasien tersebut akhirnya datang ke pengobat alternatif yang ‘selalu’ menemukan
sesuatu untuk di obati dan jika terjadi ‘ penyembuhan ‘ maka kepercayaan semakin timbul.
Dari sudut aspek antropologis, pandangan efektifitas pengobatan modern dan alternatif-
tradisional sebenarnya menggunakan terminologi yang tidak sama . Pengertian biomedis dari
Barat tidak bisa sama dengan pengertian etnomedis tentang kemanjuran dan terdapat pandangan
di kalangan Barat bahwa di luar sistem medis yang didasarkan ilmu biomedis Barat pasti
irasional karena didasarkan pada magis dan bukannya observasi empiris. Sehingga dalam
menentukan efektifitas pengobatan alternatif – tradisional perlu diadakan suatu pendekatan
multidimensi ( 16 ).
Seberapa besar manfaat pengobatan alternatif berdasarkan tanggapan dokter maupun
pasien penggunanya ?
1. Penelitian meta-analisis terhadap tanggapan dokter mengenai pengobatan alternatif
menunjukkan bahwa dari 12 penelitian yang berbeda , dokter memberikan jawaban yang positif
terhadap keberadaan pengobatan alternatif, terutama terhadap akupuntur, osteopati, homeopati,
dan chiropractic. Pada 5 penelitian diantaranya ditanyakan mengenai bermanfaat atau tidaknya
pengobatan alternatif tersebut. Tanggapan dokter yang menjawab bahwa pengobatan alternatif
bermanfaat berkisar dari 54 % sampai 86 %. Dapat dikatakan di sini bahwa sebagian besar
dokter setuju bahwa pengobatan alternatif bermanfaat pada penyembuhan penyakit ( 1 ). 2.
Penelitian Verhoef et all, pada pasien tumor otak yang menggunakan pengobatan alternatif
menunjukkan dua pertiganya menyatakan bahwa pengobatan tersebut bermanfaat. Secara umum
pasien mengatakan bahwa tingkat ‘ energi ‘ meningkat dan merasa lebih sehat fisik dan mental.Pada sepertiga pasien mempunyai harapan yang tinggi bahwa pengobatan alternatif ini mampu
mengecilkan dan menghilangkan tumornya ( 3 ). 3. Penelitian Ernaldi bahar dkk, terhadap
gangguan kesehatan jiwa pada anak dan remaja di Palembang menunjukkan bahwa orang tua
penderita percaya bahwa pengobatan tradisional lebih kompeten dan mampu mengobati
kesehatan jiwa anaknya ( 17 ). 4. Penelitian Kessler et all, pada pasien yang menderita ansietas
dan depresi didapatkan data bahwa sebagian besar pasien menyatakan pengobatan alternatif
sama berguna dengan pengobatan konvensional ( 5 ) 5. Dalam suatu diskusi panel National
Institut of Health ( NIH ) yang dihadiri oleh 23 ahli di bidang kedokteran perilaku, penanganan
nyeri, ilmu jiwa, ilmu saraf dan psikologi ditemukan berbagai bukti kuat bahwa penggunaan
teknik relaksasi dan terapi perilaku dapat mengurangi rasa nyeri dan masalah insomnia akibat
berbagai kondisi penyakit ( 18 ). Diskusi Panel NIH pernah juga memberikan simpulan bahwa
akupuntur efektif untuk mengurangi nyeri gigi, mual, muntah, nyeri kepala dan nyeri pinggang
bawah ( 12, 19 ).
Bila pengobatan alternatif tidak didukung dengan dasar ilmiah , mengapa banyak orang ,
termasuk yang berpendidikan tinggi menggunakan terapi alternatif ini ?
1. Dari sudut pandang pasien bukan suatu hal yang penting mengenai dasar ilmiah. Pengguna
dari pengobatan alternatif ini biasanya pula sudah mencoba pengobatan konvensional yang tidak
menyembuhkan penyakitnya. Hal ini membuat mereka menilai bahwa nilai statistik adalah tidak
penting . Seringkali pula para pengguna pengobatan alternatif ini mendengar keberhasilan
penyembuhan alternatif dari orang yang baru dikenal , keluarga, dan teman yang mungkin sudah
mengalami kesembuhan dengan penyakit yang serupa melalui pengobatan alternatif tersebut ( 4,
20 ). 2. Kedokteran modern menjadi identik dengan unpersonal dan high cost medicine yang
hanya terjangkau oleh sekelompok kecil masyarakat dan kedokteran modern tersebut belum
mampu secara meyakinkan manangani masalah penyakit degeneratif seperti masalah penuaan ,
kanker, diabetes, hipertensi. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kepercayaan masyarakat dan
minat pencari pertolongan. Apalagi disampingnya terdapat pelayanan kesehatan alternatif yang
menjanjikan ( 21 ). 3. Pengobatan alternatif tradisional masih digunakan oleh sebagian besar
masyarakat bukan hanya karena kekurangan fasilitas pelayanan kesehatan formal yang
terjangkau oleh masyarakat , tetapi lebih disebabkan oleh faktor-faktor sosial budaya dari
masyarakat tersebut. Ia memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat yang dilayani ( 13, 21 ). 4.
Adanya beberapa stereotypes di masyarakat ( 15 ), seperti : - pengobatan alternatif – tradisional
bersifat holistik dan pengobatan modern hanya melihat penyakitnya saja dan adanya dikotomi
penyakit ke dalam dua jenis , yaitu penyakit yang dapat disembuhkan oleh dokter dan penyakit
yang hanya dapat disembuhkan oleh pengobat tradisional. 5. Adanya beberapa manfaat umum
dari pengobatan alternatif – tradisional baik secara psikologis dan sosial yang tidak terpengaruh
dengan keberadaan pengobatan modern , yaitu : mengurangi stress dan kecemasan akibat
ketidakpastian penyakit, biaya yang rendah dan menyenangkan, penguatan dan keterlibatan
langsung pasien dalam penanganan penyakitnya, fungsi kontrol bila ada penyimpangan,
mengurangi trauma akibat perubahan kultural dan mempromosikan identitas kebudayaan ( 22 ,23
).
Peranan fakultas kedokteran dan praktisi kedokteran dalam menyikapi keberadaan
pengobatan alternatifDalam menyikapi keberadaan pengobatan alternatif maka penting bagi fakultas kedokteran untuk
membangun suatu program pendidikan baru bagi mahasiswa kedokteran dan mendukung serta
meningkatkan penelitian mengenai pengobatan alternatif yang nantinya menjadi dasar evaluasi
bagi keamanan dan kerasionalan penggunaannya. Perlu diingat sangatlah mustahil untuk
menuntut keefektifan suatu pengobatan alternatif berdasarkan penelitian eksperimental bila sama
sekali tidak ada dukungan dana yang menunjang ke arah tersebut. Jadinya keefektifan suatu
pengobatan alternatif lebih banyak berdasarkan laporan kasus per kasus dan laporan dari
pengguna maupun dokter yang pernah melihat maupun mengalami sendiri efektifitas dari
pengobatan alternatif tersebut.
Mahasiswa kedokteran perlu diberi informasi mengenai konsep dasar , efektifitas, dan keamanan
dari setiap pengobatan alternatif . Materi pendidikan ini sebaiknya di masukkan dalam kurikulum
fakultas kedokteran dan pelatihan berkelanjutan. Tanpa adanya pendidikan tambahan mengenai
pengobatan alternatif , mahasiswa kedokteran nantinya tidak dapat berfungsi sebagai dokter yang
mampu menerima informasi tentang pengobatan alternatif yang dilakukan oleh pasiennya dan
tidak dapat memberikan informasi dan tuntunan yang akurat untuk pasiennya. Para praktisi
kedokteran pun harus sensitif terhadap pasien pengguna pengobatan alternatif ini terutama untuk
pasien dengan penyakit yang menahun dan sulit disembuhkan seperti : kanker, nyeri menahun ,
dan penyakit saraf degeneratif ( 9 ). Praktisi kedokteran sebaiknya pula mengetahui penggunaan
terapi alternatif pada pasiennya, mengingat kemungkinan adanya reaksi interaksi antar obat
( 24,25 ). Berbeda dengan ilmu kedokteran yang scientific & technological dengan pendekatan
analitik, pengobatan alternatif - tradisional ( berkembang dari tradisi masyarakat tertentu ) lebih
bersifat pre scientific & magico –mystical dengan pendekatan holistik. Pendekatan holistik
dalam pengobatan tradisional yang memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat dapat
diterapkan dalam ilmu kedokteran tanpa harus kehilangan identitas dan sifat keilmuannya. .
Pengobatan tradisional sudah merupakan bagian integral dari lingkungan sosial budaya dan ada
nilai-nilainya yang patut dipertahankan dan ditingkatkan yang dapat memberikan sumbangan
positif bagi upaya kesehatan ( 21 ).
Simpulan
Perbedaan yang mendasar dari pengobatan alternatif dengan kedokteran konvensional lebih
kepada tidak adanya dasar penelitian (6,8,9,20 ). Namun keterbatasan berbagai sumber telah
semakin meningkat, karenanya pengetahuan kedokteran harus tanggap. Bagaikan harta
terpendam, semuanya tidak boleh diabaikan meskipun pada mulanya tidak ilmiah ( 26 ).
SUMBER PUSTAKA
1. Ernst E, Resch L K, White RA. Complementary medicine, What physicians think of it : Meta-
analysis. Arch Intern Med 1995 ; 155 : 3405 – 8.
2. Huang TY, Hong YC. Alternative medicine- formulary evaluation in Asia. Medical Progress
1998 ; June : 5 – 7
3. Verhoef JM, Hagen N, Pelletier G, et all. Alternative therapy use in neurologic diseases, use in
brain tumor patients. Neurology 1999 ; 52 : 617 – 22.
4. Liu JM, Chu HC, Chin YH, et all. Cross sectional study of use of alternative medicines in
Chinese cancer patients. Jpn J Clin Oncol 1997 ; 27 : 37 – 41. 5. Kessler CR, Soukup J, Davis BR, et all. The use of complementary and alternative therapies to
treat anxiety and depression in United States. Am J Psychiatry 2001 ; 158 : 289 – 94.
6. Rees L, Weil A. Integrated medicine. British Med Journal 2001 ; 322 : 119 – 20.
7. Soeprono R. Upaya kesehatan alternatif, melihat kausa internal. Medika 1997 ; September :
718 – 720.
8. Almatsier M. Peran dokter dalam pemanfaatan obat tradisional pada pelayanan kesehatan.
Dexa media 2001 ; 14 : 76 – 77.
9. Marcus M D. How should alternative medicine be taught to medical students and physicians ?.
Acad Med 2001 ; 76 : 224 – 229.
10. Charty M M. Natural Therapies. Harper Collins Pub 1994. P 67 – 268
11. Shealy C N. The Complete illustrated encyclopedia of alternative healing therapies. USA :
Element Books Inc 1999.
12. Mauskop A. Alternative therapies in Headache. AAN, San Diego, CA, April 29 – may 6 ,
2000 : 7 DS.005 –32-36.
13. Kalauokalani D, Sherman J K, Cherkin CD. Acupuncture for chronic low back pain :
diagnosis and treatment patterns among acupuncturists evaluating the same patient. Southern
Med J 2001 ; 94 : 486 – 92.
14. Beyerstein B. Alternative medicine and common errors of reasoning. Acad Med 2001 ; 76 :
230 – 236.
15. Foster MG. An introduction to ethnomedicine. In : WHO : Traditional medicine and health
care coverage. Geneva : WHO 1983. P 17 -24
16. Afdhal FA. Obat tradisional, efektifitasnya dan aspek antropologis. Medika 1988 ; Nopember
: 1079 – 80.
17. Ernaldi bahar. The role of traditional healers on child and adolescent psychiatric cases in
Palembang. JIWA th XV No. 2 Juni 1982.
18. NIH Technology Assesment Panel on Integration of Behavioral and Relaxation Approaches
Into Treatment of Chronic Pain and Insomnia. JAMA 1996 ; 276 : 313 – 318.
19. National Institutes of Health Consensus Statement: Acupuncture. JAMA 1998 ; 280 : 1518 –
24.
20. Turana Y, Pringgoutomo S. Penggunaan produk bahan alami yang lebih rasional. In :
Published.
21. Sosrokusumo P, Maslim R. Peran serta pengobatan tradisional dalam pelayanan kesehatan
jiwa. Medika 1991 ; Juni : 1991.
22. Good M C. Medical Pluralisme. In : Ornstein R ( ed ). The Healing Brain . New York : The
Guilford Press 1990. P 43 – 60.
23. Rosner Fred . Religion and Medicine. Arch Intern Med 2001 ; 161 : 19 – 20.
24. Lee MK, Moss J, Yuan CS. Herbal medicines and perioperative care. JAMA 2001 ; 286 : 208
– 216.
25. Ernst Edzard. Harmless herbs ? a review of the recent literature. Am J Med 1998 ; 108 : 170
-8.
26. Era baru pengobatan Tradisional. Medika 1993 ; Januari : 78 – 79.
Tue Aug 01, 2023 9:56 pm by wisatasemarang
» Portable STATA 18 Crack Full Version
Thu May 11, 2023 5:24 pm by wisatasemarang
» NVivo 12 Crack Full version
Mon Jan 30, 2023 11:16 am by wisatasemarang
» Tutorial Difference In difference (DID (Diff-in-Diff) With Eviews 13
Thu Nov 03, 2022 6:24 am by wisatasemarang
» Online Workshop Smart PLS Minggu, 01 Oktober 2022
Sat Sep 17, 2022 11:35 am by wisatasemarang
» kumpulan ebook tentang robot
Fri Jan 02, 2015 10:04 pm by kyuru
» MANTRA PELET
Wed May 16, 2012 3:31 am by orlandojack
» book love of spell
Sat Mar 24, 2012 8:08 pm by rifqi as
» attraction Formula
Sat Mar 24, 2012 7:09 pm by rifqi as