Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    pelihara sendi sejak dini

    admin
    admin
    Admin
    Admin


    Zodiac : Virgo Jumlah posting : 688
    Join date : 19.03.10
    Age : 36
    Lokasi : Malang-Indonesia

    pelihara sendi sejak dini Empty pelihara sendi sejak dini

    Post by admin Fri Jan 28, 2011 10:16 pm

    Pelihara sendi sejak dini

    Badan kesehatan dunia WHO sejak enam tahun lalu memperkirakan bahwa beberapa
    ratus juta orang telah menderita karena penyakit sendi dan tulang (rematik), dan
    angka tersebut diperkirakan akan meningkat tajam pada tahun 2020.
    Sekjen PBB Kofi Anan pada 30 November 1999 mencanangkan Bone and Joint
    Decade 2000-2010, yang menghimbau pemerintah di seluruh dunia untuk segera
    mengambil langkah dan bekerja sama dengan organisasi kesehatan di tingkat
    nasional maupun internasional, untuk pencegahan penyakit ini.
    Indonesia sendiri menyatakan Dekade Tulang dan Sendi sejak 7 Oktober 2000 di
    Jakarta oleh Menkes?saat itu?Achmad Sujudi. Menurut dia penyakit rematik
    terbanyak ditemukan dalam praktik sehari-dan memberikan dampak morbiditas
    serta disabilitas yang tinggi.
    ?Sejak ekonomi Asia mengalami peningkatan, penyakit ini mulai sering ditemui pada
    usia muda. Banyak ditemui wanita mengalami penyakit ini pada umur 30 tahun dan
    menjadi beban bagi keluarganya,? ujar Amye L. Leong, dalam simposium penyakit
    persendian, di Hong Kong awal pekan ini.
    Menurut pembicara internasional untuk Bone and Joint Decade PBB itu, penyakit
    persendian harus mulai diperhatikan lebih serius khususnya bagi negara-negara
    berkembang yang secara umum belum terjangkau oleh tenaga dokter.
    Rematik merupakan bagian dari penyakit radang sendi atau artitis. Penyakit ini
    banyak sekali macamnya mencapai sedikitnya 100 jenis, dengan penyebab dan
    gejala yang hampir sama.
    Ada yang disebut osteoartitis dan polimialga rematik yang banyak mengenai mereka
    yang berusia di atas 40 tahun. Ada pula yang disebut artitis rematoid (rheumatoid
    arthitis) yang menyerang mereka berusia usia 20-50 tahun, terutama perempuan.
    Penyebab rematik sangat bervariasi tapi umumnya karena masalah otoimun
    (aoutoimune), dimana sistem kekebalan tubuh berbalik menyerang jaringan
    persendian.
    Akibatnya tulang rawan di sekitar sendi menipis. Sebagai gantinya terbentuklah
    tulang baru. Ketika tubuh bergerak, tulang-tulang di persendian bersinggungan.
    Inilah yang memicu rasa sakit dan nyeri yang hebat.
    Gejala rematik jenis osteoartitis a.l. nyeri pada persendian setelah beraktivitas, rasa
    nyeri ketika terjadi perubahan cuaca dari panas ke dingin, terjadi peradangan dan
    hilangnya fleksibilitas sendi, dan sendi terlihat kemerahan dan berasa panas.
    Sementara gejala artritus rematoid a.l. sendi terasa kaku di pagi hari, sendi bengkak
    tanpa sebab yang jelas, gerak terbatas seperti sulit bangun dan memakai pakaian.
    Juga merasa nyeri di persendian, terutama di pagi hari dan membaik di siang hari.
    Rematik juga dipicu oleh faktor pertambahan usia. Setiap persendian tulang memiliki
    lapisan pelindung sendi yang menghalangi terjadinya gesekan antartulang. Dan didalam sendi terdapat cairan yang berfungsi sebagai pelumas, sehingga tulang dapat
    digerakkan dengan leluasa.
    Pada mereka yang sudah berusia lanjut, lapisan pelindung persendian mulai menipis
    dan cairan tulang mulai mengental, menyebabkan tubuh menjadi kaku dan sakit saat
    digerakkan.
    Bagi mereka yang melakukan pola hidup sehari-hari tak sehat, akan berisiko
    mengidap rematik cukup besar. Terutama bagi mereka yang menyukai makanan dari
    hewani.
    Jarang ke dokter
    WHO mencatat penderita gangguan sendi di Indonesia mencapai 81% dari total
    populasi. Yang memprihatinkan dari jumlah tersebut hanya 29% yang pergi ke
    dokter, sedangkan 71% nya cenderung langsung mengkonsumsi obat-obatan pereda
    nyeri yang dijual bebas.
    Angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara penduduknya paling tinggi
    menderita gangguan sendi jika dibandingkan negara-negara di Asia seperti Hong
    Kong, Malaysia, Singapura dan Taiwan.
    Padahal, menurut Bruce Caterson Cardiff University, Inggris obat pereda nyeri atau
    nonsteroid antiinflamatory drugs (NSAIDs) sebagai terapi. Sebab terapi dengan
    NSAIDs memang akan mengurangi gejala, namun proses kerusakan sendi tetap
    berjalan.
    Senada dengan hal tersebut Handono Kalim, Ketua Asosiasi Rematik Indonesia
    menuturkan dalam jumlah besar NSAIDs dapat menyebabkan kerusakan bagi
    lambung dan ginjal.
    ?Penderita penyakit ini di Amerika setiap tahunnya mencapai 107.000. Korban jiwa
    akibat penggunaan NSAIDs mencapai 16.500 tiap tahun,? ujarnya.
    Untuk mencegah terjadinya degenerasi tulang rawan tersebut, dunia kedokteran
    mengenal Disease Modifying Anti-Osteoarthritis Drugs (DMOADs) yang dikenal
    sebagai kondroprotektor.
    Kondroprotektor diartikan sebagai obat yang memiliki efek untuk memodifikasi
    gejala osteoart OA (nyeri dan gangguan mobilitas) dan struktur (integrasi rawan
    sendi).
    Kondroprotektor ditujukan tidak hanya perlindungan terhadap rawan sendi namun
    lebih jauh lagi dalam pencegahan, penghentian dan perlambatan proses patologi OA
    dan penyembuhan atau mengembalikan pembengkakan rawan sendi.
    Efek perbaikan simptomatik dan struktural ini diperlihatkan oleh kombinasi obat jenis
    chondroitin sulfate (CS) dan glucosamine sulfate (GS).
    Saat ini dikenal penggunaan CS dan GS yang dikombinasikan dengan komponen lain
    dengan berbagai tujuan, misalnya omega-3. Kombinasi ini memberikan efek
    sinergistik yang lebih besar terutama dalam pengurangan rasa nyeri. Hal ini memberikan keuntungan dengan berkurangnya pemakaian Non Steroid Anti
    Inflammation Drugs (NSAIDs), sehingga efek sampingnya pada lambung dan ginjal
    juga berkurang.
    Omega 3 secukupnya
    Meski sejak 1700-an omega 3 sudah mendapat perhatian besar dari para ahli
    kesehatan. Zat gizi ini berperan vital dalam mendukung kesehatan serta mencegah
    munculnya penyakit degeneratif (akibat penuaan).
    Dan makin diperhatikan selain diketahui omega 3 di diperlukan pada proses tumbuh
    sel-sel otak dan kecerdasan anak sejak dalam kandungan hingga mencegah penyakit
    degeneratif sejak janin.
    Pada saat dewasa zat gizi ini merupakan unsur utama sintesa senyawa prostaglandin
    yang berperan dalam kesehatan sistem peredaran darah dari proses aterosklerosis,
    penyakit jantung, hipertensi, hingga stroke.
    Namun, omega-3 sebagai salah satu senjata menghadapi gangguan sendi baru bisa
    terbukti sekitar dua dasawarsa lalu. Tak lain karena diperlukan uji klinis yang
    menyeluruh dan bisa dipertanggungjawabkan.
    Menurut John H. Harwood dari Cardiff School of Bioscienses, Inggris rahasia
    kekuatan obat ini berasal dari kandungan eicosapentaenoic acid (EPA) dan
    docosahexaeonic acid (DHA) yang berfungsi menyeimbangkan proses degradasi dan
    sintesis di persendian.
    Untuk memenuhinya terdapat dua cara yaitu melalui konsumsi suplemen gizi buatan
    seperti zat besi, iodium, vitamin A, hingga omega-3 dan dengan cara food based
    (pola dan kebiasaan makan).
    Cara yang lebih baik, aman, ekonomis dan efektif sebenarnya bisa dilakukan dengan
    cukup mengandalkan makanan dan pola konsumsi sehari-hari.
    Untuk sumber omega 3 sendiri terutama terdapat pada pangan hewani dan nabati
    laut a.l ikan lemuru, tuna, tongkol, cakalang, cod, rumput laut, dan ganggang laut
    Sedangkan pangan lainnya antara lain minyak nabati dan sayuran hijau.

      Similar topics

      -

      Waktu sekarang Sun Apr 28, 2024 7:24 am