Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Join the forum, it's quick and easy

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

ingin bergabung dengan elrakyat.tk klik pendaftaran. jika anda sudah pernah mendaftar silakan login. jangan lupa ajak kawan-kawanmu ke mari , dan jadilah top poster di forum kita

Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Forum Komunitas pecinta koleksi jadul

salah satu forum terbesar tempat kita bernostalgia

Login

Lupa password?

Our traffic

info rakyat

Sun Oct 31, 2010 9:05 pm by admin

---------------
PEMBERITAHUAN....

SF ZONA RELIGI SEKARANG KAMI PINDAH KE [You must be registered and logged in to see this link.] ANDA BISA BERPARTISIPASI DAN MENJADI MODERATOR SESUAI PERMINTAAN ANDA DENGAN REQUEST VIA SMS NO ADMIN 081945520865


Sekilas Info

Sun Jun 27, 2010 2:44 pm by admin

kabar gembira, forum lentera-rakyat mulai hari ini juga bisa diakses melalui [You must be registered and logged in to see this link.]


    editing berita

    sumanto
    sumanto
    Mega Ultimate Member


    Zodiac : Libra Jumlah posting : 123
    Join date : 03.07.10
    Age : 58
    Lokasi : di belakangmu

    editing berita Empty editing berita

    Post by sumanto Sun Aug 08, 2010 8:08 pm

    Editing Tulisan





    PROSES KERJA JURNALISTIK


    1. Rapat
      Redaksi
    2. Repotase
    3. Penulisan
      Berita
    4. EDITING: proses memeriksa kembali naskah/tulisan untuk
      menyempurnakan tulisan, yang menyangkut ejaan, gaya bahasa, kelengkapan data,
      efektivitas kalimat, dan sebagainya.
      Pelaku disebut editor atau
      redaktur
    5. Setting
      dan Lay Out
      : proses pemilihan Setting
      merupakan proses pengetikan naskah yang menyangkut pemilihan jenis dan
      ukuran huruf. Sedangkan
      layout merupakan penanganan tata letak dan penampilan fisik penerbitan
      secara umum. Setting dan layout merupakan tahap
      akhir dari proses kerja jurnalistik. Setelah proses ini selesai, naskah
      dibawa ke percetakan untuk dicetak sesuai oplah yang ditentukan.






    PROSES
    EDITING (MENYUNTING NASKAH)



    A. PENYUNTINGAN SECARA REDAKSIONALà Editor memeriksa tiap kata dan kalimat agar logis,
    mudah dipahami, dan tidak rancu (benar ejaan, punya arti, dan enak dibaca).



    B. PENYUNTINGAN SECARA SUBSTANSIAL à Editor memperhatikan dat dan fakta agar tetap akurat
    dan benar. Isi tulisan mudah dimengerti. Sistematika harus tetap terjaga.






    MENYUNTING BUKAN SEKADAR MEMOTONG TULISAN AGAR PAS
    DENGAN SPACE, TAPI JUGA MEMBUAT
    TULISAN YANG ENAK DIBACA DAN MENARIK, AND TIDAK MEMPUNYAI KESALAHAN FAKTUAL





    KEGIATAN EDITING




    • Memperbaiki kesalahan-kesalahan faktual.
    • Menghindari kontradiksi dan mengedit berita untuk diperbaiki.
    • Memperbaiki keaslahan ejaan
      (tanda baca, tatabahasa, angka, nama, dan alamat).
    • Menyesuaikan gaya bahasa dengan
      gaya surat kabar bersangkutan.
    • Mengetatkan tulisan (meringkas
      beberapa kalimat menjadi satu atau dua kalimat yang memiliki kejelasan
      makna serupa).
    • Menghindari dari unsure-unsur penghinaan, arti ganda, dan
      tulisan yang memeuakkan (bad taste).
    • Melengkapi tulisan dengan
      bahan-bahan tipografi (missal, anak judul/subjudul).
    • Menulis judul yang menarik.
    • Menulis keterangan gambar/caption untuk gambar/foto dan
      pekerjaan lain yang bersangkutan dengan cerita yang disunting.
    • Menelaah kembali hasil tulisan
      yang telah dicetak, mungkin masih terdapat kesalahan secara redaksional
      dan substansial.



    FOKUS
    EDITOR



    1. Sadar akan latar belakang
    para pembaca (umur, taraf hidup, dan gaya hidup) sehingga naskah diharapkan sesuai
    dengan latar belakang itu.


    1. Tegas
    2. Memperbaiki tulisan tanpa merusak cara penulis
      memaparkan pendapatnya.

    3. Haiti-hati
      dengan iklan terselubung yang masuk dalam tulisan.






    JIWA REDAKTUR




    1. Memiliki
      wawasan luas
      à ilmu jurnalistik.
    2. Berkepala dingin, sanggup bekerja dalam suasana
      tergesa-gesa dan rumit, tanpa menderita perasaan tertekan.

    3. Cermat,
      hati-hati, tekun, dan tegas.

    4. elihat sesuatu dari sudut pandang pembaca (berorientasi
      pada kepentingan pembaca)




    editing berita Clip_image001




    PRINSISP
    DASAR BAHASA JURNALISTIK/PERS





    q Fungsi à bahasa komunikasi massa à harus jelas dan mudah dibaca dengan
    tingkat ukuran intelektual minimal. Menurut JS Badudu
    (1988) bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat khas di antaranya:


    1.
    Singkat, artinya bahasa
    jurnalistik harus menghindari penjelasan yang panjang dan bertele-tele.


    2. Padat, artinya bahasa jurnalistik yang singkat itu sudah mampu
    menyampaikan informasi yang lengkap. Menerapkan prinsip 5 wh, membuang kata-kata mubazir dan menerapkan
    ekonomi kata.


    3. Sederhana, memilih kalimat tunggal
    dan sederhana, bukan kalimat majemuk yang panjang, rumit, dan kompleks. Kalimat
    yang efektif, praktis, sederhana pemakaian kalimatnya, tidak berlebihan
    pengungkapannya (bombastis)


    4. Lugas, artinya bahasa jurnalistik
    mampu menyampaikan pengertian atau makna informasi secara langsung dengan
    menghindari bahasa yang berbunga-bunga .


    5.
    Menarik,
    artinya dengan menggunakan pilihan kata yang masih hidup, tumbuh, dan
    berkembang. Menghindari kata-kata yang sudah mati.





    Terdapat empat prinsip retorika tekstual yang dikemukakan Leech, yaitu prinsip
    prosesibilitas, prinsip kejelasan, prinsip ekonomi, dan prinsip
    ekspresifitas.


    • Prinsip prosesibilitas, menganjurkan agar teks
      disajikan sedemikian rupa sehingga mudah bagi pembaca untuk memahami pesan
      pada waktunya. Dalam proses memahami pesan penulis harus menentukan (a)
      bagaimana membagi pesan-pesan menjadi satuan; (b) bagaimana tingkat
      subordinasi dan seberapa pentingnya masing-masing satuan, dan (c) bagaimana
      mengurutkan satuan-satuan pesan itu. Ketiga macam
      itu harus saling berkaitan satu sama lain.



    Penyusunan bahasa jurnalistik dalam surat
    kabar berbahasa Indonesia,
    yang menjadi fakta-fakta harus cepat dipahami oleh pembaca dalam kondisi apa
    pun agar tidak melanggar prinsip prosesibilitas ini. Bahasa jurnalistik Indonesia
    disusun dengan struktur sintaksis yang penting mendahului struktur sintaksis
    yang tidak penting





    Perhatikan contoh
    berikut:


    Pangdam VIII/Trikora Mayjen TNI Amir Sembiring mengeluarkan
    perintah tembak di tempat, bila masyarakat yang membawa senjata tajam, melawan
    serta tidak menuruti permintaan untuk menyerahkannya. Jadi petugas akan meminta
    dengan baik. Namun jika bersikeras dan melawan, terpaksa akan ditembak di
    tempat sesuai dengan prosedur (Kompas, 24/1/99)








    Contoh (1) terdiri dari dua kalimat,
    yaitu kalimat pertama menyatakan pesan penting dan kalimat kedua menerangkan
    pesan kalimat pertama.





    2.
    Prinsip kejelasan, yaitu agar teks itu mudah dipahami.
    Prinsip ini menganjurkan agar bahasa teks menghindari ketaksaan (ambiguity).
    Teks yang tidak mengandung ketaksaan akan dengan mudah dan cepat dipahami.


    Perhatikan
    Contoh:


    (1)
    Ketika mengendarai mobil dari rumah menuju kantornya di
    kawasan Sudirman, seorang pegawai bank, Deysi Dasuki, sempat tertegun mendengar
    berita radio. Radio swasta itu mengumumkan bahwa kawasan Semanggi sudah penuh
    dengan mahasiswa dan suasananya sangat mencekam (Republika, 24/11/98)





    (2)
    Wahyudi menjelaskan, negara rugi karena pembajak buku
    tidak membayar pajak penjualan (PPN) dan pajak penghasilan (PPH). Juga pengarang, karena mereka tidak
    menerima royalti atas karya ciptaannya. (Media Indonesia, 20/4/1997).








    Contoh (3) dan (4) tidak
    mengandung ketaksaan. Setiap pembaca akan menangkap pesan yang sama atas teks
    di atas. Hal ini disebabkan teks tersebut dikonstruksi oleh kata-kata yang
    mengandung kata harfiah, bukan kata-kata metaforis.





    3.
    Prinsip ekonomi.
    Prinsip agar teks itu singkat tanpa harus merusak dan mereduksi pesan.


    Ketua
    DPP PPP Drs. Zarkasih Noer menyatakan, segala bentuk dan usaha untuk
    menghindari disintegrasi bangsa dari mana pun atau siapa pun perlu disambut
    baik (Suara Pembaruan, 21/12/98





    4.
    Prinsip
    ekspresivitas
    . Prinsip ini dapat pula disebut prinsip ikonisitas. Prinsip
    ini menganjurkan agar teks dikonstruksi selaras dengan aspek-aspek pesan. Dalam
    wacana jurnalistik, pesan bersifat kausalitas dipaparkan menurut struktur
    pesannya, yaitu sebab dikemukakan terlebih dahulu baru dikemukakan akibatnya.
    Demikian pula bila ada peristiwa yang terjadi berturut-turut, maka peristiwa
    yang terjadi lebih dulu akan dipaparkan lebih dulu dan peristiwa yang terjadi
    kemudian dipaparkan kemudian.


    q
    Dalam
    situasi bangsa yang sedang kritis dan berada di persimpangan jalan, karena
    adanya benturan ide maupun paham politik, diperlukan adanya dialog nasional.
    “Dialog diperlukan untuk mengubur masa lalu, dan untuk start ke masa depan”. Tutur Prof. Dr. Nurcholis Madjid kepada
    Kompas di kediamannya di Jakarta Rabu (23/12) (Kompas, 24/12/98).





    Pada
    contoh tampak bahwa kalimat pertama menyatakan sebab dan kalimat kedua
    mendatangkan akibat.





    Pemakaian Kata, Kalimat dan Alinea


    Bahasa
    jurnalistik juga mengikuti kaidah bahasa Indonesia baku. Namun pemakaian bahasa
    jurnalistik lebih menekankan pada daya kekomunikatifannya. Para pembelajar BIPA
    tingkat lanjut dapat mempotensikan penggunaan bahasa Indonesia ragam
    jurnalistik dengan beberapa usaha.


    1. Pemakaian kata-kata yang bernas.
    Kata merupakan modal dasar dalam menulis. Semakin banyak kosakata yang dikuasai
    seseorang, semakin banyak pula gagasan yang dikuasainya dan sanggup
    diungkapkannya.


    Dalam
    penggunaan kata, penulis yang menggunakan ragam BI Jurnalistik diperhadapkan
    pada dua persoalan yaitu ketepatan dan kesesuaian pilihan kata. Ketepatan
    mempersoalkan apakah pilihan kata yang dipakai sudah setepat-tepatnya, sehingga
    tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis dan pembaca. Sedangkan
    kesesuaian mempersoalkan pemakaian kata yang tidak merusak wacana.


    2.
    Penggunaan kalimat efektif. Kalimat dikatakan efektif
    bila mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan itu berlangsung sempurna.
    Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud yang disampaikan itu tergambar
    lengkap dalam pikiran si pembaca, persis apa yang ditulis. Keefektifan kalimat
    ditunjang antara lain oleh keteraturan struktur atau pola kalimat. Selain
    polanya harus benar, kalimat itu harus pula mempunyai tenaga yang menarik.


    3. Penggunaan alinea/paragraf yang
    kompak. Alinea merupakan suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih
    tinggi atau lebih luas dari kalimat. Setidaknya dalam satu alinea terdapat satu
    gagasan pokok dan beberapa gagasan penjelas.
    Pembuatan alinea bertujuan memudahkan pengertian dan pemahaman dengan
    memisahkan suatu tema dari tema yang lain.

      Waktu sekarang Mon Apr 29, 2024 8:58 pm